Capacity Requirement Planning CRP

manajemen dan sistem informasi yang ada. Secara skematis, langkah-langkah proses MRP adalah: 1. Netting Perhitungan Kebutuhan Bersih Adalah proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horizon perencanaan. Kebutuhan bersih dihitung sebagai nilai dari kebutuhan kotor GR minus jadwal penerimaan SR minus persediaan ditangan OH. Kebutuhan bersih dianggap nol bila NR lebih kecil atau sama dengan nol. 2. Lotting Penentuan Ukuran Lot Adalah proses penentuan besarnya kuantitas pesanan, yang dimaksudkan untuk memenuhi beberapa periode kebutuhan bersih sekaligus. 3. Offsetting Penentuan Waktu Pemesanan Adalah suatu proses penentuan saat atau periode dilakukan pemesanan sehingga kebutuhan bersih dapat dipenuhi. Offsetting bertujuan untuk menentukan kapan kuantitas pesanan yang dihasilkan proses lotting harus dilakukan. 4. Exploding Langkah ini merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat item pada level yang lebih rendah.

3.8. Capacity Requirement Planning CRP

Capacity Requirements Planning adalah perencanaan kebutuhan kapasitas jangka pendek dan merupakan proses penentuan jumlah tenaga kerja Universitas Sumatera Utara dan mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan produksi 25 . Perincian membandingkan kapasitas yang diperlukan MRP berdasarkan pemesanan sekarang untuk proses verifikasi yang mendasari pembuatan data penerimaan terhadap pengendali jadwal produksi MPS. Tujuan utama CRP adalah untuk menunjukkan perbandingan antara beban yang ditetapkan pada pusat-pusat kerja kapasitas selama periode waktu tertentu. Sama dengan Rough-Cut Capacity Planning, Capacity Requirements Planning menguji kewajaran material requirements schedule dengan membandingkan kebutuhan kapasitas untuk mengeksekusi Master Production Schedule dengan kapasitas stasiun kerja yang tersedia. Perencanaan kebutuhan kapasitas ini hanya difokuskan pada kapasitas stasiun kerja yang bersifat kritis yang disebut bottleneck work center capacity. Perencanaan kebutuhan kapasitas Capacity Requirements Planning menguji asumsi tersebut dan mengidentifikasi area terlebih dahulu. Terdapat dua keadaan kebutuhan kapsitas dalam Capacity Requirements Planning CRP yaitu : 1. Overload Perencanaan kebutuhan yang melebihi kapasitas sehingga perencana dapat mengambil tindakan yang tepat dengan membandingkan CRP dan beban load yang ditetapkan pada setiap pusat kerja work center melalui open and planned orders yang diciptakan oleh MRP, dengan kapasitas yang tersedia pada setiap pusat kerja dalam setiap periode waktu dari horizon perencanaan 25 Sukaria Sinulingga, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Yogyakarta: Graha Ilm, h. 163- 172 Universitas Sumatera Utara 2. Underload Perencanaan kebutuhan yang berada di bawah kapasitas sehingga perencana dapat mengambil tindakan yang tepat. dengan membandingkan beban load yang ditetapkan pada setiap pusat kerja work center melalui open and planned orders yang diciptakan oleh MRP, dengan kapasitas yang tersedia pada setiap pusat kerja dalam setiap periode waktu dari horizon perencanaan. Pengalaman lapangan dalam proses manufaktur memberikan pelajaran bahwa tidak semua stasiun kerja yang digunakan dalam proses manufaktur mengalami masalah, misalnya sering mengalami situasi overloaded sehingga memunculkan antrian yang panjang di belakang stasiun kerja itu. Kenyataan menunjukkan bahwa paling banyak hanya 1-3 stasiun kerja yang sering mengalami overloaded sedangkan sisanya bahkan underloaded. Oleh karena itu, hanya terhadap stasiun kerja kritis yang perlu dilakukan perencanaan kebutuhan kapasitas secara detail. Teknik kebutuhan kapaisitas jangka pendek dapat dibedakan atas beberapa cara yaitu: 1. Capacity Planning Factors Capacity Planning Factors adalah unit konversi yang digunakan untuk mengkonversikan rencana output stasiun kerja ke dalam jumlah unit kapasitas yang dibutuhkan untuk memproduksi jumlah output tersebut. 2. Bill of Capacity Bill of Capacity menyatakan besarnya kapasitas stasiun kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk. Universitas Sumatera Utara 3. Time Phased Bill of Capacity TPBoC Time Phased Bill of Capacity sering juga disebut product load profile menetapkan kebutuhan kapasitas berdasarkan backward scheduleing terhadap jadwal induk produksi dengan menggunakan waktu ancang-ancang standar. 4. Time Phased Capacity Requirement Time Phased Capacity Requirement menghitung kebutuhan kapasitas setiap stasiun kerja berdasarkan kapasitas setiap stasiun kerja berdasarkan proses backward scheduling hanya saja dalam pendekatan ini tidak digunakan bill of capacity. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Kawasan Industri Medan KIM-Mabar. Waktu penelitian adalah pada bulan Oktober 2015 sd selesai.

4.2 Jenis Penelitian

26 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian kasus. Penelitian kasus ialah suatu jenis penelitian tentang subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan personalitas.

4.3 Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah jumlah permintaan dan kapasitas tersedia pada tiap stasiun kerja work center dalam proses pembuatan pakan ternak.

4.4 Variabel penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 26 Sukaria Sinullingga. Metode Penelitian. Medan : USUpress, 2013 h. 34-35 Universitas Sumatera Utara