Latar Belakang Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

9 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sector pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, pertanian juga merupakan sector andalan penyumbang devisa Negara dari sector non migas. Besarnya kesempatan kerja yang diserap dan besarnya jumlah penduduk yang masih bergantung pada sector ini masih perlu ditingkatkan Noor,1996. Dalam kerangka pembangunan nasional, mandat utama sector pertanian adalah sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung perkembangan sector-sector lainnya. Pada masa-masa mendatang mandate tersebut terasa semakin berat karena laju permintaan terhadap hasil-hasil pertanian terus meningkat sejalan dengan laju pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan per kapita. Permintaan terhadap hasil-hasil pertanian akan meningkat dalm jumlah, keragaman, maupun kualitasnya Suryana,2003. Salah satu factor yang penting dalam usaha peningkatan produksi pertanian melalui panca usahatani adalah pengairan. Air adalah syarat mutlak bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Air dapat datang dari hujan atau harus melalui pengairan yang diatur manusia. Keduanya harus disesuaikan agar tanaman benar-benar mendapatkan air secukupnya, tidak kurang tapi tidak terlalu banyak. Yang dimaksud pengairan sebenarnya meliputi pengaturan kebutuhan air bagi tanaman didalamnya termasuk juga drainase. Pengairan sering disebut irigasi, yang terdiri dari irigasi teknis, setengah teknis, dan irigasi sederhana Mubyarto,1985. Universitas Sumatera Utara 10 Sejarah irigasi di Indonesia dibagi kedalam 3 periode. Pertama masa sebelum penjajahan yaitu mereka mengatur sendiri kehidupan bersama dan selain pemilik, mereka sepenuhnya berkuasa atas jaringan irigasinya. Kedua masa penjajahan yaitu mereka tergantung pada keputusan yang dibuat petugas Dinas Pengairan. Ketiga masa kemerdekaan yaitu segala keputusan operasi dan pemeliharaan, termasuk pembagian air diambil melalui rapat secara demokratis Siskel dan Hutapea,1995. Organisasi tradisional petani yang mengelola air irigasi dapat ditemui di berbagai belahan dunia. Beberapa yang terkenal dan mempunyai kekhasannya sendiri adalah Muang Fai di Thailand, Zangera di Filipina Utara dan Subak di Bali. Subak merupakan suatu system irigasi di Bali yang sudah ada ratusan tahun yang lalu. Namun demikian belum dapat diketahui dengan pasti tentang kapan dan bagaimana subak pertama kali dibentuk I Gede Pitana,1993. Didalam usaha mendapatkan air irigasi dari suatu sumber, subak membangun berbagai fasilitas irigasi, seperti empelan, aungan, saluran dan sebagainya. Air yang telah didapatkan oleh subak tersebut pada akhirnya harus didistribusikan kepada segenap anggota. Dalam distribusi air irigasi dalam suatu subak, ada dua hal yang penting mendapatkan perhatian, yaitu : 1 Dasar yang digunakan untuk menentukan hak atas air setiap anggota, dan 2 Sistem distribusi air antar waktu Universitas Sumatera Utara 11 Hak atas air bagi anggota subak menentukan berapa besar air yang akan diterima oleh sawah individual. Ada dua dasar yang secara umum yang digunakan oleh subak untuk menentukan hak atas air bagi anggotanya, yaitu : 1 Atas dasar luas sawah, dan 2 Atas dasar tektek yaitu debit air yang diterima ditentukan olah kontribusi petani dalam kegiatan-kegiatan subak, tanpa terlalu memperhatikan luas sawah I Gede Pitana,1993. Pengembangan dan pengelolaan sumber air irigasi dapat dibagi menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu : 1. Kegiatan dalam menciptakan system, guna memperoleh air irigasi yang dapat tersalur sampai pada lahan pertanian, disebut sebagai pembangunan 2. Kegiatan yang berhubungan dengan pembagian air keseluruh jaringan irigasi danberlanjut sampai pada perakaran tanaman, disebut operasi, dan 3. Usaha melestarikan kondisi jaringan irigasi dan sumber-sumber air serta mengurangi akibat-akibat buruk yang ditimbulkan oleh kerusakan aliran sungai, seperti erosi dan sedimentasi pengendapan, disebut kegiatan pemeliharaan I Gede Pitana,1993. Irigasi sebagai suatu system tidaklah berdiri sendiri, melainkan selalu berkaitan dengan system lainnya yang lebih luas. Hal ini dapat dilihat dari pembangunannya yang memiliki dua alternative strategi yang diperlukan yaitu, pertama adalah pembangunan proyek irigasi baru dan kedua adalah rehabilitasi sarana yang sudah ada. Pengelolaan irigasi adalah kunci keberhasilan pembangunan irigasi itu sendiri Pasandaran dan Taylor,1984. Universitas Sumatera Utara 12 Dipandang dari sudut pertanian rakyat, pengiran memiliki beberapa fungsi diantaranya : a. Mendatangkan air sebagai bahan yang diperlukan untuk kehidupan tanaman, ikan dan ternak b. Membantu meniadakan mengurangi keganjilan dan peredaran hujan c. Mempertahankan atau menambah kesuburan tanah d. Dan lain-lain seperti : a membersihkan tanah dari racun dan hama, b mengatur tingginya panas tanah, c menimbun tanah rendah dan d membuang kotoran dari kota Kaslan,1991. Kebijakan pembangunan irigasi tampak menonjol sekali pada pelita V, karena hal inilah maka kontribusi sector pertanian semakin nyata bahkan produksi padi kini menjadi cukup besar sehingga mampu memenuhi konsumsi dalam negeri. Peranan irigasi dalam pembangunan pertanian tidak diragukan lagi, karena factor air yang tersedia dalam jumlah cukup akan mempunyai pengaruh nyata terhadap peningkatan produksi pertanian Soekartawi,1989. Kalau ditinjau bahwa irigasi yang dikembangkan merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat guna meningkatkan kemampuan berusahatani, maka kurang dimanfaatkannya jaringan irigasi secara optimal perlu dikaji secara seksama tentang latar belakang penyebabnya, akibat yang ditimbulkan dan pemecahan masalahnya Kaslan,1991. Untuk Mengetahui luas lahan sawah irigasi menurut jenis pengairan di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada table 1.1. berikut ini : Universitas Sumatera Utara 13 Tabel 1. Luas Lahan Sawah Irigasi Menurut Jenis Pengairan Di Kabupaten Simalungun Tahun 2006 No Kecamatan Irigasi Teknis Ha Irigasi Setengah Teknis Ha Irigasi Sederhana Ha Irigasi DesaNon PU Ha Jumlah Sawah Irigasi Ha 1 Silimakuta 95 115 210 2 Purba 40 60 300 400 3 Dolok Pardamean 28 28 4 Sidamanik 1910 414 265 283 2872 5 Girsang S. Bolon 130 91 257 478 6 Tanah Jawa 5361 450 400 694 5727 7 Huta Bayu Raja 7141 115 251 7948 8 Dolok Panribuan 3497 337 370 100 4304 9 Jorlang Hataran 1757 391 70 2218 10 Panei 4700 194 108 5002 11 Raya 361 286 110 155 912 12 Dolok Silau 110 40 395 545 13 Silau Kahean 560 10 570 14 Raya Kahean 60 15 60 135 15 Dolok Batu Nanggar 496 292 788 16 Tapian Dolok 100 195 60 355 17 Siantar 5245 410 232 106 5993 18 Bandar 1274 371 341 1986 19 P. Bandar 4497 474 80 85 5136 20 Bosar Maligas 37 37 21 Ujung Padang 623 195 55 475 1348 Jumlah 26093 3643 2299 4055 32492 Sumber : Balai Penelitian Statistik, Medan 2006 Berdasarkan Tabel 1 di atas bahwa luas lahan sawah di Kabupaten Simalungun Tahun 2006, kecamatan Sidamanik memiliki luas lahan sawah terbesar ketujuh yaitu 2872 Ha, dengan luas irigasi teknis 1910 Ha, irigasi setengah teknis 414 Ha, irigasi sederhana 265 Ha dan irigasi desaNon PU 283 Ha. Untuk mengetahui produktivitas padi di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini : Universitas Sumatera Utara 14 Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Simalungun Tahun 2006 No Kecamatan Luas Panen Ha Produksi Ton Rata-Rata Produksi KwHa 1 Silimakuta 175 598 34.17 2 Purba 234 831 34.20 3 Haranggaol Horison 146 498 34.11 4 Dolok Pardamean 2 7 35.00 5 Sidamanik 2,084 10,45 50.14 6 Pematang Siantar 1,979 9,934 50.20 7 Girsang Sipangan Bolon 641 2,328 36.32 8 Tanah Jawa 6,491 32,681 50.35 9 Hatonduhan 5,696 28,627 50.26 10 Dolok Panribuan 7,988 40,037 50.12 11 Jorlang Hataran 5,116 25,695 50.22 12 Panei 5,82 29,234 50.23 13 Panombeian Panei 5,937 29,843 50.27 14 Raya 425 1,579 37.15 15 Dolok Silau 272 1,039 38.20 16 Silau Kahean 438 1,673 38.20 17 Raya Kahean 165 630 38.18 18 Tapian Dolok 2,314 11,367 49.12 19 Dolok Batu Nanggar 349 1,717 49.20 20 Siantar 3,567 19,099 53.54 21 Gunung Malela 2,192 11,766 53.68 22 Gunung Maligas 1,299 6,959 53.57 23 Hutabayu Raja 7,743 39,387 50.87 24 Bah Jambi 7,373 37,499 50.86 25 Pematang Bandar 4,793 25,539 53.28 26 Bandar Haluan 3,369 17,927 53.19 27 Bandar 1,723 9,19 53.34 28 Bandar Masilam 1,318 7,021 53.27 29 Bosar Maligas 142 698 49.15 30 Ujung Padang 2,741 13,569 49.50 Jumlah 82,541 417,416 50.57 Sumber : Kantor Dinas Pertanian, Kecamatan Sidamanik, 2006 Berdasarkan Tabel 2 diatas, maka dapat dilihat bahwa Kecamatan Sidamanik memiliki produktivitas padi sawah yaitu 50.14 KwHa. Untuk mengetahui sejauh mana perbedaan usahatani padi sawah berdasarkan saluran irigasi maka perlu dilakukan penelitian secara ilmiah. Universitas Sumatera Utara 15

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Prospek Pengembangan Usahatani Kopi Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus ; Nagori Silimakuta Barat, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)

13 54 91

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Studi Potensi Irigasi Sei Kepayang Kabupaten Asahan

2 15 101

Kajian Organologis Tengtung Buatan Bapak Rosul Damanik Di Desa Sarimatondang I, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun

1 38 115

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PADA PERTANIAN PADI SAWAH DI DAERAH IRIGASI MANIK HATARAN KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 3 24

KAJIAN MORFOMETRI WERENG HIJAU (Nephotettix virescens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN SIDAMANIK DAN KECAMATAN PEMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

5 22 20

KAJIAN BENTUK DAN MAKNA LAGU JUMA TIDAHAN DI DESA SARIMATONDANG KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

1 9 27

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI BAGIAN HULU DAN SAWAH IRIGASI BAGIAN HILIR DAERAH IRIGASI BAPANG KABUPATEN SRAGEN

0 3 79