berperilaku. Sedangkan pada multipara yang telah memiliki pengalaman pada kehamilan, persalinan serta nifas sebelumnya akan cenderung mengulang perilaku
sebelumnya apabila dipandang perilakunya yang dulu berdampak positif dan sebaliknya Nurhikmah, 2009.
Ibu nifas post sectio mengatakan bahwa dokter dan perawat sering memberikan informasi bahwa tidak ada makanan, minuman dan aktivitas yang
dipantangkan. Namun bagi sebagian ibu mengatakan masih takut untuk banyak bergerak, makan-makanan ikan laut dan makanan yang banyak kandungan
lemaknya. Hal ini menunjukkan masih adanya pantangan yang dilakukan ibu nifas post sectio.
5.2.2 Pemulihan Kesehatan Ibu Post Sectio Caesarea
Hasil penelitian pemulihan kesehatan ibu post sectio menunjukkan bahwa pemulihan kesehatan ibu sesuai dengan pemulihan normal dilihat dari laju fundus
uteri ibu pada hari pertama sebanyak 43 orang ibu 82,7, pada hari ketiga sebanyak 20 orang 57,1 dan hari keempat sebanyak 14 orang 82,3 berada 3
jari dibawah pusat. Jumlah pengeluaran lokea pada hari pertama, ketiga dan keempatsemua ibu yaitu 52 orang 100 berada 240ccserta warna lokea pada
ibu pada hari pertama, hari ketiga dan hari keempat sebanyak 52 orang 100 berwarna merah.Pemulihan kesehatan ibu post sectio ini juga dipengaruhi oleh
nutrisisi dan mobilisasi yang baik dari ibu. Proses zat gizi dalam penyembuhan luka, protein berfungsi sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan
ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, pembentukan antibodi,
Universitas Sumatera Utara
mengangkat zat-zat gizi dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi bagi tubuh.Vitamin A berfungsi sebagai kekebalan pertumbuhan
dan vitamin C berfungsi sebagai sistem kolagen, mencegah infeksi.Dan air mineral berfungsi sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Zat-zat
makanan tersebut dapat mempercepat pembentukan jaringan baru dalam proses penyembuhan luka Potter, 2005.
Ibu yang mengalami penyembuhan luka sectio caesarea pada hari pertama semua ibu yaitu 52 orang 100 berada pada fase inflamasi, pada hari ketiga
sebanyak 23 orang 65,7 berada pada fase inflamasi dan 12 orang ibu 34,3 pada fase proliferasi. Keadaan luka pada hari keempat dengan frekuensi 14 orang
82,4 berada pada fase inflamasi dan 3 orang ibu 17,6 pada fase proliferasi didukung oleh mobilisasi dini yang dilakukan dengan efektif. Skala nyeri pada
hari pertama sebanyak 38 orang ibu 73,1 dalam skala nyeri berat dan 14 orang ibu 26,9 berada pada skala nyeri sedang. Skala nyeri yang dirasakan ibu pada
hari ketiga dan keempat berkurang dengan cepat dilihat dari 23 orang ibu 44,2 dalam skala nyeri ringan, 27 orang ibu 51,9 dalam skala nyeri sedang dan
hanya 2 orang ibu 3,8 dalam skala nyeri berat. Penyembuhan luka sectio caesareafase inflamasi dikatakan cepat apabila tidak terdapat salah satu atau lebih
tanda-tanda klinis fase inflamasi. Perawatan luka yang baik oleh perawat kepada ibu, personal hygiene ibu,
kondisi ibu post sectio caesareayang baik, status gizi yang baik, usia ibu yang termasuk dalam usia reproduksi sehat, asupan makanan yang bernutrisi selama di
rumah sakit yang terjamin, tidak adanya infeksi yang dialami sebagian besar ibu
Universitas Sumatera Utara
juga mendukung terhadap pemulihan luka post sectio caesareapada ibu.Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Baroroh 2011, yang
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan luka, yaitu usia, nutrisi, infeksi, hematoma, benda asing, iskemia, diabetes melitus, keadaan luka dan obat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan