Diksi pilihan kata Analisis Struktural Lirik Lagu

21

3.2.1.2 Diksi pilihan kata

Diksi berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengetengahkan perasaan-perasaan yang bergejolak dalam dirinya Sayuti, 1985: 62. Kata-kata tidak hanya berperan sebagai alat yang menghubungkan pembaca dengan ide penyair, tetapi sekaligus sebagai pendukung imaji citra dan penghubung pembaca dengan intuisi penyair Damono 1976: 119, dalam Sayuti. Sedangkan menurut Siswanto 2008: 115 pemilihan kata dalam puisi berhubungan erat dengan makna, keselarasan bunyi dan urutan kata. Pemilihan kata juga berhubungan erat dengan latar belakang penyair. Semakin luas wawasan penyair, semakin kaya dan berbobot kata-kata yang digunakan. Kata dalam puisi tidak hanya sekadar kata-kata yang dihafalkan, tetapi sudah mengandung pandangan pengarang. Penyair yang religius akan menggunakan kosakata yang berbeda dengan pengarang yang sosialis. Kata dalam puisi juga bisa mengungkapkan perasaan penyair, seperti marah, riang, cemas, khawatir, tegang dan takut. Dalam lirik lagu ﷲءﺎﺷﻧﺇ `in syā`a `allāhu pilihan kata yang dipilih oleh penyair merupakan kata-kata yang mencerminkan kereligiusan. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan kata atau kalimat ﻩﺎﻘﻠﺗ talq āhu ‘menemukan-Nya’ yang dimaksud –Nya dalam kata itu adalah Tuhan, ﷲﻭﻫ huwa all āhu ‘Dia lah Allah’, ﷲءﺎﺷﻧﺇ `in sy āa` `allahu ‘jika Allah mengizinkan’, ﻲﺻﺎﻌﻣ ma’āșī ‘kedurhakaan’, ﺏﻭﻧﺫ Żunūbun ‘dosa’, ﺏﻭﺗﺗ tatūbu ‘bertaubat’, dan ﷲﺎﻳ yā allaha ‘ya Allah’. Dalam lirik lagu ini menggambarkan bahwa penyair merupakan sosok yang religius. Pemilihan kata-katanya pun tegas, berani dan penuh keyakinan. Hal ini tampak dalam kata atau kalimat ﻝﻣﺣﻟﺍal- ḥ imlu ‘beban’, ﻪﻳﺎﺗﻛﺩﺣﻭﻟ t āyahu liwa ḥ daka ‘membingungkan dirimu sendiri’, ﻲﻠﺧﺗﻣﻭﻣﻬﻟﺍ al-hum ūmu tukhallī ‘kecemasan melingkupi’, ﻙﻳﻣﺭﺗ tarm īka ‘melemparkanmu’, ﺔﺑﺭﻏ gharbatun ‘keterasingan’, ﺓﺭﺍﺭﻣ mur āratun ‘kepahitan’, ﻝﻳﻭ waylun ‘kebinasaan’, ﺎﻣﻳﺍﺩ d āiman ‘selalu’, ﻙﻠﺑﻗ qabalaka ‘menerimamu’, ﻕﻳﺭﻁﻟﺎﻳﻗﻼﺗﺎﻫ hatlāqī aṭ-ṭarīqa Universitas Sumatera Utara 22 ‘Kau akan menemukan jalan’, ﻥﻳﻣ maynun ‘kebohongan’, ﻩﺩ dahun ‘biarkan’, dan ﺎﻣ m ā ‘jangan’. Kata kata yang digunakan dalam baris-baris puisi tersebut masih relatif sederhana, mudah dikenali dan tidak terlalu sulit untuk dicerna. Penggunaan bahasa ‘ammiyah juga terdapat dalam lirik lagu ini yang digunakan oleh penyair untuk menyampaikan maksudnya kepada pembaca atau pendengar yaitu tampak pada kata ﻪﻳﺎﺗ t āyahu ‘membingungkan’, ﺩﻣ mid ‘ulurkan’, ﺱﺳﺎﺣ ḥ āsisun ‘yang menaruh kasih’, ﻲﻗﻼﺗﺎﻫ hatlāqī ‘kau akan menemukan’, ﻪﻳﻟ līhi ‘lalu’, ﺵﻣﻛﻧﻌﻫﺩ dahun ‘anka misy ‘biarkan dia pergi’, ﺵﻠﻳﺷﺗﺎﻣ matsy īlisy ‘jangan kau menjadi’, dan kata ﻥﺎﺷﻋ ‘asyānun ‘untuk’. Namun demikian beberapa kata atau gabungan kata dalam baris tertentu telah menimbulkan beberapa pengertian yang berbeda dari makna kata yang sebenarnya atau biasa disebut bahasa kias. Contohnya pada kalimat ﻝﻳﻘﺗﻛﻳﻠﻌﻠﻣﺣﻟﺎﻧﺎﻛ k āna al- ḥ imlu alayka taq īlun ‘ada beban yang bersemayam padamu’. Kata ‘beban’ dalam kalimat tersebut bukan beban berbentuk benda yang mempunyai berat, tetapi maksudnya adalah berupa masalah yang ada dalam hidup. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam bagian berikutnya.

3.2.1.3 Imaji citra