Menurut Coller dan Gregory dalam Sembiring 2005 ada hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan jumlah
pengungkapan tanggung jawab sosial. Tekanan terhadap manajemen untuk mengungkapkan informasi sosial akan bertambah besar dengan
semakin banyaknya anggota dewan komisaris, akan semakin muda untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan
semakin efektif. Profitabilitas memberikan keyakinan kepada perusahaan untuk
melakukan pengungkapan sukarela tersebut. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan semakin memotivasi perusahaan untuk
mengungkapkan CSR untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari stakeholders. Sehingga, Heinze dalam Hackston dan Milne
1996 mengungkapkan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk
mengungkapkan Pertanggung jawaban sosial kepada pemegang saham. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan
memberikan keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan CSR. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah
akan sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan CSR, karena khawatir akan mengganggu operasional perusahaan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina 2008 :20 Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi
Universitas Sumatera Utara
merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang menjelaskan
atau memprediksi norma-norma. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan
dalam penelitian ini sebagai berikut: H1
: Kepemilikan institusional berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
H2 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh secara
parsial terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility. H3
: Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
H4 : Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris
Independen, dan Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan
tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada aspek keuntungan secara semata, yaitu nilai perusahaan corporate value yang
direflesikan dalam kondisi keuangannya saja. Namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perkembangan
corporate social responsibility CSR tidak terlepas dari konsep pembangunan berkelanjutan sustainability development. Konsep CSR
menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya pada pemiliknya atau pemegang saham saja, tetapi juga terhadap para
stakeholders yang terkait danatau terkena dampak dari keberadaan perusahaan.
Perusahaan yang menjalankan CSR akan memperlihatkan dampaknya terhadap kondisi sosial dan lingkungan untuk berupaya agar
dampaknya positif. Perkembangan CSR juga terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia,
mulai dari polusi udara, air, pengundulan hutan hingga perubahan iklim. Pengungkapan CSR merupakan salah satu media yang dipilih unutk
Universitas Sumatera Utara