Rasio Indeks Kemampuan Rutin Rasio Ketergantungan

199

4. Rasio Indeks Kemampuan Rutin

Perhitungan Rasio Indeks Kemampuan Rutin No TA Total Belanja Total Belanja Operasi Total Belanja Modal Rasio Belanja Rutin Operasional Rasio Belanja Pembangunan Modal 1 2008 Rp. 366.960.420.078,00 Rp. 287.386.205.855,00 Rp. 78.762.098.123,00 0,7831 78,31 0,2740 27,4 2 2009 Rp. 397.263.093.216,60 Rp. 298.977.031.703,60 Rp. 96.790.461.513,00 0,7525 75,25 0,3237 32,37 3 2010 Rp. 459.724.036.794,00 Rp. 343.331.542.956,00 Rp. 113.573.131.025,00 0,7468 74,68 0,3307 33,07 4 2011 Rp. 483.991.924.455,00 Rp. 380.005.130.183,00 Rp. 103.257.610.472,00 0,7851 78,51 0,2717 27,17 5 2012 Rp. 538.645.556.073,00 Rp. 409.011.702.380,00 Rp. 129.165.574.193,00 0,7593 75,93 0,3157 31,57 Rata-Rata 0,765 76,5 0,3032 30,32 Sumber: Data diolah, 2013

5. Rasio Ketergantungan

Perhitungan Rasio Ketergantungan Sumber: Data diolah, 2013 6. Rasio Pertumbuhan Perhitungan Rasio Pertumbuhan No Keterangan Tahun Anggaran 2008 2009 2010 2011 2012 1 Pendapatan Asli Daerah Rp. 17.392.736.281,93 Rp. 16.822.773.814,07 Rp. 18.763.528.960,85 Rp. 25.394.063.796,63 Rp. 38.435.120.911,59 Pertumbuhan - 3,27 11,53 35,33 51,35 2 Total Pendapatan Rp. 369.257.878.870,93 Rp. 407.069.964.916,07 Rp. 446.819.398.413,85 Rp. 490.636.327.652,63 Rp. 555.570.392.064,59 Pertumbuhan - 10,24 9,76 9,80 13,23 3 Belanja Rutin Operasi Rp. 287.386.205.855,00 Rp. 298.977.031.703,60 Rp. 343.331.542.956,00 Rp. 380.005.130.183,00 Rp. 409.011.702.380,00 Pertumbuhan - 4,03 14,83 10,68 7,63 4 Belanja Pembangunan Modal Rp. 78.762.098.123,00 Rp. 96.790.461.513,00 Rp. 113.573.131.025,00 Rp. 103.257.610.472,00 Rp. 129.165.574.193,00 Pertumbuhan - 22,88 17,33 9,08 25,09 Sumber: Data diolah, 2013 No TA Pendapatan Transfer Total Pendapatan Daerah Hasil Kemampuan Keuangan 1 2008 Rp. 345.365.142.589,00 Rp. 369.257.878.870,93 0,9352 93,52 Sangat Tinggi 2 2009 Rp. 390.247.191.102,00 Rp. 407.069.964.916,07 0,9586 95,86 Sangat Tinggi 3 2010 Rp. 406.552.501.953,00 Rp. 446.819.398.413,85 0,9098 90,98 Sangat Tinggi 4 2011 Rp. 353.630.749.839,00 Rp. 490.636.327.652,63 0,7207 72,07 Sangat Tinggi 5 2012 Rp. 517.135.271.153,00 Rp. 555.570.392.064,59 0,9308 93,08 Sangat Tinggi Rata-Rata 0,891 89,1 Sangat Tinggi 200 Hasil Pembahasan - Rasio Kemandirian selama lima tahun terakhir yang menghasilkan jumlah rata-ratanya sebesar 5,00 dengan pola hubungan yang instruktif. Dari hasil tersebut, tergambar dengan jelas masih besarnya ketergantungan pemerintah Kota Bitung terhadap sumber-sumber dana bantuan dari pihak ekstern, baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah provinsi, dengan komponen bantuan terbesar adalah Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK. - Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal selama lima tahun terakhir menghasilkan jumlah rata-rata sebesar 5,02 dengan kemampuan keuangan yang masih sangat kurang. Artinya pemerintah Kota Bitung belum mampu membiayai pengeluarannya sendiri karena masih kurangnya penerimaan yang diperoleh berdasarkan Pendapatan Asli Daerah PAD. - Rasio Keserasian selama lima tahun terakhir menunjukkan rata-rata belanja rutin operasi sebesar 76,5 dan 30,32 untuk belanja pembangunan modal. Artinya pemerintah Kota Bitung lebeih memprioritaskan pengeluarannya pada belanja rutin dibandingkan dengan belanja pembangunan. - Rasio Indeks Kemampuan Rutin selama lima tahun terakhir menunjukkan rata-rata sebesar 6,64 dengan kemampuan keuangan sangat rendah. Artinya PAD belum mampu membiayai belanja rutin yang dilakukan pemerintah Kota Bitung. - Rasio ketergantungan selama lima tahun terakhir menunjukkan rata-rata sebesar 89,1 dengan kemampuan keuangan sangat tinggi. Artinya pemerintah Kota Bitung masih sangat bergantung pada pendapatan yang diterima diluar PAD dan sangat kurangnya dana dari daerah sendiri untuk membiayai kebutuhan daerahnya. - Berdasarkan rasio pertumbuhan, PAD mengalami pertumbuhan dari tahun 2008-2012 yang artinya mengalami pertumbuhan positif. Total pendapatan mengalami penurunan dari tahun 2009-2010 dan pertumbuhan dari tahun 2010-2012. Belanja rutin mengalami pertumbuhan pada tahun 2009-2010 dan penurunan dari tahun 2010-2012. Dan belanja pembangunan mengalami penurunan dari tahun 2009-2011 kemudian mengalami pertumbuhan pada tahun 2012. Maka total pendapatan, belanja rutin dan belanja pembangunan mengalami pertumbuhan yang positif juga negatif karena pertumbuhan setiap komponen mengalami peningkatan dan penurunan dari setiap periode berjalan. Artinya, pemerintah Kota Bitung belum mampu mempertahankan pertumbuhannya dari periode yang satu ke periode berikutnya. Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang tingkat kemampuan keuangan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah tahun anggaran 2008-2012 di Kota Bitung. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan keuangan daerah Kota Bitung belum mampu mendukung pelaksanaan otonomi daerah untuk periode 2008-2012. Saran Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, penulis mencoba mengajukan beberapa saran. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana dinyatakan dalam UU Nomor 32 tahun 2004, sangat diperlukan kemandirian keuangan daerah agar tingkat ketergantungan keuangan daerah kepada pemerintah pusat dapat dikurangi melalui intensifikasi Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan oleh masing-masing daerah. 2. Pemerintah Kota Bitung diharapkan lebih mempertimbangkan belanja daerahnya terhadap belanja pembangunan untuk menunjang kesejahteraan rakyat. 3. Pemerintah Kota Bitung diharapkan memacu pengembangan BUMD yang dapat meningkatkan PAD. 4. Pemerintah Kota Bitung diharapkan lebih mampu untuk mempertahankan pertumbuhannya khusus untuk belanja pembangunan. DAFTAR PUSTAKA Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: PT Indeks. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi dan Pengendalian Pengelolaan Keuangan Daerah . Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Akuntansi Keuangan Daerah . Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. 201 Mahmudi, 2006, Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik : Standar Akuntansi Pemerintahan . Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Mahmudi, 2007, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik . Yogyakarta: Andi. Purwanti, Rita Eni dan Indah Nugraheni, 2001. Siklus Akuntansi. Kanisius. Yogyakarta. Sugianto, 2007. Pajak dan Retribusi Daerah, Pengelolaan Pemerintah Daerah dalam Aspek Keuangan, Pajak, dan Retribusi Daerah. Cikal Sakti. Jakarta. Tangkilisan, Hessel. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo. Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2009. Otonomi Daerah. Nuansa Aulia. Bandung. 202 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT.SKYTECH INDONESIA Lesli Mersi Goni Jantje J. Tinangon Stanley Kho Walandow Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado Email : lesli_goniyahoo.com ABSTRAK Pendapatan merupakan salah satu unsur penting untuk memaksimalkan laba. Pendapatan harus diukur secara wajar agar pendapatan yang akan diakui perusahaan tepat, sehingga terhindar dari overstate atau understate dalam penyajian pada laporan keuangan. Menurut PSAK No. 34 revisi 2010, ada 2 metode pengakuan pendapatan yang digunakan yaitu metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pengakuan pendapatan dan biaya oleh PT. Skytech Indonesia dengan PSAK No.34 revisi 2010. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian dengan dasar biaya terhadap biaya dimana telah menunjukkan nilai yang wajar. Demikian pula dengan pengakuan dan pengukuran biaya yang terkait dengan pendapatan berdasarkan nilai wajar .Kata kunci: Analisis, Pendapatan, Persentase Penyelesaian, Biaya. ABSTRACT Income is one of the important elements to maximize the profits. Revenue should be measured appropriately so that the revenue will be recognized the right company , so avoid overstate or understate the presentation of the financial statements . According to PSAK No. . 34 revised 2010 , there are two methods of revenue recognition method used is the percentage of completion and completed contract method . The purpose of this study was to determine the suitability of the recognition of revenue and expenses by PT . Skytech Indonesia with PSAK No. 34 revised 2010 . The analytical method used is descriptive qualitative , where the data obtained , compiled , categorized , interpreted , and analyzed so as to give a proper picture . The results of the study revealed that the company uses the percentage of completion method on the basis of cost against the cost of which has shown a reasonable value . Similarly, the recognition and measurement of costs associated with the revenue based on the fair value . Keywords : Analysis , Revenue , Percentage of Completion , Cost 203 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia usaha yang semakin berkembang seiring dengan kemajuan zaman menuntut para pelaku bisnis untuk selalu tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi. Kemajuan teknologi, informasi serta metode yang berhubungan dengan kondisi dalam suatu badan usaha sudah seharusnya menjadi bahan acuan bagi pihak manajemen perusahaan, baik perusahaan yang berskala besar maupun kecil untuk menghasilkan kinerja yang terbaik. Hal tersebut berhubungan erat dengan upaya penciptaan nilai yang baik dari suatu badan usaha kepada pihak luar. Secara umum semua perusahaan baik itu perusahaan industri, dagang maupun jasa tentu memiliki tujuan sama yaitu memperoleh laba pada tingkat tertentu. Untuk memudahkan perusahaan dalam memperoleh laba, maka pihak manajemen perusahaan memerlukan informasi berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai serta diperlukan beberapa pengetahuan dan alat yang efektif. Salah satu pengetahuan dan alat yang dimaksud adalah akuntansi. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan perumusan masalah diatas untuk mengetahui perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya PT Skytech Indonesia apakah telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 34 revisi 2010 tentang Kontrak Konstruksi. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian akuntansi menurut hongren Harrison, 2007:4 menyatakan bahwa “akuntansi adalah system informasi yang mengukur aktivitas bisnis,memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.” Menurut Komite American Institute Of Certified Public Accounting AICPA yang dikutip dari buku Harahap 2012:5 “akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan,pengiktisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil- hasilnya.” Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield 2011 “laporan keuangan adalah sarana utama bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar.” Menurut Lam Lau 2009 “laporan keuangan adalah representasi terstruktur atas posisi keuangan dan performa keuangan entitas. Dari semua pengertian laporan keuangan menurut para ahli ekonomi, penulis dapat menyimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang merupakan penghubung antara perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan cara memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak tersebut untuk mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan bersangkutan.” Menurut Hery 2013:46 untuk menentukan besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat pada periode yang tepat, ada dua pilihan yang tersedia yang dapat dijadikan sebagai dasar pencatatan oleh akuntan, yaitu: 1. Cash basis 2. Accrual basis Menurut Harahap dalam buku Teori Akuntansi edisi revisi 2011 2012:242-243 menurut teori matching concept , maka biaya harus dibebankan sesuai dengan pengakuan dan periode penghasilan. Berdasarkan waktu pengeluaran atau pembebanan biaya dan prinsip matching dikenal dua konsep sebagai berikut: 1. Direct atau produk matching 2. Indirect atau period matching Pengertian Pendapatan Menurut Sodikin Riyono 2012:91 yang dikutip dari SAK ETAP 2009 paragraf 2.20a mendefinisikan pendapatan yaitu, “penghasilan atau income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan asset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.” 204 Menurut PSAK No. 34 revisi 2010 paragraf 11 mendefinisikan, pendapatan kontrak terdiri dari : 1. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak, dan; 2. Penyimpangan pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif : a. Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan, dan; b. Dapat diukur secara andal. Pengakuan Pendapatan Menurut Donald Kieso, et al. 2008:515 “prinsip pengakuan pendapatan revenue recognitioan principle menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat: 1. Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas piutang. 2. Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui. 3. Pendapatan dihasilkan earned apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni, apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai. Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan Menurut Donald Kieso, et al . 2008:521-527, ada 2 metode metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak konstruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi: 1. Metode persentase penyelesaian percentage of completion method Untuk menerapkan metode persentase penyelesaian, perusahaan harus mempunyai beberapa dasar atau standar untuk mengukur kemajuan kea rah penyelesaian pada tanggal interim tertentu. Metode yang paling umum digunakan adalah metode biaya terhadap biaya cost-to-cost-method dan metode unit yang dikirimkan units delivery method. 2. Metode kontrak selesai completed contract method Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat penjualan yaitu, pada saat kontrak diselesaikan. Menurut metode ini perusahaan mengakumulasi biaya kontrak jangka panjang dalam proses, tetapi tidak ada pembebanan dan pengkreditan interim keakun laporan laba rugi seperti pendapatan, laba dan laba kotor. 3. Dasar penyelesaian produksi Menurut Dasar Penyelesaian Produksi, pendapatan diakui pada saat logam ditambang atau produk pertanian dipanen karena harga jualnya dapat dipastikan dengan layak, unit-unitnya dapat dipertukarkan, serta tidak diperlukan biaya yang signifikan dalam mendistribusikan produk itu. Pengakuan Pendapatan Setelah Penyerahan Menurut Donald Kieso, et al. 2008:533 ada 2 metode yang biasanya dipakai untuk menangguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima yaitu 1. Metode Akuntansi Penjualan Cicilan 2. Metode Simpanan Pengukuran Pendapatan Pengukuran ialah pemberian nilai dan atribut-atribut pengukuran akuntansi pada item tertentu dari suatu transaksi berdasarkan satuan ukuran uang. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan dengan pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar. Pengertian Biaya Harahap 2012:244 yang dikutip dari FASB mendefinisikan biaya yaitu”expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selam suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.” 205 Biasanya biaya dibagi dalam 3 golongan yaitu: 1. Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu; 2. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan; 3. Biaya yang karena alas an praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun. Pengukuran Biaya Pengukuran merupakan penambahan kewajiban dan deplesi aset di periode berjalan mungkin tampak tugas sederhana. Ada beberapa standar akuntansi yang memberikan panduan mengenai hal-hal seperti itu, tapi menawarkan pilihan dalam metode biaya dan pembagian pendapatan. Sebagai contoh, IAS 16AASB 116 aset, dan tetap memungkinkan untuk nilai aset tetap menjadi masured dalam beberapa cara setelah pengakuan misalnya model biaya atau model penilaian dan beberapa pilihan penyusutan alternatif misalnya garis lurus, nilai berkurang dan unit metode produksi. Pengakuan Biaya Chariri dalam Mulia 2007 menyatakan bahwa pengukuran pendapatan dapat didasarkan pada historical cost, replacement cost . Pada umumnya pengukuran biaya atau beban menggunakan metode historical cost lebih sering digunakan yaitu pengukuran beban berdasarkan jumlah rupiah yang dikeluarkan pada saat barang dan jasa diperoleh. Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : 1. sebagai aktiva potensi jasa 2. sebagai beban pendapatan biaya Pendapatan Kontrak Menurut PSAK No. 34 Revisi 2010 Kontrak Konstruksi Kontrak konstruksi meliputi: 1. kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi aset, misalnya, pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek; dan kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan setelah penghancuran aset. Pendapatan Kontrak Pendapatan kontrak terdiri dari: 1. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak 2. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif: a. Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; b. Dapat diukur secara andal. Pengukuran Pendapatan Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi sering kali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode berikutnya. Misalnya: 1. Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode di mana kontrak pertama kali disetujui; 2. Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat meningkat karena ketentuan- ketentuan kenaikan biaya; 3. Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut 4. Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit ouput, pendapatan kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat. Biaya Kontrak Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari: 1. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu; 206 2. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut; dan 3. Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Kontrak Pengakuan pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai cakupan aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu periode. Dalam metode persentase penyelesaian, pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana pekerjaan dilakukan. Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana pekerjaan yang berhubungan dilakukan. Namun, setiap ekspektasi selisih lebih total biaya kontrak terhadap total pendapatan kontrak segera diakui sebagai beban. Pengakuan Taksiran Rugi Jika kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban. Jumlah kerugian tersebut ditentukan tanpa memerhatikan: 1. Apakah pekerjaan kontrak telah dilaksanakan atau belum; 2. Tahap penyelesaian aktivitas kontrak; atau 3. Jumlah ekspektasi laba yang akan diperoleh pada kontrak lain yang tidak diperlakukan sebagai satu proyek tunggal konstruksi Perubahan Estimasi Metode persentase penyelesaian diterapkan secara kumulatif dalam setiap periode akuntansi terhadap estimasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak. Oleh karena itu, pengaruh perubahan dalam estimasi pendapatan kontrak atau biaya kontrak, atau pengaruh perubahan estimasi dari hasil kontrak, dipertanggungjawabkan sebagai perubahan dalam estimasi akuntansi lihat PSAK 25 revisi 2009: “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan .” Perubahan estimasi digunakan sebagai dasar dalam penentuan jumlah pendapatan dan beban yang diakui dalam laba rugi pada periode saat perubahan tersebut terjadi dan periode selanjutnya. Pengungkapan Entitas mengungkapkan: 1. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode; 2. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada periode; 3. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak. METODE PENELITIAN Penulis menggunakan jenis metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah langsung ke sumber data, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, dan data yang terkumpul berupa sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, aktivitas usaha perusahaan serta laporan laba rugi PT. Skytech Indonesia Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan langsung pada PT.Skytech Indonesia yang berlokasi di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan yaitu mulai dari bulan Agustus sampai Bulan Desember tahun 2013. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran umum tentang perusahaan yang berupa sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aktivitas usaha perusahaan. Sedangkan data 207 kuantitatif dalam penelitian ini berupa laporan laba rugi PT. Skytech Indonesia pada proyek pekerjaan Listrik Ciwandan Jenis Data Secara umum data diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka, dan tulisan yang merupakan keterangan atau sumber informasi mengenai objek yang akan diteliti dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Indriantoro Supomo 2002:145 mengungkapkan bahwa data penelitian pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu: Data Subjek, Data Fisik, Data Dokumenter. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut 1. Observasi 2. Wawancara 3. Studi kepustakaan 4. Dokumentasi Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Yaitu suatu metode pembahasan permasalahan yang sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan dan menerangkan suatu data atau keadaan secara terperinci mengenai suatu keadaan suatu badan usaha berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dan dikumpulkan sehingga dapat dianalisa dan ditarik kesimpulan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sejarah PT. Skytech Indonesia PT Skytech Indonesia berdiri pada tahun 2008, yang berlokasi di Jakarta Barat oleh Bapak Edo Goni. PT Skytech Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi, khususnya dibidang industrial proses control, instrumentation dan networking . beralamat lengkap di Ruko Graha Pinus Blok B No 1, Jln Alternative Sentul, Bogor, Jawa Barat, 16710. Tel. +6221 – 82562227 Fax. +6221 – 82562226. Email : infoskytech-indonesia.co.id . Website : www.skytech-indonesia.co.id Visi dan Misi PT. Skytech Indonesia Visi PT Skytech Indonesia adalah menjadi pemimpin perusahaan kelas dunia dengan pelayanan solusi total untuk perdagangan, teknik mesin dan konstruksi yang memperhatikan kualitas dari produktivitas industri. Adapun Misi dari perusahaan PT Skytch Indonesia adalah manajemen dan karyawan di semua level dalam organisasi memiliki berkomitmen menjalankan bisnis untuk menyediakan atau memberikan pelayanan terbaik dari teknik mesin ,pembuatan, dan konstruksi dari bangunan semen, kekuatan bangunan dan lain-lain untuk para pelanggan yang dapat menghasilkan nilai semua pemilik perusahaan. Hasil Penelitian Pengakuan Pendapatan Kontrak PT. Skytech Indonesia Perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan tingkat kemajuan proyek yang diselesaikan. Pengakuan pendapatan ini diterapkan untuk semua kontrak konstruksi, baik yang berjangka waktu satu tahun atau yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. Salah satu proyek yang dikerjakan adalah proyek proyek pekerjaan Listrik di Ciwandan. Untuk mengetahui persentase tingkat kemajuan pekerjaan proyek yang telah dicapai, perusahaan menentukannya berdasarkan tingkat kemajuan fisik pekerjaan yang telah diselesaikan dan kemudian dibandingkan dengan pekerjaan yang harus dikerjakan secara keseluruhan. Adapun pencapaian penyelesaian konstruksi yang dapat dicapai oleh perusahaan sebagai berikut : 208 Tabel 4.1 Perhitungan Persentase Penyelesaian Sumber : Data Olahan Dimana termin atau kas yang diterima oleh perusahaan sampai akhir Juni hanya sebesar 50 atau Rp. 85.000.000, dari total yang harusnya diterima oleh perusahaan sesuai dengan kontrak yang telah di tandatangani yaitu sesuai dengan total pekerjaan yang telah diselesaikan sebesar 58.43 atau sebesar Rp. 99.347.383, yang artinya perusahaan mengakui laba terlalu rendah di bulan Juni, dan sebaliknya mengakui laba terlalu tinggi di bulan Juli. Dalam mengukur tingkat kemajuan penyelesaian pekerjaan, perusahaan menggunakan ukuran masukan yaitu berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian proyek tersebut. Pengukuran Pendapatan Kontrak PT. Skytech Indonesia, PT. Skytech Indonesia menggunakan nilai wajar dari imbalan yang akan diterima sebagai ukuran dalam penentuan pendapatan yaitu sebesar nilai kontrak yang telah disepakati bersama dalam surat kontrak antara pihak pemberi kerja dan pihak perusahaan. PT. Skytech Indonesia tidak melakukan pendiskontoan atas nilai tunai transaksi yang diterima atau yang akan diterma di masa yang akan datang. Pengukuran tingkat kemajuan pekerjaan dilakukan berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam penyelesaian proyek tersebut, tetapi juga berdasarkan taksiran oleh bagian teknik dari perusahaan yang diawasi oleh pengawas lapangan dari pihak pemberi kerja. Hasil dari pengukuran yang telah dibuat oleh pihak perusahaan, dibuat dalam bentuk Progress Report Activity, yang kemudian diperiksa dan ditanda tangani oleh konsultan teknik dari pihak pemberi kerja. Penerapan PSAK No.34 revisi 2010 dalam Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Kontrak Pengakuan pendapatan ada dua metode yang dapat digunakan yaitu metode presentase penyelesaian. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui PT. Skytech Indonesia dalam pengakuan pendapatannya menggunakan metode persentase penyelesaian baik untuk kontrak jangka panjang maupun kontrak jangka pendek. Dalam PSAK No.34 revisi 2010 metode yang diterapkan oleh perusahaan dapat digunakan dalam pengakuan pendapatan oleh perusahaan sebagai perusahaan konstruksi. Metode persentase penyelesaian ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur berapa besar kemajuan pekerjaan konstruksi yang dicapai, yaitu metode biaya terhadap biaya cost to cost method dengan menggunakan ukuran masukan yaitu menghitung besarnya persentase pekerjaan yang diselesaikan berdasarkan biaya yang terjadi sampai saat ini kemudian dibandingkan dengan total estimasi biaya secara keseluruhan sampai pekerjaan selesai, dan metode unit yang dikirimkan units delivery method dengan menggunakan ukuran keluaran yaitu menghitung besarnya presentase penyelesaian pekerjaan konstruksi berdasarkan taksiran tenaga ahli, dalam hal ini tenaga teknik untuk menilai kemajuan pekerjaan yang telah dicapai. Dalam PSAK No.34 revisi 2010 mengakui metode unit yang dikirimkan units delivery method dengan menggunakan ukuran keluaran yang digunakan oleh perusahaan dalam mengukur besarnya presentase penyelesaian yang dicapai dalam pekerjaan konstruksi proyek. Perusahaan mengukur besarnya pendapatan kontrak yang diakui menggunakan nilai wajar dari imbalan yang akan diterima sebagai ukuran untuk mengakui pendapatan. PSAK No.34 revisi 2010 mengakui ukuran yang digunakan oleh perusahaan dalam mengakui pendapatan. Pembahasan Analisis Pengakuan Pendapatan Kontrak Melalui laporan laba rugi proyek pekerjaan listrik ciwandan dapat diketahui PT. Skytech Indonesia dalam pengakuan pendapatannya adalah berdasarkan metode persentase penyelesaian percentage of completed method, yaitu dimana perusahaan mengakui adanya pendapatan berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan yang diselesaikan, apabila proyek yang telah diselesaikan telah mencapai persentase tertentu sesuai dengan ketentuan dalam surat kontrak yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka perusahaan akan mengirimkan tagihan dalam bentuk invoice kepada pihak pemberi kerja, dan perusahaan akan mengakui pendapatan apabila perusahaan sudah menerima pembayaran dari pihak pemberi kerja berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan yang telah diselesaikan oleh perusahaan. Metode pengakuan pendapatan ini diterapkan oleh perusahaan dalam kontrak yang berjangka waktu satu tahun dan juga kontrak yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. Untuk kontrak yang pekerjaan Biaya yang terjadi sampai tanggal ini = persentase penyelesaian Estimasi total biaya terkini Rp. 61.361.900 = 58.43 Rp. 105.000.000 209 konstruksinya berjangka waktu satu tahun, perusahaan akan lebih mudah untuk menentukan pendapatan yang diakui karena pekerjaan yang dilakukan berada dalam satu periode akuntansi. Sedangkan untuk kontrak yang pekerjaan konstruksinya berjangka waktu lebih dari satu tahun atau pekerjaan yang dilakukan pada dua periode akuntansi diperlukan estimasi yang tepat dalam menghitung besarnya pendapatan yang dapat diakui pada satu periode akuntansi meskipun pekerjaan konstruksi masih sementara berlangsung. Dalam metode persentase penyelesaian seperti yang sudah dibahas sebelumnya ada dua ukuran yang dapat digunakan yaitu ukuran masukan dan ukuran keluaran. Ukuran masukan dibuat sesuai dengan upaya yang dicurahkan dalam suatu kontrak, seperti biaya yang terjadi dan jam kerja. Sedangkan ukuran keluaran pada umumnya dibuat oleh seorang ahli teknik melalui metode taksiran teknik dengan menghitung volume fisik pekerjaan yang diselesaikan yang disajikan dalam bentuk laporan yaitu laporan prestasi fisik proyek. Perusahaan akan menerima pembayaran dari pihak pemberi kerja berdasarkan tata cara pembayaran sesuai dengan ketentuan dalam kontrak kerja dimana perusahaan akan menerima pembayaran berdasarkan persentase pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan termin pembayaran. Analisis Pengukuran Pendapatan Kontrak Pengujuran pendapatan oleh PT. Skytech Indonesia, berdasarkan nilai kas yang diterima pada saat terjadi transaksi. Untuk jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pihak pemberi kerja. Dari sudut pandang akuntansi, pengukuran pendapatan ini dapat diterima karena perusahaan menggunakan ukuran pendapatan berdasarkan nilai wajar imbalan, dalam hal ini imbalan tersebut berbentuk kas yang akan diterima oleh perusahaan. Walaupun tanpa pendiskontoan, apabila harga kontrak yang disetujui telah digabungkan dengan tingkat bunga, dalam hal ini, berarti perusahaan menganggap bahwa tingkat bunga tidak berpengaruh banyak terhadap nilai uang yang diterima. Analisis Penerapan PSAK No.34 revisi 2010 dalam Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Kontrak Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan tentang pengakuan pendapatan, meyatakan bahwa pendapatan dapat diakui pada saat direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan. Penelitian yang telah dilakukan pada Skytech Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan mengakui pendapatannya pada saat pekerjaan konstruksi selesai dengan persentase penyelesaian fisik yang dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengakui pendapatannya pada saat direalisasi yaitu pada saat jasa yang diberikan oleh perusahaan ditukar dengan kas atau piutang dari pihak pemberi kerja. Dengan demikian kriteria pengakuan pendapatan ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No.34 revisi 2010 menyatakan bahwa ada dua metode dalam pengakuan pendapatan yaitu metode presentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Dari penelitian yang telah dilakukan, dalam pengakuan pendapatannya PT. Skytech Indonesia menggunakan metode persentase penyelesaian dimana pendapatan dan laba kotor diakui pada setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi. Metode presentase penyelesaian terbagi atas dua metode yaitu metode biaya terhadap biaya cost to cost method dan metode unit yang dikirimkan. Pada dasarnya metode biaya terhadap biaya menggunakan ukuran masukan untuk mengakui pendapatannya, sedangkan metode unit yang dikirimkan menggunakan ukuran keluaran. PT. Skytech Indonesia sendiri menggunakan ukuran masukan dalam menentukan besarnya pendapatan yang diakui yaitu berdasarkan persentase kemajuan fisik pekerjaan dikalikan dengan nilai kontrak untuk suatu proyek. Metode pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan ini telah sesuai dengan PSAK No.34 revisi 2010. PSAK No.34 revisi 2010 menyatakan bahwa pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. 210 Tabel 4.15 Perbandingan Laba menurut PT. Skytech Indonesia dan menurut PSAK No.34 Revisi 2010 Sumber : Data Olahan Dalam pengukuran pendapatan yang diterapkan PT. Skytech Indonesi aadalah berdasarkan nilai kontrak yang disepakati dalam kontrak kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan jasa konstruksi pada perusahaan ini diukur sebesar nilai wajar dari imbalan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak pemberi kerja. Dengan demikian pengukuran pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan ini telah sesuai dengan PSAK No.34 revisi 2010. Analisis Perhitungan Pajak Perhitungan perpajakan oleh PT. Skytech Indonesia untuk pekerjaan kontrak konstruksi ada 2 yaitu Pajak Pertambahan Nilai PPN dan PPh pasal 23. Apabila proyek tersebut telah dikenakan PPN, maka dalam perhitungan PPh Pasal 23 tidak akan dihitung kembali karena bersifat Final. Dalam hal ini berkaitan dengan proyek yang dianalisa proyek Pekerjaan Listrik di Ciwandan pajak yang dikenakan adalah PPN yaitu sebesar 10 dari total termin pembayaran atau uang kas yang diterima. PENUTUP Kesimpulan 1. Dalam mengakui pendapatan dan Biaya pada PT. Skytech Indonesia telah menggunakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia yang mengatur perusahaan yang bergerak dibidang kontrak konstruksi teknik yaitu PSAK No. 34 revisi 2010 tentang Kontrak Konstruksi, yaitu perusahaan telah menggunakan metode Persentase penyelesaian percentage of completion method dengan menggunakan metode biaya terhadap biaya baik proyek jangka pendek maupun jangka panjang, dimana dengan menggunakan metode ini dapat memperlihatkan hubungan langsung antara pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut. 2. Dengan adanya Cost Project yang dibuat oleh perusahaan untuk setiap proyek yang dilaksanakan perusahaan, pencatatan biaya yang dilakukan oleh perusahaan sudah tepat dan handal, sehingga dalam mengakui pendapatan dalam Laporan Laba Rugi PT. Skytech Indonesia dapat dihitung secara tepat dan terhindar dari Overstate maupun Understate . 3. Penagihan pendapatan dari pemberi kerja dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh pihak pemberi kerja dan PT. Skytech Indonesia, begitupun dengan pembayaran yang dilakukan oleh PT. Skytech Indonesia kepada Supplier dilakukan sesuai dengan kontrak yang ditandatangani bersama. Menurut perusahaan Juni Juli Total Pendapatan Rp. 93.500.000 Rp.76.500.000 Rp. 170.000.000 Biaya Rp. 61.361.900 Rp. 42.597.430 Rp. 103.959.330 Laba Kotor Rp. 23.138.100 Rp. 33.902.570 Rp. 64.040.670 Menurut PSAK No.34 revisi 2010 Juni Juli Total Pendapatan Rp. 99.347.838 Rp. 70.652.162 Rp. 170.000.000 Biaya Rp. 61.361.900 Rp. 42.597.430 Rp. 103.959.330 Laba Kotor Rp. 37.985.938 Rp. 31.359.600 Rp. 66.040.670 211 Saran 1. PT. Skytech Indonesia mengakui dan menerapkan metode persentase penyelesaian berdasarkan kemajuan fisik dalam mengakui pendapatannya. Persentase penyelesaian berdasarkan pada estimasi kemajuan fisik atas pekerjaan yang telah dicapai di lapangan. Estimasi kemajuan fisik ini dituangkan dalam Laporan Prestasi Poyek yang dibuat petugas pengawas lapangan. Metode yang diterapkan ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu Taksiran penyelesaian kemajuan fisik yang dilakukan berdasarkan opname lapangan, tidak menjamin keakuratan penilaian dan dalam metode ini biaya yang terjadi tidak dapat diatribusikan pada tahap penyelesaian pekerjaan proyek dalam mengakui pendapatan periode berjalan, yang menyebabkan pendapatan, beban dan laba konstruksi yang dilaporkan tidak dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan kontrak secara proporsional. 2. Penerapan metode persentase penyelesaian dengan dasar biaya terhadap Biaya oleh PT. Skytech Indonesia sudah baik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya Cost Project yang di buat oleh perusahaan untuk mencatat biaya yang terkait langsung dengan proyek tersebut, tetapi dalam pembuatan cost project sebaiknya dibuat oleh pengawas lapangan agar pencatatannya lebih jelas DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syafir. 2005. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta. Harahap. 2012. Teori akuntansi. Edisi Revisi 2011. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta Horngren, Charles T. 2006. Akuntansi . Edisi Keenam. Jilid 1. Penerbit Indeks. Jakarta. Nilam. 2012. Analisis Akuntansi atas Pendapatan Dan Biaya pada PT Cahaya Bangun Energi. Samarinda Kieso, Donald E.,Weygant, Jerry J., Warfield, Terry D. 2010. Akuntansi Intermediate . Terjemahan. Edisi Kesepuluh. Penerbit Erlangga. Jakarta. Slamet Sugiri Sodikin,Bogat A.Riyono. 2012. Akuntansi pengantar 1. Penerbit UPP STIM YKPN. Jakarta Dr. cand Hery.2013. teori akuntansi suatu pengantar. lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 revisi 2009 “Pendapatan”. IAI. Jakarta. Sapto, Wahyu, 2012. Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak pada UD. Gunawan Steel. Jurnal April 2012, Volume 12 Nomor 1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Banjarmasin. http:jurnalstiei- kayutangi.ac.idberita-194-analisis-pengakuan-pendapatan-dan-beban-kontrak-pada-ud-gunawan-steel.html. Diakses Agustus, 12, 2013. Nilam Venty Isabela, 2012. Analisis Akuntansi Atas Pendapatan Dan Biaya pada PT Bangun Energi Di Samarinda. Muhammad Enstein Widodo, 2012. Analisis Penerapan PSAK 34 Revisi 2010 Atas Pengakuan Pendapatan dan biaya pada PT. IKPT 212 ANALISIS PENGARUH PERANAN INTERNAL AUDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PROSEDUR PENAGIHAN PIUTANG USAHA PADA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Lusiana Lumentut Ventje Ilat Sifrid S. Pangemanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado Email : lucyanalumentutyahoo.com ABSTRAK PT Adira Dinamika Multi Finance adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembiayaan. Sehingga, aktivitas penagihan piutang menjadi bagian yang penting dalam melancarkan distribusi pendapatan perusahaan yang selanjutnya digunakan sebagai modal kerja dan kelancaran perputaran aktiva perusahaan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan Pengaruh Peranan Internal Audit Terhadap Efektivitas Prosedur Penagihan Piutang Usaha. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Peranan Internal Audit X sebagai variabel independent dan Efektivitas Prosedur Penagihan Piutang Usaha Y sebagai variabel dependent. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif lalu dideskripsikan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar variabel melalui pendekatan kuantitatif dan tes statistik. Hasil penelitian yang didapat dari hasil uji statistik chi-square sebesar 9,56 dimana hitung tabel 9,563,84 yang berarti ada pengaruh yang sangat kuat antara kedua variabel, dengan demikian hasil uji hipotesis dapat diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa peranan internal audit berpengaruh terhadap efektivitas prosedur penagihan piutang usaha. Kata Kunci : Internal Audit, Efektivitas, Prosedur Penagihan Piutang. ABSTRACT PT Adira Dinamika Multi Finance is a company engaged in financial services . Thus, the collection of accounts receivable activity becomes an important part in the conduct of the companys revenue distribution was then used as working capital and asset turnover smoothness sustainable company . This study aims to determine , describe and explain the Influence of role Internal Audit Against Effectiveness Procedures Billing Accounts Receivable . The variables examined in this study is the role of Internal Audit X as the independent variable and Accounts Receivable Billing Procedures Effectiveness Y a s the dependent variable . The method used is quantitative method then describe that aims to determine relationships or influence between variables through a quantitative approach and statistical tests. The results that has obtained of tests conducted of chi-square statistic is 9.56 where hitung tabel 9.56 3.84 , which means there is a very strong influence between the two variables , with thus the hypothesis test results are acceptable , so it can be concluded that the role of internal audit affect the effectiveness procedures of the collection of accounts receivable . Keywords : Internal Audit , Effectiveness , Accounts Receivable Billing Procedures 213 PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya dunia bisnis saat ini, menuntut para pelaku bisnis untuk mengikuti perkembangannya. Dalam menjalankan usahanya, sangat sedikit perusahaan yang menggunakan cash and carry dalam kegiatan transaksi jual beli berupa barang ataupun jasa, melainkan lebih banyak yang menggunakan transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Dimana, dalam kasus pembelian barang mewah seperti mobil ataupun motor, perusahaan-perusahaan yang menjual otomotif seperti yang telah disebutkan tidak banyak yang ingin mengambil resiko piutang tak tertagih. Hal ini menjadi salah satu alassan perusahaan penjualan otomotif banyak bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan. Dalam hal ini perusahaan pembiayaan inilah yang berhubungan langsung dengan konsumen yang menginginkan barang secara kredit sehingga menyebabkan terjadinya piutang usaha. PT. Adira Dinamika Multi Finance adalah perusahaan yang bergerak di di sektor pembiayaan konsumen bidang otomotif. Dalam upaya meningkatkan laba yang semaksimal mungkin, PT. Adira Dinamika Multi Finance melayani konsumen yang hendak mengajukan pembiayaan atas kepemilikan barang mewah seperti sepeda motor atau mobil. Seiring berjalannya waktu dalam kegiatan usaha atas aktivitas pembiayaan kepada konsumen menimbulkan piutang usaha. Bagian penagihan piutang menjadi bagian yang penting dalam melancarkan distribusi pendapatan perusahaan sebagai modal kerja dan kelancaran perputaran aktiva perusahaan secara berkelanjutan. Tetapi, meskipun demikian bagian penagihan piutang usaha terkadang tidak dikendalikan dengan baik, karena sering kali terjadi adanya keterlambatan dalam melakukan penyetoran dari hasil penagihan piutang dari waktu yang telah ditargetkan oleh perusahaan serta sering terjadi manipulasi data penagihan piutang, selain itu dengan keterlambatan penyetoran hasil penagihan piutang dan manipulasi data tersebut, dapat menghambat modal kerja tertahan dan perputaran aktiva akan terhambat yang dapat menyebabkan perusahaan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Semakin berkembangnya perusahaan yang diikuti pula oleh bertambahnya kegiatan, jumlah karyawan serta organisasi yang otomatis menimbulkan masalah-masalah baru yang lebih rumit. Maka, pimpinan akan menghadapi kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaannya karena keterbatasan kemampuan, tenaga dan waktu dalam mengatasi masalah tersebut. Sehingga dalam menunjang efektivitas penagihan piutang, diperlukan suatu pengendalian intern melalui adanya suatu bagian dalam perusahaan yang bertugas menilai kelayakan dan efektivitas pengelolaan yang ada dan menilai kualitas kegiatan yang telah dijalankan perusahaan. Bagian ini disebut bagian Internal Audit. Penilaian yang objektif dan independen yang dilakukan oleh internal auditor akan menunjang efektivitas pengendalian internal khususnya penagihan piutang usaha. Internal Audit harus melakukan pengendalian terhadap prosedur penagihan piutang, agar menjamin bahwa proses penagihan piutang telah sesuai dengan persyaratan serta prosedur yang telah ditetapkan dalam Standard Operational Prosedur SOP sebagai pedoman atau panduan bagi seluruh personel atau sumber daya manusia SDM dalam melakukan aktivitas perusahaan dan sebagai alat pengendalian bagi manajemen untuk menghindari berbagai kerugian yang berpotensi terjadi. PT Adira Dinamika Multi Finance adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan dimana piutang merupakan asset yang sangat berharga, sehingga fungsi internal audit merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul mengenai analisis pengaruh peranan internal audit terhadap efektivitas prosedur penagihan piutang usaha pada PT Adira Dinamika Multi Finance Manado. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peranan internal audit terhadap efektivitas prosedur penagihan piutang usaha atas jasa pembiayaan pada PT Adira Dinamika Multi Finance Manado. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Internal Audit Menurut Hiro Tugiman 2008:11 mendefinisikan internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. 214 Sedangkan menurut Institute of Internal Auditors IIA yang dikutip oleh Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens 20011:482 mendefinisikan internal audit adalah aktivitas konsultasi dan assurance yang objektif dan independen yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa internal audit merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa dengan cara memeriksa dan menilai efektivitas kegiatan unit lain untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Tujuan Internal Audit Menurut Akmal 2006:5 menyatakan bahwa tujuan pemeriksaan intern adalah membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan melalui pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektivan manajemen risiko, pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik. Sedangkan menurut Sukirno Agoes 2004:222 mengemukakan tujuan pemeriksaan dilakukan oleh internal auditor adalah:”Untuk membantu semua pimpinan perusahaan manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian dan komentar mengenai kegiatan dalam pemeriksaan. Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan internal audit adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, internal auditor akan melakukan analisis, penilaian dan mengajukan saran-saran. Ruang Lingkup Internal Audit Ruang lingkup internal audit adalah mengenai keefektifan sistem pengendalian internal serta pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang memiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Ruang lingkup kegiatan internal audit menurut Hiro Tugiman 2006 :99 menerangkan bahwa aktivitas- aktivitas internal audit harus meliputi ruang lingkup sebagai berikut: 1. Meninjau sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang dapat berakibat penting terhadap kegiatan organisasi, serta harus menentukan apakah organisasi telah tercapai kesesuaian dengan hal-hal tersebut. 2. Meninjau cara yang dipergunakan untuk melindungi harta dan bila dipandang perlu memverifikasi keberadaan harta-harta tersebut. 3. Menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan berbagai sumberdaya. 4. Meninjau berbagai operasi dan program untuk menilai apakah hasil konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Kriteria Internal Audit Menurut Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens dan Amir Abadi Yusuf 2011:5 menyatakan bahwa terdapat dua hal yang harus dimiliki oleh seorang auditor yaitu ia harus independen dan kompeten. Para pemeriksa internal harus mematuhi standar professional dalam melakukan pemeriksaan.Kode etik menetapkan standar profesi dan menetapkan dasar bagi pelaksananya.Kode etik menghendaki standar yang tinggi bagi kejujuran, sikap objektif, ketekunan, dan loyalitas yang harus dipenuhi oleh pemeriksa internal. Standar profesioanal audit internal yang harus dipenuhi dalam melakukan pemeriksaan diantaranya: a. Pengetahuan dan kecakapan. b. Hubungan antarmanusia dan komunikasi. c. Pendidikan berkelanjutan. d. Ketelitian professional. Pelaksanaan Internal Audit Menurut Hiro Tugiman 2008:53 pelaksanaan internal audit meliputi: 1. Perencanaan harus didokumentasikan dan mencakup: a. Menetapkan tujuan dan ruang lingkup pekerjaan. b. Menentapkan informasi mengenai aktivitas yang diperiksa. c. Menentukan sumber-sumber yang penting dalam melaksanakan audit. 215 d. Mengkomunikasikan dengan pihak-pihak tertentu. e. Melakukan survey langsung. f. Menulis program audit. g. Menentukan kapan, kepada siapa hasil audit dikomunikasikan. h. Mendapatkan persetujuan dan perencanaan audit. 2. Pengujian dan pengevaluasian informasi a. Seluruh informasi yang berehubungan dengan tujuan dan ruang lingkup dikumpulkan. b. Prosedur audit termasuk teknik pengujian dan sample harus dipilih proses pengumpulan analisis dan intrepretasi serta dokumentasi harus diawasi untuk memelihara objektivitas. 3. Internal audit harus melaporkan hasil audit: a. Laporan ditulis setelah pekerjaan audit selesai. b. Audit internal harus mendiskusikan kesimpilan-kesimpulan dan rekomendasi-rekomendasi dengan pihak manajemen. c. Laporan audit harus objektif dan jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu. d. Laporan harus mencakup rekomendasi untuk pemeliharaan dan pernyataan keberhasilan pelaksanaan disertai tindakan koreksi. e. Laporan menyatakan tujuan , ruang lingkup dan hasil pemeriksaan. 4. Pemeriksaan internal harus melakukan tindak lanjut untuk memastikan tindakan yang pantas telah dilakaukan. Efektivitas Menurut Mahmudi 2007:84 mendefinisikan efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi sumbangan output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Prosedur Menurut Mulyadi 2007:5 mengemukakan definisi prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang. Piutang Menurut Rusdi Akbar 2004:199 menyatakan bahwa piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu. Prosedur Penagihan Piutang Setelah terjadi piutang maka akan dilakukan penagihan terhadap para debitur. Penagihan sebaiknya dilakukan oleh petugas yang khusus ditunjuk untuk melakukan penagiha piutang, yang disebut dengan kolektor. Adapun proses penagihan piutang menurut Indriyo dan Basri 2002:83 diantaranya: a. Bagian piutang menyusun daftar tagihan piutang yang jatuh tempo. Daftar tersebut akan diserahkan kepada penagih beserta kuitansi penjualan asli. b. Penagih langsung mendatangi pelanggan ke alamat masing-masing dan menagih piutang yang tercantum pada daftar tagihan. Setiap pelunasan yang dilakukan pelanggan akan diberikan kuitansi penjualan yang asli yang dicap lunas. c. Uang hasil penagihan yang diperoleh akan diserahkan kepada kasir serta daftar tagihannya. d. Kasir menghitung uang tagihan dan apabila sudah cocok dengan daftar tagihan maka daftar tagihan tersebut akan diberikan cap dimana tagihan tersebut telah diterima oleh kasir. Setelah dicap daftar tagihan tersebut akan diserahkan kembali kepada penagih atau kolekor. e. Selanjunya bagian penagihan akan menyerahkan daftar tagihan ke bagian piutang dan akuntansi, penagihan piutang yang diterima pada buku tambahan dan bagian akuntansi mencatat ke buku kasir dan buku besar. 216 Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan proses penagihan piutang menurut Menurut Kasmir 2003:95 yaitu: a. Melalui Surat Bilamana pembayaran hutang dari pelanggan sudah lewat beberapa hari tetapi belum dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat mengirim surat untuk mengingatkan atau menegur pelanggan yang belum membayar hutangnya yang jatuh tempo. b. Melalui Telepon Apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan tersebut belum juga dibayar maka bagian kredit dapat menelepon pelanggan dan secara pribadi memintanya untuk segera melakukan pembayaran. c. Kunjungan Personal Melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat pelanggan sering kali digunakan karena dirasakan sangat penting dalam usaha-usaha pengumpulan piutang. d. Tindakan Yuridis Bilamana ternyata pelanggan tidak mau membayar kewajibannya maka perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan. Tabel 1. Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti tahun Judul Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Moh. Taufan Supadrijo no 2006 Pengaruh audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal piutang usaha pada PT. Telekomunikasi Indonesia Divre II Untuk mengetahui pengaruh audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal piutang usaha atas kredit yang terjadi pada PT. Telekomunikasi Indonesia Divre II. Kuantitatif. Audit internal yang dilaksanakan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Divre II sudah memadai sehingga berpengaruh dalam menunjang efektivitas pengendalian internal piutang usaha. Peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian terhadap variabel yang sama yaitu audit internal dan piutang usaha. Objek yang diteliti berbeda. Peneliti sebelumnya menggunakan korelasi rank- spearman untuk uji pengaruh sedangkan peniliti menggunakan uji statistik chi- square. 2. Sulaeman 2012 Analisis prosedur pengendalian intern piutang usaha pada Astra Credit Companies Cab. Makassar Untuk mengetahui apakah pengendalian intern yang telah dilakukan oleh Astra Kredit Companies Cab. Makassar sudah efektif dan sesuai dengan prinsip pengendalian intern piutang usaha. Deskriptif. Prosedur pengendalian piutang usaha pada Astra Credit Companies Cab. Makassar berjalan efektif, dimana manajemen perusahaan sudah menerapkan konsep dasar dan prinsip-prinsip pengendalian intern. Peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian terhadap variabel yang sama yaitu prosedur pengendalian akan piutang usaha. Penelitian sebelumnya hanya meneliti satu variabel dan metode yang digunakan adalah deskriptif sedangkan peniliti sekarang menggunakan metode kuantitatif dalam penelitian. Sumber: Data Olahan 217 Hipotesis Penetapan hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif Ha digunakan dengan tujuan mengetahui ada tidaknya pengaruh antara internal audit terhadap efektivitas prosedur penagihan piutang. Perumusan Ho dan Ha sebagai berikut: Ho = 0 tidak terdapat pengaruh antara peranan internal audit terhadap efektivitas prosedur penagihan piutang Ha ≠ 0 terdapat pengaruh antara peranan internal audit terhadap efektivitas prosedur penagihan piutang METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian berbentuk penelitian kuantitatif lalu mendeskripsikannya dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antar variabel, melalui pendekatan kuantitatif dan tes statistik. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Adira DInamika Multi Finance Manado, Jl. Ahmad Yani No. 10 D-E Sario, Manado, Kode Pos 95114. Waktu dilakukannya penelitian ini yaitu akhir bulan November 2013 sampai bulan Januari 2014. Prosedur Penelitian Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan judul penelitian. 2. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah. 3. Menentukan metode penelitian yang akan digunakan. 4. Pengumpulan data yang dilakukan pada PT Adira Dinamika Multi Finance Manado. 5. Pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan. 6. Merumuskan hasil penelitian dan pembahasan. 7. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan saran. Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Kuncoro, 2001:bab 3. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Adira Dinamika Multi Finance yang berjumlah 76 karyawan. Sampel adalah suatu himpunan bagian subset dari unit populasi. Kuncoro, 2001:bab 3. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode random sampling dimana sampel diambil dari separuh jumlah populasi yang diperlukan yaitu 34 orang. Terdiri dari 9 orang bagian finance , 11 orang ARO Account Receivable Officer , 4 orang remedial admin, 6 orang messanger. 2 orang teller , 2 orang customer services . Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melaksanakan tanya jawab langsung kepada pegawai yang mempunyai wewenang untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan. 2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. 3. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung atau seksama pada pelaksanaan operasi perusahaan atau instansi, sejalan dengan judul diatas agar mendapatkan data yang objektif dan sistematis. 4. Library Research, y aitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku, referensi dan literature yang berhubungan dengan penyusunan laporan akhir. 218 Metode Analisis Data Variabel Internal Audit dan Efektivitas Prosedur Penagihan Piutang Dagang diukur menggunakan skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono 2008:132, dalam bukunya metode penelitian bisnis adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Kuesioner yang digunakan penulis bersifat tertutup dengan jawaban yang sudah ditentukan terlebih dahulu dan tidak ada jawaban yang lain. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif serta jawaban itu dapat diberi skor, yaitu: a. Sangat Setujuselalusangat positif diberi skor 5 b. Setujuseringpositif diberi skor 4 c. Ragu-ragukadang-kadangnetral diberi skor 3 d. Kurang Setujuhampir tidak pernahnegatif diberi skor 2 e. Tidak setujutidak pernahdiberi skor 1 Untuk menilai variabel x dan variabel y, maka anlisis yang digunakan berdasarkan rata-rata dan masing- masing variabel. Nilai rata-rata didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden dan selanjutnya untuk menetukan rata-rata tersebut digunakan rumus rata-rata yang terdapat pada buku statistik untuk penelitian karangan sugiyono 2008:43, sebagai berikut: keterangan: x = rata-rata nilai x n = jumlah responden y = rata-rata nilai y me = rata-rata mean xi = nilai x ke-i sampai ke-n yi = nilai y ke-i sampai ke-n Setelah didapat rata-rata mean dari masing-masing variabel kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai variabel x terdapat 20 pertanyaan, nilai tertinggi variabel x adalah 5 sehingga 5 x 20 = 100 sedangkan nilai terendah varibel x adalah 1 sehingga 1 x 20 = 20, untuk nilai variabel y terdapat 15 pertanyaan, nilai tertinggi variabel y adalah 5 sehingga 5 x 15 = 75 sedangkan nilai terendah variabel y adalah 1 sehingga 1 x 15 = 15. Atas dasar nilai tertinggi dan terendah tersebut, maka dapat ditentukan rentang interval yaitu total nilai tertinggi dikurangi total nilai terendah dibagi jumlah kriteria. Dengan demikian, dapat ditentukan panjang interval kelas masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Kriteria untuk menilai peranan internal audit variabel x pada suatu perusahaan. Rentang 100 – 20 = 80 jadi 80 : 5 = 16, dengan demikian dapat diperoleh kriteria penilaian sebagai berikut: a. 84 - 100 dengan kriteria sangat memadai b. 68 - 83 dengan kriteria memadai c. 52 - 67 dengan kriteria cukup memadai d. 36 - 51 dengan kriteria kurang memadai e. 20 - 35 dengan kriteria tidak memadai 2. Kriteria untuk menilai efektivitas prosedur penagihan piutang variabel y pada suatu perusahaan. Rentang 75 – 15 = 60 jadi 60 : 5 = 12, dengan demikian dapat diperoleh kriteria penilaian sebagai berikut: a. 63 – 75 dengan kriteria sangat efektif b. 51 - 62 dengan kriteria efektif c. 38 - 50 dengan kriteria cukup efektif d. 25 - 37 dengan kriteria kurang efektif e. 12-24 dengan kriteria tidak efektif Pengujian Hipotesis Hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistik Chi Square dengan menggunakan rumus M. Iqbal Hasan,MM yaitu: Dimana : X² = Nilai X² hitung n = Jumlah Populasi Df = [baris - 1] [kolom - 1] α = 5 219 Uji Chi Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat PT Adira Dinamika Multi Finance PT Adira Dinamika Multi Finance atau Adira Finance didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Sejak awal Perusahaan telah berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang terbaik dan terkemuka di sektor pembiayaan yang melayani pembiayaan beragam merek, baik untuk sepeda motor maupun mobil, baru maupun bekas. Melihat pada adanya potensi untuk mengembangkan usaha lebih lanjut, Adira Finance melakukan penawaran umum perdana atas sahamnya pada tahun 2003, yang mana Bank Danamon menjadi pemegang saham mayoritas. Struktur Organisasi PT Adira Dinamika Multi Finance Manado Struktur organisasi pada PT Adira Dinamika Multi Finance Manado dipimpin oleh seorang Branch Manager dan seorang branch HRDGA Head yang membawahi Marketing Head, Credit Analyst, Account Receivable Head, Administration Head, dan Operation Head yang mempunyai tugas dan wewenang masing. Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Tanggapan Responden Mengenai Peranan Internal Audit X

Deskripsi untuk variabel X Peranan Internal Audit dilakukan dengan menghitung sebaran jawaban responden atas item pernyataan mengenai peranan internal audit yang terdiri dari 20 pertanyaan. Hal ini dapat ditunjukan dalam tabel sebagai berikut : TABEL 2 Tanggapan Responden Mengenai Peranan Internal Audit pada PT Adira DinamikaMulti Finance Pertanyaan: Jumlah Skor per item pertanyaan variabel X Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Skor 34 Responden 156 150 150 156 154 152 146 150 148 148 150 148 152 152 150 152 152 150 152 142 3010 Sumber: Diolah dari data primer Berdasarkan tabel 2 diatas, dengan kriteria perhitungan yang telah ditetapkan, sebagai berikut: me = me = 88,53 Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dipastikan bahwa tanggapan responden mengenai peranan internal audit memiliki skor total rata-rata 88,53 yang termasuk kedalam golongan interval 84 – 100. Dengan demikian, peranan internal audit pada PT Adira Dinamika Multi Finance tergolong kedalam kriteria Sangat Memadai. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Kriteria Auditor TABEL 3 Presentase Jawaban Responden Mengenai Kriteria Auditor Pertanyaan Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat Jawaban Persentase Jawaban 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 P1 20 14 0.59 0.41 0.00 0.00 0.00 P2 14 20 0.41 0.59 0.00 0.00 0.00 P3 14 20 0.41 0.59 0.00 0.00 0.00 P4 20 14 0.59 0.41 0.00 0.00 0.00 P5 18 16 0.53 0.47 0.00 0.00 0.00 P6 16 18 0.47 0.53 0.00 0.00 0.00 P7 10 24 0.29 0.71 0.00 0.00 0.00 P8 14 20 0.41 0.59 0.00 0.00 0.00 P9 12 22 0.35 0.65 0.00 0.00 0.00 P10 15 16 3 0.44 0.47 0.09 0.00 0.00 P11 14 20 0.41 0.59 0.00 0.00 0.00 P12 12 22 0.35 0.65 0.00 0.00 0.00 Total 179 226 3 5.26 6.65 0.09 0.00 0.00 Rata-Rata 0.44 0.55 0.01 0.00 0.00 Sumber: Diolah dari data primer