Peran Cyclooxygenase COX pada Rinosinusitis Kronis

2.2.7 Peran Cyclooxygenase COX pada Rinosinusitis Kronis

Penyakit saluran nafas atas terutama sindrom hipersensitifitas aspirin telah dihubungkan dengan perubahan pada kaskade AA; Namun, kekhasan dari perubahan dan hubungannya dari reaksi inflamasi masih kontroversial. Penelitian sebelumnya menunjukkan peningkatan tingkat peptido- Sebuah penelitian awal menganalisis reaktifitas imun dari COX leukotrin basal dan penurunan kadar PGE2 basal, pada pasien yang sensitif aspirin Sousa et al, 1997; Guilemany et al, 2008. -1 dan COX- Kedua 2 pada polip hidung, sinus maksilaris dan biopsi konka yang diperoleh dari delapan pasien dengan rinitis alergi kronis dan rinosinusitis dan tanpa polip hidung, 15 pasien dengan rinitis non alergik kronis dan rinosinusinusitis dan tanpa polip hidung, dan lima kontrol Demoly et al, 1998; Guilemany et al, 2008. -COX 1 dan COX-2 paling banyak diekspresikan di epitel; COX- Dengan menggunakan analisis High Performance Liquid Kromatografi, Jung et al, menunjukkan bahwa metabolik yang dominan pada polip hidung 1 ditemukan pada 57 subjek penelitian dan COX-2 pada 89,2 subjek. Para peneliti tidak menemukan perbedaan antara populasi pasien dan tidak ada korelasi antara salah satu dari parameter klinis yang diteliti. Mereka menyimpulkan bahwa kedua enzim COX di ekspresikan pada epitel normal saluran pernafasan atas dan tidak meningkat pada rinosinusitis kronis atau polip hidung, yang menunjukkan bahwa produk COX mungkin tidak memiliki peran penting sebagai mediator inflamasi saluran pernafasan atas yang kronis Demoly et al, 1998; Guilemany et al, 2008. Universitas Sumatera Utara adalah asam 15-hydroxyeicosatetraenoic 15-HETE, terutama pada pasien dengan asma sensitif aspirin. Kadar 15-HETE dan PGE2 lebih tinggi pada polip pasien yang mempunyai riwayat alergi dibandingkan dengan pasien yang non alergik. Metabolik COX TXB2, PGE2, dan 6-keto PGF1 dan metabolit LO LTB4 dan LTC4 yang diteliti pada polip hidung, konka hipertropi, dan mukosa hidung dari 14 pasien dengan rinitis non alergik, rinitis alergi, dan asma sensitif aspirin yang menjalani polipektomi Guilemany et al, 2008. Dalam polip hidung dengan pasien alergi, kadar LTB4 yang lebih tinggi dijumpai bersamaan dengan kecenderungan untuk menghasilkan produk COX yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang non alergi, sedangkan pada konka pasien yang non alergik kadar LT lebih tinggi dibandingkan dengan pasien rinitis alergi. Pasien dengan asma sensitif aspirin mempunyai rasio COX LO yang rendah, mendukung hipotesis ketidakseimbangan metabolisme AA dalam sindrom ini Guilemany et al, 2008. Schmid et al, meneliti produksi PGE2 dan peptido-leukotrin Cys-LT = LTC4D4E4 pada mukosa sinonasal dan menemukan bahwa Cys-LT pada penderita polip hidung dengan asma intoleran-aspirin lebih tinggi daripada mukosa normal dari pasien dengan asma intoleran-aspirin dan kontrol yang sehat Schmid et al, 1999; Guilemany et al, 2008. Kowalski et al, dengan hipotesisnya bahwa produksi lokal dari eikosanoid dalam epitel saluran pernafasan pada pasien dengan asma sensitif-aspirin dengan rinosinusitis berbeda dari pasien pasien toleran aspirin dengan rinosinusitis. Sel epitel yang tidak distimulasi pada pasien dengan asma sensitif-aspirin dengan Universitas Sumatera Utara rinosinusitis menghasilkan lebih sedikit PGE2 dibandingkan dengan pasien yang toleran aspirin dengan rinosinusitis 0,8 ± 0,3 vs 2,4 ± 0,5 ng mg double stranded DNA Kowalski et al, 2000; Guilemany et al, 2008. Selain itu, sel diinkubasi dengan 200 Mikro M aspirin selama 60 menit dan menghasilkan peningkatan pada 15-HETE rata-rata + 359 hanya pada pasien asma sensitif aspirin dengan rinosinusitis, sedangkan tidak ditemukan 15-HETE Picado et al, 2003, meneliti ekspresi COX-2 mRNA dengan polymerase chain reaction reverse transkripsion RT-PCR di mukosa hidung yang normal dan di polip hidung pasien dengan asma intoleran aspirin dan tidak menemukan perbedaan pada ekspresi COX-1 mRNA di mukosa hidung dan polip hidung dari kedua kelompok pasien. Namun, ekspresi COX-2 mRNA pada polip dari pasien dengan asma intoleran aspirin jauh lebih rendah dibandingkan dengan polip dari pasien asma toleran aspirin dan mukosa nasal yang normal Picado et al, 1999; Vries, 2006. pada pasien yang toleran aspirin dengan rinosinusitis. Hasil ini menunjukkan bahwa sel epitel pada polip hidung pasien sensitif aspirin memiliki abnormalitas dalam produksi eikosanoid yang mungkin disebabkan oleh mekanisme sensitivitas aspirin Kowalski et al, 2000; Guilemany et al, 2008. Beberapa penelitian telah mengkonfirmasikan regulasi abnormal dari metabolisme COX di polip hidung dari kedua kedua kelompok pasien. Penelitian itu menyimpulkan bahwa ada perbedaan pada ekspresi enzim Cyclooxygenase COX dan LO ada diantara pasien dengan polip hidung dan kontrol, tetapi tidak bergantung pada sensitivitas aspirin Hirai et al, 1999; Guilemany et al, 2008. Universitas Sumatera Utara Picado et al, 1999, meneliti penurunan aktivitas nuklir faktor NF - k β, suatu regulator untuk transkripsi COX-2. Polip hidung diambil dari 17 pasien dengan asma intoleran aspirin dengan rinitis dan 23 pasien dengan asma toleran aspirin dengan rinitis. Ekspresi COX-2 mRNA ekspresi diukur dengan RT-PCR. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekspresi COX-2 mRNA yang rendah berhubungan dengan penurunan regulasi aktifitas NF-k β Picado et al, 2003; Guilemany et al, 2008. Pujols et al, Mengukur ekspresi regulasi COX-1 dan COX-2 mRNA pada polip hidung dan mukosa hidung dengan real-time PCR. Polip hidung diambil dari 16 pasien dengan asma toleran aspirin dengan rinitis dan 18 pasien asma intoleran aspirin dengan rinitis. Mukosa hidung diambil dari 12 subyek yang menjalani pembedahan koreksi hidung. Kadar basal COX-2 mRNA lebih rendah pada polip hidung kedua kelompok daripada mukosa hidung. Ekspresi COX 2 mRNA tidak berubah pada mukosa hidung tapi meningkat p0,05 pada polip hidung pasien yg aspirin toleran setelah 60 menit Pujols et al, 2004; Guilemany et al, 2008. COX-1 mRNA lebih tinggi di polip hidung daripada di mukosa hidung dan ekspresinya tidak berubah dari waktu kewaktu pada setiap kelompok pasien. Hasil ini menunjukkan perbedaan secara kinetika COX-2 mRNA antara mukosa hidung dan polip hidung. Polip pada aspirin intoleran memiliki kelainan yang lebih besar dari jalur-2 COX daripada polip aspirin toleran Pujols et al, 2004. Novo et al, meneliti jaringan sinonasal pada pasien dengan rinosinusitis kronis terkait dengan polip hidung n = 13 dan tanpa polip hidung n = 11, dengan polip hidung dan sensitivitas aspirin n = 13, dan mukosa hidung normal Universitas Sumatera Utara dari subjek yang sehat n = 8. Mereka menunjukkan bahwa konsentrasi COX-2 mRNA dan PGE2 sama pada rinosinusitis kronis dan jaringan mukosa normal, namun menurun pada jaringan polip hidung, terutama pada kelompok dengan sensitivitas-aspirin Novo et al, 2005; Guilemany et al, 2008. Konsentarsi LTC4 sintase, 5-LO mRNA, LTC4, LTD4 dan LTE4 meningkat dengan keparahan penyakit di antara kelompok pasien. Konsentrasi 15- LO dan lipoxin A4 meningkat pada kelompok rinosinusitis kronis apabila dibandingkan dengan kelompok mukosa normal, tetapi menurun pada kelompok yang sensitif aspirin apabila dibandingkan dengan polip hidung. IL-5 dan protein kationik eosinofil meningkat pada kedua kelompok jaringan polip hidung dibandingkan dengan kelompok mukosa normal dan kelompok rinosinusitis kronis dan berkorelasi langsung dengan konsentrasi LTC4, LTD4, LTE4 dan sebalikannya dengan PGE2 Novo et al, 2005; Guilemany et al, 2008. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa penurunan regulasi COX-2 mungkin terlibat dalam terjadinya rinosinusiris kronis, bertentangan hasil yang didapat Okano et al, yang menemukan peningkatan regulasi COX-2 dalam terjadinya rinosinusiris kronis Okano et al, 2006. Cyclooxygenase-2 COX-2 adalah enzim yang di induksi pada proses inflamasi sesuai daripada hasil penelitian sebelumnya yang mendapatkan peningkatan ekspresi COX-2 pada inflamasi kronis. Pada rinosinusitis kronis mungkin COX-2 dapat meningkat atau tidak tergantung dari proses patogenesisnya Guilemany et al, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.2.8 Ekspresi COX-2 pada Rinosinusitis Kronis