BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Klasifikasi Plankton
Dari hasil identifikasi plankton yang didapatkan pada setiap stasiun penelitian di Perairan Pulau Sembilan, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat diperoleh
berbagai jenis fitoplankton dan zooplankton dengan klasifikasi dan keberadaan jenis seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Klasifikasi dan Jenis Plankton yang Ditemukan Pada Tiga Lokasi Stasiun Penelitian
KELOMPOKKELAS ORDO
FAMILI GENUS
STASIUN 1
2 3
Fitoplankton 1. Ascomycetes
Endomycetales 1. Lagenidiaceae
1. Anguillospora +
+ +
2. Bacillariophyceae
Bacillariales 2. Achanthaceae
2. Gyrosigma -
+ +
3. Bacteriastraceae 3. Bacteriastrum
+ +
- 4. Bidulphiaceae
4. Bidulphia +
+ +
5. Eucampia +
- +
5. Chaetoceraceae 6. Chaetoceros
+ +
+ 7. Rhizosolenia
+ +
+ 6. Corethronaceae
8. Thalassiosira -
+ +
7. Coscinodiscaceae 9. Coscinodiscus
- +
+ 8. Diatoma
10. Asterionella +
- +
11. Tabellaria +
+ +
12. Thalassiothrix +
+ -
13. Thalasionema -
+ +
9. Melosinaceae 14. Stephanopyxis
+ -
- 10. Naviculaceae
15. Mastoglota -
- +
16. Navicula +
+ -
17. Pleurosigma -
+ +
11. Nitzschiaceae 18. Ditylum
+ +
+ 19. Nitzschia
- -
+ 12. Rhizosoleniacea
20. Rizoclonium +
+ -
13.Surirelaceae 21. Campylodiscus
- +
+ 22. Surirella
+ +
- 14. Thalassiosinaceae
23. Thalassiosina +
- +
Universitas Sumatera Utara
3. Chlorophyceae Chlorococchales
15. Mesotaniaceae 24. Gonatozygon
+ -
+ 16. Microchiniaceae
25. Setigera +
+ -
17. Nesmidicaceae 26. Closterium
+ -
- 18. Oocystaceae
27. Closteridium +
+ +
28. Dactilococcus -
+ +
19. Raphiophyceae 29. Raphidiophrys
+ +
+ 20. Rhizochrysidaceae
30. Gitricha +
+ -
21. Ulothrichascaceae 31. Ulothrix
- +
+
4. Chyanophyceae Oscillatoriales
22. Oscillatoriaceae 32. Beggiota
+ +
+ Ceratiaceales
23. Ceratiaceae 33. Cerataulina
+ +
+ Volvocales
24. Volvocaceae 34. Tetraspora
+ +
+ 35. Volvox
- +
+ Zygnematales
25. Zygnemataceae 36. Geminetta
+ +
-
5. Dinophyceae
Gonyaulacales 26. Ceraticaceae
37. Ceratium -
- +
27. Dinophyceae 38. Dinophysis
+ +
+ 28. Mesotamiaceae
39. Cylindocystis -
+ -
29. Rhizosolemaceae 40. Rhizosolema
+ +
+ Jumlah
27 30
29
Zooplankton 1. Brachiopoda
Cladocera 30. Acinetidae
41. Thecucineta +
+ +
31. Bosminidae 42. Bosmina
+ +
+
2. Maxillopoda Cyclopoida
32. Cyclopidae 43. Diacyclops
- +
+ 33. Didnidae
43. Pronodon -
- +
34. Halopepidae 45. Latonopsis
- +
+ Clamidylobacteriales
35. Eubacteria 46. Cerotrix
+ +
+ 36. Chromonadae
47. Distephanus -
- -
37. Diaptomidae 48. Diaptomus
- +
+ 38. Elidiaptomidae
49. Elidiaptomus +
- -
Monogonanta 39. Dicranophoridae
50. Rotaria -
+ +
Jumlah 4
7 8
Jumlah keseluruhan 31
37 37
Keterangan: + = ditemukan, - = tidak ditemukan Dari Tabel 3.1 diketahui bahwa pada seluruh stasiun penelitian ditemukan 5 kelas
fitoplankton yang tergolong dalam 29 famili, 8 ordo dan 40 genus serta 2 kelas zooplankton yang tergolong dalam 10 famili, 4 ordo dan 10 genus. Keberadaan jumlah
fitoplankton lebih banyak dibandingkan dengan zooplankton. Hal ini disebabkan oleh salinitas yang relatif tinggi di perairan Pulau Sembilan, yaitu berkisar antara 27-28,5‰.
Menurut Sachlan 1972 dalam Dianthani 2003, fitoplankton yang hidup pada kisaran
Universitas Sumatera Utara
salinitas diatas 20‰ sebagian besar merupakan plankton dari kelompok Bacillariophyceae, keadaan demikian juga berkaitan dengan kondisi perairan yang
mendukung ketersediaan unsur hara. Yudilasmono 1996 dalam Asril 1999, menyatakan bahwa Bacillariophyceae lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya
dan merupakan kelompok fitoplankton yang disenangi oleh ikan dan larva udang. Berdasarkan jumlah jenis plankton yang banyak ditemukan adalah pada stasiun 3 29
jenis fitoplankton dan 8 jenis zooplankton dan stasiun 2 30 jenis fitoplankton dan 7 jenis zooplankton. Sedangkan pada stasiun 1 kontrol didapatkan 27 jenis fitoplankton
dan 4 jenis zooplankton. Kepadatan zooplankton disuatu perairan lotik mengalir lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton. Oleh karena itu umumnya zooplankton banyak
ditemukan diperairan yang mempunyai kecepatan arus rendah serta kekeruhan air yang sedikit Barus, 2004.
3.2 Kelimpahan Plankton K, Kelimpahan Relatif KR, dan Frekuensi Kehadiran FK Plankton Pada Masing-Masing Stasiun Pengamatan
Dari hasil analisis data jumlah individu plankton diperoleh nilai Kelimpahan indl, Kelimpahan Relatif , dan Frekuensi Kehadiran plankton pada masing-masing
stasiun penelitian, seperti terlihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Nilai Kelimpahan K, Kelimpahan Relatif KR, dan Frekuensi Kehadiran FK Plankton yang didapatkan Pada Masing-masing
Stasiun Penelitian
No Taksa
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3 K indL
KR FK
K indL KR
FK K indL
KR FK
Fitoplankton
1. Anguillospora
81,63 3,07
44,44 163,2
3,36 66,66
108,84 2,63
55,55 2.
Gyrosigma -
- -
81,63 1,68
44,44 149,65
3,62 66,66
3. Bacteriastrum
81,63 3,07
55,55 68,02
1,40 55,55
- -
- 4.
Biddulphia 27,21
1,02 22,22
68,02 1,40
44,44 68,02
1,64 33,33
5. Eucampia
108,84 4,10
66,66 -
- -
122,44 2,96
55,55 6.
Chaetoceros 136,05
5,12 44,44
217,68 4,48
55,55 95,23
2,30 66,66
7. Rhizosolenia
68,02 2,56
44,44 108,84
1,96 44,44
68,02 1,64
33,33 8.
Thalassiosira -
- -
81,63 2,24
55,55 136,05
3,29 66,66
9. Coscinodiscus
- -
- 190,47
3,91 66,66
122,44 2,96
55,55 10.
Asterionella 108,84
4,10 44,44
- -
- 122,44
2,96 77,77
Universitas Sumatera Utara
11. Tabellaria
95,23 3,59
44,44 108,84
2,24 55,55
95,23 2,30
66,66 12.
Thalassiothrix 27,21
1,02 22,22
95,23 1,96
33,33 -
- -
13. Thalasionema
- -
- 136,05
2,80 44,44
81,63 1,97
55,55 14.
Stephanopyxis 40,81
1,53 33,33
- -
- -
- -
15. Mastoglota
- -
- -
- -
108,84 2,63
77,77 16.
Navicula 95,23
3,59 44,44
95,23 1,96
33,33 -
- -
17. Pleurosigma
- -
- 122,44
2,52 44,44
95,23 2,30
55,55 18.
Ditylum 27,21
1,02 22,22
81,63 1,68
44,44 163,26
33,95 77,77
19. Nitzschia
- -
- -
- -
81,63 1,97
44,44 20.
Rizoclonium 108,84
4,10 22,22
108,84 2,24
66,66 -
- -
21. Campylodiscus
- -
- 122,44
2,52 55,55
108,84 2,63
55,55 22.
Surirella 68,02
2,56 44,44
122,44 2,52
44,44 -
- -
23. Thalassiosina
136,05 5,12
44,44 -
- -
176,87 4,28
77,77 24.
Beggiota 81,63
3,07 33,33
54,42 1,20
22,22 108,84
2,63 55,55
25. Cerataulina
81,63 3,07
22,22 68,02
1,40 22,22
136,05 3,29
66,66 26.
Gonatozygon 54,42
2,05 44,44
- -
- 108,84
2,63 55,55
27. Setigera
40,81 1,53
22,22 81,63
1,68 33,33
- -
- 28.
Closterium 190,04
7,16 55,55
- -
- -
- -
29. Closteridium
176,87 6,66
44,44 163,26
3,36 66,66
108,84 2,63
66,66 30.
Dactilucoccus -
- -
136,05 2,80
55,55 68,02
1,64 66,66
31. Raphidiophrys
95,23 3,59
44,44 122,44
2,52 55,55
136,05 3,29
66,66 32.
Gitricha 136,05
5,12 55,55
95,23 1,96
55,55 -
- -
33. Ulothrix
- -
- 217,68
4,48 44,44
149,65 3,62
77,77` 34.
Tetraspora -
- -
122,44 2,52
66,66 122,44
2,96 44,44
35. Volvox
- -
- 163,26
3,36 55,55
95,23 2,30
44,44 36.
Geminetta 40,81
1,53 22,22
122,44 2,52
66,66 -
- -
37. Ceratium
- -
- 272,10
5,60 66,66
122,44 2,96
66,66 38.
Dinophysis 68,02
2,56 33,33
149,65 3,08
66,66 136,05
3,29 55,55
39. Cylindocystis
- -
- 81,63
1,68 44,44
- -
- 40.
Rhizosolema 68,02
2,56 22,22
81,63 1,68
44,44 95,23
2,30 44,44
Jumlah
2244,35 84,63
3918,11 79,56
3292,34 77,98
Zooplankton
41. Thecucineta
54,42 2,05
33,33 95,23
1,96 66,66
122,44 2,96
66,66 42.
Diacyclops -
- -
149,65 3,08
44,44 95,23
2,30 55,55
43. Pronodon
- -
- -
- -
136,05 3,29
55,55 44.
Bosmina 108,84
4,10 33,33
122,44 2,52
66,66 95,23
2,30 66,66
45. Latonopsis
- -
- 149,65
3,08 66,66
54,42 1,31
44,44 46.
Cerothrix 122,44
4,61 33,33
108,84 2,24
55,55 95,23
2,30 33,33
47. Distephanus
- -
- -
- -
122,44 2,96
55,55 48.
Diaptomus -
- -
136,05 2,80
55,55 108,84
2,63 66,66
49. Elidiaptomus
122,44 4,61
33,33 -
- -
- -
- 50.
Rotaria -
- -
81,63 2,80
33,33 81,63
1,97 22,22
Jumlah
408,14 15,37
938,72 20,44
911,51 22,02
Jumlah Keseluruhan 2652,49
100 4856,83
100 4203,85
100
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3.2 diperoleh total keseluruhan kelimpahan plankton di stasiun 1 sebesar
2652,49 indl dan di stasiun 2 diperoleh total keseluruhan kelimpahan plankton sebesar 4856,83 indl. Sedangkan di stasiun 3 diperoleh total keseluruhan plankton sebesar
4203,85indl. Tingginya kelimpahan plankton di stasiun tersebut disebabkan karena banyaknya ketersedian nutrisi, stasiun ini merupakan daerah pertambakan ikan. Menurut
Barus 2004, hlm: 73 proses penguraian bahan organik dalam air yang berasal dari pembuangan limbah, melalui proses biodegradasi akan meningkatkan garam-garam
nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai jenis alaga dan fitoplankton lainnya.
Nilai kelimpahan plankton, kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran tertinggi dari ketiga stasiun penelitian terdapat pada stasiun 2 sebesar 272,10 indl K, 5,60
KR, dan 66,66 FK yaitu pada genus Ceratium. Sedangkan nilai kelimpahan plankton, kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran terendah dari ketiga stasiun
penelitian terdapat pada stasiun 1 sebesar 27,21 indl K, 1,02 KR dan 22,22 FK yaitu pada genus Bidulphia, Thalassiothrix dan Dytilum. Hal ini disebabkan karena
kandungan DO yang tinggi yaitu sebesar 5,7 mgL Tabel 3.5. Menurut Soediarti et al., 2006 dalam Fachrul et al., 2008 menyatakan bahwa ketidakseimbangan lingkungan
akibat dari pencemaran akan memunculkan organisme yang dominan dan tidak dominan dalam suatu komunitas perairan.
Genus Stephanopyxis, Closterium, dan Elidiaptomus hanya terdapat pada stasiun I Hal ini karena kondisi lingkungan seperti suhu yang normal yaitu 28
o
C dan salinitas yang rendah 27‰ Tabel 3.5 sesuai untuk pertumbuhan genus-genus tersebut. Menurut
Hutabarat Evans 1985, suhu di lautan adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan plankton, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisma maupun
perkembangan dari organisme. Selanjutnya menurut Gosari 2002, hampir semua organisme laut dapat hidup pada daerah yang mempunyai salinitas rendah, salinitas yang
normal untuk kehidupan organisme laut adalah bekisar antara 30-35‰.
Genus Cylindocystis hanya terdapat pada stasiun 2. Hal ini karena kondisi lingkungan seperti intensitas cahaya yang sangat tinggi 562 Candela Tabel 3.5. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Romimohtarto Juwana 2001, hlm: 54, banyaknya cahaya yang menembus permukaan air dan menerangi lapisan permukaan air laut memegang peranan penting
dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis.
Genus Mastoglota, Nitzschia, Prodon, Dislephanus hanya terdapat pada stasiun 3. Hal ini disebabkan kadar unsur hara yaitu fosfat yang tinggi 0,032 mgl Tabel 3.5.
Genus-genus ini tidak terdapat pada stasiun I dan 2 karena kelarutan oksigen yang rendah sehingga pertumbuhan plankton tersebut menjadi terhambat. Menurut Nybakken 1988
banyaknya unsur hara mengakibatkan tumbuh suburnya fitoplankton. Fitoplankton dapat menghasilkan energi dan molekul yang kompleks jika tersedia bahan nutrisi.
3.3 Indeks Keanekaragaman H’ dan indeks E Masing-Masing Stasiun Penelitian