Analisa Perilaku Wanita Usia Diatas 20 Tahun Terhadap SADARI Di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014
SADARI DI LINGKUNGAN Kp.BARU DESA CINTARAKYAT KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO
TAHUN 2014
TESIS
Oleh
HERPINALIA Br.KARO 127032102/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
SADARI DI LINGKUNGAN Kp.BARU DESA CINTARAKYAT KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO
TAHUN 2014
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiolgi
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
HERPINALIA Br. KARO 127032102/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(3)
Judul Tesis : ANALISA PERILAKU WANITA USIA DIATAS 20 TAHUN TERHADAP SADARI DI
LINGKUNGAN Kp.BARU DESA
CINTARAKYAT KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TAHUN 2014
Nama Mahasiswa : Herpinalia Br. Karo Nomor Induk Mahasiswa : 127032102
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Kesehatan Reproduksi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, M.P.H)
Ketua Anggota
(dr. Yusniwarti Yusad, M.Si)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
(4)
Pada Tanggal : 20 Oktober 2014
___________________________________________________________________
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, M.P.H Anggota : 1. dr. Yusniwarti Yusad, M.Si
2. dr. Ria Masniari, M.Si
(5)
PERNYATAAN
ANALISA PERILAKU WANITA USIA DIATAS 20 TAHUN TERHADAP SADARI DI LINGKUNGAN Kp.BARU DESA CINTARAKYAT
KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TAHUN 2014
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2014
Herpinalia Br. Karo 127032102/IKM
(6)
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), pada tahun 2011 jumlah wanita khususnya remaja penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Hasil survey pendahuluan di Lingkungan Kp. Baru Kecamatan Merdeka ada ibu yang terkena kanker payudara. Hal tersebut terjadi disebabkan karena terlambatnya untuk melakukan pemeriksaan dini kanker payudara, dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap deteksi dini kanker payudara.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku wanita usia diatas 20 tahun terhadap SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat analitik dengan penelitian
Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang berusia diatas 20 tahun yang ada dan tinggal menetap di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo, sebanyak 146 orang dan merupakan total sampling. Metode analisa data dengan cara analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistic ganda.
Hasil penelitian secara statistik menunjukkan pengetahuan (95%CI = 2,17-5,31 dengan RP 3,39), sikap (95%CI = 2,21-6,62 dengan RP 3,83) dan dukungan keluarga (95%CI = 2,04-4,84 dengan RP 3,14) berhubungan dengan SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo. Hasil uji regresi logistik berganda diketahui variabel yang berhubungan dengan SADARI adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kab.Karo dan puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap responden tentang pentingnya SADARI terkait kanker payudara dengan memberikan penyuluhan kesehatan. Bagi petugas kesehatan berkaitan dapat memberikan informasi kepada seluruh wanita bahwa perlu melakukan SADARI secara teratur, bagi keluarga memberi dukungan dalam memotivasi seluruh wanita dalam melakukan SADARI.
(7)
ABSTRACT
Breast cancer is a malignant tumor that grows in the breast tissue. Cancer can begin to grow in the milk glands, milk ducts, fatty tissue, and connective tissue in the breast. Based on the report of World Health Organization (World Health Organization / WHO), in 2011 the number of women with breast cancer, especially teenagers reach 1,150,000 people, 700,000 of them live in developing countries, including Indonesia. The results of preliminary surveys in the Environment Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo, there are mothers who have breast cancer. This happens due to the delay in examination of early breast cancer, and the lack of public knowledge on the early detection of breast cancer.
This study aims to analyze the behavior of women aged over 20 years on SADARI. This research is an analytic survey with a cross sectional study. The population in this study were all women aged over 20 years there and settled in the Environment Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo, as many as 146 people and a total sampling. Methods of data analysis by means of univariate analysis, bivariate analysis with the chi square test and multivariate analysis using multiple logistic regression.
The results of the study showed statistically knowledge (95%CI = 2,17 to 5.31 with 3.39 RP), attitude (95% CI = 2.21 to 6.62 with 3.83 RP) and family support (95% CI = 2.04 to 4.84 with 3.14 RP) associated with BSE in Environmental Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo. Independent district. Karo. The results of multiple logistic regression test known variables associated with SADARI is knowledge, attitudes, and family support.
It is suggested to Kab.Karo Health Service and health centers to improve the knowledge and attitudes of respondents about the importance of breast self-examination of breast cancer associated with providing health education. For health workers can provide information relating to all women that need to perform SADARI on a regular basis, providing support for families in motivating all women in performing SADARI.
(8)
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Analisa Perilaku Wanita Usia Diatas 20 Tahun Terhadap SADARI Di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014”.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam Tesis ini masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, M.P.H dan dr. Yusniwarti Yusad, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini.
Dalam penulisan Tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM)., Sp.A.,(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Ir. Evawani Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
(9)
4. Ibu dr. Ria Masniari, M.Si dan Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan demi kesempurnaan tulisan ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen di FKM USU yang telah memberikan banyak ilmu,
masukan dan dukungan bagi penulis.
6. Sopian Ginting selaku Kepala Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo yang memberi izin kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan ini. 7. Teristimewa untuk Ayahanda S. Surbakti, dan Ibunda M. Br Bangun, serta
Kakanda Herwin Surbakti dan Hermila Br Surbakti yang telah banyak memberikan motivasi, semangat, dukungan moril maupun materil.
8. Teristimewa untuk suami tercinta P. Ginting dan putri saya Felicia Ivanna Kalani Br Ginting yang telah banyak memberikan motivasi, semangat, dukungan moril maupun materil dan yang selalu mendoakan penulis.
9. Sahabat – sahabat di Minat Studi Kespro 2012 FKM USU terima kasih banyak atas kebersamaan, bantuan, dukungan, waktu serta masukan yang diberikan. 10.Buat semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan doanya. Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Oktober 2014 Penulis
Herpinalia Br Karo 127032102/IKM
(10)
Herpinalia Br Karo, lahir pada tanggal 04 Nopember 1985 di Cintarakyat Propinsi Sumatera Utara, beragama Kristen Protestan, anak ketiga dari tigabersaudara dari pasangan Ayahanda S. Surbakti dan Ibunda M. Br Bangun
Penulis mulai melaksanakan pendidikan dasar di SD Negeri Cintarakyat (1991-1997), SMP Swasta Dharma Bakti Medan(1997-2000), SMA Swasta Dharma Bakti Medan (2000-2003), D III Kebidanan Bakti Inang Persada Medan (2003-2006), D IV Bidan Pendidik Poltekes Kemenkes Medan (2008-2009) dan Tahun 2012 penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat pada minat studi Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Permasalahan ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Hipotesis ... 8
1.5. Manfaat Penelitian ... 9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Kanker Payudara ... 10
2.1.1. Defenisi SADARI ... 10
2.1.2. Tujuan SADARI ... 11
2.1.3. Manfaat SADARI ... 12
2.1.4. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri ... 12
2.1.5. Waktu Dilakukan SADARI ... 17
2.2. Konsep Perilaku ... 18
2.2.1. Pengertian Perilaku ... 18
2.2.2. Perilaku Dalam Bentuk Pengetahuan ... 19
2.2.3. Sikap ... 23
2.2.4. Tindakan ... 27
2.3. Landasan Teori ... 29
2.4. Kerangka Konsep ... 31
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 32
3.1. Jenis Penelitian ... 32
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
3.3. Populasi dan Sampel ... 33
3.3.1. Populasi Penelitian ... 33
3.3.2. Sampel Penelitian ... 33
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 33
3.4.1. Data Primer ... 33
(12)
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ... 36
3.6.1. Variabel ... 36
3.6.2. Definisi Operasional ... 36
3.6. Metode Analisis Data ... 39
3.8.1. Analisa Univariat ... 39
3.8.2. Analisa Bivariat ... 39
3.8.3. Analisa Multivariat ... 39
BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 41
4.1Analisis Univariat ... 41
4.1.1 SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) ... 41
4.1.2 Karakteristik Responden ... 41
4.1.3 Tingkat Pengetahuan ... 42
4.1.4 Sikap ... 44
4.1.5 Dukungan Keluarga ... 47
4.2 Analisis Bivariat ... 47
4.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan SADARI ... 47
4.2.2 Hubungan Sikap Dengan SADARI ... 48
4.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan SADARI ... 48
4.3 Analisis Multivariat ... 49
BAB 5. PEMBAHASAN ... 53
5.1 Karakteristik Wanita ... 53
5.2 Hubungan Pengetahuan Dengan SADARI ... 54
5.3 Hubungan Sikap Dengan SADARI ... 58
5.4 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan SADARI ... 61
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
6.1 Kesimpulan ... 65
6.2 Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
(13)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
3.1. Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Dan Sikap ... 34
3.2. Hasil Uji Reabilitas Variabel Pengetahuan Dan Sikap ... 36
3.3. Metode Pengkuruan ... 38
4.1. Distribusi Frekuensi Responden SADARI ... 41
4.2. Distribusi Karakteristik Responden ... 42
4.3. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 43
4.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan ... 44
4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Item Pertanyaan Responden Berdasarkan Sikap ... 45
4.6. Distribusi Frekuensi Sikap Responden ... 46
4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga ... 47
4.8. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga dengan SADARI ... 49
(14)
No. Judul Halaman 2.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 31
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 79
2 Hasil Validitas dan Reliabilitas Data ... 83
3 Master Data Penelitian ... 85
4 Hasil Uji Statistik ... 86
5 Surat Izin Penelitian dari FKM USU ... 97
6 Surat Pelaksanaan Penelitian ... 98
(16)
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), pada tahun 2011 jumlah wanita khususnya remaja penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Hasil survey pendahuluan di Lingkungan Kp. Baru Kecamatan Merdeka ada ibu yang terkena kanker payudara. Hal tersebut terjadi disebabkan karena terlambatnya untuk melakukan pemeriksaan dini kanker payudara, dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap deteksi dini kanker payudara.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku wanita usia diatas 20 tahun terhadap SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat analitik dengan penelitian
Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang berusia diatas 20 tahun yang ada dan tinggal menetap di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo, sebanyak 146 orang dan merupakan total sampling. Metode analisa data dengan cara analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistic ganda.
Hasil penelitian secara statistik menunjukkan pengetahuan (95%CI = 2,17-5,31 dengan RP 3,39), sikap (95%CI = 2,21-6,62 dengan RP 3,83) dan dukungan keluarga (95%CI = 2,04-4,84 dengan RP 3,14) berhubungan dengan SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo. Hasil uji regresi logistik berganda diketahui variabel yang berhubungan dengan SADARI adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kab.Karo dan puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap responden tentang pentingnya SADARI terkait kanker payudara dengan memberikan penyuluhan kesehatan. Bagi petugas kesehatan berkaitan dapat memberikan informasi kepada seluruh wanita bahwa perlu melakukan SADARI secara teratur, bagi keluarga memberi dukungan dalam memotivasi seluruh wanita dalam melakukan SADARI.
(17)
ABSTRACT
Breast cancer is a malignant tumor that grows in the breast tissue. Cancer can begin to grow in the milk glands, milk ducts, fatty tissue, and connective tissue in the breast. Based on the report of World Health Organization (World Health Organization / WHO), in 2011 the number of women with breast cancer, especially teenagers reach 1,150,000 people, 700,000 of them live in developing countries, including Indonesia. The results of preliminary surveys in the Environment Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo, there are mothers who have breast cancer. This happens due to the delay in examination of early breast cancer, and the lack of public knowledge on the early detection of breast cancer.
This study aims to analyze the behavior of women aged over 20 years on SADARI. This research is an analytic survey with a cross sectional study. The population in this study were all women aged over 20 years there and settled in the Environment Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo, as many as 146 people and a total sampling. Methods of data analysis by means of univariate analysis, bivariate analysis with the chi square test and multivariate analysis using multiple logistic regression.
The results of the study showed statistically knowledge (95%CI = 2,17 to 5.31 with 3.39 RP), attitude (95% CI = 2.21 to 6.62 with 3.83 RP) and family support (95% CI = 2.04 to 4.84 with 3.14 RP) associated with BSE in Environmental Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo. Independent district. Karo. The results of multiple logistic regression test known variables associated with SADARI is knowledge, attitudes, and family support.
It is suggested to Kab.Karo Health Service and health centers to improve the knowledge and attitudes of respondents about the importance of breast self-examination of breast cancer associated with providing health education. For health workers can provide information relating to all women that need to perform SADARI on a regular basis, providing support for families in motivating all women in performing SADARI.
(18)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut (WHO 2005), penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskuler, setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. Pengetahuan tentang penyakit kanker khususnya kanker payudara sangat berkembang pesat akhir-akhir ini disebabkan karena kanker ini menempati urutan nomor satu. Saryono (2008).
Menurut badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) dari 2008 sampai 2012 menurut data kasus penderita kanker meningkat dari 1,4 juta menjadi 12,7 juta," WHO juga menyatakan selalu ada kasus baru terkait kanker, sampai saat ini sudah 28 jenis kanker ada di 184 negara di seluruh dunia. Selama empat tahun itu jumlah kematian yang disebabkan kanker melonjak dari 7.600.000 menjadi 8.200.000 dan lebih dari setengahnya berasal dari negara berkembang. Data tersebut juga menunjukkan terjadi peningkatan pada kasus kanker payudara. Sebanyak 1,7 juta wanita didiagnosis menderita penyakit kanker payudara pada tahun 2012.
(19)
Kanker payudara ini menjadi penyebab paling umum kematian di kalangan wanita. Kanker payudara juga menjadi penyebab utama kematian kanker di negara-negara yang kurang berkembang. Perubahan gaya hidup dan kurangnya perawatan medis yang canggih menjadi faktor penyebab jumlah kasus kematian menjadi tinggi. Perawatan, pengobatan dan kesadaran sejak dini mungkin dapat membantu mengurangi beban kematian akibat kanker. Farman (2013).
Satu- satunya cara yang efektif sampai saat ini hanya dengan melakukan deteksi sendini mungkin pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan melakukan SADARI (“pemeriksaan payudara sendiri”). Mendeteksi payudara sendiri, sebaiknya dilakukan sebulan sekali seacara teratur. Waktu yang paling tepat adalah setelah menstruasi, karena payudara saat itu sedang lunak. Sebaiknya setiap perempuan melakukan pemeriksaan sendiri terhadap payudara, untuk mengetahui adanya benjolan atau perubahan di payudara. Tidak perlu menunggu hingga timbul gejala untuk mulai melakukan deteksi dini. Deteksi dini dilakukan terutama pada usia remaja walaupun faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara sekitar 60% terjadi pada usia diatas 60 tahun. Namun dengan dilakukannya pemeriksaan sedini mungkin maka peningkatan kewaspadaan disertai pengobatan yang sesuai dipercaya dapat menurunkan jumlah kematian karena kanker payudara. Banyak mitos yang mengatakan bahwa kanker payudara lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia di atas 30 tahun, tetapi kini banyak wanita pada usia remaja sudah menderita kanker payudara. Yohana dkk (2011).
(20)
pemeriksaan, yaitu inspeksi (pemeriksaan dengan seksama) yang dilakukan dengan cara memperhatikan perubahan yang terjadi pada bentuk dan ukuran payudara di depan cermin, dengan mengangkat kedua tangan dan menaruhnya di belakang kepala sambil membusungkan dada dan melihat apakah ada perubahan yang tidak biasa pada payudara, kemudian meletakan kedua tangandipinggang sambil menekan bahu. Semua pengamatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menemukan ada atau tidaknya tumor yang terletak dekat dengan kulit.
Pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) selanjutnya yaitu dengan palpasi (pemeriksaan dengan meraba) yaitu dengan cara meraba atau menyusuri seluruh permukaan payudara dengan menggunakan jari-jari tangan dengan gerakan memutar dan secara vertikal ka atas dan ke bawah, mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu yang kemudian dilanjutkan dengan menekan puting susu dengan perlahan guna mengetahui ada atau tidaknya cairan yang abnormal yang keluar dari puting susu. Proses akhir dari palpasi yaitu dengan posisi berbaring dan meletakan bantal dibawah bahu lalu meraba kembali seluruh permukaan payudara.
Periksa payudara sendiri (SADARI) dilakukan sejak usia 20 tahun karena dapat menghindari wanita dari kanker payudara. Kelainan-kelainan pada payudara dapat dideteksi sedini mungkin dengan mengenal payudara sendiri serta melakukan pemeriksaan sendiri. Pemeriksaan payudara sendiri sangat bermanfaat bagi wanita usia dewasa awal. SADARI dapat mengetahui deteksi kanker payudara sedini mungkin, lebih cepat mendeteksi kanker payudara stadium dini sehingga mampu
(21)
menyelamatkan jiwa para wanita dan lebih sering wanita melakukan pemeriksaan peyudara sendiri maka akan semakin mengenal dan memahami area serta kondisi payudara sehingga akan meningkatkan status kesehatan khususnya kesehatan payudara. Astana (2009).
SADARI sangat penting sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah menderita kanker payudara atau tidak. Adanya informasi tentang SADARI serta kanker payudara menjadi motivasi para wanita untuk menambah pengetahuaan tentang area payudara. Hal ini menjadi dasar utama untuk menambah pengetahuan tentang pemeriksaan payudara. Semakin meningkatnya tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri maka akan mempengaruhi sikap dan prilaku para wanita untuk menyadari pentingnya pemeriksaan payudara sendiri untuk mencegah resiko kanker payudara. Hal tersebut meningkatkan kesadaran para wanita khususnya usia dewasa awal untuk memotivasi diri sendiri mempraktekkan secara langsung pemeriksaan payudara sendiri sehingga dapat mengetahui kondisi payudaranya. Pamungkas (2011).
Pada usia 20 tahun seorang wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada payudaranya sendiri setiap bulan atau selama tiga bulan sekali untuk mendapat mendeteksi secara dini jika terdapat kelainan dan segera mendapatkan penanganan yang tepat. Lee (2009).
Perilaku seseorang untuk melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada dasarnya berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentang SADARI. Menurut Becker (1979) ada tiga klasifikasi
(22)
perilaku hidup sehat (health behavior), perilaku sakit (illness behavior), dan perilaku peran sakit (the sickrole behavior). Menurut Rogers (1974), sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : Awareness (kesadaran) mengetahui stimulus/objek, Interst (merasa tertarik) terhadap stimulus, Evaluation (menimbang-nimbang) baik atau buruknya stimulus tersebut bagi dirinya, Trial dimana objek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus, Adoption dimana objek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Sementara menurut teori Lawrence Green terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu perilaku, yaitu: faktor predisposisi/predisposing factor (yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, pendidikan, tingkat sosial, ekonomi, dan sebagainya). Faktor pemungkin/enabling factor (mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan). Faktor penguat/reinforcing factor (meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, patugas kesehatan). Dari teori-teori yang tersebut di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan dan sikap memiliki peranan penting dalam terbentuknya perilaku pada seseorang. Karena seseorang baru akan beperilaku (berperilaku baru) setelah dia mendapatkan pemahaman tentang apa yang akan dilakukannya.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), pada tahun 2011 jumlah wanita khususnya remaja penderita
(23)
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Husada (2012).
Di Amerika, kanker merupakan penyebab kematian nomor satu. Pada tahun 2013 diperkirakan ada 1.334.100 kasus dengan angka kematian sebanyak 556.500 orang. Sedangkan di Eropa terdapat juga khasus kanker baru tiap tahun dengan angka kematian sebesar dua juta. Angka harapan hidup penderita kanker hanya 60% dibandingkan dengan bukan penderita. Pamungkas (2011).
Profil Kesehatan Indonesia 2008 dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa penyakit kanker payudara memiliki urutan pertama dari 10 penyakit kanker pada pasien rawat inap di RS tahun 2004 - 2007. Saat ini ada kecenderungan kanker payudara dialami oleh perempuan dengan usia (15-20an), ini berarti tidak ada kata terlalu dini untuk memulai memberikan pendidikan SADARI secara rutin (7-10 hari setelah haid) setiap bulan. Dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, sayangnya wanita yang melakukan SADARI masih rendah (25%-30%).
Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang kedokter pada stadium yang sudah lanjut, maka dari itu permasalahan mengenai kanker payudara memang membutuhkan perhatian khusus Saryono (2008). Walaupun ada peningkatan kewaspadaan terhadap kanker payudara, hanya sebagian kecil saja yang melakukan SADARI secara teratur.Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga. Wanita
(24)
sehingga mereka memilih untuk tidak melakukan SADARI. Hambatan-hambatan dalam perilaku SADARI adalah rendahnya kewaspadaan wanita terhadap kanker payudara dan sedikitnya akses informasi yang mereka dapatkan (Chee, 2003).
Menurut data Dinas Kesehatan kota Medan (2014) insiden kanker payudara di kota Medan masih belum diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan.
Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo ( 2014 ) bahaya kanker payudara harus diwaspadai sejak dini. Saat ini, banyak masyarakat yang mengidap penyakit tersebut, termasuk para remaja. Tetapi data belum dapat diketahui dan terprinci secara pasti. Namun hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti didaerah Kecamatan Merdeka kepada ibu-ibu yang tinggal didaerah tersebut termasuk ibu yang terkena kanker payudara. Hal tersebut terjadi kepada mereka disebabkan karena terlambatnya untuk melakukan pemeriksaan dini kanker payudara, kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap deteksi dini kanker payudara, kebersamaan keluarga yang kurang dalam memberi informasi tentang pemeriksaan dini kanker payudara, dukungan keluarga yang belum ada, dan sikap yang dipengaruhi oleh keluarga dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan permasalahan kanker payudara tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Perilaku Wanita Usia Diatas 20 Tahun terhadap SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kec. Merdeka Kab. Karo “
(25)
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah terdapat wanita yang terkena kanker payudara didaerah tersebut dan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap wanita tersebut mereka mengatakan mengetahui menderita setelah stadium lanjut. Hal ini terjadi karena mereka tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sebelumnya dan tidak mengetahui bagaimana cara melakukannya. Disimpulkan bahwa masih rendahnya pengetahuan dan praktek SADARI di Lingkunga Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis Perilaku Wanita usia diatas 20 Tahun Terhadap SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengetahuan, sikap wanita usia diatas 20 tahun, dan dukungan keluarga serta hubungannya dengan SADARI di lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014.
(26)
1.4. Hipotesis
Ada hubungan faktor predisposing (pengetahuan dan sikap) dan reinforcing (dukungan keluarga) terhadap Perilaku Wanita Terhadap SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai refrensi untuk meningkatkan pendidikan kesehatan tentang sadari
b. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sekaligus menambah wawasan mengenai sadari agar mampu mengaplikasikannyadalam kehidupan sehari-hari pada wanita
1.5.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi wanita usia diatas 20 tahun khususnya dan bagi masyarakat agar dapat merangsang keingintahuan mengenai sadari sehingga dapat melakukan sadari rutin dan dengan cara yang benar.
(27)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SADARI
2.1.1. Defenisi SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI adalah suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya benjolan pada payudara, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan secara berkala yaitu satu bulan sekali. Ini dimaksudkan agar yang bersangkutan dapat mengantisipasi secara cepat jika ditemukan benjolan pada payudara . Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang mengalami menstruasi, waktu yang tepat untuk melakukan SADARI adalah hari ke 7 setelah sesudah hari 1 menstruasi. Mardiana (2007).
Menurut Syahfitri (2012) SADARI adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting untuk mengetahui benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini adalah kunci untuk menyelamatkan hidup.
(28)
2.1.2. Tujuan SADARI
Adapun tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan adalah untuk mengetahui adanya kelainan pada payudara sejak dini, sehingga diharapkan kelainan-kelainan tersebut tidak ditemukan pada stadium lanjut yang pada akhirnya akan membutuhkan pengobatan rumit dengan biaya mahal. Selain itu adanya perubahan yang diakibatkan gangguan pada payudara dapat mempengaruhi gambaran diri penderita.
Pentingnya pemeriksaan payudara sendiri tiap bulan terbukti dari kenyataan bahwa kanker payudara ditemukan sendiri secara kebetulan atau waktu memeriksa diri sendiri. Wanita-wanita yang sudah berpengalaman dalam memeriksa diri sendiri dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah yang kurang dari satu sentimeter. Dengan demikian bila benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam stadium dini. Dan kemungkinan sembuh juga lebih besar . Wibisono (2009).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu prosedur untuk mengetahui kelainan-kelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara berkala, misalnya sebelum melakukan pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi pada payudara, serta penggantian bra merupakan salah satu dari penanggulangan untuk pencegahan infeksi pada payudara. Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada payudara baik struktur,bentuk ataupun tekstur. Saryono (2008).
(29)
2.1.3. Manfaat SADARI
Manfaat periksa payudara sendiri (SADARI) adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap wanita mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa payudara sendri secara teratur, setiap bulan setelah haid, wanita dapat merasakan bagaimana payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah. Manuaba (2010)
2.1.4. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri
Pemeriksaan payudara sendiri hendaknya dilakukan setiap bulan jika wanita itu sudah berumur diatas 40 tahun. Bila ada hal-hal yang luar biasa dan mencurigakan hendaknya memeriksakan ke dokter. Menurut (Dinawati dalam Syahfitri, 2012) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Melihat Perubahan Dihadapan Cermin
Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.
(30)
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
Kemudian berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
(31)
Setelah itu menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
(32)
2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara dengan Berbaring
Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan.
(33)
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
(34)
Diawali dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar. Kemudian gerakkan ke sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan. Lakukan tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Kemudian ulangi sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Lalu periksa bagian bawah areola mammae.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
(35)
Letakkan tangan kanan ke samping dan rasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
2.1.5. Waktu Dilakukan SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa haid bermula, ketika payudara mereka sedang mengendur dan terasa lebih lunak. Para wanita yang telah berusia 20 dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan, dan harus melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia 40. Selain SADARI, deteksi dini untuk kanker payudara yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan klinis payudara minimal 3 tahun sekali untuk perempuan berusia 20-39 tahun dan setiap tahun untuk yang berusia diatas 39 tahun. Lakukan mamogram secara rutin ketika usia sudah mencapai 40 tahun. Pamungkas (2011).
2.2. Konsep Perilaku 2.2.1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat di amati langsung maupun tidak dapat di amati oleh pihak luar. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Notoadmodjo (2007).
(36)
Respon seseorang terhadap stimulasi dalam bentuk terslubung atau tertutup. Respon atau reaksi ini masih dalam batas perhatian, presepsi, pengetahuan/kesadaran atau sikap yang terjadi pada seseorang yang mendapat rangsangan. Contoh : wanita mengetahui tentang pentingnya pemeriksaan rutin terhadap payudara, ibu mengetahui tentang sadari, dll.
b. Perilaku Terbuka/Open Behavior
Respon yang terjadi pada seseorang terhadap stimulasi dalam bentuk nyata atau terbuka. Responya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh orang lain. Misalnya : seorang ibu hamil memeriksakan kehamilanya secara rutin, ibu membawa anaknya untuk di imunisasi, penderita penyakit TB paru berobat secara teratur, dan sebagainya. Fitriani (2011 ).
Berdasarkan batasan perilaku tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance) adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
(37)
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.
Perilaku dapat dibatasi sebagai jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap). Untuk memberikan respon terhadap situasi di luar objek tersebut. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa tindakan (Notoatmodjo, 2010).
Bentuk operasional dari perilaku dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu dengan mengetahui situasi dan rangsangan.
2. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau rangsangan dari luar diri si subyek sehingga alam itu sendiri akan mencetak perilaku manusia yang dihadapi di dalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku
(38)
budidaya masyarakat itu lahir dan mengembangkan perilakunya.
3. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap situasi dan suatu rangsangan dari luar.
2.2.2. Perilaku Dalam Bentuk Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan,
(39)
menyebutkan. Contoh menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi ( Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari kepada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis ( Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, misalnya dapat menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation)
(40)
penilaian terhadap materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).
Untuk memperoleh pengetahuan manusia melakukan tiga cara yaitu melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal atau resmi (sekolah) maupun dari pendidikan non formal (tidak resmi).
2.2.3. Sikap (Attitude)
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek (Notoatmodjo, 2010). Menurut Azwar (2007), sikap terdiri dari :
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas
(41)
dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang tersebut menerima ide tersebut.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain (tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk pergi menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi, adalah bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
d. Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri ( Azwar, 2007 ).
Sikap dapat dirumuskan sebagai kecendrungan untuk merespon (secara positif maupun negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 2006). Sikap bukanlah suatu benda, ini adalah proses suatu interaksi yang melibatkan tidak saja orang dan objek tetapi semua faktor yang hadir dalam setiap situasi (Ahmadi, 2003).
Menurut Newcomb, yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
(42)
merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Allport (1954) didalam Notoatmodjo (2010), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kencenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek. Ciri-ciri sikap adalah:
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sikap ini membedakan dengan sifat-sifat biogenesis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dirumuskan dengan jelas.
(43)
4. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sikap inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
5. Sikap dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Dalam sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi dan mengharapkan. Sedangkan sikap yang negatif terdapat kecenderungan untuk menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.
Sikap dapat pula dibedakan atas: 1. Sikap positif
Sikap yang menunjukan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.
2. Sikap negatif
Sikap yang menunjukan atau yang memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada. Fungsi sikap:
1. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. 2. Sebagai alat pengukur tingkah laku. 3. Sebagai alat pengatur pengalaman. 4. Sebagai pernyataan kepribadian.
(44)
Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden (Notoatmodjo, 2007).
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan antara lain:
1. Sikap akan terwujud di dalam suatu tergantung pada situasi saat itu.
2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain.
3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap:
a) Faktor intern yaitu : faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui persepsi, oleh karena itu kita harus memilih rangsanganrangsangan mana yang akan kita teliti dan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri kita.
(45)
1.Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.
2.Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut. 3.Sifat orang / kelompok yang mendukung sikap tersebut.
4.Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap. 5.Situasi pada saat sikap dibentuk.
2.2.4. Tindakan (Practise)
Suatu sikap belum otomatis tewujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata, maka diperlukan faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan, sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak. Tindakan terdiri dari 4 tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2010) :
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan tindakan tingkat pertama. Misalnya seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.
2. Respon terpimpin (Guided Respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator tindakan tingkat dua. Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar mulai dari cara mencuci dan memotongnya, lama memasak, menutup pancinya dan sebagainya.
(46)
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya seorang ibu sudah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
4. Adaptasi (Adaptation) yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Tingkatan tindakan (Notoatmodjo, 2007) : a. Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin ( guided response )
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.
c. Mekanisme ( mechanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat tiga.
(47)
Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoadmodjo, 2007).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata di perlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain.
2.3. Landasan Teori
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan perubahan perilaku. Oleh karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan lainya. Banyak teori tentang perilaku, tetapi yang digunakan pada tesis ini adalah teori Green. Green mengindentivikasi tiga faktor yang mempengaruhi prilaku, baik individual maupun secara kolektif, termasuk aksi-aksi organisasional dalam kaitan dengan lingkungan, masing-masing memiliki tipe pengaruh yang berbeda terhadap perilaku.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Lawrance Green (1980) dikutip dari Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviorcauses) dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes). Perilaku ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:
1. Faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu yang terwujud dari dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.
(48)
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan.
3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain.
2.4. Kerangka Konsep
Variabel Indipendent Variabel Dependent - Pengetahuan Wanita Diatas
20 Tahun
- Sikap Wanita Diatas 20 Tahun
SADARI - Dukungan Keluarga
(49)
-
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional. Rancangan penelitian Cross sectional adalah merupakan penelitian dimana peneliti mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Sutinah, 2009).
- Persepsi
- ketersediaan sumberdaya kesehatan
- keterjangkauan sumber daya
(50)
-
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional. Rancangan penelitian Cross sectional adalah merupakan penelitian dimana peneliti mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Sutinah, 2009).
- Persepsi
- ketersediaan sumberdaya kesehatan
- keterjangkauan sumber daya
(51)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Alasan dipilihnya lokasi tersebut yaitu karena dilingkungan tersebut terdapat wanita yang sudah mengalami kanker payudara. Terdapat populasi yang memiliki ciri yang sama yaitu suku, umur, pendidikan, pekerjaan dengan populasi yang ada di kecamatan Merdeka Kabupaten Karo dan cukup untuk dijadikan sampel.
Penelitian ini dimulai dengan penelurusan kepustakaan, melakukan survei awal, konsultasi judul dengan pembimbing, penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data penelitian, pengolahan data, penyusunan hasil penelitian, serta seminar hasil penelitian. Keseluruhan proses penelitian tersebut direncanakan akan dilakukan pada bulan Maret-Agustus Tahun 2014.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang berusia diatas 20 tahun yang ada dan tinggal menetap di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo, sebanyak 146 orang.
(52)
dimana seluruh populasi dijadikan jadi objek penelitian sebanyak 146 orang.
Adapun kriteria inklusi penelitian ini adalah wanita yang tinggal menetap di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo, yang sudah berusia diatas 20 tahun bersedia menjadi responden.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan mengikuti perkumpulan para wanita di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat dan melakukan kunjungan ke rumah responden dengan menggunakan kuesioner.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data wanita usia diatas 20 tahun yang tinggal menetap di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupatn Karo.
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur, harus mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas instrumen (kuesioner) dilakukan dengan membandingkan nilai
(53)
Corrected Item-Total Correlation dengan nilai tabel r sebesar 0,361. Uji validitas menggunakan Pearson Product Moment, setelah itu diuji dengan menggunakan SPSS, dilihat penafsiran dan indeks korelasinya, dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya (Hidayat, 2010).
Berdasarkan hasil uji validitas variabel pengetahuan dan sikap terlihat hasil korelasi diketahui bahwa semua item mempunyai korelasi > 0,361, maka dapat dikatakan bahwa item alat ukur tersebut valid dan dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian.
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan dan Sikap No Variabel Corrected Item - Total Corelation Keterangan 1 Pengetahuan
Item 1 0,906 Valid
Item 2 0,896 Valid
Item 3 0,856 Valid
Item 4 0,950 Valid
Item 5 0,897 Valid
Item 6 0,905 Valid
Item 7 0,862 Valid
Item 8 0,782 Valid
Item 9 0,861 Valid
Item 10 0,889 Valid
2 Sikap
Item 1 0,567 Valid
Item 2 0,625 Valid
Item 3 0,600 Valid
Item 4 0,624 Valid
Item 5 0,702 Valid
Item 6 0,708 Valid
Item 7 0,457 Valid
Item 8 0,560 Valid
(54)
Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat dipergunakan atau tidak. Dalam mengukur reliabilitas ini dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercayai juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil tetap akan sama (Riwidikdo, 2009)
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercayai dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel (Riyanto 2009).
Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel gaya hidup terlihat nilai Cronbach’s Alpha > konstanta (0,6), maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel.
Tabel 3.2. Hasil Uji Reabilitas Variabel Pengetahuan dan Sikap No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1 Pengetahuan 0,941 Reliabel
(55)
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Dependen dan Independen
Variabel dependen adalah SADARI, dan variabel independen adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga.
3.5.2. Definisi Operasional
1. SADARI adalah responden yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Dikategorikan 1 Melakukan, apabila responden tahu cara melakukannya
0 Tidak melakukan, apabila responden tidak tahu cara melakukannya
2. Pengetahuan wanita usia diatas 20 tahun adalah merupakan segala hal yang diketahui responden tentang SADARI.
Dikategorikan 1 Tahu, apabila responden menjawab 6-10 pertanyaan dengan benar/skor > 50 %
0 Tidak tahu, apabila responden menjawab 0-5 pertanyaan dengan benar/skor ≤ 50 %
Untuk mengukur pengetahuan disusun 10 pertanyaan dengan skor setiap pertanyaan “benar” bobot nilai 1 dan “salah” bobot nilai 0
3. Sikap wanita usia diatas 20 tahun adalah merupakan pandangan atau perasaan penilaian positif atau penolakan (negatif) terhadap upaya-upaya yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan wanita tentang SADARI.
(56)
skor > 50% dari 50 = 31-50
0 Negatif, jika jawaban responden memiliki jumlah skor ≤ 50% dari 50 = 10-30
Untuk mengukur sikap wanita usia diatas 20 tahun tentang SADARI disusun sebanyak 10 pertanyaan dengan jawaban “Sangat Setuju” bobot nilai 5, “Setuju” bobot nilai 4, “Ragu-ragu” bobot nilai 3, “Tidak setuju” bobot nilai 2, “Sangat tidak setuju” bobot nilai 1.
4. Dukungan keluarga adalah ada atau tidak adanya keikutsertaan keluarga dalam memberikan informasi, pengetahuan, motivasi/dukungan sebagai penguat terbentuknya perilaku dan tidak melarang wanita dalam melakukan SADARI.
Dikategorikan 1 Ada 0 Tidak ada
5. Umur adalah lamanya hidup responden dihitung dari tanggal kelahiran sampai ulang tahun terakhir.
Dikategorikan 0 >20-35 tahun 1 > 36 tahun
6. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh responden. Dikategorikan 0 Tingkat Menengah Kebawah (Tidak Sekolah, SD, SMP)
1 Tingkat Menengah Keatas (SMA dan PT)
7. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh responden baik di dalam maupun di luar rumah dan mendapatkan penghasilan.
(57)
Dikategorikan 0 Bekerja 1 Tidak Bekerja
Tabel 3.3. Metode Pengukuran
No Variabel Cara dan
Alat Ukur
Skala
Ukur Hasil Ukur
Variabel Dependen
1. SADARI Kuisioner
(wawancara) Ordinal
1 Melakukan 0 Tidak Melakukan Variabel Independen
2.
Pengetahuan wanita usia diatas 20 tahun terhadap SADARI
Kuisioner
(wawancara) Ordinal
1 Tahu 0 Tidak tahu 3. Sikap wanita usia diatas20
tahun terhadap SADARI
Kuisioner
(wawancara) Ordinal
1 Positif 0 Negatif 4. Dukungan keluarga Kuisioner
(wawancara) Ordinal
1 Ada 0 Tidak ada
5. Karakteristik 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan Kuisioner (wawancara) Kuisioner (wawancara) Kuisioner (wawancara) Ordinal Ordinal Ordinal
0 = > 20-35 tahun 1 = > 36 tahun
0 Tingkat Menengah Kebawah (Tidak Sekolah, SD, SMP)
1 Tingkat Menengah Keatas (SMA dan PT) 0 Bekerja
1 Tidak Bekerja
3.6. Metode Analisis Data 3.6.1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi responden. Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen yang meliputi sosiodemografi dan perilaku wanita diatas usia 20 tahun.
(58)
semua responden. Instrument statistik yang dipakai adalah uji perbedaan dengan Chi Square (data kategorik) untuk melihat pengaruh faktor predisposing dan reinforcing terhadap perilaku ibu dalam SADARI. Hasil analisis di katakan bermakna apabila nilai p<α atau pada derajat kemaknaan 95% (α=0,05). Analisis keeratan hubungan dengan melihat nilai RP (Ratio Prevalens). Besar kecilnya RP akan menunjukkan besarnya keeratan hubungan antara 2 variabel.
Selanjutnya juga mengetahui (Ratio Prevalens/RP) terhadap kasus dengan menggunakan tabel 2 x 2 sebagai berikut:
Tabel 3.4. Ratio Prevalens/ RP
Penyakit
Paparan Kasus (+) Kontrol (-) Total
Terpapar a b a+b
Tidak Terpapar c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
Nilai besarnya Ratio Prevalens ditentukan dengan rumus RP = a/ a+b dibagi c/ c+d , dengan Confidence Interval (CI) 95%. Hasil interpretasi nilai RP adalah sebagai berikut :
a. Jika RP lebih dari 1 dan 95% CI tidak mencakup nilai 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti mempertinggi risiko.
b. Jika RP lebih dari 1 dan 95% CI mencakup nilai 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti tidak terdapat hubungan.
(59)
c. Jika RP kurang dari 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti mengurangi risiko (Handoko, 2010). Sebelumnya dilakukan pengujian normalitas data dengan uji Kolmogrov Smirnov, apabila data tidak normal maka uji alternatifnya adalah menggunakan uji mann Whitney.
3.6.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui analisis hubungan lebih dari satu variabel independen (pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga) dengan satu variabel dependen yaitu SADARI, secara bersamaan serta untuk mengetahui variabel dominan yang berhubungan. Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji regresi logistik ganda dengan tingkat kemaknaan α < 0,05.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1Analisis Univariat
4.1.1 SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Distribusi frekuensi berdasarkan SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014 sebagian besar yaitu
(60)
melakukan SADARI seperti pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Sadari
Sadari n %
Tidak melakukan 75 51,4
Melakukan 71 48,6
Jumlah 146 100,0
4.1.2 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini, karakteristik responden yang dilihat meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa berdasarkan umur 83 orang (56,8%) berada pada umur >20-35 tahun dan sebanyak 63 orang (43,2%) berada pada umur >36 tahun. Berdasarkan pendidikan responden 77 orang (52,7%) dengan pendidikan menengah kebawah dan sebanyak 69 orang (47,3%) dengan pendidikan menengah keatas. Berdasarkan pekerjaan responden yang tidak bekerja sebanyak 85 orang (58,2%) dan yang bekerja sebanyak 61 orang (41,8%), dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Jumlah (n) Proporsi (%) Umur
>20-35 tahun 83 56,8
>36 tahun 63 43,2
Pendidikan
Menengah kebawah 77 52,7
Menengah keatas 69 47,3
Pekerjaan
Tidak Bekerja 85 58,2
(61)
Jumlah 146 100,0
4.1.3 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan diukur dalam 10 pertanyaan, seluruh pertanyaan responden mengenai cara melakukan sadari, posisi melakukan sadari yang benar, mengetahui ada tidaknya benjolan, kapan dilakukan sadari, pemeriksaan sadari, tujuan dilakukan sadari, hal-hal yang diamati saat melakukan sadari, kelainan di payudara, serta kesadaran melakukan sadari / upaya pencegahan secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
No Pertanyaan Salah Benar Total
n % n % n %
1 Mengetahui cara melakukan SADARI yang baik dan benar
69 47,3 77 52,7 146 100,0 2 Mengetahui posisi melakukan
SADARI yang baik sebaiknya
60 41,1 86 58,9 146 100,0 3 Mengetahui dalam SADARI,
langkah apa yang kita lakukan jika ingin mengetahui ada tidaknya benjolan pada payudara.
60 41,1 86 58,9 146 100,0
4 Mengetahui SADARI sebaiknya dilakukan pada saat 1 minggu
(62)
5 Mengetahui pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan setiap 1 bulan sekali.
58 39,7 88 60,3 146 100,0
6 Mengetahui tujuan dilakukannya SADARI.
63 43,2 83 56,8 146 100,0 7 Mengetahui apa saja yang dapat kita
amati saat kita melakukan SADARI
62 42,5 84 57,5 146 100,0 8 Mengetahui ketika anda sedang
melakukan SADARI kemudian anda menemukan kelainan pada payudara anda, maka yang harus lakukan
75 51,4 71 48,6 146 100,0
9 Mengetahui Selain berdiri SADARI juga dapat dilakukan dengan cara Berbaring di tempat tidur
75 51,4 71 48,6 146 100,0
10 Mengetahui SADARI sebaiknya dilakukan mulai waktu Usia 20 tahun
68 46,6 78 53,4 146 100,0
Tingkat pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai cara melakukan sadari, posisi melakukan sadari yang benar, mengetahui ada tidaknya benjolan, kapan dilakukan sadari, pemeriksaan sadari, tujuan dilakukan sadari, hal-hal yang diamati saat melakukan sadari, kelainan di payudara, serta kesadaran melakukan SADARI/ upaya pencegahan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), yang paling banyak menjawab benar adalah pertanyaan nomor “5” yaitu pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan adalah setiap 1 bulan sekali sebanyak 88 orang (60,3%) dan yang paling banyak menjawab salah adalah pertanyaan nomor “8 ” dan 9 yaitu saat sedang melakukan SADARI kemudian menemukan kelainan pada payudara dan membiarkannya sebanyak 75 orang (51,4%), selain berdiri SADARI juga dapat dilakukan dengan cara jongkok sebanyak 75 orang (51,4%).
(63)
Berdasarkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014 tentang SADARI dapat diuraikan bahwa, responden sebagian mempunyai tingkat pengetahuan tidak tahu sebanyak 76 orang (52,1%) dan yang mempunyai tingkat pengetahuan tahu sebanyak 70 orang (47,9%) seperti pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan n %
Tidak tahu 76 52,1
Tahu 70 47,9
Jumlah 146 100,0
4.1.4. Sikap
Sikap diukur dalam 10 pertanyaan, seluruh pernyataan sikap berisi mengenai hal-hal yang dilakukan masyarakat dalam memeriksa payudara sendiri untuk mencegah terjadinya kanker payudara secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Responden Berdasarkan Sikap
No Pernyataan
STS TS RR S SS Total
n % n % n % n % n % n %
1 Pemeriksaan SADARI penting untuk dilakukan sebagai salah satu deteksi dini penyakit kanker payudara
22 15,1 66 45,2 32 21,9 18 12,3 8 5,5 146 100
2 Penyakit kanker payudara tidak dapat dideteksi / diketahui dengan
(64)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek yang memengaruhi seseorang melakukan SADARI yang paling banyak menjawab “tidak setuju” adalah pernyataan nomor 2 yaitu penyakit kanker payudara tidak dapat dideteksi / diketahui dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebanyak 66 orang (45,2%) dan yang paling sedikit menjawab “sangat setuju” adalah pernyataan nomor 6, 7, 8, 9 yaitu jika keluarga melarang anda untuk melakukan SADARI maka anda akan tetap memeriksakan diri, (SADARI)
3 Pada saat mendapat informasi tentang SADARI untuk pemeriksaan dini kanker payudara sebaiknya anda segera melakukannya
20 13,7 66 45,2 33 22,6 22 15,1 5 3,4 146 100
4 SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan yaitu 1 minggu setelah haid pertama haid terakhir
18 12,3 61 41,8 39 26,7 23 15,8 5 3,4 146 100
5 SADARI sebaiknya dilakukan setelah ada gejala-gejala kanker payudara
20 13,7 58 39,7 32 21,9 30 20,5 6 4,1 146 100
6 Jika keluarga melarang anda untuk melakukan SADARI, maka anda akan tetap memeriksakan diri
28 19,2 49 33,6 34 23,3 31 21,2 4 2,7 146 100
7 SADARI merupakan salah satu cara untuk mencegah kanker payudara.
27 18,5 52 35,6 35 24,0 28 19,2 4 2,7 146 100 8 Salah satu cara yang bagus dalam
mendeteksi dini kanker payudara adalah dengan SADARI
30 20,5 58 39,7 28 19,2 25 17,1 5 3,4 146 100
9 SADARI merupakan suatu pemeriksaan deteksi dini kanker payudara yang mudah untuk dilakukan dan sederhana dan dapat dilakukan oleh setiap orang
27 18,5 59 40,4 27 18,5 28 19,2 5 3,4 146 100
10 SADARI adalah hal penting dilakukan oleh setiap orang karena SADARI salah satu cara mendeteksi secara dini kanker payudara, maka perlu untuk melakukan SADARI secara teratur sekalipun tidak ada dukungan dari keluarga
(65)
SADARI merupakan salah satu cara untuk mencegah kanker payudara, salah satu cara yang bagus dalam mendeteksi dini kanker payudara adalah dengan SADARI, SADARI merupakan suatu pemeriksaan deteksi dini kanker payudara yang mudah untuk dilakukan dan sederhana dan dapat dilakukan oleh setiap orang sebanyak 5 orang (3,4%).
Berdasarkan distribusi frekuensi sikap responden di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014 tentang sikap responden dapat diuraikan bahwa, responden sebagian mempunyai sikap negatif sebanyak 88 orang (60,3%) dan yang mempunyai sikap positif sebanyak 58 orang (39,7%), dimana sikap responden dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden
Sikap n %
Negatif 88 60,3
Positif 58 39,7
Jumlah 146 100,0
4.1.5. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah keikutsertaan dalam memberikan informasi dan pengetahuan dan juga dukungan keluarga sebagai penguat terbentuknya perilaku wanita dalam melakukan SADARI. Berdasarkan distribusi frekuensi dukungan keluarga di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014 tentang dukungan keluarga dapat diuraikan bahwa, responden
(66)
mendapat dukungan keluarga sebanyak 70 orang (47,9%) seperti pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga n %
Tidak ada 76 52,1
Ada 70 47,9
Jumlah 146 100,0
4.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen pengetahuan, sikap, dan dukungan keluargadan variabel dependen SADARI. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan nilai p < 0,05.
4.2.1. Hubungan Pengetahuan dengan Sadari
Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan dengan SADARI di dapat hasil bahwa pengetahuan responden yang tidak tahu 76 orang yaitu tidak melakukan SADARI sebanyak 59 orang (77,6%) dan melakukan SADARI sebanyak 17 orang (22,4%). Pengetahuan responden yang tahu 70 orang yaitu tidak melakukan SADARI sebanyak 16 orang (22,9%) dan melakukan SADARI sebanyak 54 orang (77,1%). Hasil uji statistik dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan SADARI (p=0,00). Dari analisis ini diperoleh juga nilai
(67)
RP (Ratio Prevalens) = 3,39 (RP > 1) artinya pada kelompok yang berpengetahuan tahu 3,39 kali lebih besar kemungkinan melakukan SADARI (Sudigdo, 2008).
4.2.2. Hubungan Sikap dengan Sadari
Berdasarkan hasil analisis hubungan sikap dengan SADARI didapat hasil bahwa sikap negatif ada sebanyak 88 orang yaitu yang tidak melakukan SADARI sebanyak 64 orang (72,7%) dan yang melakukan SADARI sebanyak 24 orang (27,3%). Sikap positif ada sebanyak 58 orang yaitu yang tidak melakukan SADARI sebanyak 11 orang (19%) dan yang melakukan SADARI sebanyak 47 orang (81%). Hasil uji statistik dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan SADARI (p=0,00). Dari analisis ini diperoleh juga nilai RP (Ratio Prevalens) = 3,83 (RP > 1) artinya pada kelompok yang bersikap positif 3,83 kali lebih besar kemungkinan melakukan SADARI (Sudigdo, 2008).
4.2.3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Sadari
Berdasarkan hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan SADARI didapat hasil bahwa tidak ada mendapat dukungan keluarga sebanyak 76 orang yaitu yang tidak melakukan SADARI sebanyak 58 orang (76,3%) dan yang melakukan SADARI sebanyak 18 orang (23,7%). Ada mendapat dukungan keluarga sebanyak 70 orang yaitu yang tidak melakukan SADARI sebanyak 17 orang (24,3%) dan yang melakukan SADARI sebanyak 53 orang (75,7%). Hasil uji statistik dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan SADARI (p=0,00). Dari analisis ini diperoleh juga nilai RP (Ratio Prevalens)
(68)
lebih besar kemungkinan melakukan SADARI (Sudigdo, 2008)
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga dengan SADARI di Lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan
Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2014
Variabel Independen
SADARI
Jumlah
P χ
2 RP (95% CI) Tidak
melakukan Melakukan
n % n % n %
Pengetahuan
Tidak tahu 59 77,6 17 22,4 76 100,0 0,00
3,39 43,76 2,17-5,31 Tahu 16 22,9 54 77,1 70 100,0
Sikap
Negatif 64 72,7 24 27,3 88 100,0 0,00 11,39 3,83
2,21-6,62 Positif 11 19 47 81 58 100,0
Dukungan Keluarga
Tidak ada 58 76,3 18 23,7 76 100,0 0,00 39,48 3,14 2,04-4,84 Ada 17 24,3 53 75,7 70 100,0
4.3. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui pengetahuan, sikap wanita usia diatas 20 tahun, dan dukungan keluarga terhadap SADARI di lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda.
Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji logistik berganda yaitu salah satu pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen (lebih dari satu) terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi
(69)
logistik berganda adalah variabel dengan p < 0,25 pada hasil uji Chi Square yaitu pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik dengan model enter seperti diujikan pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Hasil Akhir Regresi Logistik Berganda
Variabel B Sig Exp B 95%CI
Lower Upper
Pengetahuan 1,270 0.01 3,56 1,33 9,47
Sikap 1,150 0.02 3,15 1,14 8,70
Dukungan 1,223 0.00 3,39 1,35 8,50
Constant -1,693 0.00 0,50
Setelah dilakukan analisis multivariat, didapatkan hasil bahwa pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga berhubungan terhadap SADARI di lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.
Hasil analisis regresi logistik juga menunjukkan bahwa variabel-variabel pengetahuan dengan nilai p=0,01, sikap dengan nilai p=0,02, dukungan keluarga dengan nilai p=0,00 terhadap SADARI di lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan SADARI adalah variabel pengetahuan dengan nilai koefisien regresi B=3,56.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, variabel tingkat pengetahuan diperoleh nilai (Exp B) sebesar 3,56 artinya pada kelompok yang berpengetahuan tahu 3,56 kali lebih besar kemungkinan melakukan SADARI dibandingkan yang tidak melakukan SADARI, variabel sikap diperoleh nilai (Exp B) sebesar 3,15 artinya pada kelompok sikap positif 3,15 kali lebih besar kemungkinan melakukan SADARI dibandingkan yang tidak melakukan SADARI, variabel dukungan keluarga diperoleh
(70)
dukungan keluarga 3,39 kali lebih besar kemungkinan melakukan SADARI dibandingkan yang tidak melakukan SADARI.
Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi kemungkinan melakukan SADARI di lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo adalah sebagai berikut:
P (x) = 1
1 + e−(a+b1x1+b2x2…+bixi )
�(�) = 1
1+�−(−1,693 +1,270 (������� ℎ���)+1,150 (�����)+1,223 (�������� ) Keterangan:
P = Probabilitas SADARI
X1 = Tingkat pengetahuan koefisien regresi 1,270 X2 = Tingkat sikap koefisien regresi 1,150
X3 = Dukungan keluarga koefisien regresi 1,223 a = Konstanta -1,693
e = 2,71828
Hasil persamaan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa jika pengetahuan (X1), sikap (X2), dan dukungan keluarga ditingkatkan ke arah yang lebih baik, maka hal ini akan menyebabkan kesadaran melakukan SADARI di lingkungan Kp. Baru Desa Cintarakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Dapat dihitung ramalan probalilitas responden untuk melakukan SADARI dapat dihitung dengan persamaan berikut :
(71)
y = -1,693+ 1,270 (pengetahuan) + 1,150 (sikap) + 1,223 (dukungan keluarga) = -1,693+ 1,270 (1) + 1,150 (1) + 1,223 (1)
y = - 1,95
Dengan nilai probalilitasnya adalah : p = 1/(1+e-y) = 1/ (1+2,7-(1,95)) = 0,87
Persamaan diatas menyatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tahu, bersikap positif, dan ada dukungan keluarga memiliki probabilitas sebesar 87% melakukan SADARI.
BAB 5 PEMBAHASAN
(1)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 40.447a 1 .000
Continuity Correctionb 38.324 1 .000
Likelihood Ratio 42.818 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 40.170 1 .000
N of Valid Cases 146
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28.21. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Kategori sikap
(Negatif / Positif)
11.394 5.085 25.533
For cohort Sadari = Tidak Melakukan
3.835 2.219 6.628
For cohort Sadari = Melakukan .337 .234 .484
(2)
Crosstab
Sadari
Total Tidak Melakukan Melakukan
Dukung an keluarg a
Tidak Ada Count 58 18 76
% within Dukungan keluarga 76.3% 23.7% 100.0%
% within Sadari 77.3% 25.4% 52.1%
% of Total 39.7% 12.3% 52.1%
Ada Count 17 53 70
% within Dukungan keluarga 24.3% 75.7% 100.0%
% within Sadari 22.7% 74.6% 47.9%
% of Total 11.6% 36.3% 47.9%
Total Count 75 71 146
% within Dukungan keluarga 51.4% 48.6% 100.0%
% within Sadari 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 51.4% 48.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 39.487a 1 .000
Continuity Correctionb 37.432 1 .000
Likelihood Ratio 41.474 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 39.217 1 .000
N of Valid Cases 146
(3)
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Dukungan
keluarga (Tidak Ada / Ada)
10.046 4.697 21.488
For cohort Sadari = Tidak Melakukan
3.142 2.040 4.841
For cohort Sadari = Melakukan .313 .205 .478
(4)
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 146 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 146 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 146 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value
Tidak Melakukan 0
Melakukan 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted Sadari
Percentage Correct Tidak Melakukan Melakukan
Step 0 Sadari Tidak Melakukan 75 0 100.0
Melakukan 71 0 .0
Overall Percentage 51.4
(5)
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.055 .166 .110 1 .741 .947
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pengetahuan 43.762 1 .000
Sikap 40.447 1 .000
Keluarga 39.487 1 .000
Overall Statistics 56.184 3 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 62.214 3 .000
Block 62.214 3 .000
Model 62.214 3 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 140.075a .347 .463
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
(6)
Classification Tablea
Observed
Predicted
Sadari Percentage
Correct Tidak Melakukan Melakukan
Step 1 Sadari Tidak Melakukan 62 13 82.7
Melakukan 18 53 74.6
Overall Percentage 78.8
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a Pengetahuan 1.270 .499 6.475 1 .011 3.562 1.339 9.477
Sikap 1.150 .517 4.944 1 .026 3.159 1.146 8.705 Keluarga 1.223 .468 6.824 1 .009 3.398 1.357 8.509 Constant -1.693 .323 27.410 1 .000 .184