Pantangan Makanan Kebiasaan Melakukan Pantangan .1 Kebiasaan

adalah segala tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya Notoatmodjo, 2010.Kebiasaan secara umumnya dapat mempengaruhi perilaku seseorang di dalam kegiatannya sehari-hari. Apabila kita menelusuri tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaanhabituasi, kita dapati ada berbagai pendapat di kalangan masyarakat termasuk pendapat dari kalangan ahli, guru, maupun dari tokoh agama mengatakan bahwa kebiasaan seseorang itu dapat dipengaruhi melalui beberapa faktor seperti faktor lingkungan, keluarga, rekan-rekan seusia, kebutuhan dan sebagainya Norazlan, 2011. Masyarakat juga sering membagikan kebiasaan kepada dua jenis kebiasaan berdasarkan akibat yang dapat terjadi dari kebiasaan seseorang, yaitu kebiasaan yang membawa kebaikanmanfaat dan kebiasaan yang dapat merugikan seseorang.Antara contoh kebiasaan yang merugikan adalah seperti kebiasaan merokok, kebiasaan meminum minuman keras, dan kebiasaan- kebiasaan lain yang dilakukan secara sadar dan berulang yang dapat mengancam kesehatan seseorang Norazlan, 2011.

2.2.2 Pantangan Makanan

Pantang makan adalah anjuran yang tidak diperbolehkan dan biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI. Ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi Iskandar, 2010. Universitas Sumatera Utara Menurut Baumali 2009, pantang atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan magis, yaitu adanya kekuatan superpower yang berbau mistik yang akan menghukum orang-orang yang melanggar pantangan tersebut. Pada kenyataannya hukuman ini tidak selalu terjadi.Pantangan merupakan sesuatu yang diwariskan dari leluhur melalui orangtua, terus ke generasi-generasi di bawahnya. Hal ini menyebabkan orang tidak tau lagi kapan suatu pantangan atau tabu makanan dimulai dan apa sebabnya. Seringkali nilai sosial ini tidak sesuai dengan nilai gizi makanan. Pantangan makanan adalah bahan masakan dan makanan yang tidak boleh dimakan oleh para individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya.Adat menantang yang diajarkan secara turun temurun dan cenderung ditaati walaupun individu yang ditaati tidak terlalu faham atau yakin dari alasan melakukan pantang makanan, jenis pantangan Jannah, 2013. Pantangan makanan pada masa nifas dapat menurunkan asupan gizi ibu yang akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu, pemulihan tenaga, penyembuhan luka dan produksi ASI bagi bayi. Hal tersebut tidak sesuai dengan anjuran untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, sayuran dan buahan yang mengandung vitamin dan mineral, protein hewani, protein nabatiserta banyak minum setiap hari Suprabowo, 2006.Berpantang makanan dalam waktu lama dapat berakibat buruk terhadap kesehatan dan Universitas Sumatera Utara angka kesakitan ibu. Kecukupan zat gizi sangat bereperan dalam proses penyembuhan luka. Tahapan penyembuhan luka memerlukan protein sebagai dasar untuk pembentukan fibroblast dan terjadinya kolagen, disamping elemen-elemen lain yang diperlukan untuk proses penyembuhan luka seperti vitamin C yang bereperan dalam proses kecepatan penyembuhan luka. Vitamin A berperan dalam pembentukan epitel dan system imunitas.Vitamin A dapat meningkatkan jumlah monosit, makrofag di lokasi luka, mengatur aktifitas kolagen dan meningkatkan reaksi tubuh pada fase inflamasi awal. Zat gizi lain yang bereperan yaitu vitamin E yang merupakan antioksidan lipopilik utama dan berperan dalam pemeliharaan membrane sel, menghambat terjadinya peradangan dan pembentukan kolagen yang berlebihan. Untuk ibu nifas yang berpantang makanan, kebutuhan nutrisi akan berkurang, ini akan mempengaruhi dalam proses penyembuhan luka, yaitu mengakibatkan luka menjadi tidak sembuh dengan baik atau buruk. Sedangkan ibu nifas yang nutrisinya sudah cukup akan tetapi masih mengikuti kebiasaan melakukan berpantang makanan seperti yang telah dikatakan oleh orangtua, sehingga bisa juga menyebabkan proses kesembuhan luka menjadi krang baik, artinya sembuh sedang. Sedangkan ibu nifas dan nutrisinya sudah cukup maka proses penyembuhan luka akan lebih cepat dan sembuh dengan baik konsumsi nutrisi semakin baik penyembuhan luka karena makanan yang memenuhi syarat gizi dapat mempercepat penyembuhan luka Manuaba, 2008. Menurut Ramona 2013 dalam Jannah 2013, kebiasaan pantang makan pada ibu nifas antara lain, tidak boleh makan ikan, telur dan daging Universitas Sumatera Utara supaya jahitan cepat sembuh.Pada ibu nifas, justru pemenuhan kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu penyembuhan luka baik pada dinding rahim maupun pada luka jalan lahir yang mengalami jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang cukup, maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga diperlukan untuk pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe, dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum hamil, maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut dihindari.Bila memang alergi jenis protein tertentu misal ikan laut, ibu nifas boleh mencari ganti sumber protein dari daging ternak dan unggas juga dari protein nabati seperti kacang- kacangan. Tidak boleh makan berkuah dan tidak boleh banyak minum air putih takut luka lama kering.Tubuh ibu nifas membutuhkan banyak cairan terutama mengganti cairan tubuh yang hilang baik saat mengalami perdarahan, keringat, untuk pembentukan ASI. Bila cairan tubuh ibu nifas tidak tercukupi, maka akan terjadi kekurangan cairan, mengalami panas dan produksi ASI sedikit. Sebaiknya ibu nifas minum air putih yang cukup kurang lebih 8 gelas sehari disertai dengan asupan susu maupun jus buah. Bila setiap selesai minum ibu nifas akan sering buang air kecil justru lebih baik. Tidak perlu khawatir jahitan pada daerah perineum luka jahitan jalan lahir akan basah dan tidak sembuh, justru sebaliknya. Semakin sering dibersihkan terutama dengan sabun dan air Universitas Sumatera Utara lalu dikeringkan setiap buang air kecil, maka jahitan akan segera pulih. Perawatan luka pada jalan lahir berbeda dengan pada bagian tubuh yang lain misalnya pada tangan. Luka dijalan lahir dijahit dengan benang khusus yang cukup kuat dan bagian dalam luka otot benangnya akan menyatu dengan tubuh sedangkan bagian luar kulit jahitan akan lepas sendiri lalu mengering. Jangan makan buah-buahan selama menyusui karena bayi bisa diare. Konsumsi buah sangat baik untuk menjaga kebugaran tubuh dan sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap mutu ASI. Jangan kuatir mengkonsumsi buah tidak menyebabkan diare pada bayi.Selain itu ibu nifas juga memerlukan asupan makana berserat seperti buah dan sayur mayur untuk memperlancar buang air besar. Pada ibu nifas kebutuhan serat sangat penting untuk membantu proses pencernaan, kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Misalnya air jeruk, buah pisang dan pepaya.Sebaiknya ibu nifas selalu menyertakan menu buah setiap makan agar tidak mengalami sembelit. Tidak boleh makan terlalu banyak supaya tetap langsing.Pada ibu nifas, makanan bergizi dan porsi makan perlu ditingkatkan lebih baik dari sebelum kehamilan. Sumber karbohidrat, lemak, vitamin dan protein sangat dibutuhkan untuk proses pemulihan fisik ibu selama nifas dan melawan infeksi. Selain itu, berguna untuk pembentukan ASI agar berlangsung lancar. Langsing bukan diet ketat pascapersalinan, tetapi dengan melakukan senam nifas dan menyusui bayi secara ekslusif tanpa bantuan susu formula. Dengan Universitas Sumatera Utara cara demikian, pembakaran lemak pada tubuh akan berlangsung lebih baik dan ibu akan cepat ramping kembali seperti saat sebelum hamil. 2.2.3 Gangguan Mobilisasi Menurut Potter dan Perry 2006, ada 2 hal yang menyebabkan gangguan mobilisasi antara lain: Tirah Baring merupakan suatu intervensi dimana klien dibatasi untuk tetap berada ditempat tidur untuk tujuan terapeutik. Tirah Baring mempunyai pengertian yang berbeda-beda diantara perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya. Lamanya tirah baring tergantung penyakit dan status kesehatan klien sebelumnya.Tujuan tirah baring adalah mengurangi kebutuhan fisik dan kebutuhan oksigen untuk tumbuh, mengurangi nyeri, mengembalikan kekuatan dan memberikan kesempatan kepada klien yang lebih untuk istirahat tanpa gangguan. Imobilisasi yang menjadi salah satu dalam gangguan mobilisasi.Gangguan Mobilisasi fisik Imobilisasi adalah suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik.Perubahan dalam tingkat imobilisasi fisik dapat mengakibatkan kontraksi pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik selama penggerakan alat bantu eksternal misalnya gips atau traksi rangka, pembatasan gerakan volunter, atau kehilangan fungsi motorik. Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap sistem tubuh beresiko terjadi gangguan.Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta tingkat Universitas Sumatera Utara imobilisasi yang dialami. Imobilisasi juga berpengaruh terhadap fisiologis perubahan metabolik, sistem respiratori, kardiovaskuler, musculoskeletal, sistem integumen, perubahan eliminasi urine dan psikososial Potter dan Perry, 2006. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang