25 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh laju pengeringan rata-
rata untuk masing-masing sampel dengan ketebalan 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm pada metode ISD adalah 0,018 kg H
2
Okg berat kering.jam, 0,017 kg H
2
Okg berat kering.jam, dan 0,016 kg H
2
Okg berat kering.jam sedangkan pada metode OSD untuk ukuran yang sama adalah 0,016 kg H
2
Okg berat kering.jam, 0,016 kg H
2
Okg berat kering.jam, dan 0,015 kg H
2
Okg berat kering.jam. Dalam proses pengeringan, semakin lama bahan dikeringkan, maka kadar air
dalam bahan akan semakin berkurang sampai suatu batas keseimbangan kebasahan bahan tersebut [26]. Pada penelitian ini laju pengeringan akhirnya
konstan pada kadar air 5,08, 5,33, dan 6,25 untuk masing-masing sampel dengan ketebalan 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm
metode ISD sedangkan untuk metode OSD pada ukuran yang sama adalah 5,28, 5,53, dan 6,74. Oleh sebab itu,
berdasarkan kadar air akhir dan laju pengeringan rata-rata yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil pengeringan terbaik adalah sampel dengan ketebalan 1
cm pada metode ISD. Hal ini disebabkan oleh jarak dan waktu yang dibutuhkan air dalam bahan ke permukaan lebih singkat dibanding ukuran yang lebih tebal
sehingga lebih mudah berdifusi. Selain itu, pada metode ISD suhu udara di dalam kabinet pengering lebih tinggi hingga mencapai 59
o
C yang menyebabkan tingginya laju penguapan pada bahan yang dikeringkan.
4.2 HUBUNGAN LAJU PENGERINGAN TERHADAP WAKTU DENGAN VARIASI KETEBALAN BAHAN
Laju pengeringan dipengaruhi oleh waktu pengeringan dimana semakin lama waktu pengeringan maka laju pengeringan semakin kecil. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan terhadap pengeringan kentang dengan metode Indirect Solar Drying ISD dan Open Sun Drying OSD diperoleh hubungan laju
pengeringan terhadap waktu pada berbagai ukuran bahan yang dapat dilihat pada gambar 4.4, 4.5, dan 4.6 berikut ini:
26 Gambar 4.4 Hubungan Laju Pengeringan terhadap Waktu Untuk Ketebalan Bahan
1 cm
Gambar 4.5 Hubungan Laju Pengeringan terhadap Waktu Untuk Ketebalan Bahan 1,5 cm
0.00 0.01
0.02 0.03
0.04 0.05
5 10
15 20
25
Laju P
e n
ge r
in gan
k g H
2
O jam
k g
Bah an
K e
r in
g
Waktu jam ke-
ISD OSD
0.00 0.01
0.02 0.03
0.04
5 10
15 20
25
Laju P
e n
ge r
in gan
k g H
2
O jam
k g
Bah an
K e
r in
g
Waktu jam ke-
ISD OSD
27 Gambar 4.6 Hubungan Laju Pengeringan terhadap Waktu Untuk Ketebalan Bahan
2 cm Berdasarkan gambar 4.4, 4.5, dan 4.6 dapat dilihat bahwa laju pengeringan
mengalami penurunan terhadap waktu. Laju pengeringan yang menurun menjelaskan bahwa air dalam bahan masih berpotensi untuk mengalami
penguapan selama periode akhir pengeringan. Hal tersebut terjadi sebab selama proses pengeringan, selain adanya air bebas yang cenderung lebih mudah
menguap selama periode awal pengeringan, ada pula air terikat yaitu air yang sulit untuk bergerak naik ke permukaan bahan selama pengeringan sehingga laju
penguapan air semakin lama semakin menurun [27]. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai laju pengeringan konstan untuk
masing-masing sampel dengan ketebalan 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm pada metode Open Sun Drying OSD adalah 22,67 jam ; 24 jam dan 24,67 jam dan pada
metode Indirect Solar Drying ISD adalah 21 jam ; 22 jam dan 23,67 jam. Waktu pengeringan yang cukup lama ini disebabkan oleh suhu dan RH selama
proses pengeringan mengalami fluktuasi sehingga laju pengeringannya rendah. Oleh karena itu, berdasarkan waktu pengeringan dan laju pengeringan
rata-rata yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil pengeringan terbaik adalah sampel dengan ketebalan 1 cm pada metode ISD. Hal ini disebabkan oleh
jarak dan waktu yang dibutuhkan air dalam bahan ke permukaan lebih singkat 0.00
0.01 0.02
0.03 0.04
5 10
15 20
25 30
Laju P
e n
ge r
in gan
k g H
2
O jam
k g
Bah an
K e
r in
g
Waktu jam ke-
ISD OSD
28 dibanding ukuran yang lebih tebal sehingga lebih mudah berdifusi. Selain itu,
pada metode ISD suhu udara di dalam kabinet pengering lebih tinggi hingga mencapai 59
o
C yang menyebabkan tingginya laju penguapan pada bahan yang dikeringkan.
4.3 HUBUNGAN MOISTURE RATIO TERHADAP WAKTU DENGAN VARIASI KETEBALAN BAHAN