Arah dan Kebijakan Umum Pembangunan 1. Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Makro
MEMBANGUN OKI DARI DESA 111
4. Mendorong dan menggerakkan perekonomian berbasis masyarakat yang berkualitas,
berkelanjutan dan berpihak kepada masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir. Ekonomi berbasis masyarakat yang dimaksud adalah perekonomian yang senantiasa
menyelaraskan antara kondisi dan potensi daerah dengan kinerja ekonomi. Fokusnya adalah menggerakkan perekonomian yang mampu mendorong terjadinya pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas sehingga berdampak nyata pada menurunnya angka kemiskinan dan memperluas lapangan kerja.
5. Mengendalikan dan mengawasi pemanfaatan ruang sesuai peruntukkannya, dan juga
mengendalikan alih fungsi lahan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan untuk pembangunan yang berkelanjutan.
6. Menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat baik antar suku, ras dan agama sehingga
masyarakat merasa tenteram dan damai dalam menjalankan aktivitas nya sehari-hari
6.2. Arah dan Kebijakan Umum Pembangunan 6.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Makro
Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilitas Ekonomi
Struktur ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir, sesuai dengan ciri perekonomian daerah perdesaan, didominasi oleh sektor primer, yaitu sektor pertanian.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi didukung oleh konsumsi masyarakat dan konsumsi
pemerintah dan
investasi harus
dapat menggerakkan
perekonomian. Pengeluaran
pemerintah ikut berperan besar dalam mendorong perekonomian dengan percepatan realisasi program-program pembangunan.
Konsumsi masyarakat terus didorong dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui upaya mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan bahan pokok. Upaya untuk
mendorong investasi
dilakukan dengan
peningkatan harmonisasi
kebijakan dan
penyederhanaan prosedur
perijinan investasi
dan peningkatan
fasilitas investasi.
Pembangunan ekonomi di kabupaten Ogan Komering Ilir diarahkan untuk mengatasi berbagai
permasalahan ekonomi
masyarakat dengan
tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
MEMBANGUN OKI DARI DESA 112
6.2.1.1 Peningkatan Daya Saing 6.2.1.1.1. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha
Peningkatan iklim investasi dan usaha sangat penting untuk dapat mendorong
pertumbuhan nilai investasi dan mendorong berkembangnya usaha. Dengan meningkatnya investasi dan berkembangnya usaha diharapkan dapat mendorong aktivitas perekonomian,
karena dapat menggerakkan usaha lain yang terkait dan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Pada akhirnya, pengembangan investasi dan usaha ini akan dapat mendorong
peningkatan daya beli masyarakat, yang kemudian dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, peningkatan iklim investasi dan
iklim usaha menjadi sangat penting bagi perekonomian daerah karena dapat memberikan efek yang berkorelasi positif dengan pembangunan ekonomi. Peningkatan iklim investasi dan
iklim usaha difokuskan pada: a. Penyusunan, penyederhanaan dan harmonisasi berbagai regulasi dan kebijakan yang
bertujuan untuk memberikan transparansi, kepastian dan kemudahan untuk melakukan investasi dan berusaha;
b. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP untuk mempercepat dan mempermudah proses perizinan dan non perizinan untuk berinvestasi dan
mengembangkan usaha di daerah; c. Mendorong peran dunia usaha dalam perekonomian daerah, melalui berbagai
kebijakan pemerintah daerah yang kondusif antara lain melalui deregulasi dan debirokrasi yang dituangkan dalam berbagai peraturan pemerintah daerah dalam
bentuk peraturan daerah maupun peraturan kepala daerah; d. meningkatkan
keamanan dan
kenyamanan berusaha
melalui pemberdayaan
masyaarakat dan peningkatan koordinasi dengan unsur-unsur penegak hukum di daerah dalam menyelesaikan berbagai konfliksengketa di daerah;
Regulasi yang jelas dan prosedur yang lebih sederhana akan memudahkan investor dan pengusaha dalam melaksanakan regulasi tersebut, karena tidak akan menimbulkan
salah persepsi dan dapat mengurangi biaya ekonomi tinggi. Sementara itu, penyelenggaraan PTSP yang baik akan memberikan kepastian berusaha, memudahkan investor dan
pengusaha dalam memproses perijinan, serta meningkatkan efisiensi proses pengurusan perijinan karena perijinan dapat diproses dengan lebih cepat dengan biaya yang lebih
transparan.
MEMBANGUN OKI DARI DESA 113
6.2.1.1.2. Pembangunan Infrastruktur Pembangunan infrastruktur diarahkan dalam upaya pengembangan dan konektivitas
wilayah serta penyediaan infrastruktur dasar perkotaan yang memadai. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur penting dalam menciptakan iklim investasi dan iklim usaha. Arah
dan kebijakan dalam pembangunan infrastruktur dititikberatkan pada 1. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur perdesaan 2. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur
transportasi yang menjadi penghubung antara pusat lingkungan dan sub pusat pelayanan kota dengan pusat pelayanan kota; 2 pemerataan pembangunan infrastruktur listrik dalam
rangka ketersediaan
energi; 3.
Pembangunan infrastruktur air bersih; 4. Fasilitasi pemerataan pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi; dan 5. Peningkatan
kerjasama dengan pihak swasta KPS dalam pembangunan infrastruktur untuk pelayanan publik; 6. Peningkatan kualitas sanitasi kawasan perkotaan.
6.2.1.2. Peningkatan Daya Tahan Ekonomi Upaya peningkatan daya tahan ekonomi diarahkan pada peningkatan ketahanan
pangan terutama yang berbasis sumberdaya lokal. Peningkatan ketahanan pangan harus terus didorong untuk mampu menggerakkan perekonomian daerah. Ketahanan pangan
meme gang peranan penting dalam perekonomian daerah karena dapat menjaga stabilitas ekonomi. Arah kebijakan dari aspek ketersediaan pangan antra lain : 1 Meningkatkan
ketersediaan input produksi benihbibit, pupuk, irigasi, pakan, obat-obatan, lahan, alat dan mesin dengan kualitas yang baik dan jumlah yang memadai serta tersedia setiap saat
dibutuhkan serta kebijakan subsidi input yang lebih efisien; 2 Meningkatkan dan menguatkan dukungan penyuluhan; 3 Mengembangkan infrastruktur pertanian. Sedangkan
arah kebijakan dari aspek akesibilitas pangan diupayakan melalui peningkatan efisiensi aksesibilitas pangan dilakukan melalui : 1 Meningkatkan jumlah cadangan pangan
pemerintah untuk stabilisasi harga; 2 Mengembangkan kebijakan perdagangan yang mendukung ketahanan pangan; 3 Meningkatkan sarana dan prasarana guna efisiensi
dalam perdagangan dan mengurangi kerusakan bahan pangan; 4 Mengembangkan kebijakan dan regulasi guna memperlancar dan mengefisiensikan distribusi bahan pangan;
dan 5 Mengembangkan usaha pengolahan dan pemasaran produk pangan.
MEMBANGUN OKI DARI DESA 114
6.2.1.2.1. Kemiskinan Penanggulangan kemiskinan diupayakan melalui strategi dan kebijakan makro
dan strategi dan kebijakan klaster di harapkan dapat meningkatkan kapasitas dan produktivitas
masyarakat miskin. Secara ekonomis, peningkatan kapasitas dan produktivitas masyarakat ini dih arapkan dapat meningkatkan penguatan ekonomi mealui pemberdayaan ekonomi
berbasis kerakyatan. Secara makro, tingkat pertumbuhan ekonomi dapat berdampak positif bagi penciptaan lapangan kerja baru dan perluasan kesempatan kerja di masyarakat.
Stabilitas ekonomi khususnya pengendalian terhadap inflasi untuk bahan makanan pokok diharapkan dapat menjaga konsumsi masyarakat miskin.
Secara operasional sinergi 4 empat klaster penanggulangan kemiskinan masih tetap menjadi kebijakan dalam rangka pengurangan tingkat kemiskinan. Kegiatan-kegiatan pada
Klaster 1 Bantuan dan Perlindungan Sosial dan Klaster 4 Program Pro-Rakyat diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin sehingga pada gilirannya kapasitas
mereka akan terus meningkat secara sosial dan ekonomi. Sementara, kegiatan-kegiatan pada Klaster 2 Pemberdayaan Masyarakat dan Klaster 3 Pemberdayaan Usaha Mikro
diharapkan dapat memberikan landasan bagi pengembangan kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat miskin yang berorientasi kepada peningkatan pendapatan masyarakat
miskin dalam jangka pendek dan peningkat an produktivitas dalam jangka panjang dalam upaya menggerakan perekonomian.
Untuk sektor riil beberapa kebijakan dalam rangka optimalisasi program-program penanggulangan kemiskinan antara lain 1 Mengintegrasikan perencanaan seluruh program
penanggulangan kemiskinan ke dalam mekanisme dan proses perencanaan reguler melalui Musrenbang; 2 Meningkatkan sinkronisasi perencanaan, pen ganggaran dan pelaksanaan
kegiatan penanggulangan
kemiskinan di
daerah; dan
3 Meningkatkan
koordinasi kelembagaan lintas SKPD serta peningkatan intensitas peran dan fungsi TKPKD dalam
mengkoordinasikan, mensikronisasikan dan mengintegrasikan seluruh lembaga, program dan kegiatan yang terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan di daerah.
Kebijakan umum yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk mewujudkan
program pembangunan
yang mendukung
Tujuan Pertama
Millenium Development Goals MDGs “Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan” dapat dibagi sesuai
dengan 4 klaster penanggulangan kemiskinan. Kebijakan umum klaster I Bantuan dan Perlindungan Sosial yaitu 1 Perluasan akses pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat
miskin, 2 Peningkatan upaya perlindungan, pelayanan dan rehabilitasi sosial, 3 Peningkatan
MEMBANGUN OKI DARI DESA 115
upaya pemberdayaan masyarakat, 4 Perluasan akses pendidikan gratis untuk masyarakat miskin. 5 Pemberian raskin untuk masyarakat miskin. Kebijakan umum klaster
II Pemberdayaan
Masyarakat yaitu
1 Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui
program PNPM, 2 Sinergitas dan peningkatan kualitas program pemberdayaan mayarakat. Kebijakan umum klaster III Pemberdayaan UMKM yaitu Peningkatan kerjasama dengan
pihak swasta dan BUMN dalam fasilitasi kredit usaha terhadap pelaku usaha ekonomi kecil dan menengah. Kebijakan umum klaster IV Program Pro-Rakyat yaitu Pembangunan dan
pemerataan infrastruktur yang menyentuh masyarakat. 6.2.1.2.2. Pengangguran
Secara makro kebijakan dalam upaya mengurangi pengangguran adalah optimalisasi program lintas bidang. Dengan meningkatkan pertumbuhan investasi di Kabupaten Ogan
Komering Ilir diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menyerap tenaga kerja baik dari sektor formal, informal dan nonformal. Secara operasional kebijakan–kebijakan
utama yang akan dilaksanakan yaitu 1 Membangun infrastruktur pengembangan kompetensi kerja, sebagai tahap awal dalam me mpersiapkan tenaga kerja yang
berkompeten agar dapat bersaing dalam rangka pemenuhan SDM tenaga kerja y ang berkualitas; dalam pasar global. 2 Meningkatkan kerjasama baik dengan lembaga-lembaga
pendidikan dan pelati han profesi, baik milik pemerintah, swasta, maupun perusahaan yang menyelen ggarakan pelatihan berbasis kompetensi. Penyiapan saranaprasarana, instruktur,
pembiayaan dan pengelolaan lembaga pelatihan yang memenuhi aspek standar mutu kelembagaan menjadi prioritas; 3 Mempersiapkan regulasi yang mendukung upaya
penempatan pencari kerja; 4 Meningkatkan efektivitas pelaksanaan programkegiatan yang dapat mendorong pengembangan minat usaha dan kewirausahaan; 5 Meningkatkan akses
kepada informasi peluang kerja melalui media elektronik maupun cetak. 6.2.1.3. Peningkatan Pembangunan Sumber Daya Manusia
Dalam rangka menjadikan SDM sebagai isu
sentral pembangunan daerah untuk mendukung upaya meningkatkan dan memperluas kesejahteraan rakyat, kebijakan
pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam memastikan bahwa layanan pendidikan tersedia secara memadai dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Satuan pendidikan
mulai dari
jenjang pendidikan
dasar sampai
pendidikan menengah
harus dapat
mengakomodasi setiap anak usia sekolah yang memerlukan layanan pendidikan. Bahkan layanan pendidikan harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan dalam
MEMBANGUN OKI DARI DESA 116
rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan adalah menyediakan infrastruktur pendidikan untuk mendukung peningkatan layanan pendidikan yang bermutu bagi
masyarakat dan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik. Untuk peningkatan kualitas SDM yang sehat untuk difokuskan pada peningkatan
akses dan layanan kesehatan yang berkualitas, merata, terjangkau dengan kebijakan
antara lain dengan: 1 Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dananak;
2 Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
serta penyehatan lingkungan; 3 Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata; 4 Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan; 5 Peningkatan
ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiatmanfaat dan mutu obat, alat kesehatan dan makanan, 6 Peningkatan akses pelayanan KB berkualitas yang
merata 7 Peningkatan kualitas kelembagaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.