Kata Kongkret Bahasa Figuratif Majas

24 memggambarkan kata dia masalah dan dosa yang merupakan benda abstrak seakan dapat pergi dan bergerak. 2 Citra talingan atau citra linungu sound image, auditory image atau citra pendengaran, yang terdapat dalam kalimat ﺡﻭﺭﻟﺎﻳﻛﺷﺗ wa tasykī ar-rūḥu ‘jiwamu mengadu’, menggambarkan jiwa yang merupakan benda abstrak bisa mengadu, bersuara dan berkata-kata. 3 Citra dinilat, yang terdapat pada kata ﺓﺭﺍﺭﻣ mur āratun ‘kepahitan’. Kata pahit yang berarti suatu rasa di lidah, digunakan penyair untuk menggambarkan kehidupan yang tidak mengenakkan atau tidak bahagia. 4 Citra netra atau citra dinulu shape image, yang terdapat dalam kalimat ﻙﻳﻟﻭﺣﺎﻣﻳﺍﺩﻫﺎﻘﻠﺗ talq āhu dāiman ḥ awlayka ‘kau akan menemukan-Nya selalu disekitarmu’ dan ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻟﺭﻭﻧ nawwirlī aṭ-ṭariqa ‘terangilah jalanku’. Kata menemukan dan terang digunakan penyair untuk mengkonkretkan atau memvisualisasikan kata -Nya Tuhan dan jalan yang seyogyanya tidak dapat dilihat dengan mata.

3.2.1.4 Kata Kongkret

Kata konkret adalah salah satu cara penyair menggambarkan sesuatu secara konkret. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkretkan, bagi penyair dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sulit ditafsirkan Waluyo, 2005: 9, dalam Tari 2011. Kata konkret sangat berkaitan dengan kiasan dan perlambangan artinya simbol dan kiasan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkonkretkan hal yang abstrak. Dengan kata lain, kiasan dan perlambangan dapat memberikan kesan yang lebih luas tentang suatu keadaan pendengar atau pembaca puisi. Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap oleh indera. Kata konkret ini berhubungan erat dengan imaji citra. Dengan kata konkret akan memungkinkan imaji muncul. Setelah peneliti membaca dengan seksama, dalam lirik lagu ﷲءﺎﺷﻧﺇ `in syā`a `allāhu hanya ditemukan satu kata konkret yang digunakan oleh penyair , Universitas Sumatera Utara 25 yaitu kata ﻕﻳﺭﻁﻟﺍ a ṭ-ṭar īqu ‘jalan’. Kata jalan yang secara harfiah berarti tempat untuk lalu lintas orang, namun dalam lirik lagu ini jalan yang dimaksud adalah solusi, jalan keluar, cara, kesempatan suatu arah kehidupan. Sedangkan kata-kata yang lainnya hanya beberapa kata-kata abstrak yang berusaha dikonkretkan penyair dengan memadukan kata-kata abstrak tersebut dengan kata lain yang menggambarkan citraan tertentu. Namun tidak ditemukan kata-kata konkret tertentu.

3.2.1.5 Bahasa Figuratif Majas

Bahasa kias mencakup semua jenis ungkapan yang berupa kata, frasa ataupun kalimat yang mempumyai makna lain dengan makna harfiahnya. Fungsi bahasa kias dalam puisi di samping untuk menggugah tanggapan pembaca, dapat juga mengetengahkan sesuatu yang berdimensi banyak dalam bentuk yang sesingkat-singkatnya Sayuti, 1985: 75. Perrine menerangkan bahwa bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksud penyair karena : a. Bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, b. Bahasa figuratif adalah cara untuk manghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, c. Bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, d. Bahasa figuratif adalah cara untuk mengonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat. Siswanto, 2008:120 Majas yang terdapat dalam sebuah puisi adalah : 1 Majas perbandingan : asosiasi, metafora, personifikasi, alegori, simbolik, metonimia, sinekdok dan simile. 2 Majas pertentangan : antitesis, paradoks, hiperbola dan litotes. 3 Majas sindiran : ironi, sinisme dan sarkasme. Universitas Sumatera Utara 26 4 Majas penegasan : pleonasme, repetisi, paralelisme, tautologi, klimaks dan antiklimaks. Dalam lirik lagu ﷲءﺎﺷﻧﺇ `in syā`a `allāhu peneliti menemukan beberapa majas yang digunakan oleh penyair, yaitu : 1. Majas personifikasi adalah majas yang mempersamakan benda dengan manusia, benda digambarkan seolah-olah dapat berbuat, bergerak, berpikir dan sebagainya selayaknya yang dilakukan manusia. Majas ini terdapat pada kalimat ﻝﻳﻘﺗﻛﻳﻠﻌﻠﻣﺣﻟﺎﻧﺎﻛ k āna al- ḥ imlu alayka taq īlun ‘ada beban yang bersemayam padamu’, ﺡﻭﺭﻟﺎﻳﻛﺷﺗﻭ wa tasykī ar-rūḥu ‘jiwamu mengadu’, ﺭﺳﻟﺎﺑﻧﻳﻣﻭ wa maynun bissirri ‘kebohongan yang tersembunyi’ dan ﺩﻳﻌﺑﺷﻣﻛﻧﻌﻫﺩ dahun ‘anka misy ba’īdun ‘biarkan dia pergi jauh. Kata beban, jiwa, kebohongan dan dia dalam kalimat tersebut adalah benda abstrak, namun digambarkan seolah-olah bisa melakukan perbuatan bersemayam, mengadu, tersembunyi dan pergi yang seyogyanya perbuatan tersebut hanya bisa dilakukan manusia. 2. Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataan yang sebenarnya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian. Majas ini terdapat pada kalimat ﻲﻠﺧﺗﻣﻭﻣﻬﻟﺍﻭ wa al-hum ūmu tukhallī ‘dan kecemasan melingkupi’ dan ﻝﻳﻭﻭﺓﺭﺍﺭﻣﻭﺔﺑﺭﻐﻳﻔﻛﻳﻣﺭﺗﻭ wa tarm īka fī gharbatin wa murāratin wa waylin ‘dan melemparkanmu dalam keterasingan, kepahitan dan kebinasaan. Kata melingkupi, melemparkan, keterasingan, kepahitan dan kebinasaan dinilai terkesan berlebihan. 3. Majas tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata atau kalimat dengan maksud menegaskan. Majas ini terdapat dalam kalimat ﷲءﺎﺷﻧﺈﻬﻠﻟﺍءﺎﺷﻧﺈﻬﻠﻟﺍءﺎﺷﻧﺇ `in sy āa` `allahu `in syāa` `allahu `in sy āa` `allahu ‘Jika Allah mengizinkan jika Allah mengizinkan jika Allah mengizinkan’ dan ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻟﺭﻭﻧ،ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻟﺭﻭﻧ،ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻟﺭﻭﻧ nawwirlī aṭ-ṭariqa nawwirlī aṭ-ṭariqa nawwirlī aṭ-ṭariqa ‘terangilah jalanku, terangilah jalanku, terangilah Universitas Sumatera Utara 27 jalanku’. Kalimat jika Allah mengizinkan diulang sebanyak tiga kali untuk dalam satu baris dengan maksud untuk menegaskan dan meyakinkan pembaca atau pendengar. 4. Majas asosiasi adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini terdapat pada kalimat ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻗﻼﺗﺎﻫ hatlāqī aṭ-ṭar īqa ‘kau akan menemukan jalan’, ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻧﻳﺩﻫﺍ ihdīnī aṭ-ṭarīqa ‘tunjukilah aku jalan’ dan ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻟﺭﻭﻧ nawwirlī aṭ-ṭariqa ‘terangilah jalanku’. Kata jalan dalam kalimat tersebut bukan menunjukkan arti jalan yang sebenarnya, tetapi maksudnya adalah solusi, jalan keluar, cara atau suatu arah hidup yang baik.

3.2.1.6 Verifikasi penataan bunyi