xxxii HNO
3
5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabidedes konsentrasi 100 mcgml. Larutan standar mangan 100 mcgml masing- masing dipipet sebanyak
2 ml, dimasukkan masing-masing larutan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO
3
5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabides konsentrasi 2 mcgml.
3.4.4.2 Prosedur Uji Perolehan Kembali
Uji perolehan kembali Recovery dilakukan dengan cara menentukan kadar mangan dalam sampel, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mangan
dalam sampel setelah penambahan larutan standar yang jumlahnya diketahui dengan pasti. Larutan standar yang ditambahkan yaitu 10 ml larutan standar
mangan konsentrasi 2 mcgml. Uji perolehan kembali dilakukan terhadap sampel yang sama dan dianalisa dengan cara yang sama dengan pengerjaan
sampel awal. Perhitungan perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Perolehan kembali = 100
× −
A A
F
C C
C
Keterangan : C
F
= konsentrasi total sampel C
A
= konsentrasi sampel sebenarnya awal C
∗ A
= konsentrasi larutan baku yang ditambahkan Harmita, 2004
Perhitungan uji perolehan kembali dapat dilihat pada Lampiran 10. 3.4.5 Analisis Data secara Statistik
3.4.5.1 Penolakan Hasil Pengamatan
xxxiii Kadar mangan yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing 6
larutan sampel, diuji secara statistik dengan uji Q.
Q =
terendah Nilai
tertinggi Nilai
terdekat yang
Nilai dicurigai
yang Nilai
− −
Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga Q,
apabila QQ
kritis
maka data tersebut ditolak.
Tabel 1. Nilai Q
kritis
pada Taraf Kepercayaan 95 Banyak data
Nilai Q
kritis
4 0,831
5 0,717
6 0,621
7 0,570
8 0,524
Rohman, 2007 Untuk menentukan kadar mangan di dalam sampel dengan interval
kepercayaan 95, α = 0.05, dk = n-1, dapat digunakan rumus:
Kadar Mangan =
µ
=
X
± t α2, dk x SD
Keterangan :
−
X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi
dk = Derajat kebebasan dk = n-1 α = interval kepercayaan
n = jumlah perlakuan Hasil dapat dilihat pada Lampiran 8
3.4.5.2 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata
Sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan variansi
σ tidak diketahui sehingga
xxxiv dilakukan uji F untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama σ
1
= σ
2
atau berbeda σ
1
≠ σ
2
dengan menggunakan rumus: F
o
=
2 2
2 1
S S
Apabila dari hasilnya diperoleh F
o
tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan dengan uji t dengan rumus:
X
1
– X
2
t
o
= Sp
√1n
1
+ 1n
2
dan jika F
o
melewati nilai kritis F maka dilanjutkan dengan uji t dengan rumus : X
1
– X
2
t
o
= √S
1 2
n
1
+ S
2 2
n
2
Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t
o
yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya. Sabri dan Hastono, 2006
3.4.6 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi