di dalam masyarakat lokal atau laba yang diperoleh akan diinventasikan ke wilayah tersebut. Untuk menarik industri di tempat
yang pertama, masyarakat lokal yang menghadapi persaingan dengan masyarakat lainnya mungkin menawarkan konsepsi yang
menarik sehingga keuntungan bersih yang diperoleh masyarakat sangat kecil. Setelah industri tersebut didirikan, ia akan berupaya
sekuat tenaga untuk memperoleh konsesi yang lebih besar dari masyarakat tersebut dengan cara memberikan ancaman untuk
menutup atau menarik usahanya. Stretegi ini jelas-jelas berupaya memecahkan problem ekonomi masyarakat dengan menyandarkan
pada sistem ekonomi yang sama yang telah menyebabkan mereka di tempat pertama. Dalam banyak kasus, keuntungannya mungkin
terbatas, berjangka pendek dan ilusif.
2. Memulai Industri Lokal
Terdapat potensi yang lebih besar dalam menggunakan sumber daya, inisiatif, dan tenaga ahli lokal untuk membangun
industri lokal baru yang akan dimiliki dan dijalankan oleh orang- orang yang ada di masyarakat lokal. Banyak program
pengembangan ekonomi masyarakat lokal menggunakan bentuk ini dan program-program tersebut dapat berhasil dalam
mengembangkan aktivitas ekonomi serta menjadi kebanggan dalam prestasi lokal. Hal ini melibatkan pemanfaatan kekayaan sumber
daya lokal, bakat, minat dan keahlian berserta penaksiran keuntungan-keuntungan alam dari lokalitas tertentu dan kemudian
memutuskan apa jenis industri baru yang mungkin akan berhasil. Masyarakat lokal yang memiliki ide-ide untuk bisnis baru dapat
dibantu mengubah impian menjadi kenyataan dengan bantuan keuangan seperti dari pemerintah setempat dan dengan saran
mengenai cara-cara mengelola usaha kecil. Ada banyak contoh- contoh yang berhasil sekarang ini tentang pengembangan ekonomi
masyarakat tersebut khususnya di wilayah-wilayah pedalaman dimana terdapat kepemimpinan dinamis dari pemerintah lokal dan
masyarakat telah menghasilkan terbentuknya sejumlah usaha kecil yang beraneka ragam, seperti pembuatan brondong popcorn,
perbaikan perabot, pembuatan anggur dan pariwisata yang dapat memperbaiki ekonomi dan minat berprestasi serta solidaritas bagi
masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan pembelanjaan yang relatif sedikit dengan memperhitungan sumber daya yang ada di wilayah
tersebut dan berfungsi sebagai katalisator untuk mengubah ide-ide menjadi kenyataan Dauncey, 1988
Ketika bentuk pengembangan ekonomi masyarakat ini telah berhasil, terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan
3. Pariwisata
Pada bagian ini, tempat pariwisata dalam pengembangan ekonomi masyarakat sangat penting diperhatikan. Masyarakat yang
diterpa oleh krisis ekonomi, penutupuan industry lokal dan pengangguran yang tinggi akan sering mencari potensi pariwisata,
khususnya jika tempat pariwisata itu menarik wisatawan karena alasan pemandangan yang ada, sejarah atau hal lainnya yang
menjadi daya tarik yang potensial. Mempromosikan pariwisata dapat menjadi alternatif yang menarik, pariwisata akan menjadi sumber
daya yang potensial yang dapat mendatangkan penghasilan, dan juga sebagai industri yang “bersih” yang tidak menimbulkan polusi
serta dapat mendukung terbukanya tenaga kerja. Selain itu, pariwisata juga dapat mendatangkan keuntungan dari bisnis yang
berbeda-beda yang menciptakan banyak pekerjaan dan dapat menempatkan masyarakat itu pada “peta” dan sebagainya. Oleh
sebab itu banyak masyarakat berusaha memecahkan problem- problem ekonomi mereka dengan membentuk dewan-dewan
pariwisata dan ingin menciptakan pasar wisata atau memperluas pasar yang sudah ada. Tujuan strategi pengembangan ekonomi
tersebut, yaitu i menarik wisatawan yang lebih banyak untuk datang ke masyarakat tersebut, baik sebagai tempat tujuan utama
ataupun sebagai rute ke tempat lain; ii untuk mendorong wisatawan tinggal selama mungkin di wilayah lokal semakin lama
mereka tinggal, semakin banyak uang yang akan mereka keluarkan; iii untuk membuat mereka membelanjakan uang
sebanyak mungkin ketika mereka berada di sana. Pariwisata mungkin menjadi pilihan yang menarik, tetapi
strategi tersebut dirasakan oeh masyarakat perlu dilakukan denga sangat hati-hati, karena dari persfektif masyarakat pariwisata
menimbulkan banyak masalah. Pariwisata tidak dapat menjamin masa depan ekonomi seperti yang mungkin diharapkan. Dengan
wilayah yang begitu banyak yang menghendaki dolar dari wisatawan, terdapat masalah yang mudah muncul mengenai
permintaan yang tidak memadai; bagaimanapun hanya terdapat begitu banyak wisataan untuk berkeliling dan masa ekonomi yang
sulit dapat berarti bahwa akan terdapat lebih sedikit wisatawan daripada yang diharapkan, dan wisatawan tersebut mungkin akan
membelanjakan uang mereka lebih sedikit. Misalnya, resesi dalam ekonomi Jepang, dapat berarti krisis ekonomi bagi banyak tujuan
wisata yang popular. Pariwisata mungkin menimbulkan efek yang membahayakan
terhadap struktur masyarakat itu sendiri dan akan menjadi monster yang menghancurkannya bukan menjadi penyelamat pariwisata
masyarakat lokal. Industri pariwisata sudah pasti memiliki hubungan eksploitatif dengan para wisatawan yang bertujuan untuk
membelanjakan uang mereka sebanyak mungkin. Bersikap ramah tamah, sopan dan berkemauan untuk menolong kepada para
wisatawan dilakukan demi menarik keuntungan secara ekonomi, bukan karena nilai untuk berbuat demikian. Hal seperti ini bukanlah
persoalan kebanggaan terhadap masyarakat lokal seseorang, budaya, peninggalan berharga atau lingkungan alam dan ingin
membagi kebanggaan tersebut dengan para wisatawan, tetapi sebaliknya dilakukan karena ingin memperoleh keuntungan dengan
mengorbankan orang lain. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, seseorang tidak saja memasuki hubungan eksploitatif dengan
wisatawan, tetapi juga budaya lokal, peninggalan berharga dan lingkungan itu sendiri menjadi alat untuk pengeruk keuntungan,
bukan berpegang pada nilai secara tulus. Fitur yang paling positif diperjualbelikan dan dikemas untuk “konsumsi” wisawatan yang
bertentangan dengan maksud terdalam yang menjadikannya istimewa di tempat pertama. Budaya lokal yang khas diubah menjadi
kepalsuan sebuah museum yang tanpa makna. Budaya lokal yang unik harus dipsahkan secara cermat dengan dunia nyata tempat
wisatawan bersinggah, karena industry pariwisata memerlukan “standar keramah-tamahan” yang berarti bahwa para wisatawan
harus dapat tinggal dalam suatu lingkungan “Holiday Inn” dimana pun mereka berada Nozick, 1992 jika masyarakat tidak
memberikan pengalaman kultural yang dibuat homogeni untuk wisatawan “mainstream” yang dianggap ingin melihat pemandangan
yang luar biasa hanya untuk makan dan tidur di lingkungan yang familiar, maka paket wisata dan bus-bus yang memuat para
wisatawan yang membawa banyak uang tidak akan terwujud.
E. Pengembangan Ekonomi Masyarakat yang Radikal