diisi oleh peneliti dengan meminta bantuan kepada perawat ruangan pada saat dokter dan perawat melakukan observasi pada pasien di ruangan.Setelah sampel
terkumpul sesuai dengan sampel yang dibutuhkan peneliti maka dilanjutkan untuk analisa data.
4.8 Analisa Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus
tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan, maka ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti dalam pengelohan data yaitu: editing
memeriksa dimana hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan terlebih dahulu. Setelah semua data diedit atau
disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. coding atau
pemberian kode sangat berguna dalam memasukkan data data entry yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode
dimasukkan kedalam program atau software komputer. Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode dan ketidaklengkapan. Kemudian dilakukan koreksi yang disebut pembersihan data
data cleaning Notoatmodjo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Analisa data dalam penelitian ini yaitu analisa univariat.Data demografi, pantangan makanan, minuman dan aktivitas dan pemulihan kesehatan ibu nifas
post sectio caesarea disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Medan, yaitu RSUD.dr. Pirngadi Medan, RS. St. Elisabeth Medan dan RS. Sundari Medan
dengan respondennya adalah ibu nifas post sectio caesarea. Pengumpulan data penelitian dilakukan sejak 28 Januari 2016 – 8 Februari 2016 dengan jumlah
responden 52 orang. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik dari responden yang diteliti dan penjelasan statistik deskriptif dari kebiasaan melakukan pantangan
makanan, minuman, aktivitas dan pemulihan kesehatan ibu post setio caesarea.
5.1.1 Karakteristik Responden
Pada tabel 5.1 di bawah ini terdapat karakteristik responden antara lain umur, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, riwayat obstetric gravida dan
partus dan riwayat sectio sebelumnya. Ibu nifas post sectio caesareasebanyak 52 orang 100berusia 20-35 tahun,ibuyang melahirkan sesar tersebut sebagian
besar beragama Islam sebanyak 36orang 69,2, suku Batak sebanyak 24 orang 46,2, sebagian besar ibuberpendidikan terakhirSMA sebanyak 27 orang
51,9, sebagian besar ibu tidak bekerja sebanyak 31 orang 59,6, riwayat obstetri ibu dengan jumlah primigravida sebanyak 28 orang 53,8dan jumlah
multigravida sebanyak 24 orang 46,2,ibu yang tidak pernah mengalami sectiocaesareasebelumnya sebanyak 32 orang 61,5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Karakteristik Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di Kota Medan n=52
Karakteristik Responden
Frekuensi f
Persentase
Umur a.
20-35 Agama
a. Islam
b. Katolik
c. Protestan
Suku a.
Batak b.
Jawa c.
Melayu d.
Minang e.
Aceh Pendidikan Terakhir
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Diploma
e. Sarjana
Pekerjaan a.
PNS b.
Pegawai Swasta c.
Buruhkaryawan d.
Tidak bekerja Riwayat Obstetri
a. Primipara
b. Multipara
Riwayat SC a.
1 kali b.
2 kali c.
Tidak Pernah 52
36 2
14 24
20 1
2 5
5 4
27 5
11 3
14 4
31 28
24
18 2
32 100
69,2 3,8
26,9 46,2
38,5 1,9
3,8 9,6
9,6 7,7
51,9 9,6
21,2 5,8
26,9 7,7
59,6 53,8
46,2
34,6 3,8
61,5
Universitas Sumatera Utara
5.1.2 Kebiasaan Melakukan Pantangan Makanan, Minuman dan AktivitasIbu Post Sectio Caesarea
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 terlihat bahwa banyak ibu post sectio di kota Medan tidak terbiasa melakukan pantangan sebanyak 42 orang
80,8.
Tabel 5.2 Kebiasaan melakukan pantangan makanan, minuman dan aktivitasibu nifas post sectio caesarea di Kota Medan n=52
Kebiasaan melakukan pantangan
makanan, minuman dan aktivitas
Frekuensi f
Persentase
Tidak terbiasa melakukan pantangan
Terbiasa melakukan pantangan
42
10 80, 8
19,2
Kebiasaan melakukan pantangan makanan, minuman dan aktivitas dapat dilihat dari adanya ibu-ibu membatasi diri untuk menghindari jenis-jenis makanan
minuman, dan aktivitas.Tabel5.3 dibawah ini menjelaskan distribusi frekuensi dan persentase gambaran pantangan yang dilakukan ibu tersebut.Penelitian ini
menggunakan kuesioner dengan 15 pernyataan. Ibu tidak melakukan pantangan makan telur sebanyak 46 orang 88,5.Ibu menghindari makan ikan laut
sebanyak 28 orang 53,8. Ibu makan daging ayam sebanyak 29 orang 55,8. Ibu tidak melakukan pantangan makan nasi atau mengurangi porsi nasi setelah
melahirkan sebesar 33 orang 63,5. Ibu melakukan pantangan terhadap makanan yang banyak kandungan lemaknya sebanyak 45 orang 86,5. Ibu tidak
mengurangi minum sebanyak 50 orang 96,2. Ibu tidak menghindari makan sayur dan kuah sayur sebanyak 49 orang 94,2. Ibu tidak melakukan pantangan
Universitas Sumatera Utara
untuk minum jus sebesar 33 orang 63,5. Ibu tidak melakukan pantangan minum susu sebanyak 31 orang 59,6. Ibu tidak menghindari minum teh manis
sebanyak 48 orang 92,3. Ibu tidak takut untuk miring kiri dan miring kanan di tempat tidur sebanyak 41 orang 78,8. Ibu tidak mau turun dari tempat tidur
sebelum luka jahitan kering sebanyak 32 orang 61,5. Ibu memilih jalan ke kamar mandi dari pada memakai kateter sebanyak 37 orang 71,2. Ibu belum
duduk24 jam setelah operasisebanyak 35 orang 67,3. Ibu tidak mau melakukan pergerakan-pergerakan yang menimbulkan rasa sakit sebanyak 37
orang 71,2.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Identifkasi Kebiasaan Melakukan Pantangan Makanan, Minuman, Aktivitas Ibu
Nifas Post Sectio Caesarea di Kota Medan. n=52
No Kebiasaan Melakukan Pantangan
Melakukan f
Tidak melakukan
f
1 2
Tidak makan telur selama luka sesar belum sembuh
Selama masa nifas menghindari makan ikan laut.
6
28 11,5
53,8 46
24 88,5
46,2
3 Setelah operasi menghindari makan
daging ayam, khawatir luka operasi saesar lama sembuh.
23 44,2
29 55,8
4 Tidak mau terlalu banyak makan nasi
karena khawatir membuat gemuk setelah melahirkan.
19 36,5
33 63,5
5 6
Selama masa nifas tidak makan makanan yang banyak kandungan lemaknya seperti
daging olahan, jajanan gorengan, makanan cepat saji.
Mengurangi minum, karena banyak minum membuat sering buang air kecil
45
2 86,5
3,8 7
50 13,5
96,2
Universitas Sumatera Utara
7 dan takut berpengaruh kepada
kesembuhan luka jahitan. Tidak makan sayur dan kuah sayur
karena dapat membuat luka operasi lama sembuh.
3 5,8
49 94,2
8 9
10 11
Setelah melahirkan tidak mau minum jus karena akan mempengaruhi kualitas gizi
dari pada ASI. Tidak mau minum susu selama luka
operasi belum sembuh. Setelah melahirkan menghindari minum
teh manis. Takut miring kiri dan miring kanan di
tempat tidur karena berpengaruh pada luka jahitan yang belum kering
19
21
4
11 36,5
40,4
7,7
21,2 33
31
48
41 63,5
59,6
92,3
78,8
12 Tidak mau turun dari tempat tidur
sebelum luka jahitan pada perut kering. 20
38,5 32
61,5
13 Memilih tetap memakai kateter dari pada
harus jalan ke kamar mandi. 15
28,8 37
71,2
14 24 jam setelah operasi belumduduk,
karena akan membuat tidak nyaman akibat jahitan luka pada perut.
35 67,3
17 32,7
15 Tidak mau melakukan pergerakan yang
menimbulkan rasa sakit pada luka jahitan operasi.
37 71,2
15 28,8
Kebiasaan melakukan pantangan apabila dilihat dari dari riwayat obstetric ibu dapat dilihat pada tabel 5.4. Ibu primipara sebanyak 23 orang 42,2, ibu
multipara yang tidak memiliki riwayat sectio sebelumnya sebanyak 3 orang 5,8 dan ibu multipara memiliki yang riwayat sectio sebelumnya sebanyak 16
Universitas Sumatera Utara
30,8 menunjukkan bahwa ibu tidak terbiasa melakukan pantangan makanan minuman dan aktivitas.
Tabel 5.4 Kebiasaan melakukan pantangan makanan, minuman dan aktivitas menurut riwayat obstetri ibu n=52
Kebiasaan Melakukan Pantangan Makanan,
Minuman dan aktivitas Tidak terbiasa
melakukan pantangan f
Terbiasa melakukan pantangan
f
Ibu primipara 23
44,2 5
9,6 Ibu multigravida tidak
memiliki riwayat SC 3
5,8 1
1,9
Ibu multigravida memiliki riwayat SC
16 30,8
4 7,7
5.1.3 Pemulihan Kesehatan Ibu
Pemulihan kesehatan ibu di observasipada hari ketiga dan hari keempat pada saat penggantian perban luka jahitan dan hari dimana ibu dianjurkan untuk
pulang.Pemulihan kesehatan ibu yang diobservasi pada hari ketiga sebanyak 35 orang ibu dan yang diobservasi pada hari keempat sebanyak 17 orang ibu. Hasil
observasi pemulihan kesehatan ibu pada hari ketiga menunjukkan sebanyak 8 orang ibu 22,9 mengalami pemulihan cepat, 22 orang ibu 62,9 sesuai
dengan pemulihan normal dan 5 orang ibu 14,3 mengalami pemulihan lambat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Pemulihan Kesehatan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea Hari IIIn= 35
Pemulihan Kesehatan Ibu
Frekuensi f
Persentase
Pemulihan Cepat Pemulihan Normal
Pemulihan Lambat 8
22 5
22,9 62,9
14,2
Hasil observasi pemulihan kesehatan ibu pada hari keempat sebanyak 17 orang ibu menunjukkan sebanyak 2 orang ibu 11,8 mengalami pemulihan
cepat, 14 orang ibu 82.3 sesuai dengan pemulihan normal dan 1 orang ibu 5,9 mengalami pemulihan lambat.
Tabel 5.6 Pemulihan Kesehatan Ibu Nifas Post Sectio CaesareaH4 n= 17 Pemulihan Kesehatan
Ibu
Frekuensi f
Persentase
Pemulihan Cepat Pemulihan Normal
Pemulihan Lambat 2
14 1
11,8 82,3
5,9
Pemulihan kesehatan pada 52 orang ibu apabila mengabaikan hari ketiga dan keempat didapat bahwa sebanyak 10 orang ibu 19,2 mengalami pemulihan
cepat, 36 orang ibu 69,2 sesuai dengan pemulihan normal dan sebanyak 6 orang ibu 11,6 mengalami pemulihan lambat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Pemulihan Kesehatan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea n=52 Pemulihan Kesehatan
Ibu
Frekuensi f
Persentase
Pemulihan Cepat Pemulihan Normal
Pemulihan Lambat 10
36 6
19,2 69,2
11,6
Distribusifrekuensi dan persentase dari hasil observasi pemulihan kesehatan ibu nifas post sectio hari pertama dapat dilihat pada table 5.8. Tinggi
fundus uteri ibu dengan frekuensi 43 orang 82,7 berada satu jari dibawah pusat, jumlah pengeluaran lokea semua ibu yaitu 52 orang 100 adalah 240
cc.Warna lokea semua ibu yaitu 52 orang 100 adalah berwarna merah, nyeri yang dirasakan ibu dengan frekuensi 38 orang 73,1 berada pada skala nyeri
berat.
Tabel 5.8Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Observasi Pemulihan Kesehatan Ibu Post Sectio Caesarea Hari I n=52
Pemulihan Kesehatan Ibu Post Sectio Caesarea H I
Frekunsi Persentase f
Tinggi Fundus Uteri -
1 jari dibawah pusat -
1 jari dibawah pusat -
1 jari dibawah pusat Jumlah Lokea
- 240 cc
Warna Lokea -
Merah Skala Nyeri
- Sedang
- Berat
6 43
3 52
52 14
38 11,5
82,7 5,8
100 100
26,9 73,1
Universitas Sumatera Utara
Distribusifrekuensi dan persentase dari hasil observasi pemulihan kesehatan ibu nifas post sectiocaesarea pada hari ke tiga dan keempat dapat
dilihat pada table 5.9. Tinggi fundus uteri ibu pada hari ketiga dengan frekuensi 20 orang 57,1 dan hari keempat sebanyak 14 orang ibu 82,3 berada tiga
jari dibawah pusat. Jumlah pengeluaran lokea pada hari ketiga dan keempat semua ibu yaitu 52 orang 100 adalah 240 cc. Warna lokea pada hari hari ketiga dan
keempat semua ibu yaitu 52 orang 100 adalah berwarna merah. Keadaan luka pada hari ketiga dengan frekuensi 23 orang 65,7 berada pada fase
inflamasidan 12 orang ibu 34,3 pada fase proliferasi. Keadaan luka pada hari keempat dengan frekuensi 14 orang 82,4 berada pada fase inflamasi dan 3
orang ibu 17,6 pada fase proliferasi. Nyeri yang dirasakan ibu pada hari ketiga dengan frekuensi 18 orang 51,4 berada pada skala nyeri sedang dan sebanyak
15 orang ibu 42,9 berada pada skala nyeri ringan. Skala nyeri pada hari keempat sebanyak 9 orang ibu 52,9 yaitu dalam skala nyeri sedang dan 8
orang ibu 47,1 dalam skala nyeri ringan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Observasi Pemulihan Kesehatan Ibu Post Sectio Caesarea hari III
Pemulihan Kesehatan Ibu Post Sectio Caesarea Hari III
Frekuensi Persentase f
Tinggi Fundus Uteri -
3 jari dibawah pusat -
3 jari dibawah pusat -
3 jari dibawah pusat Jumlah Lokea
- 240 cc
Warna Lokea -
Merah Keadaan Luka
- Fase Inflamasi
- Fase Proliferasi
Skala Nyeri -
Ringan -
Sedang -
Berat 9
20 6
35 35
23 12
15 18
25,7 57,1
17,1
100 100
65,7 34,3
42,9 51,4
5,7 Tabel 5.10Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Observasi Pemulihan
Kesehatan Ibu Post Sectio Caesarea hari IV Pemulihan Kesehatan Ibu Post
Sectio Caesarea Frekuensi Persentase
f Tinggi Fundus Uteri
- 3 jari dibawah pusat
- 3 jari dibawah pusat
- 3 jari dibawah pusat
Jumlah Lokea -
240 cc Warna Lokea
- Merah
Keadaan Luka -
Fase Inflamasi -
Fase Proliferasi Skala Nyeri
- Ringan
- Sedang
2 14
1 17
17 14
3 8
9 11,8
82,3 5,9
100 100
82,4 17,6
47,1 52,9
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan 5.2.1 Kebiasaan Melakukan Pantangan Makanan, Minuman dan Aktivitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42 orang ibu 80,8 tidak terbiasa melakukan pantagan dan 10 orang ibu 19,2terbiasa melakukan
pantangan.Dataini menunjukkan bahwa masih ada ibu post sectio caesarea yang terbiasa melakukan pantangan makanan, minuman dan aktivitas. Jenis pantangan
yang masih sering dilakukan ibu adalah menghindari makan ikan laut sebanyak 28 orang 53,8, tidak makan makanan yang banyak kandungan lemaknya
sebanyak 45 orang 86,5, belum boleh duduk 24 jam setelah operasi sebanyak 35 orang 67,3 dan tidak melakukan pergerakan yang menimbulkan rasa sakit
pada luka jahitan sebanyak 37 orang 71,2. Ibu nifas khususnya ibu post sectio caesarea sangat penting mendapatkan
makanan yang seimbang, khususnya makanan yang mengandung lebih zat protein seperti daging, ayam, ikan, telur dan sumber makanan yang mengandung banyak
vitamin seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, ibu juga disarankan banyak minum minimal 2 liter atau 8 gelas per hari. Dimana air mineral berfungsi
sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan Nakita 2006 dalam Widiyasari 2007.
Mobilisasi sangat penting dilakukan oleh ibu nifas post sectio.Tujuan mobilisasi dini post Sectio Caesaria, yaitu membantu proses penyembuhan ibu
yang telah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah operasi Sectio Caesaria, mengurangi resiko terjadinya konstipasi,
mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot - otot di seluruh
Universitas Sumatera Utara
tubuh, mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik maupun berkemih Carpenito, 2000.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartiningtiyaswati 2010 di wilayah kerja Puskesmas Srengat Blitar, didapatkan
bahwa perilaku melakukan pantangan pada ibu nifas masih tinggi 79. Penelitian Nurhikmah 2009 pada masyarakat Banjarmasin Utara dengan
kesimpulan bahwa 85,7 ibu nifas melakukan pantangan makanan. Penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptaningrum,
Hendromastuti dan Prasetyo 2008 yang menyatakan kebiasaan melakukan pantang makanan masih cukup tinggi yang berarti bahwa masih banyak ibu nifas
yang melakukan pantangan terhadap makanan bergizi. Kebiasaan melakukan pantangan minuman yang mempunyai arti bahwa kebanyakan ibu nifas juga
masih membatasi jumlah air yang diminum sehari.Melakukan pantangan aktivitas yang mempunyai arti bahwa ibu nifas masih takut untuk melakukan mobilisasi
dini. Dari penelitian ini di dapat ibu yang melahirkan primipara tidak memiliki
riwayat sectio sebelumnya sebanyak 23 orang 42,2, ibu yang melahirkan multipara tidak memiliki riwayat sectio caesarea sebelumnya sebanyak 3 orang
5,8 dan pada ibu multipara yang memiliki riwayat secticaesarea sebelumnya sebanyak 16 orang 30,8 tidak terbiasa melakukan pantangan makanan,
minuman dan aktivitas. Pada primipara yang tidak memiliki pengalaman sendiri tentang kehamilan, persalinan ataupun nifas, maka pengalaman orangtua dan
pengalaman orang lain di lingkungannya yang menjadi dasar kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
berperilaku. Sedangkan pada multipara yang telah memiliki pengalaman pada kehamilan, persalinan serta nifas sebelumnya akan cenderung mengulang perilaku
sebelumnya apabila dipandang perilakunya yang dulu berdampak positif dan sebaliknya Nurhikmah, 2009.
Ibu nifas post sectio mengatakan bahwa dokter dan perawat sering memberikan informasi bahwa tidak ada makanan, minuman dan aktivitas yang
dipantangkan. Namun bagi sebagian ibu mengatakan masih takut untuk banyak bergerak, makan-makanan ikan laut dan makanan yang banyak kandungan
lemaknya. Hal ini menunjukkan masih adanya pantangan yang dilakukan ibu nifas post sectio.
5.2.2 Pemulihan Kesehatan Ibu Post Sectio Caesarea
Hasil penelitian pemulihan kesehatan ibu post sectio menunjukkan bahwa pemulihan kesehatan ibu sesuai dengan pemulihan normal dilihat dari laju fundus
uteri ibu pada hari pertama sebanyak 43 orang ibu 82,7, pada hari ketiga sebanyak 20 orang 57,1 dan hari keempat sebanyak 14 orang 82,3 berada 3
jari dibawah pusat. Jumlah pengeluaran lokea pada hari pertama, ketiga dan keempatsemua ibu yaitu 52 orang 100 berada 240ccserta warna lokea pada
ibu pada hari pertama, hari ketiga dan hari keempat sebanyak 52 orang 100 berwarna merah.Pemulihan kesehatan ibu post sectio ini juga dipengaruhi oleh
nutrisisi dan mobilisasi yang baik dari ibu. Proses zat gizi dalam penyembuhan luka, protein berfungsi sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan
ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, pembentukan antibodi,
Universitas Sumatera Utara
mengangkat zat-zat gizi dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi bagi tubuh.Vitamin A berfungsi sebagai kekebalan pertumbuhan
dan vitamin C berfungsi sebagai sistem kolagen, mencegah infeksi.Dan air mineral berfungsi sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Zat-zat
makanan tersebut dapat mempercepat pembentukan jaringan baru dalam proses penyembuhan luka Potter, 2005.
Ibu yang mengalami penyembuhan luka sectio caesarea pada hari pertama semua ibu yaitu 52 orang 100 berada pada fase inflamasi, pada hari ketiga
sebanyak 23 orang 65,7 berada pada fase inflamasi dan 12 orang ibu 34,3 pada fase proliferasi. Keadaan luka pada hari keempat dengan frekuensi 14 orang
82,4 berada pada fase inflamasi dan 3 orang ibu 17,6 pada fase proliferasi didukung oleh mobilisasi dini yang dilakukan dengan efektif. Skala nyeri pada
hari pertama sebanyak 38 orang ibu 73,1 dalam skala nyeri berat dan 14 orang ibu 26,9 berada pada skala nyeri sedang. Skala nyeri yang dirasakan ibu pada
hari ketiga dan keempat berkurang dengan cepat dilihat dari 23 orang ibu 44,2 dalam skala nyeri ringan, 27 orang ibu 51,9 dalam skala nyeri sedang dan
hanya 2 orang ibu 3,8 dalam skala nyeri berat. Penyembuhan luka sectio caesareafase inflamasi dikatakan cepat apabila tidak terdapat salah satu atau lebih
tanda-tanda klinis fase inflamasi. Perawatan luka yang baik oleh perawat kepada ibu, personal hygiene ibu,
kondisi ibu post sectio caesareayang baik, status gizi yang baik, usia ibu yang termasuk dalam usia reproduksi sehat, asupan makanan yang bernutrisi selama di
rumah sakit yang terjamin, tidak adanya infeksi yang dialami sebagian besar ibu
Universitas Sumatera Utara
juga mendukung terhadap pemulihan luka post sectio caesareapada ibu.Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Baroroh 2011, yang
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan luka, yaitu usia, nutrisi, infeksi, hematoma, benda asing, iskemia, diabetes melitus, keadaan luka dan obat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 52 responden mengenai gambaran kebiasaan melakukan pantangan makanan, minuman, aktivitas dan pemulihan
kesehatan ibu nifas post sectio caesarea di kota Medan di simpulkan bahwa sebagian besar ibu tidak terbiasa melakukan pantangan sebanyak 42 orang
80,8 dan yang terbiasa melakukan pantangan sebanyak 10 orang 19,2. Pemulihan kesehatan ibu sebanyak 36 orang ibu 69,2sesuai dengan
pemulihan normal dilihat dari tinggi fundus uteri ibu pada hari pertama dengan frekuensi 43 orang 82,7 berada satu jari dibawah pusat dan tinggi fundus uteri
ibu pada hari ketiga dan keempat dengan frekuensi 34 orang 65,4 berada tiga jari dibawah pusat. Jumlah pengeluaran lokea semua ibu yaitu 52 orang 100
adalah dalam rentang normal yaitu 240.Warna lokea semua ibu yaitu 52 orang 100 adalah berwarna merah. Keadaan luka dengan frekuensi 37 orang 71,2
di hari ketiga dan keempat berada pada fase inflamasi. Nyeri yang dirasakan ibu dengan frekuensi 27 orang 51,9 yaitu dalam skala nyeri sedang 4-6.
Pelayanan rumah sakit yang baik dengan memberikan informasi serta pengawasan kepada ibu tentang pentingnya makan-makanan bergizi dan
mobilisasi dalam pemulihan kesehatan, menjadikan ibu menghilangkan kebiasaan dan persepsi yang salah yang salah mengenai kebiasaan melakukan pantangan
terhadap makanan, minuman dan aktivitas, serta ibu mengalami pemulihan kesehatan yang cepat sehingga dapat beraktivitas dan merawat bayinya dengan
baik.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran