Melakukan penurunan nilai sesuai Arus kas masa depan dari kelompok Metode pengukuran pencatatan Estimasi arus kas masa depan dikaji

244 Sumber : Data Olahan 2013 Tabel 6. Perbandingan pengukuran atas CKPN berdasarkan PSAK 55 Revisi 2011 dengan PT. Bank Mandiri Unit Datulolong Lasut 1 PERSERO Tbk. No. Berdasarkan PSAK 55 Revisi 2011 Berdasarkan PT. Bank Mandiri Kesimpulan

1. Melakukan penurunan nilai sesuai

ketentuan penurunan nilai aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi Pengukuran setelah tanggal perolehan membutuhkan perhitungan amortisasi diskon dan premium setiap tanggal pelaporan. Sesuai.

2. Arus kas masa depan dari kelompok

aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektik dihitung berdasarkan data historis beberapa tahun sebelumnya. Tingkat penurunan nilai kolektif untuk aset keuangan dihitung berdasarkan kerugian historis. Sesuai.

3. Metode pengukuran pencatatan

penurunan nilai: metode penghapusan langsung dan metode pencadangan. Menggunakan metode pencadangan menghapus piutang tak tertagih dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai dan mengkredit piutang. Sesuai.

4. Estimasi arus kas masa depan dikaji

ulang secara berkala. Estimasi kerugian atas asset keuangan dimasa yang akan datang dikaji secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi jumlah kerugian dengan jumlah kerugian aktualnya. Sesuai. Sumber : Data Olahan 2013 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan kesimpulan sebagai berikut: Dalam penerapan PSAK 50 Revisi 2010 dan PSAK 55 Revisi 2011 atas Cadangan Kerugian Penurunan Nilai oleh PT. Bank Mandiri Unit Datulolong Lasut 1 Manado PERSERO Tbk. telah sesuai dengan standar yang berlaku. Proses pengakuan awal Cadangan Kerugian Penurunan Nilai PT. Bank Mandiri sebesar nilai diamortisasi dikurangi kerugian penurunan nilai. Amortisasi menggunakan suku bunga efektif yang menyamakan nilai wajar dengan nilai kini arus kas dari pembayaran piutang dan bunganya di masa depan. Sedangkan pada proses pengukuran penurunan nilai aset keuangan secara kolektif didasarkan pada data historis beberapa tahun sebelumnya. Kemudian, piutang disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai diamortisasi dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Saran Penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam proses penyajian, pengakuan, dan pengukuran cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset keuangan piutang PT. Bank Mandiri Unit Datulolong Lasut 1 Manado PERSERO Tbk. sudah sesuai dengan PSAK 50 dan 55 juga telah diterapkan dengan baik. Diharapkan dipertahankan dan diterapkan secara konsisten disetiap periode akuntansi agar menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dalam mencerminkan posisi keuangan, prinsip transparansi dan hasil operasi perusahaan. 245 2. Dalam pencatatan piutang, sebaiknya perusahaan menetapkan kebijakan terhadap penyisihan piutang ragu-ragu agar perusahaan dapat mencegah terjadinya piutang tak tertagih akibat pelanggan yang pailit untuk suatu saat yang tidak diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia.2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia .http:auditmepostblogspot.com201001pedoman akuntansi-perbankan-indonesia.html. Diakses 27, Agustus 2013 Dwi Martani, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, Edward Tanujaya.2012 Akuntansi Keuangan Menengah . Berbasis PSAK. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Ekaputri C. Febriati. 2013. Analisis Penerapan PSAK 55 atas Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pada PT. Bank BRI .Jurnal EMBA Vol 1, No. 3, Hal.207-217. Emanuela. 2012. Analisis Penerapan PSAK 50 PSAK 55 atas Impairment Piutang Pada Perusahaan Multifinance .Jurnal FE UI. Ikatan Akuntansi Indoneisia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan . Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Iman Santoso. 2010. Akuntansi Keuangan Menengah . Penerbit PT. Refika Aditama.Bandung. Kasmir, SE, MM. 2012. Dasar-Dasar Perbankan., Edisi Revisi. PT . Raja Grafindo Persada.Jakarta. Maryanto Supriyono. 2011. Buku Pintar Perbankan . Penerbit Andi. Yogyakarta. Secarian. 2012. Evaluasi Penerapan PSAK 55 Instrumen Keuangan Pada PT. ABC Ventura. Jurnal Akuntansi . Vol 1, No. 2, Hal.1-14. Steven M. Bragg. 2012. IFRS Made Easy . Indeks.Jakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD.Alfabeta. Bandung Supardi, 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian . Smart. Jakarta 246 Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Studi : Pada Kantor Akuntan Publik dan Badan Pemeriksa Keuangan di Sulawesi Utara Roland Mailuhu Grace B. Mogi Lintje Kalangi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado Email: rolandmailuhuyahoo.com ABSTRAK Profesi akuntan publik adalah fungsi atestasipengesahan atesstation function. Ketika seorang auditor mengesahkan informasi mereka menerbitkan sebuah laporan dengan simpulan mengenai keyakinan suatu asersi tertulis dari manajemen. Untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, auditor harus melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar audit yang ditetapkan, yaitu sesuai dengan Standar Auditing dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP atau Standar Pemeriksaan Keuangan Negara bagi auditor Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Kualitas Audit yang dihasilkan auditor juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain Kompetensi dan Independensi dari auditor. Kompetensi membantu auditor melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien. Auditor juga harus independen dalam melaksanakan audit. Karena kompetensi yang baik tidak akan ada nilainya jika auditor tidak memiliki independensi yang tinggi dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membuktikan bukti empiris pengaruh kompetensi dan independensi oleh Kantor Akuntan Publik KAP dan BPK RI Perwakilan Sulawesi Utara terhadap kualitas audit. Sedangkan untuk menjawab hipotesis penelitian menggunakan alat analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas audit dan independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Secara simultan kompetensi dan independensi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sehingga semakin tinggi kompetensi dan independensi seorang auditor, maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukan. Kata Kunci : Kompetensi, Independensi dan Kualitas Audit ABSTRACT Public accounting profession is a function of attestation legalization atesstation function. When auditors certify the information they publish a report with conclusions regarding the conviction of a wr itten assertion from management. To produce a good quality audit, the auditor should perform the work in accordance with the auditing standards defined, ie in accordance with Standards on Auditing in the Public Accountants Professional Standards SPAP or the Auditing Standards for the State Audit Agency BPK . The quality of the resulting audit the auditor may also be influenced by several factors, among others, competence and independence of the auditor . Competencies help auditors carry out the work effectively and efficiently. The auditor also should be independent in carrying out the audit. Because good competence would not be worth it if the auditor does not have the degree of independence in gathering and evaluating evidence. This study aims to analyze the influence of empirical evidence and prove the competence and independence by the Public Accountant KAP and North Sulawesi Representative BPK to audit quality. As for answering the research hypotheses using multiple regression analysis. Based on the partial results of the study it can be concluded that the competence of positive b ut not significant effect on audit quality and independence of positive and significant impact on audit quality. Competence and independence simultaneously jointly positive effect on audit quality. So the higher the competence and independence of the auditor, the better the quality of audits conducted. Keywords : Competence, Independence and Quality Audit 247 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pada zaman sekarang, tujuan audit telah berubah. Penemuan kecurangan merupakan obyek audit yang insidental. Alasan pengembangan profesi akuntan publik adalah fungsi atestasipengesahan atesstation function. Ketika seorang auditor mengesahkan informasi mereka menerbitkan sebuah laporan dengan simpulan mengenai keyakinan suatu asersi tertulis dari manajemen. Orang yang melakukan audit disebut auditor. Ada 3 macam auditor : 1 Auditor Independen, 2 Auditor Internal dan 3 Auditor Pemerintah. Auditing yang dilakukan oleh auditor independen yang merupakan suatu fungsi untuk menentukan apakah laporan keuangan yang disusun manajemen telah memenuhi pedoman atau kriteria yang telah disepakati bersama atau memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Standar Akuntansi Keuangan SAK. Untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, auditor harus melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar audit yang ditetapkan, yaitu sesuai dengan Standar Auditing dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia IAPI, Dalam melaksanakan audit, auditor harus mempunyai kompetensi di bidang akuntansi dan auditing serta memiliki independensi terhadap klien yang di audit. Kompetensi sangat dibutuhkan oleh auditor agar dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Auditor harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan auditor dan akuntan. Menentukan prosedur audit yang tepat, memutuskan jumlah dan unsur yang harus diuji, seta mengevaluasi hasilnya adalah tugas yang dilaksanakan oleh auditor. Dalam melaksanakan audit, auditor harus menggunakan seluruh keahliannya dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktik audit. Dengan tingkat kompetensi yang cukup dan memadai, seorang auditor akan menghasilkan audit yang berkualitas. Sehingga kompetensi auditor akan mempengaruhi kualitas audit. Sebagai contoh, kasus yang terjadi pada PT. Kimia Farma dan kasus perusahaan energi terbesar di Amerika yaitu Enron. Yang menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen yang merupakan kantor Akuntan dari Enron. Pada tanggal 2 november 2013 Badan Pemeriksa Keuangan BPK Republik Indonesia ingin mewujudkan opini Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion Bebas Korupsi dalam lima tahun kedepan. Berita ini dimuat dalam web bpk.go.id. Untuk mengejar cita-cita ini tentunya ruang lingkup audit adalah secara keseluruhan bukan dengan teknik sampling, dan juga kompetensi serta independensi yang tinggi dari auditor sangat diperlukan untuk mencapai kualitas audit yang diinginkan. Atas latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Studi : Pada Kantor Akuntan Publik dan Badan Pemeriksa Keuangan di Sulawesi Utara”. Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh kompetensi dan independensi auditor secara parsial dan simultan terhadap kualitas audit? Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi auditor secara parsial dan simultan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik KAP dan BPK di Sulawesi Utara. Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan auditing dan akuntansi terhadap pengujian empiris atas pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit.

B. Manfaat Praktis