3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan
Miles and Huberman. Miles and Hubermen dalam Iskandar, 2009 : 139 mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.
Adapun proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Reduksi data
Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang sesuai dengan objek kajian. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
Teori Semiotik Peirce mengenai Symbol untuk menemukan makna dari 15 simbol keberuntungan representamen yang diberikan berdasarkan
konvensi sosial. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data menggunakan Teori Fungsionalisme Malinowski dari segi kebutuhan
biologis, instrumental, dan juga integratif untuk menemukan fungsi dari 15 simbol kebruntungan bagi masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai.
2 Penyajian Data
Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini data
tentang makna dan fungsi 15 simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai akan disajikan dalam bentuk uraian yang
dilengkapi oleh gambar sebagai penjelas .
3 Penyimpulan
Penyimpulan dilakukan dengan menarik kesimpulan dari hasil akhir penelitian tentang makna dan fungsi dari 15 simbol kebruntungan bagi
masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Makna 15 Simbol Keberuntungan bagi Masyarakat Tionghoa Desa Lincun Binjai
Mengejar nasib baik sambil menghindari hal-hal buruk sudah menjadi sifat dasar manusia. Kebudayaan masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai dalam
mempercayai dan melibatkan benda-benda tertentu yang dipercaya sebagai simbol keberuntungan dalam kehidupan sehari-hari, juga merupakan salah satu bukti
nyata usaha mengejar nasib baik dan menghindari hal buruk dalam kehidupan.
Masyarakat desa Lincun Binjai sangat mudah menyebutkan jenis dan bentuk benda-benda yang sering dijadikan sebagai simbol keberuntungan bagi
masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai. Permasalahan yang ada pada saat ini, meskipun mereka mengetahui bentuk dan jenis benda-benda yang sering dijadikan
sebagai simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai, namun sebagian besar masyarakat tidak mengetahui makna apakah yang
terkandung dalam benda-benda tersebut, sehingga dijadikan sebagai simbol pembawa keberuntungan bagi kehidupan.
Pada umumnya, proses pemaknaan benda-benda yang dijadikan sebagai simbol keberuntungan dalam kehidupan masyarakat Tionghoa di desa Lincun
Binjai, tidak lepas dari sejarah pemikiran leluhur masyarakat Tionghoa yang biasa menghubungkan aktivitas alam, juga keadaan perilaku hewan atau
tumbuhan yang tidak biasa dengan bencana atau keberhasilan yang mengikutinya.