Latar Belakang Tingkat Pengetahuan tentang Penanganan Awal Kegawatdaruratan pada Perawat dan Bidan di RSUP Haji Adam Malik Medan

13 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejadian gawat darurat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang membutuhkan pertolongan segera karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera maka dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan kecacatan permanen Nasution, 2013. Menurut EMTALA The Emergency Medical Treatment and Labor Act, keadaan gawat darurat merupakan keadaan yang bermanifestasikan gejala-gejala akut akan adanya suatu keparahan pada tingkatan tertentu, dimana apabila pada keadaan tersebut tidak diberikan perhatian medis yang memadai, dapat membahayakan keselamatan individu bersangkutan, menyebabkan timbulnya gangguan serius fungsi tubuh, ataupun terjadinya disfungsi organ atau kecacatan. Tanda-tanda keadaan gawat darurat yang paling sering terjadi menurut American College of Emergency Physicians adalah perdarahan yang tidak berhenti trauma, kecelakaan, masalah pernapasan sulit napas, napas pendek, henti napas, henti jantung, perubahan status mental, nyeri dada, tersedak, batuk atau muntah darah, hilang kesadaran, cedera kepala dan lain-lain. Medline, 2013 Kejadian gawat darurat bisa terjadi kapan dan di mana saja, bahkan di tempat yang dianggap aman sekalipun. Hal ini menjadi alasan pentingnya setiap orang memiliki kemampuan memberikan pertolongan pertama pada saat menghadapi keadaan demikian. Menurut Skeet 1995 dalam Nasution 2013, pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seseorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Pertolongan ini menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia pada saat itu di tempat kejadian. Tujuan yang penting dari pertolongan pertama Universitas Sumatera Utara 14 adalah memberikan perawatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut sebagai persiapan terhadap penanganan lebih lanjut. Pengetahuan tentang bagaimana penanganan awal pada suatu kegawatdaruratan menjadi suatu hal yang perlu pada setiap orang di kalangan masyarakat dalam rangka menyelamatkan jiwa dan juga meningkatkan kualitas hidup. Dokter, perawat dan juga staf paramedis paling tidak harus memiliki pengetahuan yang adekuat tentang ini, mengingat seringnya mereka menghadapi keadaan gawat darurat. Pengetahuan yang baik akan hal tersebut tentunya akan sangat berguna pada saat praktik secara langsung Chandrasekaran, 2010. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai tingkat pengetahuan, sikap maupun tindakan tenaga kesehatan tentang penanganan awal kegawatdaruratan menunjukkan hasil yang beragam. Pengetahuan mengenai resusitasi jantung paru pada tenaga kesehatan yang dilakukan di suatu rumah sakit anak di Poznan, termasuk diantaranya adalah dokter umum dan perawat, dinilai cukup baik, namun terdapat kekurangan yaitu pengetahuan mereka tentang algoritma penanganan keadaan gawat darurat tidak adekuat Grzeskowiak, 2009. Pada penelitian lain yang dilakukan di suatu rumah sakit umum di Nepal, didapati bahwa rata-rata tingkat pengetahuan tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut tentang resusitasi jantung paru dan bantuan dasar hidup masih tergolong kurang adekuat. Roshana et al, 2012. Penelitian lain yang membandingkan tentang tingkat pengetahuan antara perawat dengan praktisi kiropraksi tentang bantuan dasar hidup, menunjukkan bahwa perawat masih lebih baik dan juga lebih terampil. Josipovic et al, 2010. Dari uraian hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat dilihat adanya variasi hasil penilaian tingkat pengetahuan antara berbagai tenaga kesehatan. Hal ini menimbulkan suatu ketertarikan bagi peneliti untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang penanganan awal kegawatdaruratan pada beberapa tenaga kesehatan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Tenaga kesehatan selain dokter yang termasuk sering terpapar dengan keadaan gawat darurat adalah perawat dan Universitas Sumatera Utara 15 bidan. Oleh karena itu, seorang perawat dan bidan sudah seyogyanya memiliki pengetahuan yang baik tentang penanganan awal kegawatdaruratan. Berdasarkan Standar Kompetensi Perawat Indonesia tahun 2013, seorang perawat harus mampu mengidentifikasi dan melaporkan situasi perubahan yang tidak diharapkan, meminta bantuan cepat dan tepat dalam situasi gawat daruratbencana, dan menerapkan keterampilan hidup dasar sampai bantuan tiba. Sama halnya dengan perawat, di dalam Standar Kompetensi Bidan Indonesia tahun 2011 disebutkan bahwa salah satu kompetensi yang harus dikuasai seorang bidan adalah dapat mengakses asuhan dan bantuan yang diperlukan dalam melakukan tindakan kegawatdaruratan. Dari uraian di atas, peneliti memutuskan ingin mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang penanganan awal kegawatdaruratan pada perawat dan bidan di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.2. Rumusan Masalah