41 Secara fitrah, manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Manusia biasanya
sulit untuk menghindari kekhilafan dan perbuatan-perbuatan yang salah, baik kesalahan tersebut hanya sekedar perbuatan yang tidak bermanfaat atau kesalahan
yang berat sekalipun. Manusia dalam melakukan perbuatan yang dilarang atau perbuatan dosa tersebut ada yang dalam kondisi sadar dan disengaja maupun tidak
disengaja atau tahu dan tidak tahu. Jika perbuatan dosa tersebut sudah acapkali dilakukan dan merupakan dosa besar, maka ketika manusia menyadari
perbuatannya kadang muncul rasa takut bahwa jika ia ingin bertaubat, taubatnya itu tak akan diterima dan dosanya tak bisa diampuni. Hal itu dirasa wajar karena
manusia tersebut merasa ragu apakah perbuatan dosa yang telah dilakukan akan diampuni dan taubatnya akan diterima Allah.
Seiring kerisauan yang dirasakan manusia karena takut taubatnya tidak diterima, hati manusia semakin merasakan kegaduhan karena perbuatan dosa yang
disembunyikannya dari manusia lain, semakin lama akan terungkap jua. Perbuatan dosa yang tersembunyi ini akan menyebabkan penyesalan bagi manusia
itu sendiri.
Bait ke-5
Jika manusia mengalami masalah hidup yang cukup pelik namun tak kunjung terselesaikan atau telah melakukan perbuatan dosa namun takut
taubatnya tak diterima, maka saatnya manusia harus lebih mendekatkan dan memasrahkan dirinya kepada Allah serta memohon pertolongan dan
pengampunan dari-Nya. Ucapkanlah nama Allah setiap saat. Lupakan semua masalah dan perbuatan dosa sejenak dan biarkan berlalu. Jangan pernah merasa
cemas dan ragu dalam mendapatkan pertolongan dan pengampunan dari Allah. Manusia sepatutnya memohon agar dibukakan hati dan pikirannya untuk
memperoleh petunjuk dan jalan untuk bertaubat, diampuni segala dosa, ditunjukkan jalan keluar yang terbaik atas segala permasalahan dan keraguan serta
memohon agar selalu ditunjukkan ke jalan yang lurus dan diridhoi-Nya.
3.4 Analisis Nilai Religius Lirik Lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu
Universitas Sumatera Utara
42 Kata religius berasal dari kata “religi” yang berarti sikap hikmat dalam
pemujaan, sikap dalam hubungan dengan hal yang suci dan supranatural yang sendirinya menuntut hormat dan khidmat Shadaly, 1984: 2878, dalam Wilson,
2003: 52. Pengertian yang lebih singkat dikemukakan oleh Djosontosa 1986: 3
bahwa religius adalah keterikatan manusia terhadap Tuhan sebagai sumber ketentraman dan kebahagiaan. Keterikatan manusia secara sadar terhadap Tuhan
merupakan cerminan sikap manusia religius. “Manusia religius” dapat diartikan sebagai manusia yang berhati nurani serius, saleh dan teliti dalam pertimbangan
batin dan sebagainya Mangunwijaya, 1982: 149, dalam Wilson, 2003: 53. Selanjutnya Mangunwijaya 1982: 11 menyatakan bahwa awal mula
sastra adalah religius. Dari pernyataan tersebut, tergambar bahwa dalam proses penciptaan suatu karya sastra kemungkinan besar dilatar belakangi oleh
pengalaman batin atau pengalaman religius penyair. Untuk menganalisis nilai religius yang terkandung dalam lirik lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu peneliti menggunakan pembagian nilai religius yang dikemukakan oleh Soewondo 1994: 65, dalam Wilson 2003: 10 adalah :
1. Keimantauhidan manusia terhadap Tuhan.
2. Keteringatan manusia terhadap Tuhan.
3. Ketaatan manusian terhadap Tuhan.
4. Kepasrahan manusia terhadap Tuhan.
Indikasi penentuan nilai religius yang terdapat dalam lirik lagu
ﷲءﺎﺸﻧﺇ
`in syā`a `allāhu dapat dilihat dari makna setiap lirik dan bait yang telah dijabarkan
melalui analisis semiotik dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik. Dengan melihat makna yang terkandung dalam setiap lirik dan bait maka makna tersebut
kemudian dihubungkan dengan arti dan aplikasi masing-masing nilai religius.
3.4.1 Keimantauhidan Manusia terhadap Tuhan
Kata keimantauhidan merupakan istilah yang jarang digunakan dalam bahasa Indonesia. Istilah ini merupakan gabungan dari kata iman dan tauhid.
Universitas Sumatera Utara
43 Dalam Sugono 2008: 526 kata ‘iman’ berarti kepercayaan atau ketetapan hati
sedangkan kata ‘tauhid’ 2008: 1411 berarti meyakini keesaan Allah. Nilai keimantauhidan adalah nilai kepercayaan dan keyakinan manusia terhadap Allah
dengan penuh kesadaran melalui hati nurani rasa, ucapan cipta dan dan perbuatan karsa. Perwujudan keimantauhidan itu tercermin dalam sikap, tutur
kata dan tindakan yang dilandasi keseriusan hati nurani, kesalehan dan ketelitian dalam pertimbangan batin.
Dalam baris-baris dan bait-bait lirik lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu, nilai keimantauhidan manusia terhadap Tuhan tercermin dalam kalimat berikut.
1.
ﻙﻳﻟﻭﺣﺎﻣﻳﺍﺩﻫﺎﻘﻠﺗ
talq āhu dāiman
ḥ
awlaika ‘kau akan menemukan-Nya selalu disekitarmu’. Dari kalimat tersebut mengandung makna
kepercayaan bahwa Allah akan selalu ada di sekitar manusia dalam keadaan apa pun.
2.
ﻙﻳﺑﺳﺳﺎﺣﻛﻠﺑﻗ،ﷲﻭﻫ
huwa allāhu qabalaka ḥāsisun bīka ‘Dia lah Allah, menerimamu yang menaruh kasih padamu’. Dari kalimat tersebut
mengandung makna manusia harus meyakini bahwa Allah akan senantiasa menerima dan memberikan kasih sayang-Nya kepada manusia dalam
kondisi apa pun.
3.4.2 Keteringatan Manusia terhadap Tuhan
Kata keteringatan merupakan istilah yang tidak baku karena kata yang populer dan baku digunakan dalam bahasa Indonesia adalah kata ingat. Kata
‘ingat’ berarti berada alam pikiran, sadar, menaruh perhatian, memikirkan atau mempertimbangkan Sugono, 2008: 535. Jadi nilai keteringatan terhadap Tuhan
adalah kesadaran yang ada dalam pikiran dan hati akan keberadaan Allah. Dalam baris-baris dan bait-bait lirik lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu, nilai keteringatan manusia terhadap Tuhan tercermin dalam kalimat :
1.
ﻙﻳﺩﻳﺍﺩﻣ
mid aydd īka ‘ulurkan tanganmu’. Kalimat tersebut bermakna
berdoa, bahwa ketika manusia berdoa kepada Tuhannya untuk memohon
Universitas Sumatera Utara
44 sesuatu, berarti ia ingat untuk beribadah dan ingat bahwa hanya Tuhan lah
tempat bergantung dan tempat memohon pertolongan. 2.
ﺏﻭﺗﺗﺭﺩﻘﺗﺎﻣﺎﻧﺑﻭﻠﻘﺗﻓﺎﺧﻭ
wa khāfat qulūbunā mā taqdiru tutūbin ‘Hati kita takut kau tidak dapat bertaubat’. Ini berarti manusia yang berniat untuk
bertaubat dan memohon ampunan atas segala dosa meski masih ada keraguan. Niat untuk bertaubat menggambarkan keteringatan manusia
terhadap Tuhan dalam hidupnya walaupun selama hidupnya manusia hanya melakukan perbuatan-perbuatan dosa.
3.
ﷲﺎﻳﻟﻭﻗ
qawlun yā allaha ‘katakanlah , ya Allah’. Kalimat ini biasanya selalu diucapkan ketika berdoa. Maka kalimat ini mengindikasikan adanya
keteringatan manusia dalam setiap ucap dan perbuatannya.
3.4.3 Ketaatan Manusia terhadap Tuhan
Taat berarti senantiasa tunduk, patuh, tidak berlaku curang, setia, saleh dan kuat beribadah Sugono, 2008: 1370. Jadi nilai ketaatan itu merupakan kadar
kapatuhan, kesetiaan dan rutinitas manusia dalam melaksanakan ajaran-ajaran Allah.
Dalam baris-baris dan bait-bait lirik lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu, nilai ketaatan manusia terhadap Tuhan tercermin dalam kalimat :
1.
ﺏﻭﺗﺄﻧﺎﺷﻌﻳﺑﻠﻗﺎﻳﯩﻧﻳﺩﻫﺍ
ihdīnī yā qalbī ‘asyānun `atūbu ‘tunjukilah wahai hatiku untuk bertaubat’. Kalimat ini mencerminkan keinginan manusia
untuk bertaubat agar diampuni dosa-dosanya dan senantiasa patuh dan taat kepada Tuhan dalam kehidupan yang selanjutnya.
2.
ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻧﻳﺩﻫﺍﻭﻳﺑﻭﻧﺫﻳﻠﻳﺣﻣﺍ
`im ḥīlī Żunūbī wa ihdīnī aṭ-ṭarīqa‘Hapuskanlah
dosaku dan tunjukilah aku jalan’. Kalimat ini menggambarkan permohonan manusia untuk dihapuskan dosa dan ditunjuki jalan hidup
yang baik. Ini mengindikasikan adanya ketaatan manusia agar hidupnya selalu berada dalam jalan-Nya.
Universitas Sumatera Utara
45 3.
ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻟﺭﻭﻧ
nawwirlī aṭ-ṭariqa ‘terangilah jalanku’. Kalimat ini mencerminkan keinginan manusia agar kehidupannya selalu ada di jalan
Allah.
3.4.4 Kepasrahan Manusia terhadap Tuhan
Pasrah artinya menyerahkan sepenuhnya, menyerahkan segalanya karena kesadaran akan kelemahan sebagai manusia Sugono, 2008: 1028. Jadi nilai
kepasrahan adalah kerelaan dan menyerahkan segala urusan kepada Allah karena kesadaran akan kelemahan sebagai manusia.
Dalam baris-baris dan bait-bait lirik lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu, nilai kepasrahan manusia terhadap Tuhan tercermin dalam kalimat :
1.
ﷲءﺎﺷﻧﺇ ..
ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻗﻼﺗﺎﻫ
`in sy āa` `allahu ... hatlāqī aṭ-ṭar īqa ‘Jika Allah
mengizinkan Kau akan menemukan jalan’. Kalimat ini menggambarkan sikap pasrah manusia akan izin dan kehendak Allah untuk bisa
menemukan jalan yang terbaik dari segala masalahnya. 2.
ﺩﻳﻌﺑﺷﻣﻛﻧﻌﻫﺩ
dahun ‘anka misy ba’īdun‘Biarkan dia pergi jauh’. Kalimat ini menggambarkan kepasrahan manusia agar melupakan masalah dan
keraguan yang ada dalam dirinya guna mendapatkan petunjuk dari Allah. 3.
ﻕﻳﺿﺑﺭﻌﺷﺗﻻﻭﻣﻬﺷﻠﻳﺷﺗﺎﻣ
matsy īlisy hammun wa lā tasy’uru biḍīqin ‘Jangan
kau menjadi cemas dan jangan kau merasakan keraguan’
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis lirik lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu secara struktural semiotik diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Berdasarkan analisis struktur fisik lirik lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu ditemukan bahwa :
1. Tipografi perwajahan lirik lagu masih bersifat konvensional keteraturan
mengikuti lirik dan bait dan sederhana. 2.
Diksi pilihan kata lirik lagu mencerminkan kereligiusan yang digambarkan dengan kata-kata yang tegas, berani dan penuh keyakinan.
3. Imaji citra lirik lagu menggunakan citra gerak, citra pendengaran, citra rasa
dan citra penglihatan. 4.
Dalam lirik lagu terdapat satu kata konkret. 5.
Majas lirik lagu menggunakan majas personifikasi mempersamakan, hiperbola melebih-lebihkan, tautologi pengulangan dan asosiasi
membandingkan. 6.
Verifikasi penataan bunyi lirik lagu masih menggunakan rima yang konvensional.
Berdasarkan analisis struktur batin lirik lagu
ﷲءﺎﺷﻧﺇ
`in syā`a `allāhu ditemukan bahwa :
1. Tema lirik lagu mencerminkan tema ketuhanan atau kereligiusan.
2. Rasa lirik lagu menggambarkan perasaan penyair bersifat religius yang yakin
akan adanya pertolongan dan kasih sayang Allah. 3.
Nada lirik lagu menggambarkan sikap penyair yang menasehati namun tak terkesan menggurui.
Universitas Sumatera Utara