Faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi status gizi anak Penilaian status gizi

2.2.4. Faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi status gizi anak

Faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi status gizi anak antara lain 37 : 1. Pendidikan Orangtua Pendidikan orang tua member pengaruh terhadap perilaku kepercayaan diri dari tanggung jawab dalam memilih makanan. Seseorang yang berpendidikan tinggi tidak memperhatikan pantangan atau makanan tabu terhadap konsumsi bahan makanan yang ada. Tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi penerimaan informasi, sehingga pengetahuan akan terbatas. Pada masyarakat dengan pengetahuan rendah akan lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan masyarakat, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan di bidang gizi. 2. Pendapatan Orangtua Tingkat pendapatan keluarga menentukan bahan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga tersebut. Semakin rendah pendapatan semakin besar persentase yang akan digunakan untuk membeli bahan makanan, dan semakin tinggi bahan makanan maka semakin kecil persentase yang digunakan untuk membeli bahan makanan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Keluarga yang tergolong mampu mempunyai persediaan pangan yang cukup bahkan berlebih sepanjang tahun, sedangkan pada keluarga yang kurang mampu pada masa-masa tertentu sering mengalami kurang pangan. 3. Pekerjaan Orangtua Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. 16 Universitas Sumatera Utara

2.2.5. Penilaian status gizi

Status gizi dapat ditentukan dengan cara penilaian secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung meliputi pemeriksaan klinik, antropometri, laboratorium, biokimia, biofisik. Sedangkan secara tidak langsung antara lain pemeriksaan konsumsi, statistic vital, faktor-faktor ekologi. 37 Antropometri sebagai salah satu cara menilai statusgizi mempunyai keunggulan dan keterbatasan. Keunggulan metode ini adalah prosedurnya sederhana, sedangkan kelemahan antropometri yaitu tidak sensitif pada saat pengukuran. 38 Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut umur BBU, Tinggi Badan menurut umur TBU, dan Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB.Penilaian antropometris yang penting dilakukan adalah penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan, lingkar lengan, dan lipatan kulit triseps. Pemeriksaan ini penting, terutama pada anak prasekolah yang berkelas ekonomi dan sosial rendah. Pengamatan anak usia sekolah dipusatkan terutama pada percepatan tumbuh. Uji pertumbuhan pada golongan usia ini setidaknya diselenggarakan setahun sekali, karena laju pertumbuhan pada fase ini termasuk relative lambat. Untuk menginterpretasikan hasil pengukuran diperlukan baku rujukan, adapun baku rujukan yang digunakan menurut Keputusan WHO 2005 dengan indeks Berat Badan menurut Umur BBU, indeks Tinggi Badan menurut Umur TBU, indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB, indeks massa tubuh menurut Umur IMTU. 38 Rumus perhitungan IMT BMI : Status gizi penduduk umur 6-18 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT yang dibedakan menurut umur dan jenis kelamin. Sebagai rujukan untuk menentukan kurus, apabila nilai IMT kurang dari 2 standar deviasi SD dari nilai rata rata, dan berat badan BB lebih jika nilai IMT lebih dari 2 SD nilai rerata standar WHO 2007 Tabel: 2.2. 17 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Standar Penilaian Status Gizi Lebih Menurut Nilai Rata-Rata IMT, Umur dan Jenis Kelamin, WHO 2007

2.3. Hubungan Infeksi STH terhadap Status Gizi