1.2 Idenifikasi Masalah
Masalah penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi
ubi kayu di Desa Tandukan Raga?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi ubi kayu di Desa Tandukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi petani ubi kayu dalam upaya peningkatan
produksi, umumnya petani ubi kayu di Provinsi Sumatera Utara dan khususnya petani ubi kayu di Desa Tanduka Raga Kecamatn STM Hilir
Kabupaten Deli Serdang. 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi-instansi terkait dalam
melaksanakan pembangunan pertanian. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
dalam melakukan penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang berasal
dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyeberannya hampir ke
seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok. Ubi kayu berkembang di negara-negara yang terkenal dengan wilayah pertaniannya
Purwono, 2009 . Penyebaran tanaman ubi kayu di Nusantara, terjadi pada sekitar tahun 1914- 1918,
yaitu saat terjadi kekurangan atau sulit pangan. Tanaman ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki ketinggian samapai dengan 2.500 m dari
permukaan laut. Demikian pesatnya tanaman ubi kayu berkembang di daerah tropis, sehingga ubi kayu dijadikan sebagai bahan makanan pokok ketiga setelah
padi dan jagung. Pada daerah yang kekurangan pangan tanaman ini merupakan makanan pengganti substitusi serta dapat pula dijadikan sebagai sumber
karbohidrat utama. Adapun sentra produksi ubi kayu di Nusantara adalah Jawa, Lampung, dan NTT Sunarto, 2002 . Umumnya tanaman ini dibudidayakan oleh
manusia terutama adalah untuk diambil umbinya, sehingga segala upaya yang selama ini dilakukan adalah untuk mempertinggi hasil umbinya.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai tanaman pangan, ubi kayu merupakan sumber karbohidrat bagi sekitar 500 juta manusia di dunia. Ubi kayu mempunyai kandungan karbohidrat yang
cukup tinggi yaitu sebanyak 32,4 gr dan kalori 567,0 kal dalam 100 gr ubi kayu. Pemilihan ubi kayu sebagai bahan pangan subtitusi beras mempunyai alasan yang
kuat, karena mudah dibudidayakan, merupakan makanan pokok asli sebagian masyarakat Indonesia, dan kandungan gizi yang memadai. Selain sebagai bahan
pangan, ubi kayu juga sebagai bahan baku berbagai sektor industri diantaranya dapat diolah menjadi asam sitrat, monosodium glutamat, sorbitol, glukosa kristal,
dextrose monohydrate, dextrin, alcohol, etanol. Populasi tanaman dalam budidaya ubi kayu sangat berpengaruh terhadap
produktivitasnya. Faktor dominan yang menetukan populasi tanaman dalam mendapatkan indeks luas daun optimal adalah tingkat kesuburan tanah dan tipe
kanopi Wargiono, 2006. Diameter kanopi ubi kayu pada tanah subur lebih lebar dibanding dengan di tanah kurus. Demikian pula diameter kanopi antara varietas
ubi kayu tipe bercabang dan tidak bercabang. Populasi tanaman ubi kayu lebih dari 10.000 batangha tidak meningkatkan hasil ubi kayu pada tanah yang subur,
baik untuk varietas bercabang maupun tidak bercabang. Jarak tanam segi empat 100 cm x 100 cm dan 100 cm x 80 cm, jarak tanam model barisan 90 x 74 cm,
memperlihatkan perbedaaan hasil ubi kayu sebesar 7-12 Tonglum, 2001. Jarak tanam model barisan dapat digunakan untuk pola tumpang sari, dengan
jarak antar barisan diperlebar menjadi 200-250 cm. Jarak tanam yang dianjurkan 100 x 66 cm atau 125 x 64 cm untuk monokultur pada tanah kurang subur dan 200
x 50 cm atau 250 x 50 cm di tanah subur. 8
Universitas Sumatera Utara
Waktu tanam ubi kayu untuk daerah kering dilakukan pada awal musim hujan, sedangkan di daerah beriklim basah dapat dilakukan dari awal sampai akhir
musim hujan. Hal tersebut berkaitan dengan penyediaan air pada saat tanaman berumur 0-3 bulan, serta sebelum dan saat panen. Menurut Wagiono 2006,
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ubi kayu untuk industri, sepanjang tahun diperlukan pewilayahan hamparan pertanaman berdasarkan waktu tanam dan
umur panen ubi kayu. Wagiono 2006, mengelompokkan pewilayahan tersebut menjadi enam kelompok, yaitu : 1 kelompok Oktober, 2 kelompok November,
3 kelompok Desember, 4 kelompok Januari, 5 kelompok Februari, dan 6 kelompok Maret dan kebun penyangga April dan Mei.
Menurut Amri, 2011 menyatkan bahwa input produksi ubi kayu yaitu pupuk, tenaga kerja, dan obat-obatan secara terpisah benar-benar berpengaruh nyata
terhadap hasil produksi ubi kayu. Produksi ubi kayu dapat dicapai secara optimal apabila penggunaan input produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga
kerja sudah dilaksanakan dengan baik serta sesuai dengan sistem usahatani .
Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Hermawan 2008 menunjukkan
penggunaan input produksi berpengaruh nyata terhadap total biaya produksi ubi kayu. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut, input produksi
yang digunakan dalam usahataninya antara lain, yakni lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, dan obat-obatan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori