Tinjauan Pustaka KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1198. Pustaka adalah kitab-kitab; buku; buku primbon Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:912. Tinjauan Pustaka beararti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait review of related literature. Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali review pustaka laporan penelitian, dan sebagainya tentang masalah yang berkaitan, tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi, tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan collateral. Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini, baik mengenai simbol- simbol, makna dan fungsi, kepercayaan akan suatu benda yang dianggap membawa keberuntungan, dan hubungan manusia dengan hewan dan tumbuhan sudah banyak dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya adalah Hoed 2014 dalam bukunya yang berjudul Semiotik Dinamika Sosial Budaya menyatakan bahwa sistem simbolik didasari oleh sistem konvensi sosial. Jadi, dalam sistem simbolik, makna dari semua tanda didasari oleh konvensi sosial yang berarti harus dilihat dalam konteks kebudayaan suatu masyarakat atau subkultur suatu komunitas. Buku ini sangat membantu penulis untuk memahami makna simbol dalam kebudayaan. 陈 慎 Chén shèn 2003 dalam jurnal China National Knowledge Infrastructure CNKI yang berjudul 中 国 转 统 吉 祥 物 陈 纹 初 探 Zhōngguó zhu ǎn tǒng jíxiáng wù chén wén chūtàn, jurnal ini mengkaji sejarah pembetukan sebuah simbol keberuntungan pada masayarakat Tionghoa. Dengan menggunakan metode pembelajaran dasar sejarah, jurnal ini mengkaji lima fase pembentukan sebuah simbol keberuntungan pada masyarakat Tionghoa. Lima tahap pembentukan tersebut terdiri dari tahap embrio, tahap pembentukan, tahap pertumbuhan, tahap perkembangan, dan periode puncak. Jurnal ini memberikan kontribusi penting dalam penulisan penelitian ini, yakni berupa pemahaman sejarah awal mula terbentuknya simbol pembawa keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa. Jurnal ini terfokus membahas sejarah pembentukan hingga periode puncak keberadaan benda-benda yang dijadikan simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa, namun tidak membahas makna dan fungsi dari simbol pembawa keberuntungan itu sendiri. Kustedja 2013 dalam Jurnal Sosioteknologi Edisi 30 Tahun 12 yang berjudul Makna Ikon Naga, Long, 龙 , Elemen Utama Arsitektur Tradisional Tionghoa , sangat membantu penulis untuk memahami makna keberuntungan yang tersirat dalam simbol naga khususnya simbol naga dalam arsitektur bangunan Tionghoa. Penulis jurnal menyimpulkan bahwa naga sebagai ikon dan simbol terbukti dapat bertahan dari zaman purba hingga sekarang, gambaran ini tetap hidup dan terpakai dalam segala segi budaya Tionghoa. Daya tahan keberadaan yang demikian kuatnya karena didukung konsep naga yang selalu dapat memberikan keberuntungan dan kejayaan, harapan ini selalu dimiliki oleh setiap manusia selama ia hidup. Perbedaan penelitian dalam jurnal ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ialah, penelitian dalam jurnal ini hanya terfokus pada makna hewan naga sebagai simbol keberuntungan dalam arsitektur Tionghoa. Rusliana R.P 2010 dalam skripsinya yang berjudul Interpretasi Tanda Dalam Simbol Tato, dalam skripsinya penulis memaparkan bahwa Tato yang umum digunakan pemakai tato adalah tato berbentuk elang, salib, tengkorak, naga, dan bunga. Interpretasi makna dari simbol tato meliputi,makna sekuler, makna estetis, makna tato sebagai ekspresi diri, makna tato sebagai filosofis, dan makna tato sebagai makna konotasi. Tujuan utama peneliti skripsi ini mengkaji makna yang terkandung dalam sebuah simbol tato. Perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada objek kajiannya. Penelitian dan skripsi ini menggunakan teori semiotika. Penelitian ini memberikan kontribusi berupa pemahaman penggunaan teori semiotika. Skripsi ini juga sangat mebantu penulis dalam memaparkan makna simbol dalam kehidupan sehari-hari. Sembiring 2011 dalam skripsinya yang berjudul Makna dan Fungsi Alam Hewan dan Tumbuhan Dalam Kehidupan Etnis Tionghoa, penulis dalam skripsinya mengatakan bahwa etnis Tionghoa mempercayai banyak jenis tumbuhan yang memiliki nilai filosofi, makna dan fungsi, yang menurut kepercayaan mereka, dapat membawa keberuntungan atau hal baik. Etnis Tionghoa menjadikan tumbuhan sebagai simbol dalam kebudayaan mereka. Penulis dalam skripsi ini membahas enam jenis tumbuhan, yaitu bambu, pinus, bunga meihua, bunga lotus, angrek dan krisan. Penelitian dalam skripsi ini memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, hanya saja dalam penelitian yang akan dilakukan penulis, objek yang akan dikaji lebih luas bukan hanya terfokus pada makna yang terkandung dalam tumbuhan sebagai simbol keberuntungan, namun juga membahas hewan, dan benda-benda lainnya yang sering dijadikan simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa, khususnya masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai. Skripsi ini juga sangat membantu penulis untuk memahami makna dan fungsi dari beberapa jenis tumbuhan yang dianggap sebagai sebuah simbol keberuntungan.

2.3 Landasan Teori