Penyebab anemia Patofisiologi dan Gejala Anemia

Terjadi apabila sumsum tulang terganggu, dimana sumsum merupakan tempat pembuatan sel darah merah eritrosit, sel darah putih leukosit, maupun trombosit Soebroto, I., 2010. g. Anemia Penyakit Kronik Anemia ini disebabkan oleh penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIVAIDS. Dapat mempengaruhi produksi sel darah merah, menghasilkan anemia kronis. Gagal ginjal juga dapat menyebabkan anemia Soebroto, I., 2010.

2.2.4. Penyebab anemia

Penyebab timbulnya anemia antara lain adalah Yatim, F., 2012 :- 1. Kegagalan sumsum tulang : o Anemia aplastik gangguan pembentukan sel darah merah disertai gangguan pembentukan sel darah lain dan anemia aplastik sel darah merah yang murni. o Kerusakan sumsum tulang seperti pada keganasan, osteoporosis, dan myeloma fibrosis jaringan sumsum tulang digantikan jaringan fibrosis seperti pada penyakit ginjal kronis dan defisiensi vitamin D. o Produksi hormon pankreas kurang seperti pada : - Penyakit ginjal kronis - Produksi kelenjar gondok kurang - Kurang gizi terutama protein - Peradangan kronis - Mutasi hemoglobin hingga kurang kemampuan mengikat oksigen. 2. Gangguan pematangan sel darah merah dan sel darah kurang efektif pada : o Pematangan sitoplasma sel terganggu karena : - Kurang zat besi Fe, talasemia - Anemia sideroblastik o Pematangan inti sel darah terganggu karena : Universitas Sumatera Utara - Defisiensi vitamin B-12 - Defisiensi asam folat - Kekurangan vitamin B-1 - Kelainan metabolisme asam folat o Anemia hemolitik sel darah merah cepat hancur - Gangguan hemoglobin  Mutasi struktural  Mutasi pembentukan pada sindroma talasemia  Kelainan membran dari sel darah merah  Kekurangan oksigen hingga merusak sel darah merah  Penyakit infeksi yang menimbulkan kerusakan pada sel darah merah

2.2.5. Patofisiologi dan Gejala Anemia

Gejala umum anemia adalah gejala yang timbul pada setiap kasus anemia apapun penyebabnya, apabila kadar Hb turun dibawah kadar tertentu. Gejala umum anemia ini timbul karena Bakta, I., 2013 :- 1. Anoksia organ target: karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke jaringan. 2. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia. Gejala umum anemia menjadi jelas apabila kadar Hb kurang dari 7gdl. Berat ringannya gejala umum anemia tergantung pada Bakta, I., 2013 :- a. Derajat penurunan Hb b. Kecepatan penurunan Hb c. Usia d. Adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya Universitas Sumatera Utara Gejala anemia dapat dibagi menjadi tiga jenis gejala, yaitu Bakta, I., 2013 :- 1. Gejala umum anemia atau sindroma anemia, timbul karena iskemia organ target serta akibat kompensasi tubuh terhadap penurunan kadar Hb. Gejala ini muncul pada setiap kasus anemia setelah penurunan Hb sampai kadar tertentu 7gdl. Sindroma anemia terdiri daripada rasa lemah, lesu cepat lelah, telinga berdenging tinnitus, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dyspepsia. Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan di bawah kuku. Sindroma anemia tidak bersifat khusus karena dapat ditimbulkan oleh penyakit di luar anemia dan tidak sensitive karena timbul setelah penurunan Hb yang berat 7gdl. 2. Gejala khas masing-masing anemia. Gejala ini spesifik untuk masing- masing jenis anemia. Sebagai contoh Bakta, I., 2013 :- o Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok o Anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada defisiensi vitamin B12 o Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali dan hepatomegali o Anemia aplastik : perdarahan dan tanda infeksi 3. Gejala penyakit dasar. Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia sangat bervariasi tergantung dari penyebab anemia tersebut. Misalnya gejala akibat infeksi cacing tambang: sakit perut, pembengkakan parotis dan warna kuning pada telapak tangan. Pada kasus tertentu sering gejala penyakit dasar lebih dominan seperti misalnya pada anemia penyakit kronik oleh karena arthritis reumatoid. Universitas Sumatera Utara Eritrosit Haemoglobin menurun Kapasitas angkut oksigen menurun Anoksia organ target Mekanisme kompensasi tubuh Gejala anemia Gambar 2.2 Skema patofisiologi anemia Sumber: Bakta, I., 2013

2.2.6. Tatalaksana