43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga
Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Di Pasar Modal Indonesia.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu jenis data yang dipublikasikan, baik kuantitatif maupun kualitatif. Adapun data yang digunakan
dalam penelitian ini bersumber dari Bursa Efek Jakarta dan Bank Indonesia, yang mencakup beberapa variabel. Data yang digunakan merupakan data bulanan, sejak
bulan Juli 2005 sampai dengan Oktober 2007 28 Bulan.
3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan library research, yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan-
bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, laporan-laporan penelitian ilmiah yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah melakukan pencatatan langsung berupa data time series sejak bulan Juli 2005 sampai dengan Oktober 2007.
44
3.4. Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah fungsi linier berganda. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kuadrat
terkecil biasa ordinary least square OLS. Fungsi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:
Y = f X1,X2,X3
Kemudian dari fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam model persamaan regresi linear dengan spesifikasi model, yakni :
Y = α + β
1
X
1
+
β
2
X
2
+
β
3
X
3
+ µ
Dimana : Y
: Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi X
1
: Inflasi X
2
: Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar Rp X3
: Suku Bunga SBI β
1
, β
2
, β
3
: Koefisien Regresi α
: Intercept µ
: Tingkat Kesalahan Term of Error
45
Bentuk hipotesisnya secara matematis adalah sebagai berikut:
1
∂ ∂
X Y
, Artinya jika terjadi kenaikan pada X
1
Inflasi, maka Y Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi mengalami
kenaikan, ceteris paribus.
2
∂ ∂
X Y
, Artinya jika terjadi kenaikan pada X
2
Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar, maka Y Indeks Harga Saham Sektor
Industri Barang Konsumsi mengalami kenaikan, ceteris paribus.
3
∂ ∂
X Y
Artinya jika terjadi kenaikan pada X
3
Suku Bunga SBI, maka Y Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi
mengalami penurunan, ceteris paribus.
3.4.1 Test of goodness of Fit Uji Kesesuaian
1. Koefisien Determinasi R-Square
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel- variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai
variabel dependen. 2.
Uji t-statistik Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Dengan mengganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini
digunakan hipotesis sebagai berikut:
46
Ho : bi = b
Ha : bi ≠ b
Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X
1
terhadap Y. Bila nilai t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh
secara nyata signifikan terhadap variabel dependent. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:
t-hitung =
Sbi b
bi −
Dimana: bi
: Koefisien variabel independen ke-i b
: Nilai hipotesis nol Sbi
: Simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan :
Ho : β = 0
Ho diterima t t-tabel artinya variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha :
β ≠ 0 Ha diterima t
t-tabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
47
3. Uji F-statistik
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama serempak terhadap variabel dependen. Untuk
pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = bk ……………bk = 0 tidak ada pengaruh
Ha : bi = 0 ………………….. i = 1 ada pengaruh Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-
tabel. Jika F-hitung F-tabel maka Ho ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.Nilai F-hitung dapat
diperoleh dengan rumus :
F-hitung = 1
1
2 2
k n
R k
R −
− −
Dimana :
R
2
: Koefisien determinasi k
: Jumlah variabel independen n
: Jumlah sampel Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 1 -
α 100 sebagai berikut :
Ho diterima jika F-hitung F α
Ho ditolak jika F-hitung F α
48
4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
a. Multikolinearity Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada
hubungan yang kuat kombinasi linear diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R-
Square, F-hitung, t-hitung serta standar error. Kemungkinan adanya multikolinearity jika R
2
dan F-hitung tinggi, sedangkan nilai t-hitung banyak yang tidak signifikan pada
α tertentu. b.
Serial CorrelationAutocorrelation 1.
Uji Durbin-Watson D-W test Uji Durbin-Watson D-W test digunakan untuk mengetahui apakah
didalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel- variabel yang diamati. Uji Durbin-Watson D-W test dirumuskan sebagai
berikut :
D-hitung =
∑ ∑
− −
t e
et et
2 2
1
Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho : p
= 0 berarti tidak ada autokorelasi Ha : p
≠ 0 berarti ada autokorelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen
tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin- Watson untuk berbagai nilai
α.
49
3.5 Definisi Operasional Variabel
1. Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi adalah indeks
harga saham di sektor industri barang konsumsi yang telah disusun dan diperhitungkan serta merupakan catatan terhadap perubahan harga saham
sejak pertama beredar sampai pada saat tertentu. 2.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, secara terus menerus dan dalam jangka waktu tertentu.
3. Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar adalah harga atau perbandingan
antara mata uang Rupiah dengan US Dollar. 4.
Suku Bunga SBI adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Indeks Harga Saham 4.1.1. Pengertian Indeks Harga Saham
Pengambilan keputusan di dalam pembelian saham membutuhkan data- data yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menjebak para pemodal untuk
membeli saham. Semakin detail dan terinci data yang diperoleh maka pengambilan keputusan untuk membeli saham akan semakin tepat. Hal ini
mengingat setiap pengambilan keputusan membutuhkan pemetaan permasalahan dan alternatif keputusan yang akan diambilnya.
Keputusan pemodal memilih suatu saham sebagai obyek investasinya membutuh data-data historis terhadap pergerakan saham yang beredar di bursa.
Baik secara individu, kelompok, maupun gabungan. Mengingat transaksi investasi saham terjadi pada setiap saham dengan variasi permasalahan yang sangat rumit
dan berbeda-beda, pergerakan harga saham memerlukan identifikasi dan penyajian informasi dan sifat spesifik.
Sistem pemetaan kejadian-kejadian historis tersebut menyangkut sejumlah fakta maupun besaran tertentu yang menggambarkan perubahan-perubahan harga
saham di masa lalu. Bentuk informasi historis yang dipandang sangat tepat untuk menggambarkan pergerakan harga saham di masa lalu adalah suatu indeks harga
saham yang memberikan deskripsi harga-harga saham pada suatu saat tertentu maupun dalam periodisasi tertentu pula.