Latar Belakang Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan Hukum adalah peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak. 1 Seperti yang dikatakan oleh Van Apeldoorn 100 tahun terakhir belumlah ditemukan defenisi hukum yang memuaskan semua pihak. Namun demikian, sebagai pegangan dapat dipilih satu dari sekian banyak perumusan seperti: keseluruhan kaidah norma nilai mengenai suatu segi kehidupan masyarakat, yang maksudnya mencapai kedamaian dalam masyarakat. 2 Menurut E. Utrecht Hukum adalah himpunan petunjuk hidup, perintah dan larangan yang mengatur tatatertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa masyarakat itu. 3 1. Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum yang menyangkut kepentingan umum. Menurut isinya Hukum dapat dibedakan atas: 1 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976, hal. 363. 2 Andi Hamzah, Kamus Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, hal. 242. 3 Ojak Nainggolan, Pengantar Ilmu Hukum, Medan: Fakultas Hukum Universitas HKBP Nomensen, 2008, hal. 12. 1 Universitas Sumatera Utara 2 2. Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum yang menyangkut kepentingan pribadi. 3. Pemisahan hukum atas hukum privat dan hukum publik berasal dari sistem Hukum Romawi. Hukum privat mengatur sekalian perkara yang berisi hubungan antara sesama warga negara seperti perkawinan, pewarisan, dan perjanjian. Hukum Publik mengatur kepentingan umum, seperti hubungan antara warga negara dengan negara, masalah kenegaraan dan bagaimana negara melaksanakan tugasnya. 4 Bidang hukum yang termasuk kedalam hukum privat salah satunya hukum perdata, hukum perdata adalah aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan dan oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingan- kepentingan perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan yang lain dari orang-orang di dalam suatu masyarakat tertentu, terutama yang mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas. Pembagian hukum perdata menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata selanjutnya disebut sebagai KUHPerdata adalah sebagai berikut: 1. Hukum tentang orang buku I 2. Hukum tentang benda buku II 3. Hukum tentang perikatan buku III 4. Hukum tentang pembuktian dan kadaluwarsa buku IV. 5 3 Ibid., hal. 98. 4 Ibid., hal. 105-106. Universitas Sumatera Utara 3 Dari yang telah dijelaskan di atas, maka penulis memaparkan tentang Pelaksanaan lelang dan badan-badan hukum mengenai lelang tersebut di dalam KUHPerdata, Penjualan lelang tidak secara khusus diatur dalam KUHPerdata, tetapi termasuk perjanjian bernama di luar KUHPerdata. Penjualan Lelang dikuasai oleh ketentuan-ketentuan KUHPerdata mengenai jual beli yang diatur dalam KUHPerdata. Buku III tentang Perikatan Pasal 1319 KUHPerdata berbunyi, semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus, maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum. Pasal 1319 KUHPerdata membedakan perjanjian atas perjanjian bernama nominaat dan perjanjian tidak bernama innominaat. Pasal 1457 KUHPerdata, merumuskan jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pembeli. Di dalam perjanjian itu pihak penjualan berkewajiban untuk menyerahkan objek jual beli kepada pembeli dan berhak menerima harga dan pembeli berkewajiban untuk membayar harga dan berhak menerima objek tersebut. Lelang mengandung unsur-unsur yang tercantum dalam defenisi jual beli adanya subjek hukum, yaitu penjual dan pembeli, adanya kesepakatan antara Universitas Sumatera Utara 4 penjual dan pembeli tentang barang dan harga; adanya hak dan kewajiban yang timbul antara pihak penjual dan pembeli. 6 Secara yuridis pengertian “lelang” dapat ditemukan dalam ketentuan Pasal 1 angka 17 UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2000, yang menyatakan bahwa “lelang” adalah “ setiap penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli”. 7 Mengenai pengertian lelang di dalam kamus hukum juga disebutkan bahwa : “lelang ialah penjualan di muka umum dengan penawaran yang bersaing, dipimpin oleh juru lelang”. 8 Hal serupa juga disebutkan dalam Kamus Bahasa Indonesia yang berbunyi : “Lelang ialah penjualan barang dihadapan banyak orang dengan tawar-menawar, siapa yang tertinggi menawarnya dia berhak membeli barang tersebut”. 9 Sementara dalam Pasal 1 Undang-Undang nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan selanjutnya disebut sebagai UUHT menyebutkan pengertian dari Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria selanjutnya disebut sebagai UUPA, 6 Dikutip dari http:repository.usu.ac.idbitstream123456789214953Chapter20II.pdf, Ketentuan Hukum Lelang Melalui Balai Lelang Swasta, [Diakses Pada 04 Februari 2016 Pukul 00.09 WIB]. 7 Rachmadi Usman, Hukum Lelang, Jakarta: Sinar Grafika, 2016, hal. 21. 8 Andi Hamzah, op.Cit, hal. 349. 9 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Gita Media Press, hal. 489. Universitas Sumatera Utara 5 berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain. 10 UUHT No. 4 Tahun 1996 dibentuk sebagai pelaksanaan dari Pasal 51 UUPA No. 5 Tahun 1960 yang menggantikan berlakunya ketentuan-ketentuan mengenai hypotheek yang diatur dalam KUHPerdata dan Credietverband yang di atur dalam Staatsblad selanjutnya disebut sebagai Stbl 1908 No. 542 sebagaimana telah diubah dengan Stbl. 1937 No. 190. 11 1. Lelang berdasarkan ketentuan Pasal 6 UUHT No. 4 Tahun 1996 apabila debitur cedera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui Hak Tanggungan merupakan salah satu jenis jaminan kebendaan yang meskipun tidak dinyatakan dengan tegas adalah jaminan yang lahir dari suatu perjanjian. Jika dilihat dari ketentuan yang diatur dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 UUHT No. 4 Tahun 1996 dapat diketahui bahwa pada dasarnya pemberian Hak Tanggungan hanya dapat dimungkinkan jika dibuat dalam bentuk perjanjian. Landasan hukum eksekusi Hak Tanggungan diatur dalam Pasal 20 UUHT No. 4 Tahun 1996, dimana dalam Pasal tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya eksekusi atau penjualan hak atas tanah yang dibebani dengan Hak Tanggungan dapat dilaksanakan melalui 2 cara : 10 Supriadi, Hukum Agraria, Jakarta: Sinar Grafika,2007, hal. 173. 11 Sutan Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok Dan Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan, Bandung: Alumni, 1999, hal. 1-2. Universitas Sumatera Utara 6 pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. 2. Lelang berdasarkan Pasal 20 Ayat 1 huruf b jo. Pasal 14 Ayat 2 rumusan Pasal 14 ayat 2 UUHT No. 4 Tahun 1996 secara jelas menyatakan bahwa sertifikat Hak Tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial sebagaimana halnya suatu putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Melalui penjualan secara lelang, seorang pembeli akan terjamin kepastian hukumnya atas kepemilikan objek lelang tanah tersebut, karena dari setiap pelaksanaan lelang akan diterbitkan risalah lelang yang merupakan acte autentik dari pembelian suatu barang melalui proses penjualan secara lelang, sehingga dengan alat bukti risalah lelang tersebut hak kepemilikan atas objek lelang tanah akan jatuh kepada pihak pemenang lelang, meskipun belum secara sempurna mendapat hak atas tanah tersebut, karena hak atas tanah tersebut harus didaftarkan, guna memperoleh legitimasi yang sempurna akan hak atas tanah tersebut kepada Kantor Pertanahan. 12 Lembaga lelang yang diatur melalui sistem hukum dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Setidaknya terdapat tiga tujuan diaturnya lelang dalam hukum. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan penjualan lelang, yang diatur dalam banyak peraturan perundang-undangan. Kedua, untuk memenuhi 12 Ita Sucihati, Bambang Winarno, Amelia Sri Kusuma D, Perlindungan Hukum Bagi Pemenang Lelang Eksekusi Hak Tanggungan Atas Penguasaan Objek Lelang Analisis Yuridis Atas Putusan Pengadilan Negeri Kediri Nomor 61Pdt.G2012PN.Kdr, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, April 2014. hal. 8. Universitas Sumatera Utara 7 atau melaksanakan putusan Peradilan atau lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan undang-undang dalam rangka penegakan keadilan law enforcement. Ketiga, untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha pada umumnya, produsen atau pemilik barang pribadi dimungkinkan melakukan penjualan pelelangan. 13

B. Permasalahan.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelaksanaan Lelang Atas Hak Tanggungan Dari Kreditur Perbankan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Medan

8 140 218

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat Dengan Hak Tanggungan (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara (Kp2ln) Medan), 2003

0 22 231

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DENGAN KREDITUR BANK PEMERINTAH DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG(KPKNL) SEMARANG

6 85 94

PELAKSANAAN PEMBATALAN LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN KARENA PELUNASAN UTANG DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG BUKITTINGGI.

0 0 6

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 11

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 1 1

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 14

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 1 49

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 5

PELAKSANAAN LELANG PARATE EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2