GAMBARAN UMUM PERUBAHAN NILAI TEKANAN DARAH, LAJU NADI, LAJU NAFAS, DAN PULSE OKSIMETRI SETELAH PERLAKUAN

60

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 GAMBARAN UMUM

Dari data umum karakteristik sampel terlihat bahwa umur, indeks masa tubuh, tingkat pendidikan, dan suku tabel 4.1-1, 4.2-1, dan 4.2-2 antara kedua kelompok ada perbedaan tetapi tidak bermakna secara statistik. Demikian juga dengan karakteristik tekanan darah, laju nadi, laju nafas, pulse oksimetri pre-kuretase tabel 4.4-1 menunjukkan ada perbedaan tetapi tidak bermakna. Sehingga sampel yang diambil relative homogen dan layak untuk dibandingkan.

5.2 PERUBAHAN NILAI TEKANAN DARAH, LAJU NADI, LAJU NAFAS, DAN PULSE OKSIMETRI SETELAH PERLAKUAN

Pada pengukuran pre kuretase didapatkan tekanan darah, laju nadi, laju nafas dan pulse oksimetri ada perbedaan tetapi tidak bermakna secara statistik. Pada menit pertama setelah obat diberikan didapati ada perbedaan bermakna pada tekanan darah sistolik p = 0.00. Rerata tekanan sistolik pada grup fentanil pre kuretase 115.63 mmHg dan pada menit pertama setelah pemberian obat rerata tekanan darah sistolik menjadi 117.38 mmHg. Sedangkan grup ketamin pre kuretase rerata tekanan sistolik 119.42 mmHg dan setelah menit pertama pemberian obat rerata tekanan darah sistolik menjadi 127.29 mmHg. Pada menit pertama sesudah induksi propofol 2 mgkgBB didapati ada perbedaan pada tekanan darah sistolik, diastolik, dan laju nadi bermakna diantara kedua kelompok dengan p 0.05. Secara statistik ada perbedaan bermakna dimana rerata tekanan darah sistolik kelompok fentanil 110.25 mmHg lebih rendah dari rerata tekanan darah sistolik pada grup ketamin 124.63 mmHg. Pada rerata tekanan darah diastolik grup fentanil 66.79 mmHg dan grup ketamin 74.75 mmHg. Untuk laju nadi rerata pada kelompok fentanil adalah 79.54 mmHg sedangkan kelompok ketamin 87.50 mmHg. Pada menit ketiga sesudah induksi propofol 2 mgkgBB didapati ada perbedaan bermakna pada tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan laju nadi diantara kedua kelompok dengan p 0.05. Rerata tekanan darah sistolik pada kelompok fentanil 110.96 mmHg lebih rendah dari rerata tekanan darah sistolik pada kelompok ketamin 125.00 mmHg. Rerata tekanan darah diastolik pada kelompok fentanil 68 mmHg dan kelompok ketamin 75 mmHg. Untuk laju nadi rerata pada kelompok fentanil adalah 74.46 dan kelompok ketamin 82.13 61 Pada menit keenam sesudah induksi propofol 2 mgkgBB didapati ada perbedaan pada tekanan darah sistolik, diastolik, dan laju nadi bermakna diantara kedua kelompok dengan p 0.05. Rerata tekanan darah sistolik pada kelompok fentanil 112.79 mmHg dan pada kelompok ketamin 121.50 mmHg. Sedangkan untuk rerata tekanan darah diastolik pada kelompok fentanil 69.79 mmHg dan pada kelompok ketamin 76.00 mmHg. Untuk laju nadi dengan kelompok fentanil 74.46 dan kelompok ketamin 82.13. Pada menit kesembilan setelah induksi propofol 2 mgkgBB didapati perbedaan bermakna pada tekanan darah sistolik dan diastolic dengan p 0.05. Pada rerata tekanan darah sistolik kelompok fentanil 113.71 mmHg dan kelompok ketamin 122.38 mmHg. Sedangkan rerata tekanan darah diastolik 70.17 mmHg dan kelompok ketamin 75.46 mmHg. Pada menit keduabelas setelah induksi propofol 2 mgkgBB setelah pemberian obat didapati perbedaan bermakna tekanan darah sistolik, p 0.05. Rerata tekanan darah sistolik pada kelompok fentanil adalah 114.38 mmHg dan kelompok ketamin adalah 122.13 mmHg. Dari keseluruhan pengukuran menit ke 1, 3, 6, 9, dan 12 setelah induksi propofol 2 mgkgBB, tekanan darah sistolik, diastolik, dan laju nadi terkadang memiliki perbedaan bermakna secara statistik, akan tetapi apabila dinilai secara klinis gejolak itu tidaklah melebihi 25 perubahannya. Sehingga masih dapat dikompensasi oleh pasien. Penurunan tekanan darah sistolik terlihat pada semua menit pengukuran setelah induksi propofol 2 mgkgBB. Hal yang sama juga didapati pada penelitian Mahajan tahun 2010 yang menggunakan dosis propofol induksi 2 mgkgBB dengan fentanil 2 µgkgBB dan dengan ketamin 1 mgkgBB juga mendapati penurunan tekanan darah sistolik pada kelompok fentanil dibandingkan kelompok ketamin. Pada keadaan dimana tidak ada gangguan kardiovaskuler, dosis induksi propofol 2-2,5 mgkgBB menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 25-40. Perubahan yang sama terlihat juga terhadap tekanan arteri rerata MAP dan tekanan darah diastolic. Penurunan tekanan darah ini mengikuti penurunan curah jantung sebesar 15 dan penurunan resistensi vascular sistemik sebesar 15-25. Relaksasi otot polos vascular dihasilkan oleh propofol adalah terutama berkaitan dengan hambatan aktivitas saraf simpatik. Menurut Dhungana Y, propofol menyebabkan hipotensi akibat vasodilatasi perifer yang diakibatkan oleh peningkatan produksi endothelial dan lepasnya nitric oxide. 47,49 Sedangkan ketamin meningkatkan tekanan darah, laju jantung, dan kardiak output. Hal ini tidak terjadi secara langsung pada kardiovaskular melainkan karena stimulasi sentral terhadap 62 sistem saraf simpatis dan inhibisi reuptake terhadap norepinefrin 48,55 . Hal ini tampak pada kelompok ketamin yang memiliki rata-rata tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan kelompok fentanil. Pada pengukuran laju nadi, grup fentanil terlihat memiliki rata-rata laju nadi yang lebih rendah daripada kelompok ketamin. Hal ini dikarenakan fentanil menekan refleks baroreseptor di carotid sinus yang berguna untuk mengatur laju nadi, sehingga terlihat menekan laju nadi. Hal yang sama juga tampak pada penelitian Castillo et all 2004 yang menggunakan remifentanil dan propofol untuk kuretase. Didapati penurunan laju nadi setelah induksi dengan propofol. Sedangkan pada kelompok ketamin, laju nadi terlihat menurun setelah pemberian propofol. Laju nadi diperlambat dengan lebih banyaknya efek vagotonik akibat pemberian propofol yang dosisnya lebih besar. Pada penelitian ini,monitoring sistem pernafasan yang ditandai dengan laju nafas dan pulse oksimetri tidak mengalami penurunan yang signifikan diantara kedua kelompok. Dan tidak dijumpai henti nafas. Ini mungkin dikarenakan adanya waktu yang berselang pada pemberian obat sebelum dilanjutkan induksi dengan propofol. Pada penelitian Castillo et al 2004 didapati bahwa kelompok remifentanil memiliki angka kejadian apnu hingga lebih dari 50 pada sampel meskipun ventilasi spontan kembali dalam waktu 2 menit. Pada penelitian Castillo, induksi propofol dilakukan satu menit setelah pemberian obat remifentanil. Sedangkan penelitian Henry et al 2011 menemukan kejadian henti nafas pada 4 kasus dari 96 sampel kelompok yang diberi fentanil 5 menit sebelum induksi propofol.

5.3 PENILAIAN NYERI SEBELUM, SAAT, DAN SESUDAH KURETASE

Dokumen yang terkait

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

4 105 105

Perbandingan Premedikasi Klonidin 3 μg/KgBB Intravena Dan Diltiazem 0.2 mg/KgBB Intravena Dalam Menumpulkan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Endotrakhea

3 76 93

Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

3 86 89

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Premedikasi Fentanil 2µg/kgBB Intravena + Deksketoprofen 50 mg Intravena Dengan Fentanil 4µg/kgBB Intravena

1 44 90

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

PENGARUH PEMBERIAN PROPOFOL INTRAVENA 10mg/kgBB, 25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB TERHADAP EKSPRESI KASPASE 3 HIPOKAMPUS PADA MENCIT BALB/C DENGAN CEDERA KEPALA.

1 2 15

Perbandingan Pemberian Lidokain 2% 1,5 mg kgBB Intravena dengan Propofol 0,3 mg kgBB Intravena Setelah Anestesi Umum Dihentikan terhadap Kejadian Batuk Saat Ekstubasi Bangun | Gunawan | Jurnal Anestesi Perioperatif 1110 5133 1 PB

0 1 9

Perbandingan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 μg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 μg/kgBB + Lidokain 1,5 mg/kgBB

1 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propofol - Perbandingan Pretreatment Lidokain 40 mg Intravena Ditambah Natrium Bikarbonat 1 mEq Dengan Ketamin 100 μg/kgBB Intravena Dalam Mengurangi Nyeri Induksi Propofol

0 0 25