Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka

15

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana perbedaan total biaya produksi usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian 2. Bagaimana perbedaan penerimaan usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian 3. Bagaimana perbedaan pendapatan bersih usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian 4. Masalah-masalah apa yang dihadapi dalan analisis usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian 5. Upaya-upaya apa yang telah dilakukan dalam usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan total biaya produksi usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian 2. Untuk mengetahui perbedaan penerimaan usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian 3. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan bersih usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian 4. Untuh mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam analisis usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian 5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam usahatani padi sawah berdasarkan jenis saluran irigasi di daerah penelitian Universitas Sumatera Utara 16

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan Penelitian adalah sebagai : 1. Bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam membuat kebijakan khususnya yang berhubungan dengan usahatani padi sawah berdasarkan irigasi 2. Bahan informasi kepada para petani padi sawah yang menggunakan irigasi 3. Bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan Universitas Sumatera Utara 17

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai sekarang menjadi tanaman utama dunia. Bukti sejarah di Propinsi Zheijiang, Cina Selatan menunjukkan bahwa padi di Asia sudah dimulai 7000 tahun yang lalu. Beberapa daerah yang diduga menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara dan daerah yang membatasi Negara Burma, Thailand, Laos, Vietnam dan Cina bagian selatan Suparyono dan Setyono,1993. Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumput- rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Genus : Oriza Linn Family : Graminae Species : Oryza sativa L Aak,1990 Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab. Pengertian ini menyangkut curah hujan, temperature, ketinggian tempat, sinar matahari, angin dan musim Aak,1990. Curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar1500-2000 mm. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23 C keatas. Sedangkan di Indonesia pengaruh suhu Universitas Sumatera Utara 18 tidak tarasa, sebab suhunya hamper konstan sepanjang tahun. Ketinggian tempat untuk tanaman padi adalah 0-065 m diatas permukaan laut Aak,1990. Tanaman padi memerlukan sinar matahari. Hal ini sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi yang hanya dapat hidup di daerah berhawa panas. Angin juga memberi pengaruh positif dalam proses penyerbukan dan pembuahan. Musim berhubungan erat dengan hujan yang berperan didalam penyediaan air dan hujan dapat berpengaruh terhadap pembentukan buah sehingga sering terjadi bahwa penanaman padi pada musim kemarau mendapat hasil yang lebih tinggi daripada penanaman padi pada musim hujan dengan catatan apabila pengairan baik Aak,1990. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat tanaman sangat penting. Tanah yang baik untuk areal persawahan adalah tanah yang mampu member kondisi tumbuh tanaman padi. Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal dalam system tanah sawah lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena itu, jenis tanah yang sulit menahan air tanah dengan kandungan pasir tinggi kurang cocok dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya tanah yang sulit dilewati air cocok dibuat lahan persawahan. Suparyono dan Setyono,1993. Pengairan mulai diperhatikan kembali di tanah air kita setelah Negara Indonesia merdeka, terutama setelah tahun 1950-an sehubungan dengan tekad pemerintah Republik Indonesia waktu itu untuk berswasembada pangan beras dengan menempuh program intensifikasi dan ekstensifikasi, berbagai sarana pengairan diperbaiki Kartasapoetra dan Sutedjo,1994. Pembangunan pengairan pada PJP II diarahkan pada beberapa sasaran. Salahsatu sasarannya adalah penyediaan air yang memadai untuk memenuhi kebutuhan Universitas Sumatera Utara 19 beberapa sector pengguna air, baik untuk pertanian dalam melestarikan swasembada pangan maupun penyediaan air baku bagi sector pembangunan yang lain Siskel dan Hutapea,1995. Menurut letak dan fungsinya, saluran irigasi dibagi menjadi 5, yaitu : 1. Saluran Primer, yaitu : saluran yang langsung berhubungan dengan waduk atau bendungan sungai. 2. Saluran Sekunden, yaitu : cabang dari saluran primer. Saluran ini membagi air saluran primer ke saluran yang lebih kecil. 3. Saluran Tersier, yaitu : cabang dari saluran sekunder, yang berhubungan langsung dengan lahan atau menyalurkan air kesaluran-saluran kuarter. 4. Saluran Kuarter, yaitu : cabang dari saluran tersier dan berhubungan langsung dengan lahan Najiyati dan Danarti,1991. Saluran-saluran irigasi tersebut melakukan berbagai kewajiban yang erat kaitannya dengan penyaluran air ke lahan sawah petani. Hal ini dapat dilihat pada saluranjaringan-jaringan tersier yang melaksanakan kewajiban-kewajiban : 1. Membagi air secara merata dan adil ke sawah-sawah, sehingga sawah yang jauh dari pintu penyadapan dapat juga menerima air. 2. Membagi air melalui saluran-saluran tersier secara bergilir rotasi kepada saluran- saluran sub tersierpetak-petak tersier bila keadaan air berkurang. 3. Menampung dan membuang kelebihan air air hujan dan sebagainya agar supaya tidak mengganggu pertumbuhan tanaman Soekarto dan Hartoyo, 1980. Air merupakan sarana penting bagi pertanian yang kadang-kadang di daerah tertentu merupakan hambatan yang cukup sulit untuk dapat ditanggulangi. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun saluran-saluran irigasi beserta pintu-pintu air agar dapat Universitas Sumatera Utara 20 mengalir di daerah itu dengan baik atau dengan menggunakan pompa beserta saluran yang dibutuhkan Haryono, 1983. Menurut cara pembuatannya dan penyelenggaraannya, ada tiga macam pengairan, yaitu : 1. Pengairan desa Sederhana, yaitu : pengairan yang dalam pembuatan bendungan, waduk dan sebagainya digunakan dari bahan-bahan yang tersedia di tempat. 2. Pengairan Teknis, yaitu : pengairan yang dikerjakan dan diselenggarakan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknik. Bangunan dibuat secara teknik dengan bahan-bahan yang baik sehingga kuat dan tahan lama dan permanen. 3. Pengairan Setengah Teknis, yaitu : bangunan yang dibuat secara teknis sehingga kuat dan memenuhi syarat-syarat serta permanen sifatnya. Sumber air agak besar, bendungan dan bangunan untuk mengambil air dibuat, dipelihara dan diselenggarakan oleh pemerintah Soenarto, 1959. Ramalan Biro Pusat Statistik yang dipublikasikan beberapa waktu yang lalu menyebutkan bahwa produksi padi pada Tah un 2001 hanya sebesar 50,08 juta ton, lebih rendah 2,15 kalau dibanding dengan Tahun 2000 dan juga lebih rendah dari Tahun 1999. Turunnya produksi padi ini disebabkan turunnya luas areal air 11,61 juta hektar menjadi 11,42 juta hektar Suryana dan Mardianto, 2001.

2.2 Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Prospek Pengembangan Usahatani Kopi Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus ; Nagori Silimakuta Barat, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)

13 54 91

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Studi Potensi Irigasi Sei Kepayang Kabupaten Asahan

2 15 101

Kajian Organologis Tengtung Buatan Bapak Rosul Damanik Di Desa Sarimatondang I, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun

1 38 115

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PADA PERTANIAN PADI SAWAH DI DAERAH IRIGASI MANIK HATARAN KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 3 24

KAJIAN MORFOMETRI WERENG HIJAU (Nephotettix virescens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN SIDAMANIK DAN KECAMATAN PEMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

5 22 20

KAJIAN BENTUK DAN MAKNA LAGU JUMA TIDAHAN DI DESA SARIMATONDANG KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

1 9 27

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI BAGIAN HULU DAN SAWAH IRIGASI BAGIAN HILIR DAERAH IRIGASI BAPANG KABUPATEN SRAGEN

0 3 79