commit to user menjadi sekolah tinggi, tentu pengelola
skill  laboratory
menghadapi kendala yang  tidak  sedikit.  Berdasarkan  wawancara  awal  didapatkan  beberapa
kendala  dalam  mempersiapkan  kegiatan
skill  laboratory
,  melaksanakan maupun  mengevaluasi  kemampuan  mahasiswa.  Untuk  itu  pengelola
skill laboratory
harus berupaya seoptimal mungkin sehingga
skill laboratory
tetap dapat berjalan.
Saat  ini  belum  pernah  dilakukan  penelitian  tentang  pelaksanaan
skill laboratory
di  STIKES  AN-NUR  Purwodadi.  Berdasarkan  latar  belakang tersebut,  peneliti  tertarik  untuk  mengetahui  lebih  mendalam  tentang
pembelajaran
skill laboratory
di STIKES AN-NUR Purwodadi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana  perencanaan  yang  dilakukan  instruktur  ketika  akan
memberikan  pembelajaran
skill  laboratory
di  STIKES  AN-NUR Purwodadi ?
2. Bagaimana  instruktur  melaksanakan  pembelajaran
skill  laboratory
di STIKES AN-NUR Purwodadi ?
3. Bagaimana  instruktur  mengevaluasi  kemampuan  mahasiswa  setelah
pembelajaran
skill laboratory
di STIKES AN-NUR Purwodadi ? 4.
Bagaimana  dengan  kendala  yang  ditemukan    dalam  pembelajaran
skill laboratory
di  STIKES  AN-NUR  Purwodadi  dan  bagaimana  cara mengatasinya ?
commit to user
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk  menganalisis  implementasi  pembelajaran
skill  laboratory
di STIKES AN-NUR Purwodadi
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis  bagaimana  perencanaan  yang  dilakukan  instruktur
ketika  akan  memberikan  pembelajaran
skill  laboratory
di  STIKES AN-NUR Purwodadi
b. Menganalisis  bagaimana  instruktur  melaksanakan  pembelajaran
skill laboratory
di STIKES AN-NUR Purwodadi c.
Menganalisis  bagaimana  cara  instruktur  mengevaluasi  kemampuan mahasiswa setelah pembelajaran
skill laboratory
di STIKES AN-NUR Purwodadi
d. Menganalisis  kendala  kendala  yang  ditemukan    dalam  pembelajaran
skill laboratory
di STIKES AN-NUR Purwodadi dan bagaimana cara mengatasinya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara Teoritis
Hasil penelitian bermanfaat bagi mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri dalam mengikuti pembelajaran
skill laboratory
yang tepat
2. Manfaat secara Praktis
commit to user a.
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi institusi STIKES AN-NUR Purwodadi sebagai informasi yang berguna untuk
meningkatkan  kualitas  pendidikan  melalui  inovasi  metode pembelajaran  terutama  pembelajaran
skill  laboratory
sehingga  bisa menghasilkan perawat yang profesional
b. Hasil  penelitian  ini  juga  diharapkan  bermanfaat  bagi  institusi
pendidikan  tenaga  kesehatan  lainnya  yang  ingin  melaksanakan metode  pembelajaran
skill laboratory.
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A.
KAJIAN TEORI 1.
Pembelajaran a.
Pengertian Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan mahasiswa.
Dalam  pembelajaran  terdapat  kegiatan  memilih,  menetapkan, mengembangkan  metode  untuk  mencapai  hasil  yang  diinginkan.
Pemilihan,  penetapan  dan  pengembangan  metode  didasarkan  pada kondisi  pengajaran  yang  ada.  Itulah  sebabnya  dalam  belajar,
mahasiswa  tidak  hanya  berinteraksi  dengan  dosen  sebagai  salah  satu sumber  belajar,  tetapi  juga  berinteraksi  dengan  keseluruhan  sumber
belajar Uno, 2007. Menurut  Slameto  1995  belajar  adalah  suatu  proses  usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku  yang  baru  secara  keseluruhan,  sebagai  hasil  pengalamannya
sendiri  dalam  interaksi  dengan  lingkungannya.  Sedangkan  Cronbach dalam  Achmad  2007  mendefinisikan  belajar  sebagai  proses
pengubahan  tingkah  laku  yang  relative  permanen  sebagai  hasil  dari latihan atau pengalaman.
commit to user Achmad  2007  menyimpulkan  bahwa  belajar  merupakan
proses  siswa  membangun  gagasan  atau  pemahaman  sendiri  untuk berbuat,  berfikir,  berinteraksi  sendiri  secara  lancar  dan  termotivasi
tanpa  hambatan  dosen,  baik  melalui  pengalaman  mental,  pengalaman fisik maupun pengalaman sosial.
Menurut  Bloom  dalam  Asnaldi  2008  perubahan  sebagai hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif
dan
psikomotor.
Ciri-ciri belajar
menurut Miarso
2009 meliputi
bertambahnya jumlah
pengetahuan, mempunyai
kemampuan mengingat,
menerapkan pengetahuan,
menyimpulkan makna,
menafsirkan  dan  mengkaitkan  dengan  realitas  dan  berubah  menjadi pribadi  baru.  Belajar  bukan  sekedar  menerima  informasi  dari  orang
lain  tentang  apa  yang  ingin  diketahuinya.  Dalam  belajar  diperlukan motivasi  yang  tinggi,  semangat  untuk  belajar  secara  mandiri  dan
suasana yang mendukung Harsono, 2004.
b. Perencanaan Pembelajaran
Uno    2006  menjelaskan  bahwa  perencanaan  pembelajaran harus  dilakukan  agar  dapat  dihasilkan  pembelajaran  yang  lebih  baik.
Sebagai  sasaran  akhir  dari  perencanaan  pembelajaran  adalah mudahnya  mahasiswa  untuk  belajar.  Di  dalam  melakukan
perencanaan  pembelajaran  harus  melibatkan  semua  variabel
commit to user pembelajaran.  Inti  dari  desain  pembelajaran  yang  dibuat  adalah
penetapan  metode  pembelajaran  yang  optimal  untuk  mencapai  tujuan yang ditetapkan.
Ibrahim  dalam  Syaodih  2003  menjelaskan  bahwa  dalam menyusun  perencanaan    program  pengajaran  harus  memperhatikan
kurikulum  yang  didalamnya  terdapat  Garis-Garis  Besar  Program Pengajaran GBPP. Di samping itu juga perlu memperhatikan sarana
dan  prasarana  institusi,  kemampuan  dan  perkembangan  mahasiswa serta keadaan dosen.
c. Tujuan Pembelajaran
Tujuan  pembelajaran  adalah  suatu  pernyataan  yang  spesifik yang  dinyatakan  dalam  perilaku  atau  penampilan  yang  diwujudkan
dalam  bentuk  tulisan  untuk  menggambarkan  hasil  belajar  yang diharapkan Uno, 2007.
Ibrahim dan Syaodih 2003 menjelaskan tujuan pembelajaran sebagai  perilaku  hasil  belajar  yang  diharapkan  dapat  dimiliki
mahasiswa  setelah  menempuh  proses  belajar  mengajar.  Pada  waktu yang  lalu  tujuan  pembelajaran  diartikan  sebagai  suatu  proses  yang
dilakukan  oleh  dosen,  sedangkan  dewasa  ini  tujuan  pembelajaran lebih  diartikan  sebagai  suatu  produk  atau  hasil  yang  dicapai  oleh
mahasiswa.
commit to user Taksonomi tujuan pembelajaran kawasan psikomotor menurut
Uno  2006  dapat  dibuat  berjenjang  dari  yang  paling  sederhana  yaitu persepsi yang berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan
kegiatan,  seperti  mengenal  kerusakan  mesin  dari  suaranya  hingga tingkatan  yang  tinggi  yaitu
originasi
yang  berkaitan  dengan kemampuan  penciptaan  pola  gerakan  baru  untuk  disesuaikan  dengan
situasi  atau  masalah  tertentu.
Originasi
hanya  dapat  dilakukan  oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi.
d. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Slameto  1995  menyebutkan  secara  garis  besar  faktor  yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu
faktor  intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam  diri  individu  yang  sedang  belajar,  meliputi  jasmaniah,
psikologis dan kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
2. Evaluasi Pembelajaran
a. Pengertian
Evaluasi  pembelajaran  adalah  pengumpulan  kenyataan  secara sistimatis  untuk  menetapkan  apakah  dalam  kenyataan  terjadi
perubahan dalam diri mahasiswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi mahasiswa Daryanto, 2007
Purwanto  2008  mendefinisikan  evaluasi  pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
commit to user keputusan sampai sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
mahasiswa. Evaluasi proses belajar  mengajar dari sudut pandang  evaluasi
manajerial  merupakan  suatu  langkah  sangat  strategis  dalam  proses belajar  mengajar,  karena  evaluasi  merupakan  suatu  upaya  untuk
melakukan  perbaikan  mutu  pembelajaran.  Sedang  penilaian keberhasilan  belajar  adalah  suatu  usaha  untuk  mengetahui  seberapa
jauh  tujuan  pendidikan  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya  telah  dapat dicapai Taufiqurrahman, 2008.
Dalam  evaluasi  hasil  belajar,  sering  ditemukan  istilah mengukur  dan  menilai.  Uno  2006  membedakan  antara  mengukur
dan  menilai.  Mengukur  adalah  membandingkan  sesuatu  dengan  alat ukur  tertentu  dan  bersifat  kuantitatif.  Menilai  adalah  mengambil
keputusan  terhadap  sesuatu  dengan  ukuran  subyektif  dan  bersifat kualitatif.
b. Manfaat Evaluasi
Evaluasi  merupakan  salah  satu  kegiatan  utama  yang  harus dilakukan  oleh  seorang  dosen  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Dengan
penilaian,  dosen  akan  mengetahui  perkembangan  hasil  belajar,
commit to user intelegensi,  bakat  khusus,  minat,  hubungan  sosial,  sikap  dan
kepribadian peserta didik Kiranawati, 2008. Daryanto  2007  menjelaskan  manfaat  evaluasi  bagi
mahasiswa  maupun  dosen  sebagai  berikut  :  bagi  mahasiswa  jika hasilnya memuaskan akan memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih
giat  sehingga  mendapat  hasil  yang  lebih  memuaskan  lagi,  tetapi  jika hasilnya  tidak  memuaskan,  mahasiswa  akan  berusaha  agar  lain  kali
tidak terulang lagi. Namun ada juga beberapa mahasiswa  yang lemah kemauannya,  sehingga  menjadi  putus  asa.  Manfaat  evaluasi  bagi
dosen  dapat  mengetahui  mahasiswa  mana  yang  berhak  melanjutkan pelajarannya  karena  sudah  menguasai  bahan  dan  mahasiswa  mana
yang belum sehingga membutuhkan perhatian lebih. Dosen juga dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat sehingga untuk
memberikan  pengajaran  di  waktu  yang  akan  datang  tidak  perlu dilakukan  perubahan.  Bagi  institusi  dapat  mengetahui  kondisi  belajar
yang  diciptakan  oleh  institusi  sudah  sesuai  dengan  harapan  atau belum.  Hasil  belajar  merupakan  cerminan  kualitas  suatu    institusi.
Institusi juga mengetahui tepat tidaknya kurikulum untuk institusi itu. Institusi  juga  bisa  mengetahui  apakah  sudah  memenuhi  standar  akan
terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh mahasiswa. Kiranawati  2008  menjelaskan  bahwa  dalam  konteks
pelaksanaan  pendidikan  mahasiswa,  evaluasi  memiliki  beberapa tujuan, antara lain : a Untuk mengetahui kemajuan belajar mahasiswa
commit to user setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b  Untuk  mengetahui  efektivitas  metode  pembelajaran,  c  Untuk mengetahui  kedudukan  mahasiswa  dalam  kelompoknya,  d  Untuk
memperoleh  masukan  atau  umpan  balik  bagi  dosen  dan  mahasiswa dalam rangka perbaikan.
Menurut  Purwanto  2008  evaluasi  dapat  memberi  manfaat  : a  Bagi  Dosen  sebagai  dasar  untuk  memperbaiki  proses  mengajar.  b
Menentukan  hasil  belajar  mahasiswa,  c  Menempatkan  mahasiswa sesuai  dengan  tingkat  kemampuan  atau  karakteristik  lainnya  yang
dimiliki mahasiswa, d Mengenal latar belakang psikologis, fisik, dan lingkungan  mahasiswa,  terutama  yang  mengalami  kesulitan  belajar,
agar dapat dilakukan perbaikan dan pembimbingan.
3. Laboratorium Ketrampilan
skill laboratory
a. Pengertian
Menurut  Nursalam  dan  Efendi  2008  laboratorium  adalah tempat  dimana  peserta  didik  mempergunakan  pendekatan  pemecahan
masalah  untuk  mengembangkan  berbagai  teknik  dalam  mengontrol lingkungan belajar.
Nurini,  dkk  2002  menjelaskan  bahwa  laboratorium ketrampilan  medik
skill  laboratory
merupakan  suatu  fasilitas  tempat mahasiswa  dapat  berlatih  ketrampilan-ketrampilan  medik  yang
commit to user mereka  perlukan  dalam  situasi  latihan  di  laboratorium,  bukan  dalam
suasana kontak antara perawat-pasien di rumah sakit.
skill laboratory
merupakan suatu kegiatan di laboratorium di mana  mahasiswa  diajarkan  ketrampilan  klinik.    Kegiatan  di
skill laboratory
bertujuan menunjang pencapaian kompetensi klinis.
skill  laboratory
merupakan  wahana  bagi  mahasiswa  untuk belajar ketrampilan klinis yang mereka perlukan dengan setting seperti
antara  perawat-pasien  namun  dilakukan  dalam  suasana  latihan. Pembelajaran  di
skill  laboratory
bukan  dimaksudkan  untuk menggantikan praktik klinik, tetapi menyiapkan mahasiswa agar lebih
siap ketika melaksanakan asuhan keperawatan secara nyata di tatanan klinik. Mahmud, 2006
Dalam
skill  laboratory
mahasiswa  dilatih  berbagai  macam ketrampilan  keperawatan  yang  sesuai  dengan  situasi  dan  kondisi
pasien  yang  unik  sehingga  nantinya  mahasiswa  benar-benar  siap dalam menghadapi pasien.
Sarana  pendidikan  dalam
skill  laboratory
dapat  berupa:  alat- alat  kedokteran,  setting,  alat  bantu
audio  visual
,  model
manikin
, pasien  simulasi,  puskesmas,  rumah  sakit  dan  masyarakat.  Nurini,
dkk, 2002 b.
Pembelajaran
skils laboratory
Lulusan  pendidikan  tinggi  kesehatan  dituntut  memiliki  sikap dan  kemampuan  professional  yang  diperoleh  sebagai  hasil  dari
commit to user penerapan kurikulum pendidikan melalui berbagai bentuk pengalaman
belajar,  diantaranya  adalah  Pengalaman  Belajar  Praktik  PBP.  PBP merupakan  proses  pembelajaran  di  laboratorium  dalam  rangka
memperkuat  teori-teoripengetahuan  yang  didapat  dari  pengalaman belajar
lain. Strategi
pembelajaran praktikum
merupakan pengintegrasian antara teoripengetahuan dasar professional, sehingga
dalam  pelaksanaannya  dikelola  secara  terintegrasi  Nursalam  dan Efendi, 2008.
Pembelajaran praktik sebagai salah satu strategi pembelajaran perlu  mendapat  perhatian  yang  serius  karena  dapat  membelajarkan
aspek
kognitif,  afektif
dan
psikomotor
secara  bersama  Zainuddin, 2001.
Sumintono  2008  menyebutkan  hasil  yang  dapat  diperoleh dari  kegiatan  praktik  laboratorium  yaitu  :  mengajarkan  ketrampilan
manual dan
observasi yang
berhubungan dengan
subyek, meningkatkan
pemahaman metode
penelaahan ilmiah,
mengembangkan  ketrampilan  dalam  pemecahan  masalah  dan mengembangkan tingkah laku professional.
Gagne dalam Nursalam dan Efendi 2008 menyatakan bahwa kondisi  untuk  mempelajari  ketrampilan  memerlukan  petunjuk  dari
pengajar agar peserta didik tahu apa yang harus mereka lakukan, tahu bagaimana melakukan tindakan dan latihan ketrampilan.
commit to user Slamento 1995 mengatakan pembimbing diharapkan mampu
: mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok,  memberikan  penerangan  kepada  peserta  didik  mengenai
hal-hal  yang  diperlukan  dalam  proses  belajar  mengajar,  memberikan kesempatan  yang  memadai  agar  setiap  peserta  didik  dapat  belajar
sesuai dengan kemampuan pribadinya, membantu setiap peserta didik dalam  masalah-masalah  pribadi,  menilai  keberhasilan  setiap  langkah
kegiatan yang telah dilakukan. Dalam  kaitannya  dengan  tujuan  belajar,  menurut  Balendong
1999 terdapat beberapa tingkatan kinerja suatu pelatihan ketrampilan yaitu yang pertama tingkat awal
skill acquisision
, merupakan tingkat pertama  dalam  mempelajari  ketrampilan  klinik  baru.  Bantuan  dan
pengawasan diperlukan untuk memperoleh kinerja yang benar. Kedua tingkat  mampu
skill  competency
,  merupakan  tingkat  menengah dalam  mempelajari  ketrampilan  klinik  baru.    Mahasiswa  sudah  dapat
melakukan langkah-langkah dan urutannya dengan memuaskan, tetapi belum  efisien.  Ketiga  adalah  tingkat  mahir
skill  profiency
, merupakan  tingkat  akhir  dalam  mempelajari  ketrampilan  klinik  baru.
Mahasiswa  sudah  dapat  melakukan  langkah-langkah  dan  urutannya dengan memuaskan dan efisien.
Tujuan pembelajaran
skill laboratory
adalah untuk
menyamakan  pebelajaran  dan  evaluasi  ketrampilan  klinik  dengan menggunakan  alat  penilaian  yang  sama  bagi  semua  mahasiswa,
commit to user meningkatkan  sikap  mahasiswa  dalam  memberi  pelayanan  pada
pasien Mahmoud, 2006.
c. Proses Bimbingan
Proses  bimbingan  ketrampilan  menurut  Balendong  1999 dilakukan  dalam  beberapa  tahapan,  yaitu  tahap  pertama  dengan  cara
mendemonstrasikan ketrampilan
klinik meliputi
menjelaskan ketrampilan  yang  akan  dipelajari,  menggunakan
video
atau
slide
, menunjukkan  ketrampilan  yang  akan  dipelajari,  memperagakan
ketrampilan  pada
model  anatomic
simulasi.  Tahap  kedua  praktik oleh  mahasiswa  di  bawahpengawasan  dosen  pada  model  pasien.
Dilakukan  dengan  cara  mahasiswa  mempraktikan  ketrampilan  pada modelsimulasi
role play
. Dosen sebagai pembimbing meninjau ulang praktik,    Mahasiswa  diberikan  umpan  balik  yang  konstruktif.  Tahap
ketiga evaluasi kompetensiketrampilan mahasiswa oleh dosen. Tahap ini dilakukan dengan cara menilai setiap ketrampilan mahasiswa pada
model  menggunakan
check  list
yang  telah  dibuat  dan  praktik  pada pasien  di  bawah  pengawasan  pembimbing,  setelah  kompeten  pada
model. Disamping  belajar  secara  terbimbing,  mahasiswa  juga  harus
belajar  aktif  secara  mandiri.  Hal  ini  sesuai  dengan  ciri  pembelajaran pada  orang  dewasa.  Belajar  aktif  secara  mandiri  akan  menimbulkan
kegembiraan  pada  mahasiswa,  membentuk  suasana  belajar  tanpa
commit to user stress  atau  tertekan,  dan  memungkinkan  tercapainya  tujuan  belajar
yang telah ditetapkan Mudjiman, 2007. Proses pembelajaran praktikum menurut Nursalam dan Efendi
2008 dilakukan melalui tiga tahapan yaitu : 1. Persiapan rancangan pembelajaran  meliputi  :perencanaan  pembelajaran  yang  dapat
memenuhi  kebutuhan  peserta  didik,  sumber  yang  sesuai  dengan jumlah peserta, mencoba peralatan, merancang
lay out
, merencanakan ruang  praktikum,  membuat  makalah,  pengaturan  tempat  duduk.  2.
Penerapan  berbagai  metode  pembelajaran  laboratorium  meliputi  : demonstrasi,  simulasi,  eksperimen.  3.  Evaluasi  pencapaian  tujuan
pembelajaran praktikum dan kemampuan peserta didik. Dalam  pembelajaran
skill  laboratory
diperlukan  instruktur. Instruktur  merupakan  tenaga  mahir  pada  bidang  ketrampilan
keperawatan  tertentu  yang  melatih  ketrampilan  keperawatan  kepada mahasiswa Nurini, dkk, 2002.
Instruktur pembelajaran
praktik mempunyai
beberapa tanggungjawab.  Menurut  Freiberg  dan  Driscoll  1996  pada  tahap
perencanaan,  instruktur  berperan  sebagai
manager
.  Peran  ini dilakukan  dalam  hal  membuat  rancangan  kegiatan  pembelajaran.
Zainuddin 2001
menambahkan bahwa
dalam rancangan
pembelajaran  tersebut  tujuan  instruksionalnya  harus  jelas,  isi  dan urutan  kegiatan  terarah,  relevan  dengan  tuntutan  tugas  profesi,  dan
dirancang  agar  mahasiswa  tidak  mudah  bosan.  Pada  tahap
commit to user pelaksanaan  pembelajaran,  instruktur  berperan  sebagai
fasilitator
dan
motivator. Fasilitator
yaitu  menjadikan  pelajaran  lebih  mudah, memberi  penjelasan  tentang  strategi,  aturan,  prosedur,  mekanik  dan
peran.  Peran  sebagai
motivator
diperlukan  karena  mahasiswa  kadang mengalami ketakutan ketika melakukan simulasi. Pada tahap evaluasi,
peran  sebagai
evaluator
dilakukan  untuk  menilai  keberhasilan pembelajaran.
Proses  pembelajaran
skill  laboratory
menurut  Nurini,  dkk 2002  bisa  dilakukan  dengan  cara  ;  1  Mahasiswa  sebelum  praktik
mempelajari  teori  yang  berkaitan  dengan  ketrampilan  yang  akan dipelajari  dan  melihat  demonstrasi  yang  diperagakan  oleh  instruktur
atau  melihat
audio  visual.
2  Mahasiswa  berlatih  dengan  temannya mengenai prosedur  yang sederhana dan tidak menimbulkan resiko. 3
Beberapa  ketrampilan  dilakukan  pada
manekin
misalnya  pemasangan kateter,  pemasangan  NGT,  dan  lain-lain.  4  Pada  tingkat  yang  lebih
lanjut  dapat  dilakukan  pada  pasien  simulasi  yang  telah  didik sebelumnya. 5 Apabila memungkinkan mahasiswa dapat dihadapkan
pada pasien dengan keadaan yang tidak beresiko.
d.
Evaluasi
Skill Laboratory
Penilaian  aspek  ketrampilan  lebih  rumit  dan  subyektif  bila dibandingkan  dengan  penilaian  dalam  aspek  kognitif.  Hal  ini
dikarenakan  penilaian  ketrampilan  memerlukan  teknik  pengamatan
commit to user dengan  keterandalan  yang  tinggi  terhadap  dimensi  yang  akan  diukur.
Bila tidak demikian maka unsur subyektivitas menjadi sangat dominan Taufiqurrahman, 2008.
Arikunto  1995  menjelaskan  bahwa  pengukuran  ranah psikomotor  dilakukan  terhadap  hasil-hasil  belajar    yang  berupa
penampilan.  Namun  demikian  pengukuran  ranah  ini  disatukan  atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.  Instrumen  yang
digunakan  untuk  mengukur  ketrampilan  biasanya  berupa  matrik. Bagian matrik yang ke bawah menyatakan perperincian aspek  bagian
ketrampilan yang akan di ukur, ke kanan menunjukkan besarnya skor yang dapat dicapai.
Yanti  dan  Pertiwi  2008  menyatakan  bahwa  untuk  menilai kompetensi  klinik  mahasiswa  kesehatan,  metode  OSCA  atau  OSCE
Objective  Structure  Clinical  Examination
saat  ini  merupakan  suatu pilihan terbaik. Dikatakan
objektive
karena menggunakan tes objektif dengan  seting  nyata  yang  dihadapi  dalam  praktik  klinik.
Structure
berarti  menggunakan  struktur  tertentu  secara  konsisten  dalam menyusun tes OSCE. Sedang
Clinical  Examination
berarti  yang dites adalah  ketrampilan  yang  terkait  dengan  manajemen  pasien  klinik.
Keunggulan metode OSCE adalah lebih
valid, reliable
dan objektif di banding  uji  lisan,  bisa  melakukan  evaluasi  dengan  jumlah  peserta
yang  lebih  banyak  dalam  waktu  yang  lebih  pendek  serta  serentak,
commit to user menguji  ketrampilan  yang  lebih  luas  dan  semua  peserta  diuji  dengan
instrument yang sama. Evaluasi  hasil  belajar  dalam  pembelajaran  ketrampilan  lazimya
melalui  observasi  langsung  dengan  menggunakan  daftar  cek
check list
,  skala  nilai
rating  scale
.  Teknik  observasi  langsung  memiliki keuntungan  dapat  memberikan  umpan  balik  kepada  mahasiswa  dan
pengajar. Namun teknik ini juga memiliki kelemahan diantaranya : a pengamatan  sesaat  tidak  akan  mencerminkan  perilaku  keseluruhan
mahasiswa.  b  Subyektivitas  pengamat  berpengaruh  terhadap  hasil penilaian.  Penilaian  langsung  akan  lebih  baik  bila  dilengkapi  dengan
observasi tak
langsung melalui
uji lisan
atau kuesioner
Taufiqurrahman, 2008. Purwanto  2008  juga  menjelaskan  bahwa  observasi  merupakan
metode  untuk  menganalisis  dan  mengadakan  pencatatan  secara sistematis  mengenai  tingkah  laku  dengan  melihat  atau  mengamati
individukelompok  secara  langsung.  Cara  tersebut  dilakukan  dengan pengamatan  tentang  apa  yang  benar-benar  dilakukan  individu  dan
membuat pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai apa yang di amati.
Yanti  dan  Pertiwi    2008  menjelaskan  bahwa  pelaksanaan penilaian  ujian  OSCE  meliputi  pengetahuan,  ketrampilan  dan  sikap
yang  dituangkan  dalam
stasion-stasion
.  Kelulusan  OSCE  didasarkan
commit to user pada  kelulusan  tiap
stasion.
Mahasiswa  yang  tidak  lulus  diberi kesempatan mengikuti ujian ulang pada
stasion
yang tidak lulus. Evaluasi  pembelajaran
skill  laboratory
dilakukan  untuk  menguji berbagai  ketrampilan  yang  telah  diajarkan  dan  mengetahui  latar
belakang  pengetahuan  yang  mendasari  ketrampilan  tersebut. Mahasiswa  yang  tidak  lulus  ujian
skill laboratory
,  tidak diperkenankan melaksanakan pembelajaran praktik klinik Mahmoud,
2009.
B. PENELITIAN YANG TERKAIT
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Yuningsih 2008 dengan judul  Analisis  pembelajaran  Laboratorium  Keperawatan  di  AKPER  PKU
Muhammadyah  Surakarta.  Perbedaan  dengan  penelitian  ini  terletak  pada lokasi penelitian beserta karakteristik peserta didik, metode pembelajaran,
kurikulum  dan  kompetensi,  instruktur,  sarana  dan  prasarana.  Penelitian lainnya  pernah  dilakukan  oleh  Erindra  Budi  C  2009  dengan  judul
Implementasi  Pembelajaran
skill  lab
di  Fakultas  Kedokteran  UNS. Perbedaan  dengan  penelitian  ini  terletak  pada  pendidikan  di  Fakultas
Kedokteran  UNS  bersifat  akademik  dan  profesi,  sedangkan  penelitian  ini pendidikan diploma bersifat vokasional.
commit to user C.
KERANGKA BERFIKIR
Keterangan : diteliti
INPUT §
Mahasiswa §
Instruktur §
Sarana dan Prasarana
§ Kurikulum
dan Materi
PROSES
OUTPUT Skills Lab :
§ Perencanaan
§ Pelaksanaan
§ Evaluasi
Diskusi tutorial Kuliah
§ Kuliah
pengantar §
Kuliah Penunjang
§ Kuliah blok
Hasil Belajar
commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Bentuk    penelitian  ini  adalah  deskriptif  kualitatif  dengan  desain  studi kasus  terpancang  tunggal.  Pemilihan  metode  kualitatif  dalam  penelitian  ini
dimaksudkan  untuk  lebih  menggali  data  dan  informasi  mengenai  proses pembelajaran
skill  laboratory
di  STIKES  AN-NUR  Purwodadi,  sehingga diperoleh data yang lebih mendalam.
Dalam  penelitian  ini  permasalah  dan  fokus  penelitian  akan  ditentukan sebelumnya.  Peneliti  akan  mengambil  satu  topik  ketrampilan  agar  jawaban
informan lebih terfokus. Ketrampilan yang dipilih adalah perawatan luka.
B. Lokasi dan Pelaksanaan Penelitian
commit to user Penelitian ini  dilaksanakan di STIKES AN-NUR Purwodadi khususnya
Prodi  D-III  Keperawatan,  dengan  mengambil  waktu  penelitian  antara  bulan Agustus 2010
sampai Januari 2011.
C. Sumber Data
1. Informan
Pemilihan  informan  untuk  wawancara  mendalam  akan  digunakan  teknik sampling  dengan  kriteria  tertentu
purposive  sampling
.  Informan  terdiri dari  enam  orang  mahasiswa  yang  telah  melaksanakan  pembelajaran
ketrampilan  perawatan  luka,    satu  orang  pengelola
skill  laboratory
dan dua  orang  instruktur  perawatan  luka,  dimana  salah  satunya  adalah
koordinator  instruktur  sehingga  akan  mengetahui  pembelajaran
skill laboratory
mulai dari awal hingga akhir. 2.
Tempat dan peristiwa Penelitian ini  dilaksanakan di Prodi D-III Keperawatan STIKES AN-NUR
Purwodadi. 3.
Dokumen Data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Data primer yaitu data yang berasal dari informan dan hasil observasi
peneliti b.
Data  sekunder  yaitu  data  yang  berasal  dari  arsip  dan  dokumen mengenai  pembelajaran
skill  laboratory
di  Prodi  D-III  Keperawatan Semester III  STIKES AN-NUR Purwodadi.
commit to user
D. Teknik dan Pengumpulan Data