Sumber Data Analisis Trend

169 kegiatan pelaksa-naan Surat Paksa di KPP Pratama karang-anyar. Metode penelitian yang digunakan desain kasus, yaitu suat u desain dimana adanya pertanyaan ‘bagaimana’ menjadi permasalahan utama penelitian dengan keharusan membuat deskripsi atau analisis yang terbatas pada kasus tertentu untuk menjawab permasalahan tersebut. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yaitu proses kegiatan penagihan pada tahun 2008 setiap triwulannya kurang efektif karena pencairan kurang dari 60 meskipun untuk per lembarnya dirasa cukup efektif. Surat Paksa berpengaruh terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Karanganyar walaupun dalam pelaksanaan tugasnya terdapat kendala baik dari pihak intern maupun pihak ekstern yakni dari Wajib Pajak. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan atu variabel yang sama yaitu Surat Paksa untuk dianalisis serta metode yang digunakan. Perbedaannya yaitu penelitian ini menggunakan variabel ‘penerimaan pajak’ sedangkan Peneliti membahas ‘pencairan tunggakan pajak’. Lokasi yang dipilih juga menjadi perbedaan penelitian. Retnowati 2012, Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak. Tujuan penelitian dilakukan Untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dengan Surat Paksa PPSP terhadap peningkatan pencairan piutang pajak serta untuk mengetahui apakah penagihan pajak merupakan penagihan pajak aktif yang dilakukan oleh jabatan pajak guna pencairan tunggakan pajak. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dilakukan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku dan berdasarkan surat paksa yang diterbitkan, PPSP sudah cukup efektif dalam mencairkan piutang pajak karena dapat meningkatkan pencairan tunggakan pajak yang maksimal. Persamaan dengan penelitian ini menganalisis variabel yang sama yaitu Surat Paksa dan Pencairan Piutang Pajak. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada metode penelitian yang digunakan. METODE PENELITIAN Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis Data Jenis data yang akan digunakan untuk penelitian ini yaitu: a.1. Data kualitatif a.2. Data kuantitatif

b. Sumber Data

Data yang digunakan berupa data primer dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait dan dan sekuner berupa bahan literatur yang diperoleh dari buku-buku maupun sumber lain. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado selama 2 dua bulan yaitu bulan September dan Oktober 2013. Prosedur Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado sebagai berikut: 1. Penelitian kepustakaaan 2. Membuat rangkuman atas data yang diperoleh dan membuat daftar pertanyaan. 3. Penelitian lapangan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manad ke seksi terkait yaitu Seksi Penagihan. 4. Melakukan wawancara kepada pihak terkait. 5. Meminta data yang diperlukan untuk penelitian 6. Mengolah data yang diperoleh. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian, menggunakan dua metode yaitu: 1. Penelitian kepustakaan library research 2. Penelitian lapangan, yang terdiri dari: a. survey langsung pada tempat penelitian; 170 b. wawancara langsung dengan pihak yang berhubungan dengan penagihan pajak. Metode Analisis Data Data yang yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis deskriptif yang diproses sedemikian rupa sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Mekanisme Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Tindakan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa yang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado merupakan salah satu tindakan penagihan pajak yang dilakukan sesuai dengan prosedur penagihan pajak yang ditetapkan dengan Undang-Undang. Pada prosesnya dilapangan, penagihan pajak dengan surat paksa telah menggunakan suatu sistem yaitu ALPP yang menampilkan data secara realtime. Juru sita pajak memonitor penunggak pajak melalui menu monitoring data sehingga pencetakan surat paksa untuk disampaikan kepada Wajib PajakPenanggung Pajak telah sesuai dengan persyaratan khususnya jangka waktu penerbitannya. Surat Paksa dicetak melalui sistem sehingga hutang pajak yang belum tertagih dapat tencantum didalam surat paksa. Surat paksa harus disampaikan langsung oleh Juru Sita Pajak yang telah ditunjuk. Mekanismenya adalah dengan membaca isi surat paksa didepan wajib pajak. Oleh karena itu sebelum surat paksa disampaikan, Wajib Pajak dihubungi terlebih dahulu demi kelancaran proses penagihan pajak dengan surat paksa. Peranan Pencairan Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pencairan Tunggakan Pajak memiliki peran yang cukup penting pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado karena sesuai dengan fungsinya yaitu menghimpun penerimaan. Pencairan tunggakan pajak menghimpun penerimaan dari sektor pajak dari Wajib Pajak yang tidak patuh atau tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya tepat waktu. Dengan adanya pencairan tunggakan pajak, maka target penerimaan KPP Pratama Manado dapat tercapai dari sisi penagihan pajak sekaligus sebagai salah satu indikator pengukura kinerja juru sita pajak. Semakin baik pencairan tunggakan pajak, maka semakin baik kinerja juru sita pajak. Pembahasan Proses Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Proses Penagihan Pajak dengan Surat Paksa yang dilakukan oleh KPP Pratama Manado telah sesuai dengan prosedur yakni melalui serangkaian tindakan penagihan dan telah sesuai dengan jangka waktu yang diberikan juga efektif dalam pencapaian target pencairan tunggakan pajak. Bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Retnowati 2012 walaupun dengan metode penelitian yang berbeda namun diperoleh hasil yang sama yaitu tindakan penagihan pajak telah dilakukan dengan efektif. Namun bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahma 2010 dimana sama-sama menganalisis akan satu variable terdapat perbedaan hasil. Menurut Rahma, penagihan pajak tidak dilakukan secara efektif namun pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa penagihan pajak telah dilakukan secara efektif dan telah sesuai prosedur. Hubungan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Dengan Pencairan Tunggakan Pajak Hubungan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dengan Pencairan Tunggakan Pajak yakni Penagihan Pajak dengan Surat Paksa berdampak positif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak. Seperti namanya, Penagihan Pajak dengan Surat Paksa memiliki kekuatan yang tinggi sehingga dapat memaksa Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Pencairan tunggakan pajak diatas 75 mengindikasikan bahwa Penagihan Pajak dengan Surat Paksa memiliki pengaruh positif yang besar terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Tindakan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa merupakan salah satu senjata yang mumpuni dalam pencairan tunggakan pajak. Hal ini dapat dikatakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu Dari data tahun 2010 diperoleh hasil bahwa jumlah tunggakan pajak selama tahun 2010 sangat sedikit yakni hanya sejumlah Rp. 4.949.982 dengan total Surat Paksa yang diterbitkan sebanyak 512 lembar. Untuk tahun 2011, dari total Rp. 12.003.784.719,00 utang pajak yang harus ditagih dengan Surat Paksa kepada Wajib Pajak, dilunasi oleh Wajib Pajak sejumlah Rp. 10.395.492.542. atasu sebesar 86,6. Sisanya akan dilakukan tindakan penagihan aktif selanjutnya. Dan untuk tahun 2012 nominal surat paksa yang disampaikan cukup besar 171 yaitu sebesar Rp.2.886.858.583,00 dengan jumlah Surat Paksa yang disampaikan sejumlah 381 Surat Paksa. Total pencairan pajak dengan surat paksa adalah Rp.2.258.259.375,00 atau sebesar 78,22. Seperti yang dikemukakan juga oleh Marduati 2012, bahwa jumlah surat paksa dan surat teguran yang diterbitkan memberikan pengaruh positif dan signifikan, demikian pula hasil penelitian di KPP Pratama Manado bahwa jumlah surat paksa yang diterbitkan berpengaruh positif dan efektif.terhadap pencairan tunggakan pajak Dampak Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Wajib Pajak Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan Penulis melalui wawancara terhadap Wajib Pajak dan informasi tidak langsung yang diperoleh Penulis, Penagihan Pajak dengan Surat Paksa memiliki dampak terhadap Wajib Pajak. Menurut Juru Sita Pajak Negara, dampak yang dirasakan Wajib Pajak atas penyampaian Surat Paksa diantaranya: 1. Wajib Pajak merasa malu bila tidak melunasi tunggakan pajaknya. Hal ini disebabkan karena tatacara Penagihan Pajak dengan Surat Paksa yakni harus membaca isi Surat Paksa dihadapan Wajib Pajak, baik Wajib Pajak sendiri maupun bersama dengan orang lain; 2. Wajib Pajak memiliki kesadaran untuk melunasi tunggakan pajaknya karena disampaikan langsung oleh Jurusita tidak melalui pos atau kurir. Surat Paksa yang disampaikan menurut mekanisme Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah dibacakan langsung kepada Wajib Pajak danatau Penanggung Pajak seluruh isi yang tertuang dalam Surat Paksa tersebut. Dengan demikian Wajib Pajak mengetahui secara jelas jumlah pajak yang ditagihkan; 3. Wajib Pajak mengetahui jumlah tunggakan pajak yang harus dilunasi secara langsung apakah sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak hasil pemeriksaan, sehingga dapat diambil tindakan selanjutnya, apakah dibayar langsung atau akan diangsur menurut tingkat kemampuan Wajib Pajak tersebut. Apabila Wajib Pajak tidak memiliki kemampuan untuk melunasi utang pajaknya secara langsung, maka dapat diajukan permohonan pembayaran pajak secara mengangsur dengan jumlah angsuran dan masa angsuran sesuai kesepakatan bersama; 4. Wajib Pajak menyadari bahwa proses perpajakan tetap berjalan sekalipun Wajib Pajak sedang mengajukan keberatan atas hasil pemeriksaannya sehingga memberikan kesadaran bagi Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya sesuai Surat Ketetapan Pajak yang dikeluarkan; 5. Pendapatan Wajib Pajak berkurang karena harus melunasi utang pajak; 6. Memberikan kesadaran kepada Wajib Pajak untuk melaksakan kewajiban perpajakannya tepat waktu sehingga kedepannya bisa lebih baik. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Proses Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dapat dilakukan apabila dalam waktu 21 dua puluh satu hari sejak tanggal Surat Teguran Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya, maka tindakan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa harus dilakukan. Tindakan ini dimaksudkan agar Wajib Pajak mau melunasi tunggakan pajaknya sehingga tidak perlu untuk dilakukan tindakan penagihan aktif lainnya seperti pemblokiran rekening Wajib Pajak, Penyitaan sampai dengan Pencekalan terhadap Wajib Pajak. 2. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa mempunyai hubungan yang positif terhadap pencairan tunggakan pajak. Dengan dilaksanakannya Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Wajib Pajak dapat melunasi tunggakan pajaknya baik secara langsung maupun meminta keringanan berupa pembayaran melalui angsuran yang jangka waktunya sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan tergantung kondisi keuangan Wajib Pajak tersebut. Dengan dilaksakanannya tindakan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado telah melaksanakan tindakan penagihan aktif sesuai ketentuan yang kedepannya diharapkan dapat membantu penerimaan, tidak hanya pencairan tunggakan pajak, tapi juga membantu pencapaian tugas utama Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado yakni pencapaian target penerimaan pajak yang dibebankan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. 3. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa memiliki dampak terhadap Wajib Pajak salah satunya adalah efek jera sehingga kedepannya diharapkan Wajib Pajak lebih sadar untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya tepat waktu. 172 Saran Saran yang dikemukan berdasarkan hasil penelitian, sebagai berikut: 1. Bagi institusi yang dilakukan penelitian, hendaknya dimasa yang akan mampu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan perpajakan sehingga dengan edukasi yang lebih baik, diharapkan kemudian hari tingkat kepatuhan dan kesadaran masyarakat akan semakin tinggi dan perpajakan di Indonesia akan semakin maju guna meningkatkan penerimaan Negara. 2. Bagi Peneliti selanjutnya yang berkeinginan meneliti sehubungan dengan penelitian ini, disarankan sebaiknya melaksanakan penelitian dengan lebih mendalam, karena Peneliti sadar bahwa penelitian ini belum sempurna sehingga dikemudian hari literatur akan Analisis Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dapat bertambah dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Bantodihardjo. Cahyono, 2008. Pengantar Ilmu Hukum Pajak . Salemba Empat. Jakarta. Hongren, Chales T., Walter T. Harisson Jr, Linda Smith Bamber, 2006. Akuntansi, Edisi Keenam Jilid I. PT Indeks. Jakarta. Ilyas, Wirawan Richard Burton, 2008. Hukum Pajak. Salemba Empat. Jakarta. Komara, Ahmad, 2012. Cara Mudah memahami Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Bee Media Indonesia. Jakarta. Mardiasmo, 2008. Perpajakan, 2006. Jakarta. Masyuri M.Zainudin, 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. PT Refika Aditama. Bandung. Muhammad Rusjdi, 2007. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan. Jakarta. Marduati, Andi. 2012. Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar. http:repository.unhas.ac.idbitstream handle1234567892740 SKRIPSI.pdf?sequence=1, diakses tanggal 23 September 2011. Hal 1-64. Prasetyono, Dwi Sunar, 2012. Buku Pintar Pajak. Laksana. Jogjakarta. Rahma, Aldila Laila. 2010. Analisis Efektifitas Penagihan dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pratama Karanganyar. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. http:eprints.uns.ac.id4081 , diakses tanggal 14 Juli 2013. Rahman, Arif, 2013. Panduan Akuntansi dan Perpajakan. Trans Media Pustaka. Jakarta. Retnowati, Leli. 2012. Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Peningkatan Pencairan Piutang Pajak. Skripsi. Universitas Pamulang, Tangerang Selatan. http:perpus.unpam.ac.idindex.php?p=show_detailid=9374 , diakses tahun 2012. Sari, Diana, 2013. Konsep Dasar Perpajakan. PT Refika Aditama. Bandung. 173 Sumarsan, Thomas, 2010. Perpajakan Indonesia. PT Indeks. Jakarta. Sumarsan Thomas, 2013. Perpajakan Indonesia, Edisi 3, Jakarta : PT Indeks Suprianto, Edy, 2012. Akuntansi Perpajakan . Graha Ilmu. Yogyakarta. --------------, 2011. Persandingan Undang-Undang KUP dan Tata Cara Perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak. Jakarta. --------------, 2011. Persandingan Susunan Sub Naskah Peraturan Pajak, Penghasilan. Kanwil DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara. Manado. --------------, 2012. Pedoman Penagihan Pajak. Direktorat Jenderal Pajak. Jakarta. http:www.kemenkeu.go.id. http:www.anggaran.depkeu.go.iddjaacontentData20Pokok20APBN202013.pdf http:home.unpar.ac.id~hasansampling.doc 174 ANALISIS PERHITUNGAN PENCATATAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS EKSPEDISI ANTAR PULAU PADA PT. TAJUR JAKARTA Priscilia Joanna Rundengan Jantje Tinangon Inggriani Elim Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: rundenganpyahoo.com ABSTRAK Pajak Pertambahan Nilai merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan,di karenakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Perusahaan sebagai wajib pajak harus melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang dinamis dan terus berubah sesuai dengan laju perkembangan perekonomian negara. PT. Tajur Jakarta adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1967 yang beralamat Jl Jati Baru No. 83 merupakan perusahaan ekspedisi yang menggunakan jasa trucking, dan perusahaan yang menghitung, mencatat, dan melaporkan pajak pertambahan nilai pada konsumen pengguna jasa atas barang yang dikenakan pajak pertambahan nilai.Metode dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu berupa studi kasus dan studi pustaka. Studi kasus dilakukan pada PT TAJUR Jakarta sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari literatur-literatur yang relevan dengan Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa perusahaan telah melakukan perhitungan, pencatatan dan pelaporan dengan baik dan sesuai dengan Undang-undang No. 42 tahun 2009 yaitu dengan menggunakan tarif 10 untuk setiap Jasa Kena Pajak Barang Kena Pajak, dan juga hasil yang didapat pula bahwa perusahaan telah melakukan penyetoran dan pelaporan pajak dengan menggunakan e-SPT dan disetorkan melalui bank persepsi paling lambat tanggal 15 lima belas setelah akhir masa pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai. Kata Kunci : Pajak Pertambahan Nilai, Perhitungan, Pencatatan, Pelaporan ABSTRACT Value-added tax represent the source of revenue for very dominant state,to fulfill requirement of people. Company as a taxpayer have to carry out their tax liability in accordance with the provisions of the tax laws are dynamic and constantly changing according to the rate of development of cou ntry’s economics. PT. Tajur Jakarta was established in 1967 which is located in Jl. Jati Baru No. 83 where the main activities of company is a shipping that uses trucking services, and that companies that count, reecord, and report Value Added Tax on the consumers of services on goods subject to Value Added Tax.The method in this research is using descriptive analysis which is describe the case studies and literature. Case studies conducted in PT TAJUR Jakarta while literature conducted by collecting data from the literature relevant to the Value-added tax. Pursuant to result of obtained research from the study,the company calculating, recording and reporting properly and in accordance with the Law No. 42 of 2009,using the rate of 10 for each taxable service goods taxable, and also the results obtained also that the company has to deposit and tax reporting using e-SPT return and paid through the bank by the 15th of each month after the end of the tax period in accordance with law No. 42 of 2009 on Value Added Tax. Keyword : Value Added Tax, Calculating, Recording, Reporting 175 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, sektor Pajak merupakan pilihan yang sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil tetapi juga merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Pajak Pertambahan Nilai PPN yang merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.Pajak Pertambahan Nilai PPN termasuk jenis pajak tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain pedagang yang bukan penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak konsumen akhir tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung. Mekanisme perhitungan pencatatan, penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada pihak pedagang atau produsen sehingga muncul istilah Pengusaha Kena Pajak yang disingkat PKP.Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai barang dan jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, menyatakan bahwa tarif yang dikenakan pada jasa yaitu sebesar 10 sepuluh persen dari jumlah tagihan.Tarif Pajak Pertambahan Nilai PPN yang berlaku atas penyerahan barang kena pajak maupun jasa kena pajak adalah tarif tunggal sehingga mudah dalam pelaksanaannya tidak ada penggolongan dengan tarif yang berbeda.Sistem yang dianut dalam perpajakan Indonesia adalah sistem self assesment. Dalam sistem ini, Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya. PT TAJUR adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa pengiriman barang jalur darat dengan via Trucking dengan tujuan Jakarta-Palembang dengan kuantitas besar.Perusahaan ini hanya bergerak pada Jasa Trucking dan merupakan salah satu perusahaan yang sudah menerapkan pajak pertambahan nilai dalam usahanya, untuk itu perusahaan harus melakukan proses perhitungan, pencatatan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. Dan penerapan pajak pertambahan nilai mulai dari perhitungan, pencatatan sampai pelaporan harus dilakukan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan permasalahan yaitu: Bagaimanakah perhitungan, pencatatan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan oleh PT. Tajur Jakarta? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Perhitungan, Pencatatan dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PPN Atas Ekspedisi Antar Pulau pada PT.TAJUR. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Prof. Rochmat Soemitro, SH 2007 : 1. Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk yang kegunaannya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran mum berhubungan langsung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan P.J.A Andriani 2007 : 3. Fungsi Pajak Menurut Siti Resmi 2011:3 Fungsi pajak berarti kegunaan atau manfaat dari pajak itu sendiri . Umumnya terdapat 2 fungsi pajak yang dikenal , yaitu : a. Fungsi Budgetair Sumber Keuangan Negara 176 Pajak mempunyai fungsi budgetair,artinya pajak merupakan salah satu penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan lain-lain. b. Fungsi Regularend Pengatur Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijkan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan Pajak Pertambahan Nilai PPN Menurut Waluyo 2011:9 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah merupakan Pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri di dalam Daerah Pabean, baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa. Menurut UU No.42 Tahun 2009, Pajak Pertambahan Nilai PPN adalah ”Pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa, di dalam daerah pabean yang dikenakan bertingkat disetiap jalur produksi dan distribusi.” Tarif Pajak Pertambahan Nilai Menurut Undang-undang Perpajakan 2010:211 Berdasarkan Pasal 7 ayat 1, 2 dan 3 undang-undang no. 42 Tahun 2009, tarif Pajak Pertambahan Nilai a. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10 b. Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak sebesar 0 . c. Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diubah menjadi paling rendah 5 lima persen dan paling tinggi 15 lima belas persen yang perubahan tarifnya diatur dengan peraturan pemerintah. CARA MENGHITUNG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Menurut Waluyo 2011:21 Cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah dengan mengkalikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai 10 atau 0 untuk ekspor Barang Kena Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak. PENCATATAN Menurut Pasal 28 ayat 9 UU KUP menyatakan pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto danatau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat final. Pencatatan atas peredaran bruto juga menjadi dasar penghitungan PPN bagi PKP yang menghitung penghasilan neto mempergunakan norma penghitungan peredaran bruto menjadi dasar penghitungan Pajak Keluaran dan Jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Menurut waluyo 2012;332 Dalam akuntansi komersial tidak mengatur tersendiri perilaku akuntansi khusus untuk PPN maupun PPnBM, PSAK hanya mengatur Akuntansi Pajak Penghasilan. Namun demikian baik dalam akuntansi komersial maupun dalam akuntansi pajak terdapat persamaan dalam melakukan pencatatan yang harus dipersiapkan antara lain : a. Akun Pajak Masukan PPN yang Terutang = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak 177 Untuk mencatat besarnya Pajak Masukan yang dibayar atau dipungut atas terjadinya transaksi pembelian b. Akun Pajak Keluaran Pada akun ini untuk mencatat Pajak Keluaran yang dipugut atau disetorkan ke kas negara atas transaksi. PELAPORAN PAJAK Menurut Rudi Wirawan, 2010:12 Kewajiban WP setelah melakukan penyetoran pajak adalah melaporkan seluruh penghitungan dan penyetoran pajak tersebut ke KPP tempat WP tersebut terdaftar dengan menggunakan formulir SPT. Pelaporan tersebut ada yang dilakukan berdasarkan bulan Masa Pajak dan juga tahunan. Menurut Rudi Wirawan, 2010:56 Pasal 1 angka 11 UU KUP menegaskan bahwa SPT adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak, objek pajak danatau bukan objek pajak, danatau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-undangan perpajakan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu berupa studi kasus dan studi pustaka. Studi kasus dilakukan pada PT TAJUR Jakarta sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari literatur-literatur yang relevan dengan Pajak Pertambahan Nilai. Penelitian ini menggunakan metode Perhitungan, Pencatatan, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT Tajur dengan peraturan Undang-Undang perpajakan yang ada, sebagaimana terdapat dalam peraturan pemerintah. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi yang dilakukan pada kantor PT TAJUR Jakarta yang beralamat di Tanah Abang Jl Jati Baru No.83 Jakarta Pusat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – November. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan judul dan merumuskan masalah. 2. Menelaah tinjauan pustaka literatur yang timbul dengan peneliti. 3. Mengumpulkan data sesuai permasalahan yang diangkat. 4. Pengumpulan data melalui wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait serta pengambilan data-data pada Kantor PT TAJUR untuk mengetahui bagaimana analisis penghitungan, pencatatan dan pelaporan pajak pertambahan nilai. 5. Mengolah data dan menginterpretasikan hasil pengolahan data. 6. Menarik kesimpulan dan memberikan saran yang dianggap perlu sebagai perbaikan dalam masalah yang ada. Metode Pengumpulan Data Jenis Data 1. Data kuantitatif Menurut Fathoni 2011: 37 menyatakan data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka – angka dan tabel.. Dalam penelitian ini yakni data Pajak Keluaran dan Pajak Masukan PT TAJUR JAKARTA. 2. Data kualitatif Menurut Fathoni 2011: 37 menyatakan data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk uraian deskriptif mengenai gambaran umum dan sebagainya. 178 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif berupa profil perusahaan PT TAJUR, kegiatan operasional dan data kepustakaan. Sumber Data 1. Data Primer Menurut Fathoni 2011:30 Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau tempat penelitian. Dalam penelitian ini yakni saat wawancara dengan karyawan perusahaan tentang pengambilan data sejarah perusahaan, struktur organisasi, pembagian tugas kerja, kinerja dari para pekerja, dan lain sebagainya. 2. Data Sekunder Fathoni 2011: 38 menyatakan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur – literatur serta tulisan – tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini.Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan yakni PPN Keluaran dan PPN Masukan serta laporan Pajak Pertambahan Nilai SPT Masa PPN dari perusahaan periode 2012. Teknik Pengumpulan Data Teknik atau cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Teknik Observasi Teknik observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penghitungan, pencatatan dan pelaporan pajak pertambahan nilai. 2. Teknik Wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait yang dibutuhkan. Yakni Pimpinan perusahaan dan karyawan perusahaan. 3. Teknik Dokumentasi Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen, bukti-bukti atau catatan yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Penelitian ditujukan pada dokumen- dokumen yang berhubungan dengan data yang diperlukan. Pengumpulan data dokumentasi menggunakan alat tulis manual maupun elektronik. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga diperoleh gambaran yang cukup jelas tentang masalah yang dihadapi, kemudian ditarik suatu kesimpulan mengenai analisis perhitungan,pencatatan dan pelaporan pajak pertambahan nilai apakah sesuai dengan peraturan Undang-Undang perpajakan yang ada, sebagaimana terdapat dalam peraturan pemerintah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PT. Tajur merupakan Pengusaha Kena Pajak dengan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP 01.102.620.0.307.000. PT. Tajur resmi berdiri sebagai badan usaha yang otonom pada tahun1973. Hingga saat ini PT. Tajur memiliki 3 kantor yang pusatnya berada di palembang dan yang duanya lagi berada di Tanah Abang Jalan Jati Baru dan Cikupa. Objek yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Tajur yaitu berupa Jasa angkutan yang mengangkut barang dari tempat pengiriman ke tempat tujuan berdasarkan Berat Barang, Kubikasi, dan besarnya mobil angkutan yang dipakai. 179 Pajak Pertambahan Nilai = Dasar Pengenaan Pajak X Tarif Pajak 10 Sebagai Pengusaha Kena Pajak PT. Tajur membuat menerbitkan faktur pajak untuk setiap penyerahanJasa Kena Pajak yang digunakan sebagai bukti pemungutan pajak yang selalu disertakan dalam setiap penyerahan Jasa Kena Pajak. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai PT. TAJUR menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor serta PPN yang harus dipungut adalah berdasarkan rumus : Berikut ini contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan PT.TAJUR : PT. TAJUR yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam jasa angkutan menerima Jasa Angkutan dari PT. SHARP INDONESIA untuk mengangkut barang-barang elektronik dengan biaya Jasa Transportasi yang dibayarkan PT Sharp dihitung dengan Kubikasi. Perhitungan Pajak Keluaran : DPP = Rp 22.704.750 Pajak Keluaran 10 = Rp 2.270.475. Berikut akan disediakan penjabaran secara singkat mengenai Pajak Keluaran PT. Tajur Tahun 2012: Tabel 4.6.1.1 Pajak Keluaran Masa Tahun 2012 Masa Pajak Penjualan DPP Rp PPN Rp Januari Rp. 1.054.409.910 Rp. 105.440.991 Februari Rp. 1.281.930.120 Rp. 128.193.012 Maret Rp. 1.223.892.970 Rp. 122.389.297 April Rp. 1.080.930.320 Rp. 108.093.032 Mei Rp. 1.210.523.310 Rp. 121.052.331 Juni Rp. 1.079.806.860 Rp. 107.980.686 Juli Rp. 1.085.897.820 Rp. 108.589.782 Agustus Rp. 1.032.147.070 Rp. 103.214.707 September Rp. 1.016.643.800 Rp. 101.664.380 Oktober Rp. 1.321.637.780 Rp. 132.163.778 November Rp. 1.166.310.810 Rp. 116.631.081 Desember Rp. 972.481.670 Rp. 97.248.167 TOTAL Rp. 13.526.612.440 Rp. 1.352.697.244 Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel 4.6.1 Dapat dilihat bahwa besarnya Penjualan yang diperoleh perusahaan selama tahun 2012 dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp. 13.526.612.440, menghasilkan Pajak Keluaran sebesar Rp. 1.352.697.244. Perhitungan Pajak Masukan: PT. TAJUR yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam jasa angkutan Membeli mobil dari PT. Istana Kebon Jeruk dengan Dasar Pengenaan Pajak Rp. 140.244.136, perhitungan pajak masukan PT. Tajur adalah: DPP = Rp. 140.244.136 Pajak Masukan 10 = Rp 14.024.414. 180 Berikut akan disediakan penjabaran secara singkat mengenai Pajak Masukan PT. Tajur Tahun 2012: Tabel 4.6.1.2 Pajak Masukan Masa Tahun 2012 Masa Pajak Pembelian DPP Rp PPN Rp Jumlah Rp Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Rp. 236.725.909 Rp. 23.672.589 Rp. 260.398.498 September Rp. 1.140.909.091 Rp. 114.090.905 Rp. 1.254.999.996 Oktober Rp. 327.315.454 Rp. 32.731.545 Rp. 360.046.999 November Desember TOTAL Rp. 1.704.950.454 Rp. 170.495.039 Rp. 1.875.445.493 Sumber: Data Olahan Berdasarkan tabel 4.6.1.2 Dapat dilihat bahwa besarnya Pembelian yang dilakukan oleh PT. Tajur selama tahun 2012 dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp. 1.704.950.454, menghasilkan Pajak Masukan sebesar Rp. 170.495.045, dan total pembelian pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 1.875.445.493. Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Kurang Bayar Perhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang Lebih Bayar atau yang Kurang Bayar dapat dihitung berdasarkan data-data Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang telah dijabarkan penulis sebelumnya. Berikut akan disediakan penjabaran secara singkat mengenai besarnya Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Kurang Bayar PT. Tajur pada tahun 2012: Tabel 4.6.2. Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai PPN PT. Tajur Selama Tahun 2012 Masa Pajak Pajak Keluaran Rp Pajak Masukan Rp Kompensasi Kurang Lebih Bayar Rp Dikompensasikan Ke Bulan Januari Rp. 105.440.991 - Rp. 105.440.991 - Februari Rp. 128.193.012 - Rp. 128.193.012 - Maret Rp. 122.389.297 - Rp. 122.389.297 - April Rp. 108.093.032 - Rp. 108.093.032 - Mei Rp. 121.052.331 - Rp. 121.052.331 - Juni Rp. 107.980.686 - Rp. 107.980.686 - Juli Rp. 108.589.782 - Rp. 108.589.782 - Agustus Rp. 103.214.707 Rp. 23.672.589 - Rp. 79.542.118 - September Rp. 101.664.380 Rp. 114.090.905 - Rp. 12.426.525 - Oktober Rp. 132.163.778 Rp. 285.321.702 - Rp 153.157.925 November 2012 November Rp. 116.631.081 Rp. 153.157.925 Rp.36.526.844 Desember 2012 Desember Rp. 97.248.167 Rp 36.526.844 Rp. 60.721.323 - TOTAL Rp. 1.352.697.244 Rp. 423.085.196 Rp. 189.684.769 Rp. 954.429.097 - Sumber : Data Olahan 181 Analisis Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai Dari setiap transaksi penjualan yang dilakukan, perusahaan akan membuat jurnal atas Pajak Keluaran yang dipungut perusahaan. Pencatatan atas penerimaan hasil penjualan jasa tunai dilakukan dengan mendebit perkiraan kas dan mengkredit perkiraan penjualan jasa dan Pajak Keluarannya. Pencatatan Pajak Keluaran Selama bulan desember 2012 PT. Tajur menjual Jasa Kena Pajak kepada PT. Sharp Electronics Indonesia dengan dasar pengenaan pajak sebesar Rp. 972.481.670, sehingga Pajak Keluaran yang dipungut sebesar Rp. 97.248.167. perusahaan akan mencatat jurnal sebagai berikut: Kas Rp. 1.069.729.837 Penjualan Rp. 972.481.670 PPN Keluaran Rp. 97.248.167 Pencatatan Pajak Masukan Contoh: Selama bulan juni 2012 PT. Tajur membeli Barang Kena Pajak kepada PT. Istana Kebun Jeruk dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp. 140.244.136, sehingga Pajak Keluaran yang dipungut sebesar Rp. 14.024.414. perusahaan akan mencatat jurnal sebagai berikut : Pembelian Rp. 140.244.136 PPN Masukan Rp. 14.024.414 Kas Rp. 154.268.550 Pencatatan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Kepada Kas Negara. Seluruh Pajak Keluaran dan Pajak Masukan diperhitungkan dalam SPT Masa PPN. Jika Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan maka Pengusaha Kena Pajak masih harus membayar selisihnya kepada kas negara. Berdasarkan contoh sebelumnya, dengan asusmsi tidak ada transaksi lain, maka jurnal perhitungan kurang bayar adalah : PPN Keluaran Rp. 97.248.167 PPN Masukan Rp. 36.562.844 Kas Rp. 60.721.323 Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PT. TAJUR wajib melakukan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai yang Kurang Bayar dengan menggunakan Surat Setoran Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Surat Setoran Pajak ini dibuat dalam rangkap 5 lima yang terdiri dari: - Lembar ke-1 : Untuk arsip PT. TAJUR - Lembar ke-2 :Untuk Kantor Pelayanan Pajak melalui Kantor Perbendaharaan Kas Negara KPKN. - Lembar ke-3 :Untuk PT. TAJUR yang akan dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. - Lembar ke-4 :Untuk arsip Kantor Penerimaan Pembayaran - Lembar ke-5 :Untuk arsip PemungutPihak lain. Menurut Undang-Undang No.42 tahun 2009 , penyetoran Pajak Pertambahan Nilai paling lambat penyetoran dilakukan akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum Surat 182 Pemberitahuan Masa disampaikan. Namun apabila perusahaan tidak melakukan pembayaran ataupun penyetoran Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berikut penjabaran mengenai penyetoran Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukakn oleh PT. TAJUR apakah sudah sesuai atau tidak dengan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai No.42 Tahun 2009 yang berlaku untuk Masa pajak periode Januari sd Desember 2012 : TABEL 4.6.4 Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai PPN PT.TAJUR Tahun 2012 Masa Pajak Tanggal Setor Keterangan Sesuai tidak Sesuai dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009 Januari 27 Februari 2012 Sesuai Februari 28 Maret 2012 Sesuai Maret 23 April 2012 Sesuai April 22 Mei 2012 Sesuai Mei 26 Juni 2012 Sesuai Juni 19 Juli 2012 Sesuai Juli 27 Agustus 2012 Sesuai Agustus 26 September 2012 Sesuai September 22 Oktober 2012 Sesuai Oktober 26 November 2012 Tidak ada Setoran Lebih Bayar November 10 Desember 2012 Tidak ada Setoran Lebih Bayar Desember 23 Januari 2013 Sesuai Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel 4.6.4 dapat dilihat bahwa selama tahun 2012 PT. Tajur telah menyetorkan PPN melalui bank persepsi yang ditunjuk yaitu Bank Permata sesuai dengan UU No. 42 Tahun 2009, tidak mengalami keterlambatan penyetoran. Pelaporan SPT Masa PPN Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2000 dan telah diubah dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 tentang pelaporan Pajak Pertambahan Nilai paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan oleh PT. Tajur di Kantor Pelayanan Pajak tempat perusahaan dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Apabila perusahaan terlambat dalam melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka perusahaan akan dikenakan sanksi sebesar Rp. 500.000,- Lima Ratus Ribu Rupiah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 PT. Tajur dalam hal penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN dilakukan secara elektronik e. Filing. Berikut ini akan diberikan penjabaran mengenai apakah PT. Tajur telah melaporkan Surat Pembetitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sesuaidengan Undang – Undang No. 42 Tahun 2009 atau tidak sesuai untuk masa pajak 2012. 183 Tabel 4.6.5 Pelaporan SPT MASA PPN PT. Tajur Periode Januari sd desember 2012 Masa Pajak Kurang Lebih Bayar Rp Tanggal Lapor Keterangan Sesuai tidak Sesuai dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009 Januari Rp. 105.440.991 27 Februari 2012 Sesuai Februari Rp. 128.193.012 28 Maret 2012 Sesuai Maret Rp. 122.389.297 23 April 2012 Sesuai April Rp. 108.093.032 22 Mei 2012 Sesuai Mei Rp. 121.052.331 26 Juni 2012 Sesuai Juni Rp. 107.980.686 19 Juli 2012 Sesuai Juli Rp. 108.589.782 27 Agustus 2012 Sesuai Agustus Rp. 79.542.118 26 September 2012 Sesuai September Rp. 12.426.525 22 Oktober 2012 Sesuai Oktober Rp.153.157.925 26 November 2012 Sesuai November Rp. 36.526.844 10 Desember 2012 Sesuai Desember Rp. 60.721.323 23 Januari 2013 Sesuai Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel 4.6.5 dapat dilihat bahwa selama tahun 2012 PT. Tajur telah melaporkan SPT Masa PPN pada Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan UU No. 42 Tahun 2009, tidak mengalami keterlambatan pelaporan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Tajur mengenai Analisis Perhitungan, Pencatatan dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai sudah sesuai dengan undang-undang mengenai Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 42 tahun 2009 Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud, danatau ekspor Jasa Kena Pajak. Pajak Keluaran yang dipungut oleh perusahaan berasal dari PPN atas penyerahan Jasa Kena Pajak. Penyerahan Jasa Kena Pajak dilakukan oleh PT. Tajur dalam bentuk penyediaan akses pengiriman barang yang digolongkan sebagai penyerahan Jasa Kena Pajak karena memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-undang PPN. Pada tahun 2012 jumlah pendapatan jasa pengiriman barang sebesar Rp. 13.526.612.440, hal ini berarti menunjukan bahwa total Pajak Keluaran yang harus dibayar PT. Tajur adalah sebesar 10 x Rp. 13.526.612.440 = Rp. 1.352.661.244, Jumlah pendapatan sudah sama dengan jumlah Pajak Keluaran yang harus dibayar yang tertera dalam SPT masa PPN yaitu sebesar Rp. 1.352.661.244. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10 sepuluh persen sesuai dengan ketetapan dalam UU No. 42 tahun 2009, namun berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 567KMK. 042000 dalam pasal 1 dan 2 tarif pajak yang harus dipungut PT. Tajur adalah sebesar 10 sepuluh persen dari jumlah pendapatan atau penjualan Jasa Kena Pajak yang diperoleh. Dan berdasarkan hasil penelitian perusahaan telah melakukan perhitungan dan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan peraturan Dirjen Pajak yaitu PER-11PJ2013 tentang bentuk, isi, dan tata cara pengisian dan penyampaian SPT Masa PPN dan PER-21PJ2013 tentang tata cara penerimaan dan pengelolaan SPT Masa PPN, Dirjen Pajak tidak lagi mengijinkan PKP badan untuk melaporkan SPT Masa secara Hard Copy Manual, kalau dalam peraturan-peraturan sebelumnya PKP badan masih diberikan pilihan untuk memilih melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Masa PPN melalui data 184 elektronik atau hard copy asalkan jumlah transaksinya tidak melebihi 25 lembar, maka terhitung mulai masa juni 2013 pilihan itu sudah tertutup. Semua PKP badan harus melaporkan SPT Masa PPN menggunakan e-SPT electronik -SPT. PT. Tajur telah melakukan penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai melalui e-SPT dan dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan di setorkan pada Kantor Bank yang ditunjuk yaitu Bank Permata.Berdasarkan Undang-undang No. 42 tahun 2009, pelaporan Pajak Pertambahan Nilai paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak. Dalam hal pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PT. Tajur sudah melakukan pelaporan SPT Masa PPN pada Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan data yang diperoleh pada PT. Tajur, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa : 1. Dalam melaksanakan Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena Pajak Jasa Kena Pajak, PT. Tajur telah mengikuti pedoman sesuai dengan Undang-undang No. 42 tahun 2009 yaitu dengan menggunakan tarif 10 untuk setiap Jasa Kena Pajak Barang Kena Pajak. 2. PT.TAJUR Dalam melaksanakan Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena Pajak Jasa Kena Pajak, PT. Tajur telah mengikuti pedoman Undang-undang PPN yang berlaku 3. PT.TAJUR adalah perusahaan jasa yang telah melakukan penyetoran dan pelaporan pajak dengan menggunakan e-SPT dan disetorkan melalui bank persepsi paling lambat tanggal 15 lima belas setelah akhir masa pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai. Saran Berdasarkan hasil evaluasi dan pembahasan pada PT. TAJUR maka penulis memberikan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan : 1. PT. Tajur harus selalu siap dalam menghadapi perubahan-perubahan peraturan perpajakan sehingga tidak terjadi permasalahan di kemudian hari mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan harus selalu up to date mengenai perkembangan ketentuan perpajakan yang berlaku, mengingat peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di Indonesia sering mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi mengikuti perkembangan sosial dan ekonomi.penyetoran dan pelaporan yang telah sesuai dengan UU No. 42 Tahun 2009 tentang PPN, maka perusahaan harus terus mempertahankan kepatuhan terhadap peraturan dan sebisa mungkin menghindari kelalaian manusia. 2. Dalam penyimpanan Faktur Pajak dan data-data mengenai perpajakan, kiranya PT. Tajur bisa mengelola dan menyimpannya dengan baik agar dalam perhitungan pajak dikemudian hari bisa lebih mudah, dan apabila peneliti selanjutnya melakukan penelitian pada PT. Tajur data- data yang dibutuhkan bisa diberikan dengan cepat dan lengkap. 3. PT. Tajur sebaiknya mempekerjakan seseorang yang ahli dalam bidang perpajakan sehingga fokus perpajakan bisa di kelola lebih baik, sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan atau pencatatan serta pelaporan pajak dan bisa menghindari sanksi di kemudian hari. 185 DAFTAR PUSTAKA Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, 2013. Buku Panduan Penulisan Skripsi Dan Artikel . Manado Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian Teknik Penyusunan Skripsi . PT Rineka Cipta. Jakarta. Fitriandi, P., Aryanto Y., Puji Priyono, A., 2010, “Kompilasi Undang - undang Perpajakan”, Salemba Empat, Jakarta Irwansyah Lubis. Gustian Djuanda, Ardiansyah Lubis. 2010, “Review Pajak Orang Pribadi Dan Orang Asing ”, Salemba Empat, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi . Edisi 3. Erlangga Jogjakarta. Mardiasmo. 2009 , Perpajakan . Jakarta, Andi. Republik Indonesia, UU No. 42 Tahun 2009., “Tentang Pajak Pertambahan Nilai Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah” Rudy Suhartono, Wirawan B. Ilyas. 2010 , “Panduan Komprehensif dan Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP”, Salemba Empat, Jakarta Siti Resmi. 2011, “ Perpajakan Teori Dan Kasus ”, Salemba Empat, Jakarta Siti Resmi. 2012, “ Perpajakan Teori Dan Kasus” , Salemba Empat, Jakarta Waluyo.2009 , “ Akuntansi Pajak ”. Jakarta, Salemba Empat Waluyo.2012 , “ Akuntansi Pajak ”. Jakarta, Salemba Empat Yamin, Mohammad. 2012. “ Pajak Pertambahan Nilai Jilid 1 ”, Graha Ilmu, Yogyakarta 186 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN UNTUK PUSAT TANGGUNG JAWAB LABA PADA CV AKE ABADI KECAMATAN AIRMADIDI Windy Fieska Ering D.P.E. Saerang Victorina Z. Tirajoh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado e-mail: windy.eringyahoo.com ABSTRAK CV. Ake Abadi adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan air minum mineral, dalam melakukan Pengendalian manajmen yang baik akan memudahkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Dengan adanya sistem pengendalian manajmen yang benar,maka manajemen dalam organisasi perusahaan dapat mengevaluasi hasil dari suatu kegiatan apakah berjalan dengan efisien dan efektif.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian manajemen untuk pusat tanggung jawab laba pada CV Ake Abadi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengendalian manajemen pusat laba pada CV Ake Abadi telah memenuhi salah satu karakteristik akuntansi pertanggungjawaban yaitu adanya identifikasi pusat-pusat pertanggungjawaban laba. Pelaksanaan pengendalian manajemen pusat pertanggungjawaban laba pada CV Ake Abadi sudah memadai, hal ini dapat dilihat dari adanya pencatatan dan otorisasi untuk pengeluaran biaya yang memadai dan adanya perhitungan analisis laporan keuangan, dan dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen dalam mengendalikan pusat laba dengan biaya sebagai alat pengendalinya Kata kunci : sistem pengendalian manajemen, pusat tanggung jawab laba ABSTRACT CV. Ake Abadi is a company engaged mineral drinking water supply , in doing good management control will facillitate the application of accounting accountability within then company so that the company’s goals can be achieved . With the right management control systems,the management in organizations the company can evaluate the results of an oper ation or an activity is running efficiently and effectively. The purpose of this study was to determine the management control system to profit center responsibility Ake Abadi CV. The analytical method used is descriptive analysis . The analysis showed that the control of profit center manager at CV Ake Abadi has met one of the characteristics of accounting that is the identification of accountability profit centers. Implementation of central management control accountability in the CV Ake Abadi earnings are sufficient, it can be seen from the registration and authorization for expenditure costs and the calculation of an adequate financial statement analysis, and can be used as a management tool in controlling the profit center as a means of controlling costs. Keywords : management control systems , profit center responsibility 187 PENDAHULUAN Latar Belakang Secara umum semua perusahaan baik itu perusahaan industri, dagang maupun jasa, tentu memiliki tujuan sama yaitu memperoleh keuntungan pada tingkat tertentu. Untuk memudahkan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, pihak manajemen memperoleh informasi berkaitan dengan tujuan yang hendak diraih maka diperlukan beberapa pengetahuan dan alat yang efektif. Salah satu pengetahuan dan alat yang dimaksud adalah akuntansi. Akuntansi sebagai “proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan, peringkasan, pengklasifikasian dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan”. Sebagaimana telah diketahui bahwa analisis akuntansi atas pendapatan dan biaya merupakan dua hal yang sangat berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan, dimana pendapatan merupakan suatu hasil yang diperoleh dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya merupakan alat yang dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan. CV. Ake Abadi adalah perusahaan yang bergerak pada penyediaan air minum mineral, besarnya biaya operasional membuat keterbatasan pada sisi laba perusahaan, upaya yang ada dipusatkan untuk peningkatan efisiensi di segala aspek, serta peningkatan pengendalian untuk mengelola sisi biaya secara ketat. Demi kelangsungan hidup perusahaan, maka sebaiknya perlu dilakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengurangi biaya – biaya yang tidak efektif dalam kegiatan usaha. CV. Ake Abadi adalah perusahaan yang bergerak pada penyediaan air minum mineral, besarnya biaya operasional membuat keterbatasan pada sisi laba perusahaan, upaya yang ada dipusatkan untuk peningkatan efisiensi di segala aspek, serta peningkatan pengendalian untuk mengelola sisi biaya secara ketat. Demi kelangsungan hidup perusahaan, maka sebaiknya perlu dilakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengurangi biaya – biaya yang tidak efektif dalam kegiatan usaha. Dengan adanya Sistem Pengendalian Manajemen yang benar, maka manajemen dalam organisasi perusahaan dapat mengevaluasi hasil dari suatu operasi atau suatu kegiatan apakah berjalan dengan efisien dan efektif. Berdasarkan uraian diatas mengenai pentingnya melakukan pengendalian manajemen pusat yang hasilnya dapat dilihat dari laporan pertanggungjawaban akan berpengaruh signifikan terhadap laba yang dapat dilakukan dengan menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian manajemen untuk pusat tanggung jawab laba pada CV Ake Abadi. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis atau sering disebut sebagai bahasa dari keputusan keuangan. Hal ini di sebabkan banyak aspek sehari-hari yang didasarkan pada akuntansi, seperti perencanaan keuangan pribadi, investasi pinjaman, biaya pendidikan, pajak penghasilan dan lainnya. Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan Menurut Alijaya 2003 : 1 akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut yaitu : 1. Sebagai tipe manajemen, akuntansi manajemen merupakan suatu sistim pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi. 2. Sebagai tipe informasi, akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai alat ukur yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. 188 Tabel 2.1. Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen Dasar Pencatatan Menggunakan Prinsip akuntansi yang lazim dalam mengolah data keuangan. Tidak terikat dengan prinsip akuntansi yang lazim dalam pengolahan data informasinya. Fokus informasi Mengolah informasi keuangan masa lalu. Mengolah informasi keuangan masa lalu dan juga menyediakan informasi keuangan masa yang akan datang. Lingkup informasi Mengolah dan menyajikan informasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Mengolah dan menyajikan informasi keuangan bagian- bagian suatu perusahaan untuk memenuhi keperluan manajer tertentu. Sifat laporan yang dihasilkan Berupa ringkasan dan berisi informasi yang teliti. Lebih rinci dan unsur taksiran lebih dominan dalam informasi yang disajikan di dalamnya. Keterlibatan dalam perilaku manusia Lebih mementingkan pengukuran kejadian- kejadian ekonomi. Lebih banyak bersangkutan dengan pengukuran kinerja manajemen. Disiplin sumber yang melandasi Bersumber pada satu disiplin sumber: ilmu ekonomi. Memiliki dua disiplin sumber: ilmu ekonomi dan psikologi sosial. Sumber: Mulyadi 2002 ; 4-7 Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi keuangan yang terutama untuk memenuhi keperluan manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Sugiri, 2009. Informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok manajemen yaitu perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan Sistem Pengendalian Manajemen Sumarsan 2013 : 6 mendefinisikan sistem pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang terjadi pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus – menerus. Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri penting, yaitu : 1. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya resources yang digunakan, baik manusia, alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar. 2. Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang berintegrasi dan menyeluruh, serta kurang bersifat perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi sesuatu. 3. Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk membantu manajer mencapai strategi organisasi dan bukan untuk memperbaiki detail catatan. Suatu sistem pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan baik. Elemen-elemen tersebut adalah Halim dkk,2009:5: 1. SensorDetektor, yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam suatu proses. 2. Assesor, yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan. 189 3. Efektor, yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assessor. 4. Jaringan Komunikasi, yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan assesor dan antara assesor dan efektor. Unsur Sistem Pengendalian Manajemen Suatu sistem pengendalian manajemen yang dapat diandalkan harus memenuhi unsur-unsur berikut Sumarsan, 2013:9: 1. Keahlian karyawan pegawai sesuai dengan tanggung jawabnya. 2. Pemisahan tugas. 3. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik serta pengawasan yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas harta, utang, penerimaan, dan pengeluaran. 4. Pengendalian terhadap penggunaan harta dan dokumen serta formulir yang penting. 5. Periksa fisik harta dengan catatan-catatan harta dan utang, atau yang benar-benar ada, dan mengadakan tindakan koreksi jika dijumpai adanya perbedaan. Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen Pengendalian manajemen yang diciptakan dalam suatu perusahaan mempunyai tujuan. Adapun tujuan sistem pengendalian manajemen Sumarsan, 2013:9, yaitu sebagai berikut : 1. Diperolehnya keandalan dan integritas informasi. 2. Kepatuhan pada kebijakan , rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan yang berlaku. 3. Melindungi harta perusahaan. 4. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban menurut menurut Mulyadi 2001:218 adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan serta pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan atau pendapatan yang dianggarkan. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Tujuan dari mengembangkan laporan pusat pertanggungjawaban adalah untuk Ikhsan, 2009: a Mengijinkan manajemen puncak untuk mendelegasikan tanggungjawaban dan otoritas terhadap kepala departemen sehingga mereka dapat mencapai tujuan operasi departemen. b Menyediakan manajemen puncak dengan informasi umumnya terhadap dasar akuntansi untuk mengukur kinerja dari setiap departemen dalam pencapaian tujuan operasi. Dengan praktek akuntansi pertanggungjawaban organisasi tunggal, departemen dapat diidentifikasi sebagai pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Manfaat dari akuntansi pertanggungjawaban adalah: 1. Dasar penyusunan anggaran 2. Penilai kerja manajer pusat pertanggungjawaban 3. Pemotivasi manajer 4. Alat untuk memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas Karakteristik Akuntansi Pertanggugjawaban

1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban