Patofisiologi Kanker Kolorektal 1. Definisi

2.1.5. Patofisiologi

Kanker kolorektal khususnya, memiliki hubungan terhadap kondisi feses dari individu, serta riwayat penyakit yang diderita, dimana kondisi tersebut merupakan dampak dari faktor risiko yang ada pada individu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tanda awal kanker pada kolon dan rektum adalah adanya riwayat riwayat polip pada seseorang individu. Massa dari jaringan yang menonjol pada lumen usus adalah dikenal sebagai polip Smeltzer Bare, 2002. Apabila terdapat polip yang tidak diatasi atau dilakukan intervensi, maka ia dapat berubah menjadi sesuatu maligna. Polip yang telah berubah menjadi ganas tersebut akan menyerang dan menghancurkan sel yang normal dan meluas di jaringan sekitarnya. Manusia pada dasarnya memiliki zat karsinogen atau zat pemicu kanker pada tubuh. Efek karsinogen akan semakin meningkat apabila mendapat penyebab kanker dari luar. Corwin 2001 menyatakan, kurangnya asupan antioksidan dengan minimnya konsumsi buah dan sayuran yang mengandung antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C dapat mengurangi perlindungan sel terhadap efek karsinogen. Buah dan sayuran yang segar memiliki enzim aktif yang dapat memelihara dan meningkatkan pertumbuhan sel yang sehat. Antara hal yang dapat memicu terjadinya kanker kolon adalah kondisi feses yang yang kurang baik. Aktivitas atau olahraga yang kurang teratur dapat mengakibatkan feses menjadi lebih lama berada di kolon atau rektum, terlebih jika individu melakukan diet rendah serat. Kondisi ini dapat mengakibatkan toksin yang terdapat dalam feses mencetuskan pertumbuhan sel kanker Corwin, 2001. Selain itu, feses yang mengandung banyak lemak juga dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Tingginya lemak dalam feses diakibatkan oleh konsumsi tinggi lemak seperti daging. Feses yang mengandung banyak lemak dapat mengubah flora dalam feses menjadi bakteri Clostridia Bacteriodes yang mempunyai enzim 7-alfa hidroksilase yang mencerna asam menjadi asam Deoxycholic dan Lithocholic yang bersifat karsinogenik meningkat dalam feses. Universitas Sumatera Utara Massa kanker yang terdapat pada kolon ataupun rektum akan menyebabkan terjadinya sumbatan atau obstruksi, yang mengakibatkan evakuasi feses yang terhambat atau tidak lengkap setelah defekasi Corwin, 2001. Komplikasi lebih lanjutnya ialah konstipasi, distensi atau nyeri abdomen, hingga feses berdarah. Apabila massa kanker ini tidak dideteksi sejak dini dan dibiarkan, maka besar kemungkinan sel kanker akan melakukan metastasis. Metastasis pada sel kanker kolorektal terdiri dari penyebaran langsung, penyebaran limfogen, dan hematogen.

2.1.6. Gejala klinis