Hipotesis Metode Penentuan Daerah Penelitian Karakteristik Sampel

2.4. Hipotesis

Luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk urea, dan pupuk posca berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu di Desa Tandukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang. 15 Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja, yaitu teknik penentuan sampel data dilakukan dengan pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan Sugiyono, 2010. Pertimbangan ini didasarkan karena Desa Tandukan Raga sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Banyaknya Rumah Tangga dirinci menurut mata pencaharian di Desa Kecamatan STM Hilir disajikan pada Tabel 2 berikut Tabel 2. Banyaknya Rumah Tangga Dirinci menurut Mata Pencaharian di Kecamatan STM Hilir Tahun 2012 No DesaKelurahan Petani Pedagang Peg. Negeri Karyawan Perusahaan Swasta 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. Telun Kenas Sumbul Tandukan Raga Limau Mungkur Nagara Beringin Lau Barus Baru Juma Tombak Gunung Rintih Siguci Kuta Jurung Tala Peta Lau Rakit Penungkiran Lau Rempak Rambai 506 605 721 417 528 317 331 559 319 169 502 338 193 173 136 101 105 72 42 64 52 38 82 41 31 40 28 17 11 10 49 35 41 13 39 29 29 40 37 18 31 21 8 11 5 43 120 236 82 103 298 22 64 19 117 6 3 18 18 24 Jumlah 5.814 734 406 1.173 Sumber : Kecamatan STM Hilir Dalam Angka, 2013 Universitas Sumatera Utara

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Metoda yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu secara sensus, karena semua populasi dijadikan subjek penelitian. Sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi harus diambil secara representatif mewakili agar kesimpulan yang diambil bisa mewakili keseluruhan populasi Sugiyono, 2011. Responden yaitu semua anggota aktif yang merupakan petani ubi kayu sebanyak 30 orang. Populasi target adalah seluruh unit populasi sedangkan populasi survei adalah sub unit dari populasi target yang selanjutnya menjadi sampel penelitian I. Made Wirantha, 2006 . 3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder yang berhubungan dengan penelitian diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang dan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara serta instansi terkait lainnya. 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fenomena yang ada di lapangan. Analisis data secara kuantitatif antara lain analisis fungsi Cobb-Douglas untuk menganalisis fungsi produksi, karena pada penelitian ini mempunyai variabel X sebanyak 5, yaitu luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk urea, dan pupuk posca. 17 Universitas Sumatera Utara Untuk tes signifikansinya dapat digunakan tabel kritik F dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya, yaitu menggunakan ketentuan sebagai berikut n ₁- 1 dan n₂- 2. Jika F observasi harganya lebih kecil dari pada harga kritik F dalam tabel dengan tingkat kepercayaan 95 taraf signifikansi 0,05, maka varians-varians tersebut adalah homogen, dan sebaliknya jika F observasi lebih besar dari pada harga F dalam tabel maka dapat dipastikan varians sampel tersebut adalah heterogen Soepono, 2002. Perhitungan varians dilakukan dengan rumus : S ² = ∑xi−x² �−1 Sudjana, 1992 Fungsi produksi ditransformasikan menjadi model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut. Y = b ₀ + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄ + b₅X₅ Dimana : Y = Produksi usahatani ubi kayu kgmusim panen X ₁ = Luas lahan rante X ₂ = Tenaga kerja HOKrante X ₃ = Bibit setek X ₄ = Pupuk urea kg X ₅ = Pupuk posca kg b ₀ = Koefisien intersep atau konstanta b ₁, b₂, b₃ , b₄, b₅ = Koefisien regresi atau parameter Universitas Sumatera Utara Uji asumsi Ordinary Least Square OLS 1. Uji asumsi multikolinearitas Uji asumsi multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang linear antar variabel bebas. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan melihat : • Jika nilai koefisien determinasi R² tinggi; dalam uji serempak F-test, variabel-variabel eksogen secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel endogen; tetapi dalam uji secara parsial t-test, variabel-variabel eksogen secara parsial banyak yang tidak berpengaruh nyata terhadap variabel endogen, maka hal ini mengindikasikan terjadinya multikolinearitas. • Melihat nilai standard error. Nilai standard error yang besar mengindikasikan terjadinya multikolinearitas. • Jika nilai Toleransi atau VIF Variance Inflation Factor kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10 mengindikasikan terjadinya multikolinearitas. • Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8 jika nilai F-hitung melebihi F-tabel dari regresi antar variabel bebas Nachrowi dan Usman, 2002 2. Uji asumsi heteroskedastisitas Salah satu asumsi yang penting dari model regresi linier klasik adlah bahwa gangguan disturbance atau residual yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah homoskedastik. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke 19 Universitas Sumatera Utara pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas Gujarati, 1995. Cara mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dalam model regresi dengan Program SPSS adalah dengan analisis grafik. Analisis grafik dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel endogen, yaitu Y: ZPRED dengan residualnya X: SRESID. Dengan kriteria uji sebagai berikut. − Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit: terjadi heteroskedastisitas. − Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y: tidak terjadi heteroskedastisitas Walpole, 1992. 3. Uji asumsi normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dalam model regresi dengan Program SPSS adalah sebagai berikut. • Analisis grafik Analisis grafik dilakukan dengan cara melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan melihat normal probability plot yang membandingkan Universitas Sumatera Utara distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dengan kriteria uji sebagai berikut. − Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal: data residual model terdistribusi normal. − Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola berdistribusi normal: data residual model tidak terdistribusi dengan normal. • Uji Kolmogorov-Smirnov Konsep dasar uji Kolmogorov-Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Cara melakukan Uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut. a. Lakukan regresi utama OLS. b. Dapatkan variabel residual RES_i dengan mengaktifkan Unstandardized Residual. c. Dari menu utama, pilih menu Analyze, lalu pilih Nonparametric Test. d. Pilih sub-menu 1-Sample K-S. e. Pada kotak Test Variable List, isi Unstandardized Residual, dan aktifkan Test Distribution pada kotak Normal. f. Output SPSS akan menunjukkan besar nilai Kolmogorov-Smirnov. 21 Universitas Sumatera Utara Dengan kriteria sebagai berikut. − Jika signifikansi α : tidak ada perbedaan antara distribusi residual dengan distribusi normal, data residual model berdistribusi normal. − Jika signifikansi ≤ α : ada perbedaan antara distribusi residual dengan distribusi normal, data residual model tidak berdistribusi normal. Uji Keseuaian test goodness of fit model dan uji hipotesis Ketepatan fungsi regresiu sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodnes of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai satitik t. Perhitungan statistik disebut siginifikansi secara statitik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana H ₀ ditolak. Sebaliknya, disebut tidak siginifikansi apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H ₀ diterima Ghozali, 2006. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regresi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterprestasikan serta dilihat signifikansi tiap-tiap variabel yang teliti. Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel endogen. Koefisien determinasi R² bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel-variabel eksogen dalam menjelaskan variabel endogen. 1. Uji pengaruh variabel secara serempak Uji F Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara serempak terhadap variabel terkait. Dengan kriteria sebagai berikut. 22 Universitas Sumatera Utara Jika F hitung ≤ F tabel atau jika signifikansi F α : H diterima Jika F hitung F tabel atau jika signifikansi F ≤ α : H 1 diterima Dimana : H0 : variabel luas lahan, tenaga kerja , bibit, pupuk urea dan pupuk posca secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu. H1 : variabel luas lahan, tenaga kerja , bibit, pupuk urea dan pupuk posca secara serempak berpenagruh nyata terhadap produksi ubi kayu. 2. Uji pengaruh variabel secara parsial Uji t Uji t t-test pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengeruh satu variabel bebas secara parsial dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dengan kriteria uji sebagai berikut. Jika t hitung ≤ t tabel atau jika signifikansi t α : H diterima Jika t hitung t tabel atau jika signifikansi t ≤ α : H 1 diterima Dimana : H0 : variabel luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk urea, dan pupuk posca secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu. H1 : variabel luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk urea, dan pupuk posca secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu.

3. 5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

3.5.1. Defenisi

Variabel – variabel yang digunakan dalam menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi produksi ubi kayu di lokasi penelitian, antara lain: 1. Produksi total ubi kayu adalah dan diukur pada sebidang tanah dengan luasan tertentu dalam periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram kg. 2. Bibit adalah jumlah bibit ubi kayu yang digunakan petani luasan tertentu dalam satu periode tanam dan diukur dalam satuan setek bibit 3. Pupuk urea adalah jumlah pupuk urea yang digunakan selama proses produksi dalam satu periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram kg 4. Pupuk posca adalah jumlah pupuk posca yang digunakan selama proses produksi dalam satu periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram kg 5. Lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani untuk membudidayakan ubi kayu dan diukur dalam satuan hektar ha. 6. Tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dalam satu periode tanam, baik yang berasal dari dalam keluarga maupun luar keluarga. Tenaga kerja yang digunakan diukur dalam satuan Hari Kerja Orang HKO.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Populasi penelitian adalah petani ubi kayu. 2. Daerah penelitian adalah Desa Tandukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang. 3. Penelitian dilakukan pada tahun 2014 Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Letak Geografis Kecamatan STM Hilir terdiri dari 15 Desa dan 80 Dusun. Sejak tahun 1990 karena adanya penciutan Desa yang mana Kecamatan STM Hilir dikelilingi oleh Kecamatan Patumbak, Bangun Purba Biru – Biru dan Kecamatan STM Hulu. Kecamatan STM Hilir luasnya 190,50 Km². Kecamatan STM Hilir memiliki batasan wilayah dengan daerah lain yaitu : Sebelah Utara : Kecamatan Patumbak dan Biru-Biru Sebelah Selatan : Kecamatan STM Hulu Sebelah Timur : Kecamatan Bangun Purba dan STM Hulu Sebelah Barat : Kecamatan Biru-Biru Kecamatan STM Hilir beriklim sedang, dimana sebelah Selatan berbatasan dengan bukit kecil dan Tinggi dari permukaan laut 190 sd 500 m. Kecamatan STM Hilir beriklim sedang, terdiri dari iklimmusim hujan dan musim kemarau. Kedua iklim ini dipengaruhi oleh 2 arah angin laut dan angin pegunungan. Curah hujan yang menonjol pada bulan Januari sd Agustus musim sedang agak kemarau dan bulan September sd Desember musim hujan. Universitas Sumatera Utara Desa yang paling luas diantara 16 Desa yang ada di Kecamatan STM Hilir adalah Desa Lau Barus Baru dan Gunung Rintih yang memiliki luas sebesar 36,93 Km². Luasan Desa ini adalah adalah 19,39 dari keseluruhan luas Kecamatan STM Hilir. Luas wilayah menurut DesaKelurahan di Kecamatan STM Hilir Tahun 2012 disajikan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Luas DesaKelurahan dan Persentasenya Terhadap Luas Kecamatan STM Hilir Tahun 2012 No DesaKelurahan Luas Km Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. Telun Kenas Sumbul Tandukan Raga Limau Mungkur Nagara Beringin Lau Barus Baru Juma Tombak Gunung Rintih Siguci Kuta Jurung Tala Peta Lau Rakit Penungkiran Lau Rempak Rambai 3,06 6,97 7,61 9,49 7,52 36,93 6,21 36,93 9,65 8,91 11,71 4,87 6,11 27,71 6,83 1,61 3,66 3,99 4,98 3,95 19,39 3,26 19,39 5,07 4,68 6,15 2,56 3,21 14,54 3,58 Jumlah 190,50 100,00 Sumber : Kecamatan STM Hilir Dalam Angka, 2013

4.1.2. Keadaan Daerah

1. Kependudukan Penduduk Kecamatan STM Hilir sebanyak 30.563 jiwa terdiri dari 15.848 jiwa penduduk laki-laki dan 15.699 jiwa penduduk perempuan. Sebanyak 30.563 jiwa penduduk Kecamatan STM Hilir menyebar di 15 Desa. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan STM Hilir tahun 2012 disajikan pada Tabel 4. berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kecamatan STM Hilir Tahun 2012 Dewasa Anak-anak No Desa Kelurahan Laki- Perem- Laki- Perem- Laki puan laki puan 1. Rambai 208 213 109 96 2. Kuta Jurung 407 386 247 233 3. Penungkiren 256 288 148 120 4. Lau Rakit 485 483 245 220 5. Tala Peta 730 750 366 376 6. Siguci 547 518 252 243 7. Gunung Rintih 1.001 935 451 411 8. Lau Rempah 275 273 148 160 9. Juma Tombak 516 510 296 256 10. NegaraBeringin 977 973 481 481 11. Telun Kenas 925 972 400 384 12. Sumbul 1.076 1.065 565 505 13. Limau Mungkur 806 752 387 341 14. Tandukan Raga 1.604 1.537 706 661 15. Lau Barus Baru 993 973 419 406 Jumlah 10.628 10.806 5.220 4.893 Sumber : Kecamatan STM Hilir Dalam Angka, 2013 Desa Tandukan Raga memiliki jumlah penduduk terpadat di Kecamatan STM Hilir, yaitu dengan kepadatan sebesar 4.508 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki- laki dewasa yaitu 1.604 jiwa, perempuan dewasa yaitu 1.537 jiwa sedangkan untuk jumlah penduduk anak-anak yaitu laki-laki berjumlah 706 jiwa dan perempuan 661 jiwa. Desa dengan jumlah penduduk terjarang di Kecamatan STM Hilir adalah Desa Rambai dengan kepadatan penduduk sebesar 626 jiwa. Berdasarkan perbandingan menurut suku bangsa, Suku Karo mendominasi di Kecamatan STM Hilir sebesar 21.589 jiwa pada tahun 2012, yang diikuti oleh Suku Jawa sebesar 5.686 jiwa, Simalungun sebesar 2.804 jiwa, Toba sebesar 1.234 jiwa, sedangkan Melayu sebesar 204 jiwa sementara Tapsel hanya 30 jiwa. 27 Universitas Sumatera Utara Jumlah rumah tangga penduduk dan rata-rata per Desa di Kecamatan STM Hilir tahun 2012 Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rata-rata Per Desa di Kecamatan STM Hilir Tahun 2012 No. DesaKelurahan Rumah Penduduk Rata-rata Tangga Penduduk Tiap RT 1. Rambai 175 626 4 2. Kuta Jurung 335 1.273 4 3. Penungkiren 237 812 3 4. Lau Rakit 390 1.433 4 5. Tala Peta 579 2.222 4 6. Siguci 416 1.560 4 7. Gunung Rintih 745 2.798 4 8. Lau Rempah 211 856 4 9. Juma Tombak 420 1.578 4 10. NegaraBeringin 734 2.912 4 11. Telun Kenas 699 2.681 4 12. Sumbul 865 3.211 4 13. Limau Mungkur 554 2.286 4

14. Tandukan Raga 1.071

4.508 4 15. Lau Barus Baru 697 2.791 4 Jumlah 8.128 31.547 4 Sumber : Kecamatan STM Hilir Dalam Angka, 2013 Dari 15 Desa yang ada di Kecamatan STM Hilir terdapat 1 Desa dengan jumlah rumah tangga lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang lain, yaitu Desa Tandukan Raga. Desa Tandukan Raga terdapat 1.071 rumah tangga dan jumlah penduduk 4.508 jiwa. Sedangkan Desa Rambai merupakan desa yang paling sedikit jumlah rumah tangga yaitu 175 dan jumlah penduduk 626 jiwa. 2. Pendidikan Pada tahun 2012, Desa Tandukan Raga Kecamatan STM Hilir memiliki 2 sekolah tingkat dasar dengan jumlah guru adalah 43 orang dan jumlah murid sebanyak 669 orang. Tidak terdapat sekolah menengah pertama dan sekolah menegah atas Universitas Sumatera Utara di Desa Tandukan Raga Kecamatan STM Hilir. Kecamatan STM Hilir Dalam Angka,2013. 3. Kesehatan Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2012 terdapat 1 puskesmas di Desa Tandukan Raga Kecamatan STM Hilir. Tenaga medis Pemerintah yang tersedia di Desa Tandukan Raga Kecamatan STM Hilir berjumlah 4 orang bidan dan 1 dukun bayi. 4. Pertanian Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan, dan perikanan. Selain sub sektor perkebunan, kehutanan dan perikanan, sub sektor peternakan dan tanaman bahan makanan sangat berpotensi untuk dikembangkan di Desa Tandukan Raga Kecamatan STM Hilir. Selama kurun waktu 2010 – 2013, populasi ternak besar meningkat sebesar 13,20 dan ternak kecil meningkat sebesar 9,85. Sub sektor tanaman bahan pangan mencakup tanaman padi, ubi kayu, palawija, dan holtikultura. Universitas Sumatera Utara

4.2 Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah petani usahatani ubi kayu di Desa Tandukan Raga, Kecamatan STM Hilir yaitu 50 orang. Karakteristik petani meliputi umur, lama berusaha, jumlah bibit, jumlah pupuk urea, jumlah pupuk posca, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan jumlah produksi. 1. Umur Distribusi sampel petani berdasarkan umur di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Umur No. Kelompok Umur Tahun Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 5 7 7 8 2 1 16,7 23,3 23,3 26,7 6,7 3,3 Jumlah 30 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1, 2014 Tabel 6 menunjukkan bahwa kelompok umur petani sampel dengan jumlah terbanyak untuk usahatani ubi kayu adalah kelompok umur 51 – 60 tahun yaitu sebanyak 8 jiwa 26,7. Sedangkan kelompok petani sampel dengan jumlah paling sedikit untuk usahatani ubi kayu adalah kelompok umur 71 – 80 tahun yaitu sebanyak 1 jiwa 3,3 Universitas Sumatera Utara 2. Lama Berusaha Tani Karakteristik petani sampel berdasarkan lama berusahatani disajikan pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Usaha No. Lama Usaha Tahun Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 3. 4. 1 – 5 6 – 10 11 – 15 16 – 20 2 14 9 5 6,7 46,6 30 16,7 Jumlah 30 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1, 2014 Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat bahwa 46,6 petani sampel telah mengusahatanikan ubi kayu selama 6 – 10 tahun sebanyak 14 jiwa. 3. Jumlah Bibit Volume bubit ubi kayu yang ditebar di daerah penelitian bervariasi dikarenakan perbedaan luas lahan. Jumlah bibit yang ditebar berdasarkan hasil penelitian disajikan pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Distribusi Volume Bibit Ubi Kayu Dalam Satu Kali Musim Panen No. Lama Usaha Tahun Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 2000 2000 – 3000 15 15 50 50 Jumlah 30 100 Sumber : Analisis data Primer Lampiran 3, 2014 Tabel 8 menunjukkan pada usahatani ubi kayu terdapat 15 jiwa 50 yang melakukan penebaran bibit sebanyak 2000 setekluas lahan dan 15 jiwa 50 yang melakukan penebaran bibit sebanyak 2000 - 3000 setekluas lahan. 31 Universitas Sumatera Utara 4. Jumlah Pupuk Urea Distribusi penggunan pupuk urea pada usahatani ubi kayu di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Distribusi Penggunaan Pupuk Urea Pada Usahatani Ubi Kayu No. Lama Pupuk Urea Kg Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 15 15 – 35 15 15 50 50 Jumlah 30 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 4, 2014 Tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat 50 petani sampel yang menggunakan pupuk urea sebanyak 15 kglahan. Sedangkan terdapat 50 yang menggunakan pupuk urea sebanyak 15 – 35 kglahan. 5. Jumlah Pupuk Posca Distribusi penggunaan pupuk posca pada usahatani ubi kayu di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Distribusi Penggunaan Pupuk Posca Pada Usahatani Ubi Kayu No. Lama Pupuk Posca Kg Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 15 15 – 35 20 10 66,67 33,33 Jumlah 30 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 4, 2014 Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat 66,67 petani sampel yang menggunakan pupuk posca sebanyak 15 kglahan. Sedangkan terdapat 33,33 yang menggunakan pupuk urea sebanyak 15 – 35 kglahan. 32 Universitas Sumatera Utara 6. Penggunaan Tenaga Kerja Distribusi penggunaan tenaga kerja pada usahatani ubi kayu di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 11 berikut. Tabel 11. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Penggunaaan Tenaga Kerja No. Jumlah Kerja HOK Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 5 5 29 1 96,67 3,33 Jumlah 30 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1, 2014 7. Luas Lahan Ubi Kayu Luas lahan tani di daerah penelitian sebesar 2 – 7 rante, dengan rata-rata 4,76 rante Distribusi luas lahan di Desa Tandukan Raga kecamatan STM Hilir pada Tabel 12 Tabel 12. Distribusi Petani sampel Berdasarkan Luas Lahan No. Luas Lahan rante Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 15 5 – 10 15 15 50 50 Jumlah 30 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1, 2014 Tabel 12 menunjukkan bahwa petani sampel yang memiliki luas lahan 5 rante sebanyak 15 jiwa 50, dan petani yang memiliki luas lahan 5 – 10 rante sebanyak 15 jiwa 50. Universitas Sumatera Utara 8. Produksi Jumlah produksi ubi kayu bervariasi dikarenakan perbedaan luas lahan dan jumlah bibit yang ditebar. Jumlah produksi ubi kayu berdasarakan hasil penelitian disajikan pada Tabel 13 berikut. Tabel 13. Distribusi Produksi Ubi Kayu Dalam Satu Kali Musim Panen No. Produksi Kg Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 5000 5.000 – 10.000 20 10 66,67 33,33 Jumlah 30 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1, 2014 Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa petani sampel yang memperoleh hasil produksi lebih besar adalah sebesar 66,67 yaitu sebanyak 20 jiwa. Dan yang memperoleh hasil produksi 5.000 – 10.000 kgmusim panen adalah sebesar 33,33 yaitu sebesar 10 jiwa. 34 Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Usahatani Ubi Kayu di Daerah Penelitian Sebagian besar lahan di daerah penelitian merupakan lahan milik PTPN II Persero. Sehingga para petani tidak perlu membayar uang sewa lahan. PTPN II Persero meminjamkan lahan kepada para petani untuk menanam tanaman seperti ubi kayu, kacang, jagung dll. Upah tenaga kerja berkisar Rp 300.000orgperiode. Luas lahan usahatani ubi kayu rata – rata per petani di Desa Tandukan Raga Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang adalah 3 – 7 rante. Bibit ubi kayu pertama kali diperoleh petani dari Pemerintah. Petani tidak perlu membayar bibit ubi kayu tersebut. Karena Pemerintah memberikan secara gratis kepada petani ubi kayu. Bibit yang digunakan adalah ubi malaysia. Karena ubi ini memliki kualitas yang terbaik. Namun untuk penanaman selanjutnya petani mengggunakan bibit dari tanaman sebelumnya. Bibit ubi kayu yang diperlukan untuk menanam ubi kayu seluas 1 rante dengan jarak tanam 22 cm x 22 cm, diperlukan bibit sebanyak kurang lebih 500 batang bibitrante. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril. Potongan batang untuk setek yang baik adalah 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas daerah perakaran. Universitas Sumatera Utara Pupuk yang digunakan pupuk urea dan pupuk posca. Pada Tahap I Pupuk urea diberikan pada ubi kayu yang berusia sekitar 1,5 bulan. Sedangkan pada tahap II pupuk posca diberikan pada ubi kayu yang berusia sekitar 3 bulan. Penyiangan dilakukan sedikitnya 1 - 2 kali, sehingga tanaman bebas gulma hingga umur 3 bulan. Pada umur 2 – 3 bulan dilakukan pembubunan. Panen singkong dapat di lakukan setelah tanaman berusia sekitar 8 hingga 10 bulan tergantung kegunaanya. Cara pemanenan dilakukan dengan membuat atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan tetap meninggalkan batang sekitar 15 cm untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut dengan tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis agar umbi singkong tidak terluka. Tenaga kerja yang digunakan ketika panen berlangsung adalah tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Hasil panen tersebut langsung diambil oleh pengumpul dan harga juga ditentukan oleh pengumpul. Tabel 14. Hasil Rata-rata Luas lahan, biaya produksi, produksi, penerimaan dan pendapatan dalam Usahatani Ubi Kayu Uraian Satuan Rata-rata per Sampel 1. Luas lahan rante 3,85 2. Biaya produksi Rp 316375 3. Produksi Kg 4197,33 4. Penerimaan Rp 8648000 5. Pendapatan Rp 8331925 Ubi kayu panen sekitar 8 – 10 bulan dengan rata – rata per sampel yaitu sekitar 3,85 rante. Hasil produksi ubi kayu ini cukup besar di daerah penelitian tersebut. Biaya produksi untuk usahatani ubi kayu di daerah penelitian rata – rata per Universitas Sumatera Utara sampel yaitu Rp 316.375. Sementara itu pendapatan rata – rata per sampel usahatani ubi kayu adalah Rp. 8.331.925 musim panen. 5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Ubi Kayu Jumlah produksi usahatani ubi kayu di Desa Tandukan Raga Kecamatan STM Hilir dianalisis dengan metode analisis regresi linier berganda. Jumlah produksi udang Y diduga dipengaruhi oleh bibit ubi kayu X ₁, pupuk urea X₂, pupuk posca X ₃, tenaga kerja X₄, lahan X₅. Uji asumsi Ordinary Least Square OLS Sebelum dilakukan uji kesesuaian goodness of fit model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi linear jumlah produksi usahatani ubi kayu yang dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut. 1. Uji Asumsi Multikolinearitas Hasil uji asumsi multikolinearitas untuk model jumlah produksi usahatani ubi kayu disajikan pada Tabel 15 menunjukkan bahwa masing-masing variabel eksogen memiliki nilai toleransi tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF lebih besar dari 10. Hal ini menunjukkan terjadinya multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear jumlah produksi usahatani ubi kayu terdapat masalah multikolinearitas. 37 Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Model Jumlah Produksi Usahatani Ubi Kayu Menggunakan Statistik Kolinearitas No. Variabel Eksosgen Collinearity Statistics Tolerance VIF 1. 2. 3. 4. 5. Luas Lahan rante Tenaga Kerja HOKrante Bibit setek Pupuk Urea kg Pupuk Posca kg 0,002 0,082 0,017 0,020 0,012 45,578 12,242 59,087 49,433 84,388 Sumber : Analisis Data Primer, 2014 2. Uji Asumsi Heteroskedastisitas a Uji Park Metode uji Park yaitu dengan meregresikan nilai residual Lnei 2 dengan masing- masing variabel dependen LnX 1 dan LnX 2 . Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas 2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas 3. Ho diterima bila –t tabel t hitung t tabel berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung t tabel atau -t hitung -t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas. Tabel 16. Hasil Uji Asumsi Heteroskedasitas Model Jumlah Produksi Usahatani Ubi Kayu dengan Menggunakan Uji Park No Variabel Eksosgen Collinearity Statistics Tolerance VIF 1. 2. 3. 4. 5. Luas Lahan rante Tenaga kerja RpHOK Bibit setek Pupuk urea kg Pupuk posca kg 0,018 0,054 0,015 0,026 0,009 57,050 18,506 67,003 38,655 105,543 Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Universitas Sumatera Utara Hasil uji asumsi normalitas residual model jumlah produksi usahatani ubi kayu dengan menggunakan uji park pada Tabel 16 adalah : − Luas lahan diperoleh nilai t hitung adalah 0,018. Sedangkan nilai t tabel dapat dicari pada t tabel dengan df = n-2 atau 29 – 2 = 27 pada pengujian 2 sisi signifikansi 0,025, didapat nilai t tabel sebesar 2,052. Karena nilai t hitung t tabel 0,018 2,052 maka H ₀ ditolak maka yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas. − Tenaga kerja diperoleh nilai t hitung adalah 0,054. Sedangkan nilai t tabel dapat dicari pada t tabel dengan df = n-2 atau 29 – 2 = 27 pada pengujian 2 sisi signifikansi 0,025, didapat nilai t tabel sebesar 2,052. Karena nilai t hitung t tabel 0,054 2,052 maka H ₀ diterima maka yang berarti tidak terdapat heteroskedasitas. − Bibit diperoleh nilai t hitung adalah 0,015. Sedangkan nilai t tabel dapat dicari pada t tabel dengan df = n-2 atau 29 – 2 = 27 pada pengujian 2 sisi signifikansi 0,025, didapat nilai t tabel sebesar 2,052. Karena nilai t hitung t tabel 0,015 2,052 maka H ₀ diterima maka yang berarti tidak terdapat heteroskedasitas. − Pupuk urea diperoleh nilai t hitung adalah 0,026. Sedangkan nilai t tabel dapat dicari pada t tabel dengan df = n-2 atau 29 – 2 = 27 pada pengujian 2 sisi signifikansi 0,025, didapat nilai t tabel sebesar 2,052. Karena nilai t hitung t tabel 0,026 2,052 maka H ₀ diterima maka yang berarti tidak terdapat heteroskedasitas. − Pupuk posca diperoleh nilai t hitung adalah 0,009. Sedangkan nilai t tabel dapat dicari pada t tabel dengan df = n-2 atau 29 – 2 = 27 pada pengujain 2 39 Universitas Sumatera Utara sisi signifikansi 0,025, didapat nilai t tabel sebesar 2,052. Karena nilai t hitung t tabel 0,009 2,052 maka H ₀ diterima maka yang berarti tidak terdapat heteroskedasitas. Gambar 2. Grafik Uji Asumsi Heteroskedastisitas Model Jumlah Produksi Usahatani Ubi Kayu Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Hasil uji asumsi heteroskedasitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model jumlah produksi usahatani ubi kayu dapat dilihat pada gambar 2 menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linear jumlah produksi usahatani ubi kayu terbebas dari masalah heteroskedastisitas. 40 Universitas Sumatera Utara 3. Uji Asumsi Normalitas a. Analisis Grafik Gambar 3. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Jumlah Produksi Usahatani Ubi Kayu Sumber : Analisis Data Primer, 2014 41 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Histogram Normalitas Model Jumlah Produksi Usahatani Ubi Kayu Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Hasil uji asumsi normalitas residual model jumlah produksi usahatani ubi kayu dengan menggunakan uji park adalah : Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier jumlah produksi usahatani ubi kayu memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Kolmogorov-Smirnov Hasil uji asumsi normalitas residual model jumlah produksi usahatani ubi kayu dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov pada kolom Asymp. Sig. 2-tailed adalah sebesar 0,041. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan 42 Universitas Sumatera Utara bahwa ada perbedaan antara distribusi normal. Maka dapat disimpulkan bahwa data data tersebut tidak berdistribusi normal. Tabel 16. Hasil Uji Asumsi Normalitas Model Jumlah Produksi Usahatani Ubi Kayu Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N Normal Parameter a,,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 30 0 .0000000 1.11014882E2 0,255 0,255 -0,184 1,395 0,041 Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Uji kesesuaian test goodness of fit model dan uji hipotesis Setelah dilakukan uji asumsi, maka dilakukan uji kesesuaian model dan uji hipotesis. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi usahatani ubi kayu disajikan pada Tabel 17 menunjukkan bahwa terdapat lima variabel yang berpengaruh terhadap jumlah produksi usahatani ubi kayu bibit X ₁, Pupuk Urea X₂, Pupuk Posca X₃, Tenaga Kerja X₄, dan Luas lahan X ₅. 43 Universitas Sumatera Utara Tabel 17. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Ubi Kayu No. Variabel Koefisien Regresi T Hitung Sig. 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. Konstanta Luas Lahan rante Tenaga Kerja HOKrante Bibit setek Pupuk Urea kg Pupuk Posca kg 235.601 483.074 -284.865 0.196 111.185 26.194 0,768 3,487 -2,523 0,692 4,103 0,688 0,450 0,002 0,019 0,496 0,000 0,498 N N tn N tn R² F hitung Signifikansi F Keterangan : n = Berpengaruh nyata tn = Tidak berpengaruh nyata 0,992 609,925 0,000 Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi, maka digunakan bentuk persamaan yang berisi kostanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi usaha tani ubi kayu adalah sebagai berikut. Y = 235,601 + 483,074X ₁ - 284,865X₂ + 0,196X₃+ 111,185X₄ + 26,194X₅ Pada model regresi ini, nilai kostanta yang tercantum adalah 235,601. Hal ini menunjukkan bahwa besar efek rata-rata dari seluruh variabel eksogen terhadap variabel jumlah produksi usahatani ubi kayu adalah sebesar 235,601. Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 17. Menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R² yang diperoleh adalah sebesar 0,992. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 99,2 variasi jumlah produksi ubi kayu Y dipengaruhi oleh Luas Lahan X ₁, Tenaga Kerja X ₂, Bibit X₃, Pupuk Urea X₄, dan Pupuk Posca X₅. Sedangkan 0,8 dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dimasukkan kedalam model. Untuk menguji hipotesis secara serempak, dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan α = 5 atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut. 1. Uji pengaruh variabel secara serempak Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F disajikan pada Tabel 16 yang menunjukkan nilai signifikansi F adalah 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu 5 atau 0,05 0,000 ≤ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H₀ ditolak atau H₁ diterima, yaitu variabel luas Luas Lahan X ₁, Tenaga Kerja X₂, Bibit X₃, Pupuk Urea X₄, dan Pupuk Posca X ₅ secara secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi usahatani ubi kayu Y. 2. Uji pengaruh variabel secara parsial Uji pengaruh variabel secara parsial dengan menggunakan Uji t disajikan pada Tabel 17. 45 Universitas Sumatera Utara

a. Pengaruh Luas Lahan X ₁ terhadap Produksi Ubi Kayu