Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Renstra Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021
26 1.
Faktor Internal. a Kualitas Sumber Daya Manusia SDM masih dibawah rata-rata, hal
ini terlihat dari : - Masih tingginya jumlah pemeriksaan eksternal BPK.
- Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan yang masih belum memenuhi standart pemeriksaan.
- Masih berkurangnya Tenaga Auditor. - Belum jalan reviu berjenjang, karena Inspektur
PembantuSekretaris belum memiliki pengetahuan pemeriksaan. b Kuantitas Sumber Daya Manusia SDM masih kurang.
Dari 43 Pegawai hanya memiliki 10 Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah P2UPD dan 7 Pejabat Fungsional Auditor ,
yang seharusnya memiliki minimal 40 orang Pemeriksa
AuditorP2UPD. c Sarana Prasarana yang belum memadai yaitu :
- Kondisi bangunan yang bocor, Kamar Mandi dan WC yang tidak memadai dan sangat kurangnya peralatan dan perlengkapan
kantor khususnya Meja, kursi, almari dan peralatan kantor lainnya sebagai penunjang kinerja.
- Kekurangan kendaraan operasional. Hanya mempunyai 2 Dua kendaraan operasional yang
seharusnya dibutuhkan minimal
4 Empat kendaraan
operasional untuk kebutuhan untuk Tim Pemeriksa. - Belum lengkapnya Pedoman-pedoman Pemeriksaan, Standart
Operasional Prosedur SOP dan Kode Etik Pemeriksaan.
2. Faktor Eksternal.
a Terbatasnya penyertaan pemeriksa dalam pelaksanaan diklat teknis pengawasan, karena tergantung panggilanundangan diklat.
b Masih banyak Temuan BPK yang belum ditindaklanjuti.
Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Renstra Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021
27
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
INSPEKTORAT KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN.
4.1 Visi dan Misi Inspektorat 4.1.1 Visi.
Dalam menyikapi tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan, Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagai lembaga teknis
daerah yang bertanggungjawab langsung kepada Bupati Ogan Komering Ulu Selatan yang bertugas menyelenggarakan pengawasan umum terhadap
pelaksanaan pemerintahan daerah serta pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat dilingkungan Pemerintah Kabupaten dan Desa perlu
secara berkesinambungan meningkatkan profesionalitas kerja. Meningkatnya tuntutan masyarakat akan aparatur Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang berdisiplin, berwibawa, bersih dari unsur Kolusi, Korupsi dan Nepotisme mendorong Inspektorat Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan untuk meningkatkan dan mempersiapkan diri agar tetap eksis serta senantiasa mengupayakan perubahan kearah
perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun melalui tahapan yang terencana,
konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat.
Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana sebuah organisasi akan dibawa. Dengan memperhatikan tugas pokok dan
fungsi yang dimiliki serta kondisi dan proyeksi yang diinginkan kedepan, maka Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merumuskan visi yaitu :
“Terwujudnya Inspektorat sebagai penunjang penyelenggaraan pemerintah yang profesional good
governance tahun 2016 -2021”
Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Renstra Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021
28 Penjelasan dari penetapan Visi tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1 Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Good Governance adalah
penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, akuntabel, efisien dan efektif dengan menjaga kesinergisan
interaksi yang konstruktif antara sektor pemerintahan, swasta dan masyarakat.
2 Karakteristik-karakteristik Kepemerintahan yang Baik Good
Governance adalah :
Participation Partisipasi.
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi
institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan
berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.
Rule of Law Supremasi Hukum.
Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak azazi manusia.
Transperancy Transparansi.
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses-proses, lembaga-lembaga dan informasi secara langsung
dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dimonitor.
Responsiveness Responsif.
Lembaga-lembaga, proses-proses yang ada harus mencoba untuk melayani setiap stakeholders.
Consensus Orientation Orientasi Konsensus.
Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas
baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.