Metode Pengumpulan Data gambaran pasien sindrom koroner akut di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014

52 pada pasien dalam kelompok umur ‘ 40 tahun’ yaitu sebanyak 1 orang 1,2, tertinggi pada kelompok umur ‘40 – 60 tahun’ yaitu sebanyak 60 orang 70,6, dan pasien pada kelompok umur ‘ 60 tahun’ sebanyak 24 orang 28,2. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zahara et al., 2013 bahwa kejadian sindrom koroner akut terendah pada kelompok umur 40 tahun yaitu sebanyak 2 pasien 2,04, kelompok umur 40-60 tahun paling tinggi yaitu 57 pasien 58,16, dan 60 tahun sebanyak 39 pasien 39,94. Insiden SKA meningkat pada umur 45 tahun pada laki-laki dan umur 55 tahun pada perempuan. Kerentanan individu terhadap aterosklerosis koroner meningkat seiring bertambahnya usia, usia 40-60 tahun insiden infark miokard akut meningkat sebanyak lima kali lipat Zahara et al., 2013. Berdasarkan hasil penelitian ini, gambaran pasien sindrom koroner akut yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik, Medan 2014 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki 65 pasien 76,5 daripada perempuan 20 pasien 23,5. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ariandiny et al., 2014 dimana laki-laki 65 pasien 74 dan perempuan sebanyak 23 pasien 26. Hal ini disebabkan karena risiko aterosklerosis koroner lebih besar pada laki-laki daripada perempuan. Perempuan relatif lebih kebal terhadap penyakit ini sampai usia menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pada laki-laki. Efek perlindungan estrogen dianggap menjelaskan adanya imunitas wanita pada usia sebelum menopause yaitu melindungi pembuluh darah dari kerusakan Zahara et al., 2013. Berdasarkan hasil penelitian ini, gambaran pasien sindrom koroner akut yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik, Medan 2014 berdasarkan agama, frekuensi tertinggi adalah agama Islam yaitu 50 pasien 58,8, agama Protestan 27 pasien 31,8, dan frekuensi terendah adalah agama Katholik 8 pasien 9,4. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yanti 2009, dimana frekuensi tertinggi pada agama Islam yaitu 146 orang 50,9, diikuti agama Protestan 135 orang 47 dan frekuensi terendah pada agama Katholik 6 orang 2,1. Hal ini bukan menyimpulkan bahwa yang beragama Islam lebih berisiko terhadap