98
BAB IV PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DI
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG KPKNL MEDAN
A. Profil Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL Medan
1. Sejarah
Pada Tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia PUPN tidak mampu menangani penyerahan piutang negara yang berasal dari
kredit investasi. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara selanjutnya disebut sebagai BUPN
dengan tugas mengurus penyelesaian piutang negara sebagaimana Undang- Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara,
sedangkan PUPN yang merupakan panitia interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang negara. Sebagai
penjabaran Keputusan Presiden tersebut, maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 517MKIV1976 tentang susunan
organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan piutang Negara dilaksanakan oleh Satuan Tugas satgas dan BUPN.
Pelunasan piutang kredit macet agar cepat prosesnya dengan diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang
menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN sehingga
98
Universitas Sumatera Utara
99
terbentuklah organisasi baru yang bernama BUPLN. Sebagai tindak lanjut, Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan piutang
negara dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara selanjutnya disebut sebagai KP3Nsedangkan tugas operasional lelang
dilakukan oleh KLN. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
2KMK.012001 tanggal 3 Januari 2001 Perubahan Lampiran keputusan Menteri Keuangan Nomor 543KMK.011993 Tanggal 22 Mei 1993 Tentang
Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Keuangan Nomor 446KMK.011983 Tanggal 2 Juli 1983 Tentang Penunjukan Pejabat
Pengganti Dalam Lingkungan Departemen Keuangan, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara selanjutnya disebut
sebagai DJPLN yang fungsi operasionalnya dilaksanakan oleh Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara selanjutnya disebut sebagai
KP2LN. Reformasi Birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan pada Tahun
2006 menjadikan fungsi pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang digabungkan dengan fungsi pengelolaan kekayaan negara pada
PBMKNDJPB, sehingga berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun
2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian RI, DJPLN berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selanjutnya disebut
Universitas Sumatera Utara
100
sebagai DJKN dan KP2LN berganti nama menjadi KPKNL dengan tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian.
Penertiban Barang Milik Negara selanjutnya disebut sebagai PBMN yang terdiri dari kegiatan inventarisasi, penilaian dan pemetaan permasalahan
PBMN mengawali tugas DJKN dalam pengelolaan kekayaan negara. Kemudian dilanjutkan dengan koreksi nilai neraca pada Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat selanjutnya disebut sebagai LKPP dan Laporan Keuangan KementerianLembaga selanjutnya disebut sebagai LKKL. Dari kegiatan ini
LKPP yang sebelumnya mendapat opini disclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan selanjutnya disebut sebagai BPK RI telah meraih opini wajar
dengan pengecualian. Pada periode pelaporan 2012 sebanyak 50 dari 93 Kementerianlembaga meraih opini wajar tanpa pengecualian.
Fungsi pengelolaan aset negara yang merupakan pos terbesar neraca pada LKPP dan sebagai kontributor perkembangan perekonomian nasional
saat ini DJKN tengah melaksanakan transformasi kelembagaan sebagai bagian dari Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Transformasi
Kelembagaan di DJKN ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempertajam fungsi DJKN yang terkait dengan manajemen aset dan special
mission pengelolaan kekayaan negara.
84
2. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DJKN
84
Wawancara dengan Narasumber Bapak Arieffadillah., S.E, Kepala Seksi Pelayanan Lelang Medan, Dokumen Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang KPKNKL Medan,
[Pada tanggal 12 April 2016, Pukul: 08.00].
Universitas Sumatera Utara
101
a. Visi
Menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
b. Misi
1 Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan
efektivitas pengelolaan kekayaan negara. 2
Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum.
3 Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi
pemerintah. 4
Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai keperluan.
5 Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel. 6
Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu
mengakomodasi kepentingan masyarakat.
85
3. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DJKN
a. Tugas
85
Wawancara dengan Narasumber Bapak Arieffadillah., S.E, Kepala Seksi Pelayanan Lelang Medan, Dokumen Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang KPKNKL Medan,
[Pada tanggal 12 April 2016, Pukul: 08.00].
Universitas Sumatera Utara
102
DJKN mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang
negara, dan lelang. b.
Fungsi DJKN menyelenggarakan fungsi:
1 Perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,
dan lelang. 2
Pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.
3 Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
kekayaan negara, piutang negara, dan lelang. 4
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.
5 Pelaksanaan administrasi DJKN.
86
4. Struktur Organisasi KPKNL
86
Wawancara dengan Narasumber Bapak Arieffadillah., S.E, Kepala Seksi Pelayanan Lelang Medan, Dokumen Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang KPKNKL Medan,
[Pada tanggal 12 April 2016, Pukul: 08.00].
Universitas Sumatera Utara
103
Sumber: Data dari KPKNL Medan.
5. Pejabat Lelang Vendumeester
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa setiap penjualan barang secara lelang harus dilakukan oleh danatau di hadapan Pejabat
Lelang. Isitilah Pejabat Lelang tersebut merupakan terjemahan dari kata vendumeester atau auctioneer, yang juga dapat diartikan ”Juru Lelang”.
Menurut Pasal 1 angka 14 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106PMK.062013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, yang dimaksud Pejabat Lelang adalah
”orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang”.
87
a. Pejabat Lelang Kelas I
Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27PMK.062016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang Baru, Pejabat Lelang
dibedakan dalam 2 dua tingkat, yaitu:
Pejabat Lelang Kelas I berwenang melaksanakan lelang untuk semua jenis lelang atas permohonan penjual.
b. Pejabat Lelang Kelas II
87
Rachmadi Usman, Op.Cit, 2016, hlm. 34.
Universitas Sumatera Utara
104
Pejabat Lelang Kelas II berwenang melaksanakan lelang non eksekusi sukarela atas permohonan Balai Lelang atau penjual.
6. Tugas dan Fungsi Pejabat Lelang
Tugas Pejabat Lelang pada dasarnya bertugas mempersiapkan dan melaksanakan penjualan barang dimuka umum secara lelang, baik tugas
melakukan kegiatan persiapan lelang, pelaksanaan lelang maupun setelah penyelenggaraan lelang.
Dalam melaksanakan tugasnya Pejabat Lelang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penelitian dokumen persyaratan lelang, yaitu Pejabat Lelang meneliti
kelengkapan dokumen persyaratan lelang. b.
Pemberi informasi lelang, yaitu Pejabat Lelang memberikan informasi kepada pengguna jasa lelang dalam rangka mengoptimalkan
pelaksanaan lelang. c.
Pemimpin Lelang yaitu Pejabat Lelang dalam memimpin lelang harus komunikatif, adil, tegas, serta berwibawa untuk menjamin ketertiban,
keamanan, dan kelancaran pelaksanaan lelang. d.
Pejabat Umum, yaitu Pejabat yang membuat acte autentik berdasarkan undang-undang di wilayah kerjanya.
88
88
Rachmadi Usman, Op.Cit, 2016, hlm. 38-39.
Universitas Sumatera Utara
105
B. Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL Medan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Arieffadillah selaku Kepala Seksi Pelayanan Lelang menjelaskan bahwa pada prinsipnya semua
pelaksanaan lelang sama, yang membedakannya hanya pada lelang eksekusi objeknya Hak Tanggungan yang menjadi pihak pemohonnya yaitu krediturpihak
perbankan, pihak kreditur melelang Hak Tanggungan karena adanya wanprestasi dari pihak debitur kepada pihak kreditur, pihak debitur tidak membayar hutangnya
kepada pihak kreditur, sehingga pihak Bank mengambil keputusan untuk melelang hak tanggung yang sudah di perjanjikan.
Penjualan objek Hak Tanggungan berdasarkan Pasal 6 UUHT No. 4 Tahun 1996 pada dasarnya dilakukan dengan cara lelang dan tidak memerlukan fiat
eksekusi dari Pengadilan mengingat penjualan tersebut merupakan tindakan pelaksanaan perjanjian.
Berdasarkan hasil wawancara juga yang dilakukan di KPKNL Medan, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan lelang eksekusi Hak Tanggungan secara garis
besar terbagi atas 3 tiga tahapan, yaitu: 1.
Tahap Pra Lelang Tahap pra lelang ini dimulai dari permohonan lelang secara tertulis
oleh pihak penjual disertai dengan dokumen-dokumen kelengkapannya. Menurut ketentuan Pasal 6 UUHT No. 4 Tahun 1996 terdiri atas:
a. Salinan atau fotokopi Perjanjian Kredit.
b. Salinan atau fotokopi Sertifikat Hak Tanggungan.
Universitas Sumatera Utara
106
c. Salinan atau fotokopi Sertifikat Hak Atas Tanah yang dibebani Hak
Tanggungan. d.
Salinan atau fotokopi Perincian Utang atau jumlah kewajiban debitur yang harus dipenuhi.
e. Salinan atau fotokopi bukti bahwa debitur wanprestasi, berupa
peringatan-peringatan maupun pernyataan dari pihak kreditur, pihak kreditur melakukan peringatan sampai 3 tiga kali.
f. Surat pernyataan dari kreditur selaku pemohon lelang yang isinya
akan bertanggung jawab apabila terjadi gugatan. g.
Salinan atau fotokopi surat pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang kepada debitur oleh kreditur, yang diserahkan paling lama 1 satu
hari sebelum lelang dilaksanakan. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan berkas
permohonan lelang dan berkas tersebut telah dinyatakan lengkap dan benar secara formal, selanjutnya KPKNL akan menetapkan waktu pelaksanaan
lelang. Setelah KPKNL menetapkan hari dan tanggal pelaksanaan lelang maka pihak penjual mengumumkan pelaksanaan lelang, sebelum penjualan
lelang wajib harus didahului dengan pengumuman lelang. Pengumuman lelang dilaksanakan untuk pemberitahuan kepada masyarakat bahwa akan
adanya lelang dengan maksud untuk mengumpulkan peminat lelang dan untuk pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Barang tidak
bergerak diumumkan sekurang-kurangnya 7 tujuh hari sebelum pelaksanaan lelang.
Universitas Sumatera Utara
107
Pengumuman lelang dilakukan melalui media cetakelektronik, selebaran ditempat-tempat umum yang memuat identitas penjual, waktu dan
tempat pelaksanaan lelang, jenis dan jumlah barang yang dilelang, lokasi, luas tanah, jenis hak atas tanah,adatidaknya bangunan, khusus buat barang
tidak bergerak berupa tanah danbangunan, jangka waktu untuk melihat barang yang akan dilelang, uang jaminan penawaran lelang, dalam hal adanya
syarat uang jaminan penawaran lelang, jangka waktu pembayaran harga lelang dan harga limit sepanjang itu diatur dalam perundang-undangan dan
atas permintaan penjual barang. Lelang dapat tidak terlaksana jika syarat- syarat tidak lengkap.
89
2. Tahap pelaksanaan lelang
Tahap pelaksanaan lelang berhubungan dengan penentuan peserta lelang, penyerahan Nilai limit, pelaksanaan penawaran lelang, dan
penunjukkan pembelian. Pada tahap pelaksanaan lelang hal-hal yang dilakukan:
a. Para peminat menyetorkan uang jaminan
Uang jaminan disetor minimal 20 dari Nilai limit. b.
Pejabat lelang memeriksa keabsahan sebagai peserta lelang dengan bukti setoran uang jaminan.
c. Peserta lelang mengajukan penawaran lelang, yang dilakukan setelah
Pejabat membacakan Kepala Risalah Lelang.
89
Wawancara dengan Narasumber Bapak Arieffadillah., S.E, Kepala Seksi Pelayanan Lelang Medan, Dokumen Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang KPKNKL Medan,
[Pada tanggal 12 April 2016, Pukul: 08.00].
Universitas Sumatera Utara
108
d. Cara penawaran lelang dilakukan melalui 2 dua cara, yaitu:
1 Penawaran lisan, yaitu Pejabat menawarkan barang mulai dari
Nilai limit, penawaran dengan harga naik-naik dengan kelipatan kenaikkan ditentukan Pejabat lelang. Penawaran tertinggi yang
telah mencapai harga limit ditetapkan sebagai pembeli oleh Pejabat lelang.
2 Penawaran tertulis dilakukan dengan cara membagikan formulir
penawaran lelang yang disediakan oleh Kantor Lelang kemudian formulir dimasukkan ke dalam amplop tertutup. Penawaran
tertinggi yang sudah mencapai harga limit ditetapkan sebagai pemenang lelang jika harga limit tidak tercapai maka dilakukan
penawaran kembali secara lisan. Apabila dalam pelaksanaan lelang tersebut ternyata penawar tertinggi
belum mencapai Nilai limit maka lelang tersebut dinyatakan “ditahan”. Sedangkan apabila terdapat dua atau lebih penawar penawar tertinggi yang
sama dan telah mencapai harga limi, maka untuk menentukan pemenang lelang dilakukan penawaran kembali secara lisan untuk menaikkan
penawaran lisannya sehingga terdapat satu orang saja penawar tertinggi, penawar tertinggi tersebut ditunjuk sebagai pemenang lelangPembeli Lelang.
Apabila tidak terdapat peminat seorang pun atau tidak ada penawaran, maka lelang dinyatakan “tidak ada penawaran” barang tidak terjual. Semua
proses lelang sampai didapatkan pemenang lelang harus dicatat di dalam Risalah Lelang oleh Pejabat lelang dan ditandatangani oleh Pejabat lelang
Universitas Sumatera Utara
109
dalam hal barang dijual barang tidak bergerak maka pembeli turut menandatangani Risalah Lelang untuk barang tidak bergerak penjual tidak
perlu menandatangani Risalah Lelang.
3. Tahap Pasca Lelang
Pasca lelang menyangkut pembayaran harga lelang, penyetoran hasil lelang dan pembuatan Risalah Lelang. Hal-hal yang perlu dalam prosedur
lelang adalah sebagai berikut: a.
Pembayaran harga lelang, pembeli melunasi kewajibannya yang berupa pokok lelang ditambah bea lelang dan uang miskin. Menurut
ketentuan waktu pembayaran 3 × 24 jam setelah lelang. b.
Pembeli menerima dokumen kepemilikan barang yang telah dimenangkannya dari Kantor LelangPejabat Lelang.
c. Penyetoran hasil lelang dikurang bea lelang dari Kantor lelang
diserahkan kepada penjual lelang sedangkan Bea lelang, uang miskin dan pajak penghasilan disetor ke kas negara. Objek lelang yang
terkena BPHTB, pembeli menyetor BPHTB ke kas negara melalui Bank Persepsi.
d. Pejabat lelang membuat Risalah Lelang berupa minut, salinan, petikan
dan grosse Risalah Lelang. Pejabat lelang memberikan petikan lelang kepada Pembeli Lelang beserta kuitansi lelang terkhusus terhadap
lelang barang tidak bergerak diberikan kepada Pembeli Lelang setelah pembeli menunjukan bukti pembayaran BPHTB.
Universitas Sumatera Utara
110
Pihak yang berkepentingan mendapatkan risalah lelang antara lain: 1
Kantor Wilayah dan Kantor pusat DJPLN untuk kepentingan dinas. 2
Pembeli untuk bukti pembelian dan keperluan balik nama. 3
Penjual sebagai bukti dilaksanakan lelang. 4
Kantor pertanahan sebagai laporan terjadi peralihan hak atas tanah. 5
Pengembalian uang jaminan kepada peserta lelang yang tidak menang dilakukan 1 satu hari kerja sejak dilengkapinya
persyaratan permintaan pengembalian uang jaminan dari peserta lelang.
90
C. Perlindungan Hukum Hak Pembeli Lelang Eksekusi Hak Tanggungan yang Beriktikad Baik