PENDAHULUAN KACANG TANAH_DOKUMEN ORIENTASI CLUSTER PENELITIAN

II. PENDAHULUAN

Langkah strategis yang menjamin keberhasilan program ketersediaan pangan yang berkesinambungan ialah adanya informasi hasil-hasil penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah, penelitian morfologi, fisiologi, budidaya, ekologi, entomologi, dan fitopatologi, serta penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis. Koleksi plasma nutfah kacang tanah di Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian BB-Biogen sampai tahun 2002 berjumlah 1146 aksesi terdiri dari 176 aksesi varietas introduksi, 374 aksesi varietas lokal, 29 aksesi varietas unggul nasional, 565 aksesi populasi galur persilangan asal Bogor dan Sukamandi, serta 2 aksesi varietas liar Rais, 2008. Aksesi varietas lokal umumnya dinamakan berdasarkan daerah tempat kacang tanah itu di budidayakan, seperti kacang tuban Jawa, kanonang Sulawesi Utara, gorontalo Gorontalo, siborong-borong Sumatera. Keragaman plasma nutfah kacang tanah yang beradaptasi dengan beragam wilayah sebagai varietas lokal bisa dijadikan sumber bahan genetik bagi pelaksanaan program pemuliaan kacang tanah di Indonesia. Kacang tanah di Indonesia dinamakan berdasarkan daerah tempat dimana varietas itu dibudidayakan. Usaha koleksi atau pengumpulan plasma nutfah dilakukan dengan cara mendatangkan atau mengambil varietas lokal dari berbagai tempat yang merupakan sentra produksi dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Penampilan varietas lokal lebih dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tumbuhnya. Di Amerika Selatan, diversitas karakter yang ditemui di pasar-pasar tradisional disebabkan karena para petani lokal menanam berbagai macam genotip di dalam satu lahan. Seleksi atau pemilihan benih didasarkan pada karakter polong dan biji Stalker and Simpson, 1995. Kondisi ini mengakibatkan beragamnya karakter agronomi yang dikoleksi. Holbrook and Stalker 2003, dalam perkembangan di bidang teknologi molekuler terhadap kacang tanah, terdeteksi hanya sedikit variasi molekuler yang terdapat dalam Arachis hypogaea. Hal ini dapat menggambarkan bahwa kemiripan genetik kacang 215 tanah Arachis hypogaea yang diteliti cenderung tinggi atau keragaman genetiknya sempit. Program pemuliaan modern mengandalkan rancangan percobaan yang diusahakan seekonomis tetapi seakurat mungkin. Percobaan dapat dilakukan di laboratorium untuk pengujian genotipepenanda genetik atau biokimia, di rumah kaca untuk penyaringan ketahanan terhadap hama atau penyakit, atau lingkungan di bawah optimal, serta di lapangan terbuka. Tahap identifikasi dapat dilakukan terpisah maupun terintegrasi dengan tahap seleksi. Penggunaan penanda genetik sangat membantu dalam mempercepat proses seleksi. Perkembangan dalam biologi molekular memunculkan metode-metode pemuliaan baru yang dibantu dengan penanda genetik dan dikenal sebagai pemuliaan dengan marka molekuler. Metode marka molekuler yang sederhana dan mudah dilakukan adalah mikrosatelit atau marka molekuler SSR Simple Sequence Repeated. Seleksi dalam pemuliaan konvensional dilakukan berdasarkan pengamatan langsung terhadap sifat yang diamati, sedangkan aplikasi pemuliaan tanaman dengan penanda genetik dilakukan pada taraf DNA. Bahan- bahan pemuliaan yang telah terpilih harus dievaluasi atau diuji melalui uji stabilitas karakter. Semua tindakan ini dilakukan setelah tujuan spesifik program pemuliaan ditentukan sebelumnya. Tanpa keanekaragaman, perbaikan sifat tidak mungkin dilakukan.

III. STUDI LITERATUR