BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi kita sebagian besar terdiri dari lingkungan akuatik yaitu ± 75. Lingkungan akuatik ini sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan daratan yang berbatasan dan
memegang peranan penting dalam siklus materi kimia. Perairan laut sangat beragam sebaran geografis, kedalaman serta sifat fisik-kimianya. Perairan laut ditandai oleh
tingkat salinitas 32
00
serta kedalamannya hingga 11.000 m. Arus, pasang surut air, angin serta dasar laut yang tidak rata menyebabkan gerakan air laut terutama di
permukaan. Secara umum perairan laut dibagi sebagai zona fotik lapisan air yang mendapat sinar matahari dan zona afotik yaitu lapisan air dengan sinar matahari tidak
dapat menembus. Zona fotik dapat mencapai kedalaman 200 m, tergantung turbiditas air Soemarwoto, 1990.
Plankton adalah organisme yang terapung atau melayang-layang di dalam air yang pergerakannya relatif pasif Suin, 2002. Faktor fisik kimia lingkungan terutama
unsur hara nitrat dan fosfat sangat berpengaruh pada pertumbuhan plankton. Jika terjadi pencemaran oleh kedua unsur tersebut dapat mengakibatkan peledakan jumlah populasi
plankton tertentu yang biasa mengeluarkan zat toksik kedalam perairan. Wibisono, 2005.
Pulau Sembilan merupakan nama salah satu desa yang berada digugusan pulau- pulau di Kabupaten Langkat. Desa Pulau Sembilan berdekatan dengan Selat Malaka dan
merupakan salah satu tujuan wisata utama di Kabupaten Langkat. Pulau Sembilan secara administrasi terletak di kecamatan Pangkalan, Susu Kabupaten Langkat. Desa ini dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat hingga pelabuhan penyeberangan
Universitas Sumatera Utara
di pangkalan susu yang terletak sekitar 90 km dari kota Medan. Luas Pulau Sembilan 15,65 km
2
. Di Pulau ini terdapat hutan mangrove. Kondisi air tanah masih cukup baik dimana tidak ditemukan adanya air sumur yang asin atau terkena intrusi air laut
BPS, 2010. Berbagai aktivitas manusia yang berlangsung di sekitar Perairan Pulau Sembilan
antara lain : kegiatan rumah tangga, pertambakan ikan dapat mengubah faktor fisik-kimia perairan secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan faktor fisik-kimia tersebut
akan mempengaruhi keberadaan plankton di dalam ekosistem perairan yang selanjutnya juga akan mempengaruhi biota air lainnya. Keragaman jenis merupakan parameter yang
digunakan dalam mengetahui suatu komunitas. Parameter ini mencirikan kekayaan jenis dan keseimbangan dalam suatu komunitas Pirzan Pong-Masak, 2008. Sehubungan
dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul: “Keanekaragaman plankton di Perairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten
Langkat”.
1.2 Permasalahan