2.2.4 COX: Ketidak Seimbangan Leukotrin Prostaglandin

Cys-LTs merupakan mediator proinflamasi yang kuat yang dihasilkan dari AA melalui jalur 5-LO. Cys-LTs mengerahkan efek farmakologis dengan interaksi pada dua jenis reseptor: Cys-LT1 dan Cys-LT2. Leukotrien terdiri dari LTA4, LTB4 LTC4, LTD4, dan LTE4 Ulualp et al, 1999; Guilemany et al,

2008. 2.2.4 COX: Ketidak Seimbangan Leukotrin Prostaglandin

Dua puluh lima tahun yang lalu, Szczeklik dan Szczeklik et al, menemukan teori COX, dimana inhibisi dari COX mengakibatkan reaksi biokimia yang menyebabkan asma Guilemany et al, 2008 Pada beberapa pasien dengan asma, obat anti inflamasi non steroid menyebabkan bronkospasme, rinorea dan obstruksi hidung. Reaksi yang di induksi NSAID timbul dari inhibisi COX-1, yang kemudian mengaktifkan jalur LO sehingga akhirnya meningkatkan pelepasan Cys-LTs, menyebabkan bronkospasme dan obstruksi hidung Martins et al, 2007; Guilemany et al, 2008. . Berkenaan dengan metabolisme AA pada pasien dengan asma akibat intoleransi NSAID telah dilaporkan : 1 Penurunan produksi prostaglandin E2, akibat defisiensi regulasi COX-2; 2 Peningkatkan ekspresi LTC4 sintase; dan 3 Penurunan produksi metabolit lipoxins yang dilepaskan dari metabolisme AA Guilemany et al, 2008. Pasien dengan asma intoleransi NSAID memiliki kadar Cys-LT yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan asma-toleran NSAID. Selain itu, kadar Cys-LT pada pasien dengan intoleran NSAID sangat meningkat setelah dilakukan tes provokasi dengan NSAID. Belum ada penjelasan yang Universitas Sumatera Utara menghubungkan semua temuan ini, meskipun anomali regulasi COX- 2 dapat dipertanggung jawabkan Guilemany et al, 2008. Sebelumnya dikenal sebagai zat bereaksi lambat dalam proses anafilaksis, LTs merupakan mediator inflamasi yang diproduksi oleh beberapa jenis sel, termasuk sel mast, eosinofil, basofil, makrofag, dan monosit. Sintesis dari mediator ini mengakibatkan pembelahan dari AA di membran sel. Mediator ini memberi efek biologis dengan berikatan dan mengaktifkan adapter spesifik. Hal ini menyebabkan kontraksi otot polos saluran napas, kemotaksis sel dan meningkat permeabilitas vaskular Parnes, 2003; Guilemany et al, 2008. 2.2.5 Peran Prostanoid pada Proses Inflamasi Prostanoid dihasilkan di kebanyakan jaringan dan sel yang fungsinya untuk meregulasi proses-proses biologis seperti tonus otos polos, permeabilitas kapiler, hiperalgesia, demam dan agregasi platelet Stables dan Gilroy, 2010. PGE2 dan PGI2 merupakan prostanoid yang paling dominan ditemukan pada proses inflamasi yang kedua-duanya menyebabkan vasodilatasi, pembentukan edema dan peningkatan permeabilitas kapiler, PGE2 merupakan agen piretik yang paling kuat Stables dan Gilroy, 2010; Dannhardt dan Laufer 2000. PGE2 diperkirakan menyebabkan peningkatan termogenesis melalui aktivasi jaringan adiposa dan mengurangi Pasive Heat Loss. PGE2 dan PGI2 telah dibuktikan menyebabkan hiperalgesia dari saraf perifer dan sentral apabila berikatan dengan reseptor EP1, EP3 dan EP3 Stables dan Gilroy, 2010. Universitas Sumatera Utara TXA2 dibentuk dari COX 1 menyebabkan agregasi platelet dan kontraksi otot polos vaskuler, produksi yang berlebihan dari TXA menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti angina pektoris, infark miokard dan strok. Stables dan Gilroy, 2010. Gambar 2.2.5 Proses metabolisme phospolipid Owens et al, 2006.

2.2.6 Peran Cyclooxygenase-2 COX-2 pada Proses Inflamasi