Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Ubi Kayu (Manihot esculanta) (Studi Kasus : Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang)

(1)

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi Kayu Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Kw/Ha)

Nias 99 1.737 175, 45

Mandailing Natal 115 2521 219,25

Tapanuli Selatan 340 12730 374, 40

Tapanuli Tengah 1324 36525 275,87

Tapanuli Utara 1883 62448 340,69

Toba Samosir 1216 40112 329,87

Asahan 724 20082 277,37

Simalungun 13009 387994 298,25

Dairi 362 11073 305,90

Karo 131 2746 209,62

Deli Serdang 7128 253301 355,36

Langkat 641 25001 390,03

Nias Selatan 807 9633 119,37

Humbang Husundutan 445 15920 357,75

Pakpak Barat 56 1791 319,79

Samosir 236 8756 371,03

Serdang Bedagai 12445 466103 374,53

Batu Bara 4222 114483 271,16

Padang Lawas Utara 142 3971 279,62

Padang Lawas 173 4998 288,88

Labuhan Batu Selatan 207 4162 201,08

Labuhan Batu Utara 52 867 166,73

Nias Utara 102 1282 125,69


(2)

Lampiran 2. Luas Lahan, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

Kecamatan Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Kw/Ha)

Gunung Meria 6 6 127 211,14

Sibolangit 10 13 282 217,18

Kutalimbaru 280 39 867 222,34

Pancur Batu 201 289 5.785 200,18

Namo Rambe 23 17 351 206,64

Biru-biru 137 127 2.924 230,23

STM Hilir 1.527 1.416 32.870 232,50

Bangun Purba 25 45 1.038 230,77

Galang 245 250 5.812 232,50

Tanjung Morawa 215 180 2.888 160,45

Patumbak 805 760 17.803 234,26

Deli Tua 20 20 326 162,78

Sunggal 44 63 1.338 212,33

Hamparan Perak 864 708 13.607 192,18

Labuhan Deli 173 321 6.030 187,86

Percut Sei Tuan 1.108 1.231 25.514 207,26

Batang Kuis 90 85 1.553 182,75

Beringin 12 16 344 214,75

Lubuk Pakam 13 26 609 234,20

Pagar Merbau 71 45 1.051 233,53


(3)

Lampiran 3. Luas Panen, Produksi dan Produksi Rata-rata Ubi Kayu di Kecamatan Patumbak Tahun 2014

Desa Luas Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Rata-Rata Produksi (Ton/Ha)

Patumbak I 98 2.743 27,99

Lantasan Baru 126 3.526 2799

Lantasan Lama - - -

Patumbak II 58 1.623 27,99

Sigara-gara 36 1.007 27,99

Marindal I 41 1.147 2799

Marindal II 139 3.891 27,99

Patumbak kampung - - -


(4)

Lampiran 4. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Ubi Kayu

Nomor Umur

Lama Pendidikan

Jumlah Tanggungan

Pengalaman

Berusahatani Luas Lahan Jenis Ubi

Lama Panen

(Bulan) Harga Jual

Sampel (Tahun) (Tahun) (Orang) (Tahun) (Ha) (Rp/kg)

1 56 17 5 6 3 1 7 700

2 58 9 5 15 0,6 1 7 600

3 42 9 3 3 0,2 1 7 750

4 60 12 1 17 2,48 1 7 500

5 25 12 2 3 0,2 1 7 600

6 36 12 3 5 3,48 1 7 600

7 55 9 1 16 1 0 9 660

8 40 6 0 10 0,48 1 7 600

9 40 12 2 10 0,8 1 7 600

10 28 17 0 63 0,4 1 7 660

11 64 9 0 8 0,2 1 7 600

12 37 17 0 3 3 1 7 700

13 60 9 6 15 0,4 1 7 600

14 51 9 7 11 1 0 9 700

15 36 6 3 2 0,2 1 7 600

16 28 12 3 3 0,48 1 7 700

17 40 6 2 10 0,4 1 7 600

18 38 12 4 3 0,2 1 7 600

19 54 12 3 13 0,28 1 7 660

20 56 6 2 13 0,2 1 7 600


(5)

Nomor Umur Lama Pendidikan

Jumlah Tanggungan

Pengalaman Berusahatani

Luas Lahan Jenis Ubi

Lama Panen Harga Jual

Sampel (Tahun) (Tahun) (Orang) (Tahun) (Ha) (Bulan) (Rp/kg)

24 41 6 3 9 0,4 1 7 700

25 49 6 3 6 0,2 1 7 600

26 58 6 5 8 0,2 1 7 600

27 46 9 3 7 0,48 0 9 600

28 47 9 3 6 0,4 1 7 700

29 48 12 2 5 0,2 1 7 660

30 62 12 0 6 0,6 1 7 700

31 24 6 2 3 0,2 1 7 700

32 48 6 2 5 0,4 1 7 700

33 47 6 2 4 0,48 1 7 700

34 30 9 2 4 0,4 1 7 660

35 45 12 3 10 0,2 1 7 700

36 54 12 5 12 1,48 1 7 600

37 49 17 3 13 0,6 0 9 660

38 62 6 4 15 0,8 0 9 660

39 48 6 3 9 0,48 1 7 700

40 56 12 4 7 0,2 1 7 600

41 57 6 2 8 0,48 1 7 600

42 45 12 5 5 0,2 1 7 600


(6)

Nomor Umur Lama Pendidikan

Jumlah Tanggungan

Pengalaman Berusahatani

Luas Lahan Jenis Ubi

Lama Panen (Bulan)

Harga Jual

Sampel (Tahun) (Tahun) (Orang) (Tahun) (Ha) (Rp/kg)

49 47 12 6 5 0,6 1 7 700

50 48 12 3 6 0,2 0 9 700

51 56 6 5 11 0,44 1 7 700

52 36 9 1 4 0,28 0 9 660

53 28 6 0 2 0,48 1 7 600

54 46 6 2 5 0,2 0 9 750

55 50 9 2 9 0,2 0 9 750

Total 2541 518 158 476 34 45 405 35.870


(7)

Lampiran 5. Luas lahan, Produksi, Produktivitas Usahatani Ubi Kayu Petani Sampel

Nomor Luas Lahan Produksi Produktivitas

Sampel (Ha) (Kg) (Kg/ha)

1 3 105.000 35.000

2 0,6 18.000 30.000

3 0,2 5.000 25.000

4 2,48 74.400 30.000

5 0,2 7.500 37.500

6 3,48 138.000 39.655

7 1 87.000 87.000

8 0,48 16.800 35.000

9 0,8 28.000 35.000

10 0,4 12.000 30.000

11 0,2 6.000 30.000

12 3 120.000 40.000

13 0,4 18.000 45.000

14 1 82.000 82.000

15 0,2 7.000 35.000

16 0,48 16.800 35.000

17 0,4 16.000 40.000

18 0,2 7.000 35.000


(8)

Nomor Luas Lahan Produksi Produktivitas

Sampel (Ha) (Kg) (Kg/ha)

24 0,4 14.000 35.000

25 0,2 11.200 35.000

26 0,2 8.000 40.000

27 0,48 43.000 89.583

28 0,4 14.000 35.000

29 0,2 8.000 40.000

30 0,6 24.000 40.000

31 0,2 7.000 35.000

32 0,4 15.000 37.500

33 0,48 19.000 39.583

34 0,4 14.000 35.000

35 0,2 7.000 35.000

36 1,48 51.800 35.000

37 0,6 50.000 83.333

38 0,8 70.000 87.500

39 0,48 16.800 35.000

40 0,2 7.000 35.000

41 0,48 16.800 35.000

42 0,2 8.000 40.000

43 0,28 9.800 35.000

44 0,4 16.000 40.000

45 0,8 28.000 35.000

46 0,2 7.500 37.500


(9)

Nomor Luas Lahan Produksi Produktivitas

Sampel (Ha) (Kg) (Kg/ha)

49 0,6 24.000 40.000

50 0,2 15.000 75.000

51 0,44 17.400 39.545

52 0,28 20.000 71.428

53 0,48 16.800 35.000

54 0,2 13.000 65.000

55 0,2 12.000 60.000

Total 34 1.499.500 2.400.752


(10)

Lampiran 6. Biaya Produksi Petani Sampel Usahatani Ubi Kayu Nomor Biaya Bibit

(Rp) Biaya Pupuk (Rp)

Biaya Pestisida

(Rp)

Biaya Tenaga Kerja (Rp)

Biaya Total Biaya Sampel UREA POSKA NPK Roundap Pengolahan Lahan Pemupukan Penanaman Penunasan Penyemprotan Lainnya Biaya Pemanenan Penyusutan Alat (Rp) Produksi (Rp)

1 6.000.000 800.000 - 1.080.000 705.000 3.000.000 3.000.000 2.700.000 1.500.000 3.750.000 - - 144.500 22.679.500

2 1.200.000 600.000 600.000 - 0 750.000 250.000 750.000 - - - - 78.500 4.228.500

3 400.000 140.000 - - 94.000 250.000 - - - - - 500.000 103.500 1.487.500

4 3.100.000 500.000 750.000 - 470.000 2.480.000 2.480.000 2.100.000 1.000.000 3.100.000 - - 84.500 16.064.500

5 400.000 60.000 90.000 81.000 70.500 200.000 200.000 250.000 - 250.000 - - 78.500 1.680.000

6 6.875.000 1.000.000 1.500.000 - 799.000 3.400.000 3.400.000 3.300.000 2.000.000 4.300.000 - - 84.500 26.658.500

7 4.375.000 600.000 300.000 270.000 141.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 700.000 1.000.000 - - 138.500 10.524.500

8 960.000 400.000 600.000 - 47.000 500.000 500.000 300.000 400.000 600.000 - - 78.500 4.385.500

9 - 800.000 1.200.000 - 235.000 800.000 800.000 600.000 - - - - 78.500 4.513.500

10 - 100.000 300.000 - 141.000 350.000 400.000 300.000 - - - - 78.500 1.669.500

11 - 100.000 - - 47.000 200.000 200.000 200.000 100.000 200.000 - - 91.000 1.138.000

12 6.250.000 - - 1.350.000 705.000 6.000.000 2.400.000 2.400.000 1.500.000 3.750.000 - - 157.000 24.512.000

13 800.000 200.000 150.000 - 141.000 350.000 400.000 300.000 - - - - 91.000 2.432.000

14 3.125.000 - - 1.350.000 705.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 700.000 1.000.000 - - 138.500 10.018.500

15 400.000 60.000 90.000 81.000 0 200.000 200.000 250.000 - - - - 78.500 1.359.500

16 960.000 400.000 - 540.000 94.000 500.000 500.000 500.000 400.000 - - - 78.500 3.972.500

17 800.000 100.000 150.000 135.000 94.000 350.000 400.000 300.000 - - - - 78.500 2.407.500

18 - 100.000 - - 0 350.000 - - - - 78.500 528.500

19 - - - 1.350.000 141.000 1.000.000 500.000 400.000 200.000 500.000 - - 91.000 4.182.000

20 400.000 100.000 150.000 - 47.000 350.000 - - - - 78.500 1.125.500

21 800.000 100.000 - - 47.000 350.000 400.000 300.000 - - - - 78.500 2.075.500


(11)

Nomor Biaya Bibit (Rp) Biaya Pupuk (Rp) Biaya Pestisida (Rp) Biaya Tenaga

Kerja (Rp) Biaya Total Biaya

Sampel UREA POSKA NPK Roundap Pengolahan

Lahan Pemupukan Penanaman Penunasan Penyemprotan

Biaya

Lainnya Pemanenan

Penyusutan Alat (Rp)

Produksi (Rp)

27 960.000 400.000 - 540.000 70.500 500.000 500.000 300.000 400.000 250.000 - - 78.500 3.999.000

28 - 200.000 - 135.000 94.000 350.000 400.000 300.000 - - - - 78.500 1.557.500

29 - 100.000 - - 47.000 350.000 - - - 78.500 575.500

30 - - - 1.350.000 517.000 1.000.000 500.000 400.000 200.000 - - - 91.000 4.058.000

31 - 140.000 - - 94.000 350.000 - - - - 78.500 662.500

32 800.000 200.000 150.000 - 94.000 400.000 400.000 300.000 150.000 - - - 78.500 2.572.500

33 960.000 400.000 - 540.000 47.000 350.000 400.000 300.000 - - - - 78.500 3.075.500

34 - 100.000 150.000 135.000 141.000 350.000 400.000 300.000 - 1.000.000 - - 78.500 2.654.500

35 - 60.000 90.000 81.000 70.500 350.000 - - - 250.000 - - 78.500 980.000

36 2.960.000 400.000 600.000 135.000 235.000 1.500.000 1.500.000 1.000.000 1.000.000 300.000 - - 144.500 9.774.500

37 1.200.000 - - 1.350.000 705.000 1.000.000 500.000 500.000 200.000 - - - 91.000 5.546.000

38 1.200.000 800.000 - - 235.000 800.000 800.000 700.000 - 2.000.000 - - 78.500 6.613.500

39 960.000 400.000 600.000 - 70.500 350.000 400.000 300.000 - 250.000 - - 78.500 3.409.000

40 400.000 60.000 90.000 81.000 94.000 350.000 - - - - 78.500 1.153.500

41 960.000 400.000 - 540.000 47.000 350.000 400.000 300.000 - - - - 78.500 3.075.500

42 - 60.000 90.000 81.000 70.500 350.000 - - - 250.000 - - 78.500 980.000

43 - - - 1.350.000 0 1.000.000 500.000 400.000 200.000 500.000 - - 78.500 4.028.500

44 - 100.000 150.000 135.000 141.000 350.000 400.000 300.000 - 1.000.000 - - 78.500 2.654.500

45 - 800.000 1.200.000 - 235.000 800.000 800.000 600.000 - 2.000.000 - - 78.500 6.513.500


(12)

Nomor

Biaya Bibit (Rp)

Biaya Pupuk

(Rp)

Biaya Pestisida

(Rp)

Biaya Tenaga

Kerja (Rp) Biaya Total Biaya

Sampel UREA POSKA NPK Roundap Pengolahan

Lahan Pemupukan Penanaman Penunasan Penyemprotan

Biaya

Lainnya Pemanenan

Penyusutan Alat (Rp)

Produksi (Rp)

54 400.000 60.000 90.000 81.000 70.500 250.000 - - - - - 1.000.000 103.500 2.055.000

55 400.000 60.000 90.000 81.000 70.500 250.000 - - - - - .1000.000 103.500 2.051.500

Total 57.261.250 12.840.000 10.770.000 19.143.000 9.729.000 40.880.000 31.130.000 27.550.000 12.450.000 34.950.000 0 2.500.000 4.926.000 264.129.250 Rataan 1.590.590 233.454 195.818 348.055 176.891 521.667 759.268 671.951 655.263 1.248.214 0 500.000 89.564 9.433.125


(13)

Lampiran 7. Penerimaan Petani Sampel/Musim Tanam Usahatani Ubi Kayu

Nomor Luas Lahan Produksi Harga Jual Penerimaan

Sampel (Ha) (Kg) (Rp/kg) (Rp)

1 3 105.000 700 73.500.000

2 0,6 18.000 600 10.800.000

3 0,2 5.000 750 3.750.000

4 2,48 74.400 500 37.200.000

5 0,2 7.500 600 4.500.000

6 3,48 138.000 600 82.800.000

7 1 87.000 660 57.420.000

8 0,48 16.800 600 10.080.000

9 0,8 28.000 600 16.800.000

10 0,4 12.000 660 7.920.000

11 0,2 6.000 600 3.600.000

12 3 120.000 700 84.000.000

13 0,4 18.000 600 10.800.000

14 1 82.000 700 57.400.000

15 0,2 7.000 600 4.200.000

16 0,48 16.800 700 11.760.000

17 0,4 16.000 600 9.600.000

18 0,2 7.000 600 4.200.000


(14)

Nomor Luas Lahan Produksi Harga Jual Penerimaan

Sampel (Ha) (Kg) (Rp/kg) (Rp)

25 0,32 11.200 600 6.720.000

26 0,2 8.000 600 4.800.000

27 0,48 43.000 600 25.800.000

28 0,4 14.000 700 9.800.000

29 0,2 8.000 660 5.280.000

30 0,6 24.000 700 16.800.000

31 0,2 7.000 700 4.900.000

32 0,4 15.000 700 10.500.000

33 0,48 19.000 700 13.300.000

34 0,4 14.000 660 9.240.000

35 0,2 7.000 700 4.900.000

36 1,48 51.800 600 31.080.000

37 0,6 50.000 660 33.000.000

38 0,8 70.000 660 46.200.000

39 0,48 16.800 700 11.760.000

40 0,2 7.000 600 4.200.000

41 0,48 16.800 600 10.080.000

42 0,2 8.000 600 4.800.000

43 0,28 9.800 660 6.468.000

44 0,4 16.000 700 11.200.000

45 0,8 28.000 600 16.800.000

46 0,2 7.500 700 5.250.000

47 0,4 14.000 600 8.400.000


(15)

Nomor Luas Lahan Produksi Harga Jual Penerimaan

Sampel (Ha) (Kg) (Rp/kg) (Rp)

50 0,2 15.000 700 10.500.000

51 0,44 17.400 700 12.180.000

52 0,28 20.000 660 13.200.000

53 0,48 16.800 600 10.080.000

54 0,2 13.000 750 9.750.000

55 0,2 12.000 750 9.000.000

Total 34 1.499.500 35.870 973.382.000


(16)

Lampiran 8. Total Pendapatan/Musim Tanam, Pendapatan/Musim Tanam/Ha, Pendapatan/Bulan dan Pendapatan/Bulan/Ha Petani Sampel Usahatani Ubi Kayu

Nomor

Sampel Pendapatan/Musim Tanam (Rp)

Pendapatan / Musim Tanam/Ha (Rp)

Pendapatan/Bulan (Rp)

Pendapatan / Bulan/Ha (Rp)

1 50.820.500 16.940.167 7.260.071 2.420.024

2 6.571.500 10.952.500 938.786 1.564.643

3 2.262.500 11.312.500 323.214 1.616.071

4 21.135.500 8.522.379 3.019.357 1.217.483

5 2.820.000 14.100.000 402.857 2.014.286

6 56.141.500 16.132.615 8.020.214 2.304.659

7 46.895.500 46.895.500 5.210.611 5.210.611

8 5.694.500 11.863.542 813.500 1.694.792

9 12.286.500 15.358.125 1.755.214 2.194.018

10 6.250.500 15.626.250 892.929 2.232.321

11 2.462.000 12.310.000 351.714 1.758.571

12 59.488.000 19.829.333 8.498.286 2.832.762

13 8.368.000 20.920.000 1.195.429 2.988.571

14 47.381.500 47.381.500 5.264.611 5.264.611

15 2.840.500 14.202.500 405.786 2.028.929

16 7.787.500 16.223.958 1.112.500 2.317.708

17 7.192.500 17.981.250 1.027.500 2.568.750

18 3.671.500 18.357.500 524.500 2.622.500

19 2.286.000 8.164.286 326.571 1.166.327

20 3.374.500 16.872.500 482.071 2.410.357

21 7.724.500 19.311.250 1.103.500 2.758.750


(17)

Nomor Sampel

Total Pendapatan (Rp)

Pendapatan /Musim Tanam/Ha (Rp)

Pendapatan/Bulan (Rp)

Pendapatan (Rp)/Bulan/Ha

25 1.700.250 5.313.281 242.893 759.040

26 4.137.500 20.687.500 591.071 2.955.357

27 21.801.000 45.418.750 2.422.333 5.046.528

28 8.242.500 20.606.250 1.177.500 2.943.750

29 4.704.500 23.522.500 672.071 3.360.357

30 12.742.000 21.236.667 1.820.286 3.033.810

31 4.237.500 21.187.500 605.357 3.026.786

32 7.927.500 19.818.750 1.132.500 2.831.250

33 10.224.500 21.301.042 1.460.643 3.043.006

34 6.585.500 16.463.750 940.786 2.351.964

35 3.920.000 19.600.000 560.000 2.800.000

36 21.305.500 14.395.608 3.043.643 2.056.515

37 27.454.000 45.756.667 3.050.444 5.084.074

38 39.586.500 49.483.125 4.398.500 5.498.125

39 8.351.000 17.397.917 1.193.000 2.485.417

40 3.046.500 15.232.500 435.214 2.176.071

41 7.004.500 14.592.708 1.000.643 2.084.673

42 3.820.000 19.100.000 545.714 2.728.571

43 2.439.500 8.712.500 348.500 1.244.643


(18)

Nomor Sampel

Total Pendapatan (Rp)

Pendapatan /Musim Tanam/Ha (Rp)

Pendapatan/Bulan (Rp)

Pendapatan (Rp)/Bulan/Ha

49 9.901.500 16.502.500 1.414.500 2.357.500

50 9.512.500 47.562.500 1.056.944 5.284.722

51 6.731.000 15.297.727 961.571 2.185.390

52 10.793.000 38.546.429 1.199.222 4.282.937

53 6.981.000 14.543.750 997.286 2.077.679

54 7.695.000 38.475.000 855.000 4.275.000

55 6.948.500 34.742.500 772.056 3.860.278

Total 709.256.250 1.158.520.475 93.029.448 151.616.577


(19)

Lampiran 9. Hasil SPSS

Model Summaryb

,939a ,882 ,864 5809410,30 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Jenis Bibit (0=Kalimantan, 1=Malaysia), Lama Pendidikan (Tahun), Umur (Tahun), Harga Jual (Rp/Kg), Pengalaman Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produktivitas (Kg/Ha) a.

Dependent Variable: Pendapatan (Rp/MT) b.

ANOVAb

1,2E+016 7 1,687E+015 49,972 ,000a

1,6E+015 47 3,375E+013

1,3E+016 54

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Jenis Bibit (0=Kalimantan, 1=Malaysia), Lama Pendidikan (Tahun), Umur (Tahun), Harga Jual (Rp/Kg), Pengalaman Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produktivitas (Kg/Ha)

a.

Dependent Variable: Pendapatan (Rp/MT) b.


(20)

Coefficientsa

-4E+007 1E+007 -2,962 ,005

-35828,1 76573,279 -,025 -,468 ,642 ,041 -,068 -,023 ,908 1,101

628884,5 293804,1 ,129 2,140 ,038 ,501 ,298 ,107 ,696 1,436

-81609,6 102285,8 -,044 -,798 ,429 -,048 -,116 -,040 ,832 1,202

2E+007 1278746 ,864 14,701 ,000 ,891 ,906 ,738 ,730 1,370

8875,677 2109,397 ,221 4,208 ,000 ,088 ,523 ,211 ,910 1,099

832,350 322,705 ,179 2,579 ,013 ,189 ,352 ,129 ,524 1,908

992582,6 2303463 ,030 ,431 ,669 -,226 ,063 ,022 ,511 1,955

(Constant) Umur (Tahun) Lama Pendidikan (Tahun)

Pengalaman Bertani (Tahun)

Luas Lahan (Ha) Harga Jual (Rp/Kg) Produktivitas (Kg/Ha) Jenis Bibit

(0=Kalimantan, 1=Malaysia) Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Pendapatan (Rp/MT) a.


(21)

Lampiran 10. Lembar Kuisoner Petani Ubi Kayu

LEMBAR KUESINOER PETANI UBI KAYU

DALAM RANGKA PENELITIAN SKRIPSI

1. Nama Petani :

2. Umur : Tahun

3. Pendidikan terakhir :

4. Alamat :

5. Jumlah tanggungan :

6. Pengalaman bertani : Tahun

7. Status lahan yang diusahakan : 1. Milik sendiri 2. Sewa 3. Bagi Hasil

Jika Bagi hasil, Berapa persen: ....%

8. Luas Lahan : Ha

9. Produksi : ton

10. Harga jual :

11. Produksi yang dijual : 12. Produksi yang dikonsumsi : 13. Total Pendapatan :

14. Biaya Produksi :

a. Bibit :

Variabel Dosis penggunaan (Liter)

Berapa kali

pemberian(1xpanen) b. Pupuk (kg)

c. Pestisida (Ltr)


(22)

d. Barang modal :

Jenis Barang Harga (Rp) Lama Pemakaian (Thn) - Cangkul

- Parang - Ember - Sprayer - Dll

e. Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

Biaya (Rp)

f. Pembibitan

g.Pembersihan Lahan h.Penggemburan i. Pemupukan j. Penanaman k.Pemeliharaan l. Panen

15. Permasalahan yang dihadapi

a. Pembibitan :

b. Pembersihan Lahan : c. Penggemboran :

d. Pemupukan :

e. Hama dan Penyakit :

f. Pemanenan :

g. Harga Jual :


(23)

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI UBI KAYU (Studi kasus : Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang)

Matrik Penelitian: Suci Handayani (120304019)

No Identifikasi Masalah Tujuan Hipotesis Data yang perlukan Metode Analisis

1. Bagaimana luas dan perkembangan produksi ubi kayu di daerah penelitian?

Untuk mengetahui luas dan perkembangan produksi ubi kayu di daerah penelitian

• Luas (Ha) • Produksi (Kg)

Deskriptif (Jumlah

pertambahan pertahun) 2. Bagaimana cara

bercocok tanam dan berapa pendapatan petani ubi kayu di daerah penelitian?

Untuk mengetahui cara bercocok tanam dan berapa pendapatan petani ubi kayu di daerah penelitian

Pendapatan petani ubi kayu di daerah penelitian rendah.

• Wawancara kepada petani Deskriptif

3. Apa faktor-faktor sosial ekonomi yang

mempengaruhi pendapatan Petani ubi kayu di daerah

penelitian?

Untuk mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi

pendapatan Petani` ubi kayu di daerah

penelitian

Luas lahan, pendidikan, usia, pengalaman bertani, harga, produktivitas, serta jenis ubi berpengaruh nyata terhadap pendapatan Petani ubi kayu di daerah penelitian

• Wawancara kepada petani • Data luas lahan

• Data pendidikan

• Data harga ditingkat Petani • Data umur petani

•Jumlah tanggungan

Regresi Linier Berganda (Multiple Regresi)

4. Apa masalah yang dihadapi Petani dalam

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi

• Masalah internal • Masalah eksternal


(24)

(25)

Lampiran 13. Foto Jenis Ubi Kayu Malaysia dan Ubi Kayu Kalimantan

Gambar Jenis Ubi Malaysia


(26)

Gambar Jenis Ubi Kalimantan (Ubi Gajah)


(27)

Lampiran 14. Foto Saat Wawancara dengan Petani Ubi Kayu di Desa Marindal II


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I.G.N., N.H.A Pasay, dan Sugiharso. 2008. Teori Ekonomi Mikro : Suatu Analisis Produksi Terapan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2010. Deli Serdang dalam angka 2014.

Medan.

Darmawaty, S. 2005. Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi

Produktivitas, Biaya Produksi Dan Pendapatan Usahatani Semangka.

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

E-journal Universitas Udayana. 16 April

Pandjaitan, H. Rosmawaty. 2008. Pengaruh Pengembangan Kawasan Industri Pulau Batam Pada Masalah Kependudukan Dan Kehidupan Sosial Di

Pulau Batam

Purwono dan Purnamawati,H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Purwono. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Rismayani. 2007. Usahatani Dan Pemasaran Hasil Pertanian. USU press.

Medan.

Salim, E. 2011. Mengolah Singkong Menjadi Tepung Mocaf Bisnis Produk Alternatif Pengganti Terigu. Lily Publisher. Yogyakarta.

Salina, M.G., 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani Ubi Kayu. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Soekartawi,. 1995. Pembangunan Pertanian. Manajemen PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suprapti, Lies. 2005. Tepung Tapioka Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Supriana, T. 2012. Modul Metode Penelitian Sosial. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian USU. Medan.

Syafina, L. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Ubi Kayu. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Totor, T.N., 2012. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Produksi Usahatani Sawi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.


(29)

Triharso. 1995. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tulus, T.H.T,. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Van Den Ban, A.W dan H.S. Hawkins,. 2003. Penyuluhan Pertanian. Cetakan V. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive artinya dengan penentuan daerah secara sengaja. Penentuan sampel data dilakukan dengan pertimbangan yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan. Pertimbangan ini didasarkan karena Kecamatan Patumbak juga merupakan produksi ubi kayu terbanyak di Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat kita lihat pada Tabel.3 berikut:

Tabel 3. Luas Lahan, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu di Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Luas Tanam

(Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha)

Gunung Meria 6 6 127 211,14

Sibolangit 10 13 282 217,18

Kutalimbaru 280 39 867 222,34

Pancur Batu 201 289 5.785 200,18

Namo Rambe 23 17 351 206,64

Biru-biru 137 127 2.924 230,23

STM Hilir 1.527 1.416 32.870 232,50

Bangun Purba 25 45 1.038 230,77

Galang 245 250 5.812 232,50

Tanjung Morawa 215 180 2.888 160,45

Patumbak 805 760 17.803 234,26

Deli Tua 20 20 326 162,78

Sunggal 44 63 1.338 212,33

Hamparan Perak 864 708 13.607 192,18

Labuhan Deli 173 321 6.030 187,86

Percut Sei Tuan 1.108 1.231 25.514 207,26

Batang Kuis 90 85 1.553 182,75

Beringin 12 16 344 214,75

Lubuk Pakam 13 26 609 234,20

Pagar Merbau 71 45 1.051 233,53

JUMLAH 5.869 5657 121.120 214,09


(31)

Kecamatan Patumbak merupakan kecamatan nomor 3 terbanyak produksi ubi kayu di Kabupaten Deli Serdang. Dan Desa Marindal II merupakan desa dengan luas lahan tertinggi dan produksi terbanyak di Kecamatan Patumbak.

Tabel 4. Luas Panen, Produksi dan Produksi Rata-rata Ubi Kayu di Kecamatan Patumbak Tahun 2014

Desa Luas Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Rata-Rata Produksi (Ton/Ha)

Patumbak I 98 2.743 27,99

Lantasan Baru 126 3.526 2799

Lantasan Lama - - -

Patumbak II 58 1.623 27,99

Sigara-gara 36 1.007 27,99

Marindal I 41 1.147 2799 Marindal II 139 3.891 27,99

Patumbak kampung - - -

JUMLAH 498 13.937 27,99

Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2015

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dilakukan secara Accidental Sampling, yaitu menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapapun yang dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber data.

Dari hasil wawancara dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) desa Marindal II, populasi petani yang mengusahakan ubi kayu di Desa Marindal II sebanyak 120 petani. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 55 sampel, yang diperoleh dari metode Slovin menurut (Supriana, 2012), yaitu:


(32)

dimana:

n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi

e : Kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

n =

n =

n = 54,54

55 petani

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada petani sampel dengan menggunakan daftar kuisoner yang telah disiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Kantor Camat Patumbak Kampung serta instansi terkait lainnya.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk Identifikasi Masalah I digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati luas dan perkembangan produksi ubi kayu 5 tahun terakhir di daerah

120 1 + (120 x 0,12)

120 1 + 1,2

N 1 + Nen = 2


(33)

Untuk Identifikasi Masalah II dan IV digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan melakukan observasi lapangan dan wawancara langsung kepada petani.

Untuk Hipotesis I dianalisis dengan menggunakan rumus pendapatan usahatani ubi kayu terhadap pendapatan keluarga, dengan rumus:

Keterangan:

Pd = Pendapatan Usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya

Pendapatan tenaga kerja berdasarkan UMK (Upah Minimum Kabupaten) di Deli Serdang yang berlaku pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp. 2.045.000/bulan,-. Apabila Pendapatan petani ubi kayu lebih kecil dari pendapatan tenaga kerja UMK maka pendapatan petani ubi kayu didaerah penelitian rendah, dan begitu sebaliknya.

Untuk Hipotesis II dianalisis dengan menggunakan model penduga regresi berganda (Multiple Regresi), dengan metode “Ordinary Least Square” (OLS) dengan alat bantu SPSS, secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:

Ŷi = bo + b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 + b7X7 +μ Pd = TR – TC


(34)

Keterangan:

i = 1,2,3

Ŷi = Pendapatan Petani Ubi Kayu (Rp)

bo = Konstanta

b1, b2, ... ,b6 = Koefisien Regresi Faktor Sosial Ekonomi

X1 = Umur Petani (Thn)

X2 = Tingkat Pendidikan Petani (Thn)

X3 = Pengalaman Bertani (Thn)

X4 = Luas Usahatani (Ha)

X5 = Harga Jual (Rp)

X6 = Produktivitas (Kg)

X7 = Jenis bibit

( 0 = Ubi Kalimantan )

( 1 = Ubi Malaysia ) Rumusan Hipotesis:

H0 : Tidak ada pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas usahatani, harga jual, produktivitas, dan jenis bibit) terhadap pendapatan ubi kayu.

H1 : Ada pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas usahatani, harga jual, produktivitas, dan jenis bibit) terhadap pendapatan ubi kayu.


(35)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional 2.5.1 Defenisi

1. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan usahatani ubi kayu sebagai pemilik atau penyewa lahan.

2. Usahatani ubi kayu adalah suatu kombinasi usaha yang tersusun dari faktor produksi berupa modal, alam, tenaga kerja dan keahlian yang ditujukan untuk proses produksi.

3. Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumberdaya atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produksi).

4. Faktor sosial adalah faktor yang ada di dalam diri (internal) petani sebagai responden yang dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani ubi kayu yang meliputi usia, pengalaman bertani, dan pendidikan.

5. Faktor ekonomi adalah faktor yang ada diluar diri (ekternal) petani sebagai responden yang dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani ubi kayu yang meliputi tenaga kerja, luas usahatani, modal dan harga.

6. Umur petani adalah usia petani yang melaksanakan usahatani ubi kayu dihitung dalam tahun.

7. Tingkat pendidikan petani adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani oleh petani sampel yang diukur berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi (Diploma dan Sarjana) dihitung dalam tahun. 8. Lamanya berusahatani adalah laanya seorang petani bekerja atau berusaha


(36)

9. Tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam mengelola usahataninya yang dihitung dalam rupiah.

10.Luas usahatani adalah luas usaha petani ubi kayu sampel yang dipakai untuk usahatani ubi kayu, diukur dalam hektar (Ha).

11.Produksi usahatani ubi kayu adalah hasil panen yang diperoleh dalam satu kali musim tanam diukur dalam kilogram (Kg).

12.Pendapatan usahatani ubi kayu adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dihitung dalam rupiah (Rp).

3.5.2 Batasan Operasional

1. Populasi sampel adalah petani yang berusahatani ubi kayu

2. penelitian yang dilakukan adalah di Desa Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang


(37)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Letak Geografis

Kecamatan Patumbak adalah salah satu Kecamatan dari 22 Kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Patumbak yang memiliki luas wilayah ± 4.650 Ha atau 46,50 KM² yang terdiri dari 8 Desa dan 52 Dusun berada di daerah landai (dataran rendah) yang terletak antara 03° 31' – 14° 46' LU dan 98° 43' - 26° 752' BT dengan ketinggian 10 - 11 m dpl, beriklim tropis dan memiliki musim hujan serta kemarau, cuaca suhu udara pada umumnya panas dan sebagai ditinjau dari hidrologinya di di Kecamatan Patumbak terdapat 1 aliran sungai besar yaitu sungai Seruai dan 3 aliran sungai kecil (anak sungai) yaitu sungai Batang kuis, sungai Batuan dan sungai Seridan.

Secara umum keadaan geografis Desa Marindal II Kecamatan Patumbak memiliki luas wilayah sebesar 711 Ha. Dan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

• Utara berbatasan dengan : Kecamatan Percut Sei Tuan/Kel.T.Deli • Selatan berbatasan dengan : Desa Sigara-gara

• Barat berbatasan dengan : Kecamatan Tanjung Morawa • Timur berbatasan dengan : Desa Patumbak Kampung Adapun desa yang ada di Kecamatan Patumbak adalah sebagai berikut : 1. Patumbak I


(38)

4. Patumbak II 5. Sigara-Gara 6. Marindal I

7.Patumbak Kampung 8. Marindal II

Luas wilayah biasanya menjadi salah satu indikator dalam menganalisis potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Semakin luas sebuah daerah maka akan semakin besar pula peluang untuk meningkatkan berbagai potensi yang dimiliki. Misalnya pemanfaatan lahan pertanian, pemukiman penduduk, serta berbagai pemanfaatan lainnya. Selain itu, luas lahan juga menjadi faktor penting dalam melakukan pemetaan dan pemerataan penduduk. Secara rinci Luas Desa dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Luas Desa dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan Patumbak No Desa

Luas Desa (Km²)

% terhadap Luas Kecamatan

1 Patumbak I 7,19 15,36

2 Lantasan Baru 3,72 7,96

3 Lantasan Lama 1,86 3,98

4 Patumbak II 6,54 13,98

5 Sigara-gara 6,04 12,91

6 Marindal I 8,15 17,42

7 Patumbak Kampung 6,18 13,21

8 Marindal II 7,11 15,19

Total 46,79 100,00 Sumber : Patumbak Dalam Angka, 2015


(39)

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa, luas desa terbesar di Kecamatan Patumbak adalah Desa Patumbak I yaitu 7,19 Km² atau sebesar 15,36% dari seluruh luas Desa di Kecamatan Patumbak. Dan Desa yang memiliki luas paling sedikit adalah Desa Lantasan Lama yaitu 1,86 Km² atau sebesar 3,98% dari total luas Kecamatan Patumbak.


(40)

4.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Marindal II tahun 2015 sebanyak 16.448 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 8.296 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 8.152 jiwa. Dan telah dirincikan Dewasa laki-laki terdiri dari 5.505 jiwa Dewasa perempuan terdiri dari 5.564 jiwa, dan Anak-anak laki-laki terdiri dari 2.791 jiwa dan Anak-anak perempuan terdiri dari 2.588 jiwa, jumlah penduduk menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Dewasa

(Lk)

Dewasa (Pr)

Anak-anak (Lk)

Anak-anak (Pr)

1 Patumbak I 3.385 3.349 6.734 2.339 2.337 1.046 1.012

2 Lantasan Baru 1.195 1.143 2.338 807 792 388 351

3 Lantasan Lama

1.782 1.716 3.498 1.209 1.114 573 602

4 Patumbak II 3.390 3.269 6.659 2.233 2.186 1.157 1.083

5 Sigara-gara 6.010 5.914 11.924 3.910 3.927 2.100 1.987

6 Marindal I 16.880 16.165 33.045 11.592 11.174 5.288 4.991

7 Patumbak Kampung

8.878 8.772 17.650 5.877 5.947 3.001 2.825

8 Marindal II 8.296 8.152 16.448 5.505 5.564 2.791 2.588

Total 49.816 48.480 98.296 33.472 33.041 16.344 15.439


(41)

Tabel 7. Jumlah Penduduk menurut Agama Tahun 2014

No Agama Jumlah

1 Islam 13.052

2 Kristen Protestan 2.836

3 Khatolik 560

4 Hindu -

5 Budha -

Total 16.448

Sumber : Kepala Desa Marindal II, 2015

Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut agama terbanyak adalah agama Islam dengan jumlah penduduk sebanyak 13.052 jiwa, agama Kristen Protestan sebanyak 2.836 jiwa dan agama Khatolik sebanyak 560 jiwa.

Selanjutnya jumlah penduduk menurut suku dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah Penduduk menurut Suku Tahun 2014

No Suku Jumlah

1 Jawa 13.948

2 Melayu 136

3 Karo 398

4 Simalungun 338

5 Toba 776

6 Mandailing 709

7 Minang 85

8 Banjar 58

Total 16.448

Sumber : Kepala Desa Marindal II, 2015

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut suku terbanyak di Desa Marindal II adalah Suku Jawa dan Suku Toba dengan jumlah 13.948 jiwa dan 776 jiwa.


(42)

menanam komoditi ubi kayu, jagung, ubi jalar serta kacang-kacangan. Sektor pertanian memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ekonomi daerah. Komoditi hasil pertanian yang diperoleh hasil panen petani di kecamatan patumbak dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 9. Komoditi Hasil Pertanian Yang Diperoleh Hasil Panen Petani Di Kecamatan Patumbak Tahun 2014

No Jenis Komoditi Banyaknya (ton)

1 Padi Sawah 7.377

2 Jagung 9.630

3 Ubi Kayu 10.700

4 Ubi Rambat 3.200

5 Kacang-kacangan 12.525,25

6 Sayur-sayuran 90

7 Buah-buahan 140

Sumber : Kecamatan Patumbak, 2015

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jenis komoditi unggulan di Kecamatan Patumbak adalah kacang-kacangan, ubi kayu, dan jagung. Dari hasil komoditi pertanian tersebut tidak terlepas dari kerjasama Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Kecamatan Patumbak

4.1.4 Sarana Dan Prasarana

Kebutuhan masyarakat di Desa Marindal II cukup terpenuhi. Untuk mencapai desa ini dapat dengan mudah ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua yang biasanya dapat ditemui di Desa. Adanya sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dapat semakin mampu menunjang peningkatan sumberdaya yang ada di Desa Marindal II, sehingga desa ini dapat berkembang menjadi desa yang lebih baik dengan potensi yang dimilikinya. Berikut dijelaskan dalam Tabel 10 sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan masyarakat di Desa Marindal II sebagai berikut:


(43)

Tabel 10. Sarana Dan Prasarana Desa Marindal II, Tahun 2015

No. Sarana Dan Prasarana Jumlah

1 2 3 Lembaga Pendidikan • TK • SD • SLTP

• Universitas Swasta Lembaga kesehatan

• Rumah Bersalin • Puskesmas • Bidan Praktek Sarana Ibadah • Mesjid • Musholla • Gereja 1 5 1 1 1 1 1 5 6 20

Sumber : Kantor Kepala Desa Marindal II, 2015

4.2 Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah petani usahatani ubi kayu di Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak yaitu 55 orang. Karakteristik petani dimaksud disini adalah karakteristik sosial ekonomi petani sampel. Karakteristik sosial meliputi umur, lama pendidikan, lama berusahatani. Sedangkan karakteristik sosial ekonomi seperti jumlah tanggungan, luas lahan, jumlah produksi dan harga.

a. Umur

Faktor umur berkaitan dengan kemampuan petani melakukan usahataninya. Semakin produktif usia petani akan semakin mampu ia mengolah usahataninya


(44)

Tabel 11. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Umur

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 21-30 7 12,73

2 31-40 11 20

3 41-50 18 32,73

4 51-60 14 25,45

5 61-70 5 9,09

Jumlah 55 100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa kelompok umur petani sampel dengan jumlah terbanyak untuk usahatani ubi kayu adalah kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 18 jiwa (32,73%) Pada usia 41-50 merupakan usia produktiv, yang mengakibatkan banyaknya petani pada usia ini karena tuntutan anak dan tenaga yang masih kuat dan serta mampu.. Sedangkan kelompok petani sampel dengan jumlah paling sedikit untuk usahatani ubi kayu adalah kelompok umur 61-70 tahun yaitu sebanyak 5 jiwa (9,09%) hal ini dikarenakan usia mereka yang lanjut sehingga ketidakmampuan berusahatani berada pada usia ini.

b. Lama Pendidikan

Pendidikan seseorang dapat mempengaruhi jenis pekerjaan, pembentukan kerangka pemikiran seseorang. Pendidikan juga dapat mempengaruhi petani dalam setiap pengambilan keputusan seperti penerapan inovasi, teknologi dan penggunaan benih bersertifikat. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin cakap untuk memikirkan segala tindakan yang memberikan manfaat terbesar. Berikut disajikan lama pendidikan petani sampel dibawah ini:


(45)

Tabel 12. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Pendidikan

No Lama Pendididkan (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 1-6 19 34,55

2 7-12 32 58,18

3 13-18 4 7,27

Jumlah 55 100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan atau lama pendidikan petani sampel di daerah penelitian adalah 7-12 tahun (SMP-SMA) yaitu sebanyak 32 jiwa (58,18%).

c. Lama Berusaha Tani

Karakteristik petani sampel berdasarkan lama berusaha tani dapat dilihat pada Tabel 13 yaitu sebagai berikut:

Tabel 13. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Berusaha Tani No Lama Usaha (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 1-5 20 36,36

2 6-10 23 41,82

3 11-15 10 18,18

4 16-20 2 3,64

Jumlah 55 100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa lama berusaha tani ubi kayu paling banyak didaerah penelitian adalah 6-10 tahun yaitu sebanyak 23 jiwa (41,82%). Dan lama berusahatani paling sedikit di daerah penelitian adalah 16-20 tahun yaitu sebanyak 2 jiwa ( 3,64%).


(46)

d. Jumlah Tanggungan

Adapun jumlah tanggungan atau jumlah anggota keluarga petani ubi kayu di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (Jiwa) Persentase(%)

1 1 – 5 51 92, 73

2 6 – 10 4 7, 27

Jumlah 44 100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 4)

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah tanggungan terbanyak ada pada kelompok 1-5 yaitu sebanyak 51 jiwa (90,91%) dan yang terkecil pada kelompok 6-10 yaitu sebanyak 4 orang atau (7,27%).

e. Luas Lahan

Dalam proses usahatani lahan merupakan faktor produksi yang sangat penting. Hal ini dikarenakan lahan merupakan tempat dimana proses produksi berlangsung dan sangat berpengaruh terhadap besarnya produksi yang dihasilkan. Semakin besar luas lahan yang diusahakan maka tentu saja semakin besar peluang untuk menghasilkan produksi yang lebih besar. Maka harapan memperoleh pendapatan yang lebih besar pun dapat tercapai. Lahan yang digunakan oleh petani di daerah penelitian ini adalah sebagian lahan bukan milik mereka sendiri, melainkan lahan tersebut merupakan lahan garapan . Sebagian kecil petani ada yang menyewa di lahan tersebut dan ada juga yang tidak membayar uang sewa (Cuma-Cuma) dan bahkan ada yang memanfaatkan lahan milik saudara mereka untuk dikelola dalam berusahatani ubi kayu. Berikut disajikan data luas lahan petani sampel di daerah penelitian:


(47)

Tabel 15. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan

No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 0 - 0,2 16 29,10

2 0,2 – 0,4 15 27,27

3 0,4 – 0,6 13 23,64

4 0,6 – 0,8 3 5,45

5 0,8 – 1 3 5,45

6 >1 5 9,09

Jumlah 55 100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 4)

Tabel 15 menunjukkan bahwa petani sampel di daerah penelitian yang memiliki luas lahan terbanyak adalah seluas 0-0,2 Ha dengan jumlah 16 jiwa (29,10%). Petani yang memiliki luas lahan >1 Ha sebanyak 5 jiwa (9,09%). Beberapa petani hanya menyewa lahan di desa ini dan hanya sedikit yang memiliki lahan sendiri bahkan beberapa mereka menggarap lahan milik saudara mereka sebelum diusahakan ubi kayu. Sebelum diusahakan ubi kayu lahan ini sebelumnya milik perkebunan, dan surat tanah/ sertifikat tanah di daerah penelitian ini belum jelas status kepemilikannya. Kepemilikan lahan menjadi salah satu faktor di desa yang menjadikannya sejahtera ataupun tidak sejahtera

f. Produksi

Jumlah produksi ubi kayu bervariasi dikarenakan perbedaan luas lahan dan jumlah bibit yang ditebar. Jumlah produksi ubi kayu berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 16 yaitu sebagai berikut:


(48)

Tabel 16. Distribusi Produksi Ubi Kayu Dalam Satu Kali Musim Panen No Produksi (Kg) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 5.000 - 15.000 28 50,91

2 16.000 – 25.000 14 25,45

3 26.000 – 35.000 2 3,64

4 >35.000 11 20

Jumlah 55 100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 4)

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa petani sampel di daerah penelitian rata-rata memperoleh hasil produksi sebanyak 5.000 – 15.000 kg yaitu sebanyak 28 jiwa (50,91%). Dan yang memperoleh hasil produksi sebesar >35.000 kg sebanyak 11 jiwa (20%).

g. Harga

Untuk harga jual hasil panen ubi kayu di daerah penelitian sebagian sudah ditentukan oleh pihak pabrik yang memborong dan ada beberapa dari mereka menjual sendiri ke konsumen dikarenakan luas lahan yang sedikit dan jenis ubi yang digunakan berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17 yaitu sebagai berikut:

Tabel 17. Harga Jual Ubi Kayu Di Daerah Penelitian

No Harga (Rp) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 < Rp.700 34 61,82

2 > Rp.700 21 38,18

Jumlah 55 100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 4)

Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa harga jual hasil panen ubi kayu paling banyak dijual dengan harga < Rp. 700 sebanyak 34 jiwa (61,82%) karena hasil


(49)

produksi mereka sudah ditampung oleh Pabrik. Dan harga jual > Rp. 700 sebanyak 21 jiwa (38,18%) mereka menjual hasil panen mereka langsung ke konsumen.


(50)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Luas dan Perkembangan Produksi Ubi Kayu di Desa Marindal II

Tabel 18. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu Di Marindal II Tahun 2010-2014

No Tahun Luas Panen (Ha)

% Produksi (Ton)

% Produktivitas (Ton)

%

1 2010 55 0 1.815 0 33 0

2 2011 55 0 1.815 0 33 0

3 2012 93 69 2.701 49 29,04 -12

4 2013 113 22 3.166 17 28,01 -3,5

5 2014 139 23 3.891 23 27,99 -0,1

Sumber : BPS dari tahun 2011-2015

Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan luas panen ubikayu dari tahun 2010 hingga tahun 2014 terus bertambah. Kecuali antara tahun 2010 dan 2011. Namun pada tahun selanjutnya meningkat drastis dari 55 Ha di tahun 2010 menjadi 113 Ha di tahun 2013, begitu selanjutnya semakin bertambah di tahun 2014 sebesar 26 Ha sehingga luas panen di tahun 2014 seluas 139 Ha.

Pertambahan luas panen ini terjadi dikarenakan banyak lahan bukaan yang mulai diusahakan petani, dan ditanami ubi kayu. Sehingga luas panen di daerah penelitian ini bertambah. Banyak warga yang menanam kembali tanah kosong yang tidak pernah ditanami walaupun kering dan tandus. Tapi mereka memanfaatkannya kembali dengan menanam ubi kayu karena lebih resisten terhadap kekeringan dibandingkan dengan tanaman hortikultura lain.


(51)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi ubi kayu dalam kurun waktu lima tahun terus meningkat, dimana pada tahun 2010 produksi ubikayu sebesar 1.815 Ton, pada tahun 2013 sebesar 3.166 Ton dan pada tahun 2014 sebesar 3.891 Ton. Peningkatan ini terjadi bukan karena meningkatnya produktivitas ubikayu di daerah penelitian. Tapi peningkatan produksi ini dipicu dengan meningkatnya luas panen di daerah penelitian yang pada tahun 2010 luas panen 55 Ha sedangkan di akhir tahun 2014 luas panen 139 Ha.

Hal lain dapat diketahui bahwa produktivitas selama kurun waktu lima tahun menurun, dimana pada tahun 2010 dan 2011 produktivitas ubikayu petani 33 Ton/Ha, tahun 2012 dengan produktivitas 29,04. Terjadi penurunan sebesar 3,6 Ton/Ha. Penurunan ini terus terjadi seperti pada tahun 2013 dan 2014 berturut-turut 28,01 Ton/Ha dan 27,09 Ton/Ha. Penurunan produktivitas ini dapat menurunkan penerimaan petani sehingga pendapatannya menurun.

Penurunan produktivitas dipicu penggunaan bibit yang digunakan petani bersifat turun temurun dan membuat kualitas bibit jadi menurun. Artinya di awal tahun petani menggunakan bibit unggul ubikayu Malaysia dan Kalimantan pada penanaman pertama. Selanjutnya untuk penanaman kedua kebanyakan petani menggunakan bibit dari hasil penanaman pertama. Selanjutnya untuk penananman ketiga menggunakan bibit hasil penanaman kedua. Hal ini terus dilakukan petani bahkan sampai empat kali periode. Sehingga produktivitas yang dihasilkan menurun, karena sifat unggul dari suatu bibit untuk beberapa kali periode atau


(52)

5.2 Cara Bercocok Tanam dan Pendapatan Petani Ubi Kayu di Desa Marindal II

5.2.1 Cara bercocok tanam ubi kayu di daerah penelitian

Di daerah penelitian masih melalkukan cara bercocok tanam secara tradisional. Beberapa kegiatan cara bercocok tanam dalam usahatani ubi kayu yang dilakukan oleh petani berdasarkan observasi langsung dan hasil wawancara di daerah penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Pembersihan lahan

Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma-gulma yang tumbuh dan juga mempermudah dalam penanaman stek ubi kayu. Pada lahan yang baru dibuka atau masih dipenuhi dengan semak belukar sebelum membersihkannya terlebih dahulu yang dilakukan penyemprotan lahan tersebut dengan pestisida, setelah itu tunggu beberapa hari yaitu sekitar 4-5 hari. Sedangkan untuk lahan yang sudah selesai pemanenan tanaman ubi kayu tidak perlu melakukan penyemprotan lahan tetapi cukup hanya membersihkan sisa-sisa dari batang ubi yang baru selesai dipanen, ada sebagian petani membakarnya dan ada juga yang menjualnya dengan harga Rp 20.000/ikat (1 ikat = 25 batang). 2. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan sebelum dilakukannya penanaman ubi kayu petani menggunakan traktor/jetor, yang mana kegiatan ini bertujuan untuk menggemburkan tanah agar mudah nantinya dalam penanaman stek ubi kayu dan dalam pemanenan juga dapat lebih mudah untuk mencabutnya karena tanahnya yang gembur.


(53)

3. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Pemberantasan hama dan penyakit yang pertama dilakukan sebelum dilakukannya penanaman stek ubi kayu pada lahan, yang mana kegiatan ini bertujuan untuk memberantas hama yang tumbuh di lahan sampai mati, agar nantinya waktu tanaman sudah tumbuh tidak akan adanya hama yang tumbuh. Setelah dilakukannya penyemprotan tersebut, tunggu selama 4 hari sampai kandungan racun yang ada pada pestisida yang disemprotkan pada lahan tidak meracuni stek ubi kayu yang ditanam sehingga lahan kembali netral.

4. Penanaman bibit

Pada bibit ubi kayu yang berasal dari batang hasil pemanenan sebelumnya maka terlebih dahulu didiamkan dahulu selama 3 hari yang mana bertujuan untuk menghilangkan kandungan racun yang ada pada batang, karena nantinya dapat menghambat proses pertumbuhan ubi kayu. Kemudian batang dari ubi kayu tersebut dipotong-potong dengan ukuran panjangnya 30 cm, potongan tersebutlah yang disebut dengan stek.

Adapun jarak tanamnya yaitu untuk jarak antar gang 60 cm sedangkan jarak antar baris 80 cm. Pada proses penanamannya harus agak miring yakni dengan kemiringan sekitar 450 dengan arah melawan mata angin agar stek tersebut tidak tumbang, ukuran batang yang tertanam pada tanah hanya cukup 3 inci saja agar stek tidak busuk dan mudah nantinya dalam pemanenan.

5. Pemupukan


(54)

membantu mempercepat dalam proses pertumbuhan ubi kayu agar lebih banyak produksi yang dihasilkan.

6. Rempelan

Kegiatan rempelan adalah kegiatan penunasan pada tanaman ubi kayu yang sudah berumur 3-4 bulan dengan menyisakan 1 tunas saja pada batang ubi. Rempelan ini dilakukan agar nantinya tunas yang ada tidak akan rebutan unsur hara pada tanah dan pemborosan pada proses pemupukan karena semakin banyak tunas maka akan semakin banyak makanan yang dibutuhkannya. Selain itu pada saat pemanenan dapat lebih mudah karena hanya 1 tunas saja yang tumbuh.

7. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Kegiatan pemberantasan hama dan penyakit yang ke 2 ini dilakukan pada saat tanaman ubi kayu berumur 5 bulan. Penyemprotan dilakukan dengan tujuan untuk memberantas hama dan penyakit yang ada pada tanaman ubi kayu di lahan, tetapi ada sebagian petani tidak melakukan kegiatan penyemprotan yang ke 2 ini karena pada lahan tanaman ubi kayu tidak ada hama atau gulma yang tumbuh dan tanaman tidak terserang penyakit sehingga sebagian mereka tidak mengeluarkan biaya pemberantasan hama dan penyakit dalam tahapan pemeliharaan tanaman. 8. Pemanenan

Pada waktu pemanenan tanaman ubi kayu ini dilakukan berbeda-beda berdasarkan jenis ubinya, untuk jenis ubi kalimantan pemanenan dilakukan pada bulan ke 9, sedangkan pada jenis ubi malaysia pemanenan dilakukan pada bulan ke 7. Pemanenan dilakukan dengan mencabut tanaman ubi tersebut dan untuk di daerah penelitian berdasarkan hasil wawancara proses pemanenan dengan sistem


(55)

borongan. Semua tenaga kerja berasal dari pabrik, petani cukup menerima uangnya saja.

5.2.2 Pendapatan Petani Ubi Kayu

Produksi dapat diidentifikasi sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dan setiap variabel input dan output mempunyai nilai yang positif.

Penerimaan adalah nilai rupiah dari total produksi fisik yang dihasilkan atau merupakan perkalian antara produksi fisik dengan harga jual, dalam hal ini adalah perkalian produksi ubi kayu dengan harga harga jual ubi kayu.

Berdasarkan hasil wawancara dari petani bahwa produksi yang diperoleh petani bervariasi, ubi kayu yang dihasilkan berkisar 5000-138.000 kg, rata-rata produksi ubi kayu yang diperoleh petani adalah sebesar 27.264 Kg/ha. Dengan harga jual petani juga yang bervariasi berkisar Rp.500-750,. Rata-rata harga jualnya sebesar Rp.652,. Sehingga penerimaan yang diperoleh petani rata-rata sebesar Rp.17.697.855,. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 19. Rata-rata Produksi, Harga Jual, Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Petani Ubi Kayu Di Desa Marindal II

No Uraian Rataan

1 Produksi (kg) 27.264


(56)

Pendapatan usahatani merupakan total penerimaan usahatani tersebut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Dalam hal ini pendapatan petani dari usahatani ubi kayu adalah total penerimaan petani ubi kayu dikurang dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi ubi kayu berlangsung. Pada tabel berikut ini ditampilkan nilai pendapatan petani ubi kayu di daerah penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 19. Jumlah Pendapatan Permusim Tanam Petani Ubi Kayu Di Marindal II

No Pendapatan Jumlah (Jiwa) Persentase

(%)

1 Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 17 30,91

2 Rp. 6.000.000 – Rp. 10.000.000 25 45,45

3 Rp. 11.000.000 – Rp.15.000.000 2 3,64

4 Rp. 16.000.000 – Rp. 20.000.000 0 0

5 >Rp. 20.000.000 11 20

Jumlah Min Maks Rata-rata

55 Rp.1.700.250/MT Rp.59.488.000/MT Rp.12.895.568/MT

100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 8)

Hasil penelitian pada lampiran 8 menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh petani selama usahatani ubi kayu permusim tanam di Marindal II tersebut berada antara Rp.1.700.250/MT sampai dengan Rp.59.488.000/MT dengan rata-rata Rp.12.895.568/MT. Pendapatan petani sampel permusim tanam diperoleh 7-9 bulan hal ini diketahui berdasarkan jenis ubi yang ditanamnya, kalau ubi kayu malaysia masa panennya selama 7 bulan sedangkan ubi kayu Kalimantan masa panennya selama 9 bulan. Pendapatan petani sampel Rp. 1.700.250/MT dengan


(57)

diperoleh petani. Hal ini dikarenakan harga jual ubi kayu yang rendah. Sehingga pendapatan dan produksi ubi kayu yang diterima petani sampel sangat kecil dan sedikit.

Tabel 20. Jumlah Pendapatan/Musim Tanam/Ha Petani Ubi Kayu Di Marindal II

No Pendapatan Jumlah (Jiwa) Persentase

(%)

1 Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 6 10,91

2 Rp. 11.000.000 – Rp. 15.000.000 15 27,27

3 Rp. 16.000.000 – Rp.20.000.000 18 32,73

4 Rp. 21.000.000 – Rp. 25.000.000 6 10,91

5 >Rp. 25.000.000 10 18,18

Jumlah Min Maks Rata-rata

55 Rp.5.313.218/MT Rp.49.483.125/MT Rp.21.064.008/MT

100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 8)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat rata-rata pendapatan petani selama satu kali musim tanam sebesar Rp. 21.064.008/Ha. Selain itu petani yang berpendapatan antara Rp.16.000-Rp.20.000 merupakan persentase petani terbesar yaitu sebanyak 18 jiwa (38,18%) dari petani sampel memiliki pendapatan dengan kisaran tersebut.

Petani dengan pendapatan terendah memiliki pendapatan sebesar Rp. 5.313.281/musim tanam/Ha. Pendapatan petani/musim tanam/ha memiliki angka yang besar artinya pendapatannya tinggi, namun tidak semua petani memiliki luas lahan 1 Ha atau lebih dari 1 Ha.


(58)

dibagi dengan lama tanam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 21. Jumlah Pendapatan per Bulan Petani Ubi Kayu Di Marindal II

No Pendapatan Jumlah (Jiwa) Persentase

(%)

1 Rp. 100.000 – Rp. 1.000.000 28 50,91

2 Rp. 1.100.000 – Rp. 2.000.000 16 29,09

3 Rp. 2.100.000 – Rp.3.000.000 4 7,27

4 >Rp. 3.000.000 7 12,73

Jumlah Min Maks Rata-rata

55 Rp. 242.892/Bulan Rp.8.498.285/Bulan Rp. 1.691.444/Bulan

100

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 8)

Hasil penelitian pada lampiran 8 menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh petani per bulannya antara Rp.242.892/bulan sampai dengan Rp.8.498.285/bulan dengan rata-rata Rp.1.691.444/bulan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendapatan petani di Desa Marindal II dikategorikan pendapatan rendah.

Kategori pendapatan rendah diukur dengan cara membandingkan pendapatan petani ubi kayu dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Deli Serdang Tahun 2015. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara pendapatan petani ubi kayu dibandingkan dengan upah minimum kabupaten Deli Serdang:


(59)

Tabel 22. Perbandingan Pendapatan Petani dengan Upah Minimum

Sumber : Data Primer diolah dari Lampiran 8

Dari data yang disajikan tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 44 sampel petani (80%) memiliki pendapatan dibawah UMK, dan hanya 11 sampel petani (20%) Sampel Pendapatan/

Petani/bulan

UMK Kriteria Sampel Pendapatan/ Petani/bulan

UMK Kriteria 1 7.260.071 2.045.000 Tinggi 29 672.071 2.045.000 Rendah 2 938.785 2.045.000 Rendah 30 1.820.285 2.045.000 Tinggi 3 323.214 2.045.000 Rendah 31 605.357 2.045.000 Rendah 4 3.019.357 2.045.000 Tinggi 32 1.132.500 2.045.000 Rendah 5 402.857 2.045.000 Rendah 33 1.460.642 2.045.000 Rendah 6 8.020.214 2.045.000 Tinggi 34 940.785 2.045.000 Rendah 7 5.210.611 2.045.000 Rendah 35 560.000 2.045.000 Rendah 8 813.500 2.045.000 Rendah 36 3.043.642 2.045.000 Tinggi 9 1.755.214 2.045.000 Tinggi 37 3.050.444 2.045.000 Rendah 10 892.928 2.045.000 Rendah 38 4.398.500 2.045.000 Rendah 11 351.714 2.045.000 Rendah 39 1.193.000 2.045.000 Rendah 12 8.498.285 2.045.000 Tinggi 40 435.214 2.045.000 Rendah 13 1.195.428 2.045.000 Tinggi 41 1.000.642 2.045.000 Rendah 14 5.264.611 2.045.000 Rendah 42 545.714 2.045.000 Rendah 15 405.785 2.045.000 Rendah 43 348.500 2.045.000 Rendah 16 1.112.500 2.045.000 Rendah 44 1.220.785 2.045.000 Rendah 17 1.027.500 2.045.000 Rendah 45 1.469.500 2.045.000 Rendah 18 524.500 2.045.000 Rendah 46 610.000 2.045.000 Rendah 19 326.571 2.045.000 Rendah 47 820.785 2.045.000 Rendah 20 482.071 2.045.000 Rendah 48 462.678 2.045.000 Rendah 21 1.103.500 2.045.000 Rendah 49 1.414.500 2.045.000 Rendah 22 854.821 2.045.000 Rendah 50 1.056.944 2.045.000 Rendah 23 4.795.333 2.045.000 Tinggi 51 961.571 2.045.000 Rendah 24 968.642 2.045.000 Rendah 52 1.199.222 2.045.000 Tinggi 25 242.892 2.045.000 Rendah 53 997.285 2.045.000 Rendah 26 591.071 2.045.000 Rendah 54 855.000 2.045.000 Rendah 27 2.422.333 2.045.000 Rendah 55 772.055 2.045.000 Rendah 28 1.177.500 2.045.000 Rendah


(60)

Rendahnya pendapatan petani di daerah penelitian disebabkan oleh luas lahan yang diusahakan petani tergolong sempit dan juga harga jual yang begitu rendah. Hal ini tentu akan mempengaruhi banyak produksi dan penerimaan yang akan diperoleh petani.

5.3 Faktor-faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Ubi Kayu Di Desa Marindal II

Dalam analisis ini digunakan model regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Masing masing variabel bebas dilihat pengeruhnya terhadap variabel terikat dalam hal ini Pendapatan petani ubi kayu. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan petani ubi kayu dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan uji F (secara serempak) dan uji-t (secara parsial). Dalam pembangunan model penduga tersebut, diduga Pendapatan ubi kayu dipengaruhi oleh luas lahan, produksi, Harga jual, dan jenis ubi yang ditanam.

Untuk melihat hasil regresi berganda dengan bantuan SPSS dengan persamaan:

Ŷi = bo + b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 + b7X7 + μ

Diperoleh hasil seperti di bawah ini:

Model Summaryb

,939a ,882 ,864 5809410,30

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Jenis Bibi t (0=Kali mantan,

1=Malaysia), Lama Pendidikan (Tahun), Umur (Tahun), Harga Jual (Rp/Kg), Pengalaman Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produktivi tas (Kg/Ha) a.

Dependent Vari able: Pendapatan (Rp/MT) b.


(61)

ANOVAb

1,2E+016 7 1,687E+015 49,972 ,000a

1,6E+015 47 3,375E+013

1,3E+016 54 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Jenis Bibit (0=Kalim antan, 1=Mal aysi a), Lama Pendidikan (Tahun), Um ur (Tahun), Harga Jual (Rp/Kg), Pengal aman Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produktivitas (Kg/Ha)

a.

Dependent Vari able: Pendapatan (Rp/MT) b.

Persamaan yang diperoleh dari hasil diatas adalah

Y= -4E+007 - 35828,1X1 + 628884,5X2 - 81609,6X3 + 2E+007X4 + 8875,667X5 +

832,350X6 – 992582,6X7

Dari model ini diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,882. Hal ini menjelaskan bahwa sebesar 88,2% variabel umur (X1), lama pendidikan (X2),

pengalaman bertani (X3), luas lahan (X4), harga (X5), produktivitas (X6), dan jenis

bibit (X7) telah mampu menjelaskan variasi variabel Pendapatan (Y).

Untuk menguji hipotesis secara serempak, dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan α=5% atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut:

1. Uji pengaruh variabel secara serempak

Secara serempak variabel umur (X ), lama pendidikan (X ), pengalaman bertani

Coefficientsa

-4E+007 1E+007 -2,962 ,005

-35828,1 76573,279 -,025 -,468 ,642 ,041 -,068 -,023 ,908 1,101

628884,5 293804,1 ,129 2,140 ,038 ,501 ,298 ,107 ,696 1,436

-81609,6 102285,8 -,044 -,798 ,429 -,048 -,116 -,040 ,832 1,202

2E+007 1278746 ,864 14,701 ,000 ,891 ,906 ,738 ,730 1,370

8875,677 2109,397 ,221 4,208 ,000 ,088 ,523 ,211 ,910 1,099

832,350 322,705 ,179 2,579 ,013 ,189 ,352 ,129 ,524 1,908

992582,6 2303463 ,030 ,431 ,669 -,226 ,063 ,022 ,511 1,955

(Constant) Umur (Tahun) Lama Pendidikan (Tahun) Pengalaman Bertani (Tahun)

Luas Lahan (Ha) Harga Jual (Rp/Kg) Produktivitas (Kg/Ha) Jenis Bibit (0=Kalimantan, 1=Malaysia) Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Pendapatan (Rp/MT) a.


(62)

dengan nilai signifikansi=0,000< α =0,05 dan nilai F-hitung 49,97>F-tabel 2,14. Sesuai Dengan kriteria uji Jika Fhitung≤Ftabel atau jika signifikansi F>α : terima Ho

atau tolak H1 atau Jika Fhitung>Ftabel atau jika signifikansi F≤α : tolak H o atau terima H1. Maka dapat disimpulkan secara serempak variabel bebas umur (X1),

lama pendidikan (X2), pengalaman bertani (X3), luas lahan (X4), harga (X5),

produktivitas (X6), dan jenis bibit (X7) berpengaruh secara signifikan (nyata)

terhadap variabel terikat Pendapatan (Y).

2. Uji pengaruh variabel secara parsial

a. Pengaruh Umur (X1) terhadap pendapatan petani ubi kayu

Secara parsial variabel umur tidak berpengaruh terhadap Pendapatan . Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung 0,47<t-tabel 1,67, dan tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pendapatan petani.

b. Pengaruh Lama pendidikan (X2) terhadap pendapatan petani ubi kayu Secara parsial variabel bebas lama pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung 2,14>t-tabel 1,67, dan signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel lama pendidikan berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pendapatan. Semakin tinggi lama pendidikan maka semakin tinggi pendapatan petani.


(63)

jika lama pendidikan naik maka pendapatan akan naik dan sebaliknya. Koefisien regresi lama pendidikan diperoleh sebesar 628884,5 artinya jika lama pendidikan naik 1 tahun, maka pendapatan akan naik sebesar Rp.628884,5

c. Pengaruh Pengalaman bertani (X3) terhadap pendapatan petani ubi kayu Secara parsial variabel pengalaman bertani tidak berpengaruh terhadap Pendapatan . Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung 0,78<t-tabel 1,67, dan tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman bertani tidak berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pendapatan petani.

d. Pengaruh Luas lahan (X4) terhadap pendapatan petani ubi kayu

Secara parsial variabel bebas luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung 14,70>t-tabel 1,67, dan signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel luas lahan berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pendapatan. Semakin tinggi luas lahan maka semakin tinggi pendapatan petani.

Koefisien regresi luas lahan sebesar 20.000.000 dengan tanda koefisien yang positif. Artinya jika luas lahan bertambah, maka pendapatan akan bertambah dan sebaliknya. Dengan demikian jika luas lahan dinaikkan sebesar 1 ha, makan pendapatan akan meningkat sebesar Rp.20.000.000


(64)

e. Pengaruh Harga (X5) terhadap pendapatan petani ubi kayu

Secara parsial variabel bebas harga jual berpengaruh terhadap Pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung 4,21>t-tabel 1,67, dan signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga jual berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pendapatan. Semakin tinggi harga jual ubi kayu maka semakin tinggi pendapatan petani.

Tanda koefisien regresi harga jual yang positif menandakan bahwa pengaruh harga jual terhadap pendapatan bersifat positif. Dengan demikian jika harga jual naik maka pendapatan akan naik dan sebaliknya. Koefisien regresi harga jual diperoleh sebesar 8875,68 artinya jika harga jual naik Rp 1, maka pendapatan akan naik sebesar Rp.8875,68.

f. Pengaruh Produktivitas (X6) terhadap pendapatan petani ubi kayu

Secara parsial variabel bebas produktivitas berpengaruh terhadap Pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung 2,58>t-tabel 1,67, dan signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel produktivitas berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pendapatan. Semakin tinggi produktivitas usaha tani maka semakin tinggi pendapatan petani.

Tanda koefisien produktivitas yang positif menandakan bahwa pengaruh antara produktivitas dan Pendapatan bersifat positif. Artinya jika produktivitas meningkat maka pendapatan akan meningkat dan sebaliknya. Dari hasil regresi diperoleh koefisien regresi produktivitas 832,35, dengan demikian jika


(65)

produktivitas meningkat 1 ton/ha maka akan menaikkan pendapatan sebesar Rp.832,35.

g. Pengaruh Jenis bibit (X7) terhadap pendapatan petani ubi kayu

Secara parsial variabel Jenis bibit tidak berpengaruh terhadap Pendapatan . Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana t-hitung 0,43<t-tabel 1,67, dan tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis ini tidak memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jenis bibit tidak berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pendapatan petani.

Koefisien regresi variabel jenis bibit bertanda positif artinya variabel jenis bibit pengaruh yang positif terhadap Pendapatan. Hal ini menyebabkan peningkatan pendapatan akibat penggunaan jenis bibit unggul dan sebaliknya.

Dari hasil kedua analisis tersebut di atas baik dengan uji-F secara serempak maupun dengan uji-t secara parsial, dapat disimpulkan bahwa hanya variabel umur, pengalaman bertani dan jenis bibit yang tidak berpengaruh signifikan. Jika analisis dilakukan dengan uji-t meskipun secara serempak seluruh variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Pendapatan). Hasil analisis ini juga sekaligus membuktikan bahwa model analisis yang diasumsikan (analisis linear berganda) cukup baik menggambarkan hubungan antara faktor faktor umur, lama pendidikan, pengalaman, luas lahan, harga, produktivitas, dan jenis bibit terhadap peningkatan atau penurunan Pendapatan


(66)

Tidak berpengaruhnya jenis bibit disini bukan sama sekali tidak berpengaruh, melainkan memiliki pengaruh yang sangat sedikit. Hal ini dapat terjadi karena variansi (perbedaan) jenis bibit antar sampel tidak jauh berbeda.

5.4 Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Berusahatani Ubi Kayu Di Desa Marindal II

Adapun masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani Ubi Kayu yaitu masalah internal dan masalah eksternal. Masalah internal disini adalah masalah yang dihadapi yang berasal dari petani itu sendiri menyangkut kesulitan yang dihadapi dalam mengusahakan ubi kayu tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dilapangan petani tidak memiliki masalah internal dalam mengusahakan ubi kayu tersebut, melainkan mereka punya masalah eksternal yang dihadapinya. Adapun masalah eksternal yang dihadapi petani ubi kayu yaitu:

• Masalah kepemilikan lahan

Petani didaerah penelitian sebagian besar menggunakan tanah garapan, hanya sedikit petani yang memiliki lahan sendiri. Hal ini menjadi masalah bagi petani karena mereka tidak punya hak atas lahan yang mereka olah, bisa saja sewaktu-waktu lahan tersebut diambil alih oleh pemiliknya.

• Harga jual yang rendah

Harga jual yang relatif rendah sudah lama dirasakan oleh petani ubi kayu di daerah penelitian sehingga banyak petani yang memiliki pendapatan rendah. Kebanyakan petani di daerah penelitian mendapat harga jual sebesar Rp.600,. dibandingkan dengan harga jual di Kecamatan STM Hilir sebesar Rp.900. Sehingga ada beberapa petani yang beralih tanam ke tanaman jagung karena pendapatan yang mereka terima sangat rendah yang disebabkan oleh harga jual


(67)

mengambil keputusan dalam berusahatani dan juga berpengaruh terhadap kesejahteraan petani.

Harga yang rendah ini karena hasil panen ubikayu langsung dijual ke pabrik, dan pabrik yang membeli hasil panen dari petani sedikit di daerah penelitian.

• Serangan hama penyakit

Pada tanaman ubi kayu Penyakit yang sering menyerang tanaman ini adalah jamur akar putih. Jamur akar putih menyerang pertanaman ubi kayu terutama pada lahan yang sering di tanami ubi kayu. Pada lahan yang sering ditanami ubi kayu, pada saat panen sering umbi ubi kayu tertinggal di dalam tanah. Umbi ubi kayu ini akan menjadi busuk dan menjadi tempat berkembangnya jamur akar putih. Hal ini akan berpengaruh pada hasil produksi.

• Rasa aman

Rasa aman yang dimaksud disini adalah kenyamanan petani pada usahatani ubi kayu tersebut. Di daerah penelitian ada beberapa petani yang resah disebabkan oleh tanaman ubi kayu mereka dipanen oleh Preman kampung setempat, sehingga petani menjadi rugi.


(68)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Perkembangan luas lahan dan produksi ubikayu di daerah penelitian selama lima tahun terus bertambah dan meningkat, dimana pada tahun 2010 produksi ubikayu sebesar 1.815 Ton, dan pada tahun 2014 sebesar 3.891 Ton. Peningkatan produksi ini dipicu dengan meningkatnya luas panen di daerah penelitian yang pada tahun 2010 luas panen 55 Ha sedangkan pada tahun 2014 luas panen 139 Ha. Tetapi Produktivitasnya menurun hal ini dipicu karena penggunaan bibit yang digunakan bersifat turun menurun.

2. Cara bercocok tanam ubi kayu di daerah penelitian masih dilakukan secara sederhana, karena penggunaan teknologi dalam usahatani ubi kayu hanya pada tahap-tahap tertentu saja yang menggunakan teknologi seperti tahap pengolahan lahan dengan menggunakan jetor. Dan Rata-rata Pendapatan per musim tanam petani ubi kayu di daerah penelitian adalah sebesar Rp.12.895.568, pendapatan petani/musim tanam/Ha sebesar Rp. 21.064.008, sedangkan pendapatan perbulan sebesar Rp. 1.691.444 sehingga pendapatan petani didaerah penelitian dikatakan rendah dengan membandingkan UMK (Rp. 2.045.000).

3. Dari hasil uji-F secara serempak variabel umur (X1), lama pendidikan (X2),

pengalaman bertani (X3), luas lahan (X4), harga (X5), produktivitas (X6) dan

jenis bibit (X7) berpengaruh nyata terhadap Pendapatan. Dan dengan uji-t


(1)

4. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku sekretaris Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dan Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, khususnya pegawai Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi.

6. Seluruh instansi dan responden yang terkait dengan penelitian penulis yaitu Bapak Dedi Rinaldy Marpaung, S.Sos selaku Kepala Desa Marindal II, Abangda Alfi Rahmat selaku pegawai di kantor camat Patumbak, Bapak M.Munawar Kholil Sp selaku penyuluh pertanian di Patumbak yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data dalam skripsi ini.

7. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman stambuk 2012, khususnya sahabat-sahabat penulis Nursamsi, Asriyani, Aliya Pulungan, Alfin Khoir Marpaung yang telah memberikan semangat, bantuan dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata, penulis mengcapkan terima kasih.

Medan, April 2016


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 11

2.3 Penelitian Terdahulu ... 16

2.4 Kerangkan Pemikiran ... 17

2.5 Hipotesis Penelitian ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

3.2 Metode Pengambilan Sampel ... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.4 Metode Analisis Data ... 22

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 25

3.5.1 Definisi ... 25

3.5.2 Batasan Operasional ... 26

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 27

4.1.1 Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah ... 27

4.1.2 Kependudukan ... 30

4.1.3 Pertanian ... 31

4.1.4 Sarana dan Prasarana ... 32

4.2 Karakteristik sampel penelitian ... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Cara Bercocok Tanam dan Pendapatan Petani Ubi Kayu di Desa Marindal II... 40

5.2 Analisis Usahatani dan Komponen Biaya... 42

5.2.1 Cara bercocok tanam ubi kayu di daerah penelitian ... 42

5.2.2 Pendapatan Petani Ubi kayu ... 45


(3)

5.3 Faktor-faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Ubi Kayu Di Desa Marindal II... 48 5.4 Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Berusahatani Ubi Kayu

Di Desa Marindal II... . 54 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 56 6.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi Kayu

Tahun 2004-2013

4

2 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi Kayu

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

5

3 Luas Lahan, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi

Kayu di Kabupaten Deli Serdang

20

4 Luas Panen, Produksi dan Produksi Rata-rata Ubi

Kayu di Kecamatan Patumbak Tahun 2014

21

5 Luas Desa dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan

Patumbak

28 6

7

Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 Jumlah Penduduk menurut Agama Tahun 2014

30 31

8 Jumlah Penduduk menurut Suku Tahun 2014 31

9 Komoditi Hasil Pertanian Yang Diperoleh Hasil Panen Petani

Di Kecamatan Patumbak Tahun 2014

32

10 Sarana Dan Prasarana Desa Marindal II, Tahun 2015 33

11 Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Umur 34

12 Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Pendidikan 35

13 Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Berusaha Tani 35

14 Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan 36

15 Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan 37

16 Distribusi Produksi Ubi Kayu Dalam Satu Kali Musim Panen 38

17 Harga Jual Ubi Kayu Di Daerah Penelitian 38

18 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu Di

Marindal II Tahun 2010-2014

40 19

20

Jumlah Pendapatan Permusim Tanam Petani Ubi Kayu Di Marindal II

Jumlah Pendapatan/musim Tanam/Ha Petani Ubi Kayu Di Marindal II

46 47 21

22

Jumlah Pendapatan per Bulan Petani Ubi Kayu Di Marindal II

Perbandingan Pendapatan Petani dengan Upah Minimum Kabupaten

48 49


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1 2

Skema Kerangka Pemikiran

Sketsa Peta Kecamatan Patumbak

18 29


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

1 Luas lahan, produksi ubi kayu menurut Kabupaten/kota 1

2 Luas lahan, produksi ubi kayu di Kabupaten Deli Serdang 2

3 Luas panen, produksi ubi kayu di Kecamatan 3

4 Karakteristik petani sampel ubi kayu 4

5 Luas lahan, produksi, dan produktivitas Ubi kayu 5

6 Biaya Produksi petani sampel ubi kayu 6

7 Penerimaan petani ubi kayu 7

8 Total Pendapatan 8

9 Sketsa Peta Kecamatan Patumbak 9

10 Foto jenis ubi kayu 10

11 Foto wawancara petani ubi kayu 11

12 13

Lembar Kuisoner Petani Ubi Kayu Hasil SPSS

12 13

14 Matriks Penelitian 14