Pengertian Umum Perlindungan Konsumen

Adapun surat perjanjian sewa-menyewa yang dibuat oleh pihak pemilik tersebut, adalah dalam bentuk ketikan yang teksnya dalam bahasa Indonesia disebabkan pihak penyewa mobil kebanyakan adalah perorangan atau suatu badan hukum Indonesia, dan si penyewa hanya tinggal mengisi hal-hal apa yang perlu diisi olehnya di dalam surat perjanjian itu, misalnya mengenai lamanya jangka waktu penyewaan yang akan dilakukan. Setelah surat perjanjian itu diisi barulah ditanda-tangani oleh kedua belah pihak. Maka pada saat inilah timbulnya atau lahirnya perjanjian sewa-menyewa mobil, yang mengikat para pihak yang bersangkutan.

A. Pengertian Umum Perlindungan Konsumen

1. Pengertian Konsumen Konsumen sebagai peng-Indonesia-an dari istilah asing, Inggris consumer, dan Belanda consument, secara harafiah diartikan sebagai “orang atau perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”;atau”sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang”. Ada juga yang mengartikan “setiap orang yang menggunaka barang atau jasa”. Dari pengertian diatas terlihat bahwa ada pembedaan antara konsumen sebagai orang alami atau pribadi kodrati dengan konsumen sebagai perusahaan atau badan hukum. Pembedaan Universitas Sumatera Utara ini penting untuk membedakan apakah konsumen tersebut menggunakan barang tersebut untuk dirinya sendiri atau untuk tujuan komersial dijual, diproduksi lagi. 73 Sementara Undang-Undang Perlindungan konsumen Nomor 8 Tahun 1999, mendefenisikan konsumen sebagai “Setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. Defenisi ini sesuai dengan pengertian bahwa konsumen adalah end user pengguna terakhir, tanpa si konsumen merupakan pembeli barang dan atau jasa tersebut. Pengertian konsumen dalam arti umum adalah pemakai, pengguna dan atau pemanfaat barang dan atau jasa untuk tujuan tertentu. 74 Berdasarkan pengertian diatas, subyek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus sebagai pemakai barang dan jasa. Istilah orang sebetulnya menimbulkan keraguan, apakah hanya orang individual yang lazim disebut natuurlijke person atau termasuk juga badan hukum recht person. Pakar masalah konsumen di Belanda, Hondius, menyimpulkan, para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai pemakai terakhir dari benda dan jasa uiteindelijke gebruiker van goederen n diensten. Dengan rumusan itu, Hondius ingin membedakan antara konsumen bukan pemakai terakhir konsumen antara dengan konsumen pemakai terakhir. 75 73 Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen. Kajian Teoritis dan Perkembangan Pemikiran. Penerbit: Nusa Media,Bandung, 2008, hal. 7. 74 AZ. Nasution, Konsumen dan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995, hal. 5 75 Abdul Halim Barkatulah, Op Cit, hal. 9 Universitas Sumatera Utara 2. Dasar Perlindungan Konsumen Pergeragakan konsumen dikenal berawal dari Amerika Serikat sejak Tahun 1900-an dalam kasus Upton Sinclair’s book, the Jungle. 76 Tonggak penting dalam perkembangan awal sejarah perkembangan ekonomi di Amerika Serikat ditandai dengan pidato Presiden John F Kennedy pada tahun 1962 didepan kongres Amerika Serikat tentang hak konsumen “menurut defenisi, konsumen adalah kita semua mereka adalah kelompok ekonomi paling besar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hampir setiap konsumen ekonomi publik dan swasta, tetapi mereka hanya sekelompok penting yang suaranya nyaris tak didengar”. 77 Dalam pesannya kepada kongres pada Tanggal 15 Maret 1962 dengan judul A Special Massage of Protection the Consumer Interest, Presiden J.F. Kennedy, menjabarkan 4 hak konsumen sebagai berikut : 78 1. The right to safety hak atas keamanan 2. The right to choose hak untuk memilih 3. The right to be informed hak untuk mendapatkan informasi 4. The right to be heard hak untuk didengar pendapatnya. Setelah itu resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa Nomor 39428 tentang perlindungan konsumen Guidelines for Consumer Protection, juga merumuskan berbagai kepentingan konsumen yang perlu dilindungi, yang meliputi : 79 76 Tim Penerbit Perlindungan Konsumen, Direktorat Perlindungan Konsumen Dan Yayasan Germainti, Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, Pemberdayaan Hak-Hak Konsumen Di Indonesia, CV. Defit Prima Karya, Jakarta, 2001, hal. 2 77 Ibid 78 Ibid, hal. 133 Universitas Sumatera Utara a. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya; b. Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial konsumen; c. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan kemampuan mereka melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi; d. Pendidikan konsumen. Sementara di Indonesia sendiri perlindungan terhadap konsumen baru muncul pada tahun 1999 dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-undang tentang perlindungan konsumen tersebut tidak hanya mencantumkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari konsumen, melainkan juga hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari pelaku usaha. Yang dimaksud dengan perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan konsumen. Yang dimaksud konsumen adalah setiap orang pemakai barangjasa yang tersedia dalam masyarakat. Baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan, sedangkan yang dimaksud dengan pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Dalam hal penelitian ini maka nasabah atau pemegang kartu kredit adalah konsumen dan bank penerbit adalah pelaku usaha. 79 Gunawan Widjaja Ahmad Yani, Op Cit, hal. 27 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999, tujuan perlindungan konsumen adalah : 1 Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri; 2 Mengangkat harkat martabat konsumen dengan cara menghindarkan dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa; 3 Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen; 4 Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi; 5 Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha; 6 Meningkatkan kualitas barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen. Dengan diterapkannya perlindungan konsumen di Indonesia diharapkan kedudukan konsumen yang tadinya cenderung menjadi sasaran pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sekarang menjadi subyek yang sejajar dengan pelaku usaha. Dengan posisi yang sejajar maka akan tercipta perkonomian yang sehat dan saling menguntungkan. 80 3. Aspek Hak Dan Kewajiban Konsumen Seperti telah disebut diatas, pada dasarnya hak dari konsumen dapatlah dilihat dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yakni : a Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau jasa. 80 Salah satu konsideran diterbitkannya UU No 8 Tahun 1999, adalah untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang sehat. Universitas Sumatera Utara b Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi, serta jaminan yang dijanjikan. c Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa. d Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang atau jasa. e Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. f Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen. g Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur, serta tidak didiskriminatif. h Hak untuk diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Penjelasan dari sembilan butir hak konsumen yang diberikan diatas, terlihat bahwa masalah kenyamanan, keamanan, dan keselamatn konsumen merupakan hal yang paling pokok dan utama dalam perlindungan konsumen. Barang danatau jasa yang penggunaannya tidak memberikan kenyamanan, terlebih lagi yang tidak aman atau membahayakan konsumen jelas tidak layak untuk diedarkan dalam masyarakat. Selanjutnya, untuk menjamin bahwa suatu barang danjasa dalam penggunannya akan nyaman, aman maupun tidak membahayakan konsumen penggunaannya, maka konsumen diberikan hak barang danjasa yang dikehendakinya berdasarkan atas keterbukaan informasi yang benar, jelas, dan jujur. Jika terdapat penyimpangan yang merugikan, konsumen berhak untuk didengar, memperoleh advokasi, pembinaan, perlakuan yang adil, kompensasi sampai ganti rugi. 81 Selain memperoleh hak, konsumen juga mempunyai kewajiban yang diatur dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 yaitu : 81 Gunawan Widjaja Ahmad Yani, Op Cit, hal 29-30 Universitas Sumatera Utara 1 Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian dan pemanfaatan barang atau jasa demi keamanan dan keselamatan; 2 Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang atau jasa; 3 Membayar dengan nilai yang sesuai dengan yang disepakati; 4 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut, hal ini dimaksudkan agar konsumen sendiri memperoleh hasil yang optimum atas perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Penjelasan itu dimaksudkan agar konsumen sendiri memperoleh hasil yang optimum atas perlindungan danatau kepastian hukum bagi dirinya. 82 4. Aspek Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha Dalam Hal Ini CV. Shandi Mocha Jaya Pada dasarnya, CV. Shandi Mocha Jaya dan seluruh perusahaan yang bergerak dalam penyewaan mobil rental mobil merupakan suatu pelaku usaha yang salah satu kegiatannya ialah melaksanakan penyewaan mobil, dimana untuk menciptakan kenyamanan, perusahaan-perusahaan ini berusaha untuk menyeimbangkan atas hak-hak yang diberikan kepada konsumen, dimana bank sebagai pelaku usaha diberikan hak yang diatur dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999, yaitu : a. Menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang atau jasa yang diperdagangkan; b. Mendapatkan perlindungan hukum dari konsumen yang tidak beritikad baik; 82 Ibid, hal. 31 Universitas Sumatera Utara c. Melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian hukum sengketa konsumen; d. Rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang atau jasa yang diperdagangkan; e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan-peraturan. Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari hak konsumen yang telah disebutkan pada uraian terdahulu, maka kepada pelaku usaha dibabankan pula kewajiban-kewajiban yang diatur dalam Pasal 7 undang-undang Nomor 8 Tahun 1999, sebagi berikut : 1 Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usaha; 2 Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan perbaikan dan pemeliharaan; 3 Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta tidak diskriminatif; 4 Menjamin mutu barang atau jasa yang diproduksi dan diperdagangkan berdasarkan ketentuan standart mutu barang atau jasa yang berlaku; 5 Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan mencoba barang atau jasa tertentu, serta memberikan jaminan atau garansi atas barang yang dibuat dan diperdagangkan; 6 Memberikan konpensasi, ganti rugi dan penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan jasa yang diperdagangkan; Universitas Sumatera Utara 7 Memberi konpensasi, ganti rugi dan penggantian apabila barang dan jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Jika disimak baik-baik, jelas bahwa kewajiban-kewajiban tersebut merupakan manifestasihak konsumen dalam sisi lain “ditargetkan” untuk menciptakan “budaya” tanggung jawab diri pada pelaku usaha. 83

B. Asas Kebebasan Berkontrak Dan Klasula Baku Dalam Hubungannya