KARAKTERISTIK RASA NYERI SEBELUM, SAAT,DAN SESUDAH KURETASE KARAKTERISTIK PEMULIHAN

56 Grafik 4.4.5 Rata-rata Pulse Oksimetri

4.5 KARAKTERISTIK RASA NYERI SEBELUM, SAAT,DAN SESUDAH KURETASE

Pada penelitian dilakukan pengukuran nyeri pre kuretase dan paska kuretase dengan verbal rating scale. Sedangkan penilaian nyeri pada saat kuretase dalam artian pasien tersedasi diukur dengan CBNPS. Tabel 4.5 Karakteristik Skor VRS Dan CBNPS Kelompok P A B VRS Pre Kuretase 0.13 SD ± 0.33 0.38SD ± 0.57 0.08 NS CBNPS T1 0.75SD ± 1.18 0.42SD ± 0.65 0.40 NS CBNPS T5 0.54 SD ± 1.06 0.08 SD ± 0.40 0.04 S VRS Pasca Kuretase 0.33 SD ± 0.56 0.21SD ± 0.41 0.46 NS Uji Mann-Whitney Karakteristik nyeri pada kedua kelompok sebelum kuretase menunjukkan ada perbedaan tetapi tidak bermakna. Nilai p hasil penelitian pada kedua kelompok dengan mann-whitney test didapati p 0.05 dimana ada berbeda tetapi tidak bermakna secara statistik dalam hal rasa nyeri sebelum kuretase. Pada pengukuran nyeri pada saat pasien dikuretase pada menit pertama didapati p = 0.4 dimana ada perbedaan tetapi tidak bermakna. Sedangkan pada menit kelima Basal T1 Post obat T1 Post induksi T3 Post induksi T6 Post induksi T9 Post Induksi T12 Post Induksi KLP A 99,17 98,13 98,13 98,46 98,5 98,38 98,75 KLP B 99,21 98,38 98,42 98,42 98,58 98,75 98,83 97,4 97,6 97,8 98 98,2 98,4 98,6 98,8 99 99,2 99,4 P u ls e O x im etr i 57 pengukuran nyeri saat kuretase didapati ada perbedaan bermakna secara statistik dengan p = 0.04. Dan pada pengukuran nyeri pasca kuretase didapati p = 0.46 sehingga disimpulkan ada perbedaan tetapi tidak bermakna secara statistik. Sebaran skor nyeri CBNPS diantara kedua kelompok pada menit ke-1 dan menit ke-5 prosedur kuretase terlihat pada grafik 4.5.1 sedangkan pada grafik 4.5.3 dapat dilihat sebaran skor nyeri paska kuretase diantara kedua kelompok dengan VRS. Grafik 4.5.1 Sebaran Skor CBNPS Pada Menit Ke-1 Grafik 4.5.2 Sebaran Skor CBNPS Pada Menit Ke-5 48; 0 1 2 3 4 5 6 10 20 30 40 50 60 C B NP S T -1 Pasien KLP A KLP B 48; 0 1 2 3 4 5 10 20 30 40 50 60 C B NP S T -5 Pasien KLP A KLP B 58 Grafik 4.5.3 Sebaran Skor Nyeri Paska Kuretase

4.6 KARAKTERISTIK PEMULIHAN

Karakteristik pemulihan diantara kedua kelompok dinilai dengan waktu hingga subjek penelitian dapat membuka mata spontan dan orientasi baik terhadap tempat dimana subjek berada. Dengan uji Mann-Whitney didapati ada perbedaan tetapi tidak bermakna pada karakteristik waktu hingga buka mata spontan dan orientasi baik terhadap tempat, dimana p 0.05. Dengan uji chi-square pada penelitian ini dijumpai ada perbedaan bermakna pada kedua kelompok p = 0.03. Pada kelompok B dijumpai mual muntah sebanyak 4 orang, halusinasi 4 orang, dan pusing sebanyak 3 orang. Sedangkan gambaran efek samping diantara kedua kelompok dengan grafik 4.6.1 Tabel 4.6-1 Waktu Hingga Buka Mata Spontan Dan Orientasi Tempat Kelompok P A B Buka Mata Spontan 7.58 SD ± 4.72 8.21 SD ± 4.13 0.19 NS Orientasi Tempat 9.13 SD ± 4.10 10.58 SD ± 4.22 0.08 NS Uji Mann-Whitney 0,5 1 1,5 2 2,5 10 20 30 40 50 60 V RS P O ST O P E RA SI PASIEN KLP A KLP B 59 Tabel 4.6-2 Efek Samping Efek Samping Kelompok Total P A B Tidak Ada 22 45.8 12 25 34 70.8 Mual Muntah 0 0 4 8.3 4 8.3 0.01 S Halusinasi 1 2.1 4 8.3 5 10.4 Menggigil 12.1 0 0 1 2.1 Pusing 0 0 4 8.3 4 8.3 Total 24 50 24 50 48 100 Uji X 2 Grafik 4.6.1 Efek Samping Pemberian Perlakuan 10 20 30 40 50 Tidak Ada Mual Muntah Halusinasi Menggigil Pusing 45,8 2,1 2,1 25 8,3 8,3 8,3 P er sen ta se Efek samping KLP A KLP B 60

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

4 105 105

Perbandingan Premedikasi Klonidin 3 μg/KgBB Intravena Dan Diltiazem 0.2 mg/KgBB Intravena Dalam Menumpulkan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Endotrakhea

3 76 93

Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

3 86 89

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Premedikasi Fentanil 2µg/kgBB Intravena + Deksketoprofen 50 mg Intravena Dengan Fentanil 4µg/kgBB Intravena

1 44 90

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

PENGARUH PEMBERIAN PROPOFOL INTRAVENA 10mg/kgBB, 25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB TERHADAP EKSPRESI KASPASE 3 HIPOKAMPUS PADA MENCIT BALB/C DENGAN CEDERA KEPALA.

1 2 15

Perbandingan Pemberian Lidokain 2% 1,5 mg kgBB Intravena dengan Propofol 0,3 mg kgBB Intravena Setelah Anestesi Umum Dihentikan terhadap Kejadian Batuk Saat Ekstubasi Bangun | Gunawan | Jurnal Anestesi Perioperatif 1110 5133 1 PB

0 1 9

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

1 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propofol - Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

0 0 25