Penyiapan Sampel Perlakuan Sampel dengan Metode Dekstruksi Basah Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

xxx

3.4.2 Penyiapan Sampel

Sampel yang digunakan berupa tiga jenis telur yaitu telur ayam kampumg, telur ayam ras dan telur bebek. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Sampel diperoleh di Pasar Sukaramai dikota Medan. Diambil 6 butir telur, ditimbang masing-masing telur dengan kulitnya, kemudian masing-masing telur diblender dan ditimbang 20 g.

3.4.3 Perlakuan Sampel dengan Metode Dekstruksi Basah

Telur yang sudah diblender masing-masing ditimbang 20 g sebanyak 6 kali. Dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah diketahui beratnya. Selanjutnya ditambahkan HNO3p sebanyak 25 ml dan didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, sampel didekstruksi diatas hotplate hingga larutan sampel berwarna kuning jernih. Kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan volumenya hingga garis tanda dengan akuabides. Lalu disaring dengan kertas saring Whatman No.42 dengan membuang 2 ml larutan pertama hasil penyaringan. Larutan hasil penyaringan ini digunakan untuk uji kuantitatif mangan Mn Hasweel, 1991. 3.4.4 Pemeriksaan Kuantitatif 3.4.4.1 Penentuan Panjang Gelombang maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan berdasarkan pengaturan alat spektrofotometri serapan atom yang telah distandardisasi, yaitu panjang gelombang untuk mangan 279,5 nm Rohman, 2007.

3.4.4.2 Penentuan Kurva Kalibrasi Mangan

Larutan standar mangan 1000 mcgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HNO3 5N, xxxi kemudian dicukupkan dengan aquabides sampai garis tanda. Dari larutan tersebut 10 mcgml masing-masing dipipet 2,5 ml; 5 ml; 10 ml; 15 ml; dan 20 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan aquabides hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,5 mcgml; 1,0 mcgml; 2,0 mcgml; 3,0 mcgml; dan 4,0 mcgml, lalu dilakukan pengukuran pada panjang gelombang 279,5 nm. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.4.4.3 Penentuan Kadar Mangan Dalam Sampel

Larutan sampel yang telah didestruksi diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 279,5 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan standar mangan. Konsentrasi mangan dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan linier dari kurva kalibrasi. Kadar mangan dapat dihitung dari konsentrasi tersebut. Kadar mangan dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Kadar mcgml = W CxVxFp Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel mcgml V = Volume larutan sampel ml F p = Faktor pengenceran W = Volume pemipetan sampel ml Hasil dapat dilihat pada Lampiran 4 3.4.5 Uji Perolehan Kembali 3.4.5.1 Pembuatan Larutan Standar Larutan standar mangan 1000 mcgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan larutan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml xxxii HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabidedes konsentrasi 100 mcgml. Larutan standar mangan 100 mcgml masing- masing dipipet sebanyak 2 ml, dimasukkan masing-masing larutan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabides konsentrasi 2 mcgml.

3.4.4.2 Prosedur Uji Perolehan Kembali

Uji perolehan kembali Recovery dilakukan dengan cara menentukan kadar mangan dalam sampel, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mangan dalam sampel setelah penambahan larutan standar yang jumlahnya diketahui dengan pasti. Larutan standar yang ditambahkan yaitu 10 ml larutan standar mangan konsentrasi 2 mcgml. Uji perolehan kembali dilakukan terhadap sampel yang sama dan dianalisa dengan cara yang sama dengan pengerjaan sampel awal. Perhitungan perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Perolehan kembali = 100 × − A A F C C C Keterangan : C F = konsentrasi total sampel C A = konsentrasi sampel sebenarnya awal C ∗ A = konsentrasi larutan baku yang ditambahkan Harmita, 2004 Perhitungan uji perolehan kembali dapat dilihat pada Lampiran 10. 3.4.5 Analisis Data secara Statistik

3.4.5.1 Penolakan Hasil Pengamatan

xxxiii Kadar mangan yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing 6 larutan sampel, diuji secara statistik dengan uji Q. Q = terendah Nilai tertinggi Nilai terdekat yang Nilai dicurigai yang Nilai − − Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga Q, apabila QQ kritis maka data tersebut ditolak. Tabel 1. Nilai Q kritis pada Taraf Kepercayaan 95 Banyak data Nilai Q kritis 4 0,831 5 0,717 6 0,621 7 0,570 8 0,524 Rohman, 2007 Untuk menentukan kadar mangan di dalam sampel dengan interval kepercayaan 95, α = 0.05, dk = n-1, dapat digunakan rumus: Kadar Mangan = µ = X ± t α2, dk x SD Keterangan : − X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi dk = Derajat kebebasan dk = n-1 α = interval kepercayaan n = jumlah perlakuan Hasil dapat dilihat pada Lampiran 8

3.4.5.2 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata

Sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan variansi σ tidak diketahui sehingga xxxiv dilakukan uji F untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama σ 1 = σ 2 atau berbeda σ 1 ≠ σ 2 dengan menggunakan rumus: F o = 2 2 2 1 S S Apabila dari hasilnya diperoleh F o tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan dengan uji t dengan rumus: X 1 – X 2 t o = Sp √1n 1 + 1n 2 dan jika F o melewati nilai kritis F maka dilanjutkan dengan uji t dengan rumus : X 1 – X 2 t o = √S 1 2 n 1 + S 2 2 n 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t o yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya. Sabri dan Hastono, 2006

3.4.6 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat diperoleh dari kalibrasi standar yang diukur sebanyak 6 sampai 10 kali, dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Batas deteksi = slope SB x 3 xxxv Batas kuantitasi = slope SB x 10 SB = 2 2 − − ∑ n Yi Y Keterangan: SB = Simpangan Baku Harmita, 2004 xxxvi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemeriksaan Kuantitatif 4.1.1 Kurva Kalibrasi Mangan Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Mangan Kurva kalibrasi mangan diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar mangan pada panjang gelombang 279,5 nm. Dari data kalibrasi mangan diperoleh kurva kalibrasi yang dapat dilihat pada gambar di bawah. Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar mangan dapat dilihat pada Lampiran1. Contoh perhitungan persamaan regresi dapat dilihat juga pada Lampiran 1. Berdasarkan data kalibrasi pada Gambar 1 diperoleh hubungan linier