Test of goodness of Fit Uji Kesesuaian

45 Bentuk hipotesisnya secara matematis adalah sebagai berikut: 1 ∂ ∂ X Y , Artinya jika terjadi kenaikan pada X 1 Inflasi, maka Y Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi mengalami kenaikan, ceteris paribus. 2 ∂ ∂ X Y , Artinya jika terjadi kenaikan pada X 2 Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar, maka Y Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi mengalami kenaikan, ceteris paribus. 3 ∂ ∂ X Y Artinya jika terjadi kenaikan pada X 3 Suku Bunga SBI, maka Y Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi mengalami penurunan, ceteris paribus.

3.4.1 Test of goodness of Fit Uji Kesesuaian

1. Koefisien Determinasi R-Square Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel- variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai variabel dependen. 2. Uji t-statistik Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Dengan mengganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut: 46 Ho : bi = b Ha : bi ≠ b Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X 1 terhadap Y. Bila nilai t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variabel dependent. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus: t-hitung = Sbi b bi − Dimana: bi : Koefisien variabel independen ke-i b : Nilai hipotesis nol Sbi : Simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan : Ho : β = 0 Ho diterima t t-tabel artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha : β ≠ 0 Ha diterima t t-tabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. 47 3. Uji F-statistik Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama serempak terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = bk ……………bk = 0 tidak ada pengaruh Ha : bi = 0 ………………….. i = 1 ada pengaruh Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F- tabel. Jika F-hitung F-tabel maka Ho ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus : F-hitung = 1 1 2 2 k n R k R − − − Dimana : R 2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 1 - α 100 sebagai berikut : Ho diterima jika F-hitung F α Ho ditolak jika F-hitung F α 48 4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik a. Multikolinearity Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat kombinasi linear diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R- Square, F-hitung, t-hitung serta standar error. Kemungkinan adanya multikolinearity jika R 2 dan F-hitung tinggi, sedangkan nilai t-hitung banyak yang tidak signifikan pada α tertentu. b. Serial CorrelationAutocorrelation 1. Uji Durbin-Watson D-W test Uji Durbin-Watson D-W test digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel- variabel yang diamati. Uji Durbin-Watson D-W test dirumuskan sebagai berikut : D-hitung = ∑ ∑ − − t e et et 2 2 1 Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho : p = 0 berarti tidak ada autokorelasi Ha : p ≠ 0 berarti ada autokorelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin- Watson untuk berbagai nilai α. 49

3.5 Definisi Operasional Variabel