IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NUR PURWODADI

(1)

commit to user

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING

PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

AN NUR PURWODADI

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh : FATCHULLOH NIM. S540809308

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

TESIS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN

DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN-NUR PURWODADI

Oleh : FATCHULLOH NIM. S.540809308

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diseminarkan dihadapan dewan Penguji Tesis

Pembimbing I

Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1 001

Pembimbing II

Jarot Subandono, dr.,M.Kes NIP.19680704 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK NIP : 19480313 197610 1001


(3)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN

DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN-NUR PURWODADI

Di susun oleh : FATCHULLOH NIM. S540809308

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis Pada tanggal : 14 Januari 2011

Jabatan Nama Penguji Tanda tangan

Ketua : Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK

NIP : 19480313 197610 1001 ……….

Sekretaris : Hj. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd

NIP. 196611081990032001 ………

Anggota I : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 194307121973011001

……….

Anggota II : Jarot Subandono, dr., M.Kes NIP. 196807041999031002

………..

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Kesehatan Magíster Kedokteran Keluarga


(4)

commit to user

Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK


(5)

commit to user PERNYATAAN

Nama : Fatchulloh

Nim : S540809308

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Implementasi Pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dengan model pembelajaran problem

based learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan ( STIKES ) Annur Purwodadi betul- betul karya sendiri. Hal- hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut di beri tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi dari program pasca terhadap tesis saya tersebut.

Surakarta, januari 2011 Yang membuat pernyataan


(6)

commit to user MOTTO :

Karakter dihasilkan dari 2 hal yaitu ; Sikap mental dan Cara kita menghabiskan waktu ( Elbert green )

PERSEMBAHAN :

Bapakku Chumaedi ( Almarhum ) & Ibu ….

Atas segala do’a restu, pengorbanan, dukungan, nasehat, semangat dan kasih sayang yang selalu diberikan untuk keberhasilanku.

Istriku & 3 anakku ( Villa, Nesha & Zaki )…………

Atas segala do’a, dorongan, Senyuman maniz kalian ketika penat menyelimutiku, nasehat dan kasih sayang yang selalu tercurah untukku ( ayah).

My buddy, anita, meity, musyaf, eli is, Fitri…………

Atas segala suka & duka serta perjuangan yang telah kita lalui bersama selama 3 semester berjalan, banyak pelajaran yang kuambil dari kalian, terima kasih sahabat-sahabat tuaku..

Insya Alloh aku akan selalu mengenangmu.

Sahabat- sahabat angkatan 2009 ( paralel 6 : Jogja-Solo-Boyolali, Purwodadi ) Atas segala yang kita lalui bersama satu atap, satu lantai, satu nasib, maafkan aku dan tetap terkenang walau hanya 3 semester.


(7)

commit to user ABSTRAK

Fatchulloh, NIM S540809308, 2010, Implementasi Pembelajaran Kurikulum

Berbasis Kompetensi dengan pendekatan metode pembelajaran problem based learning

pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi, Komisi pembimbing 1 : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, 2. dr. Jarot Subandono, M.Kes, Tesis : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama pendidikan profesi Kesehatan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah (1 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi model pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi, ( a ) Untuk mendeskripsikan bagaimana Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran ( b ) Untuk mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( c ) Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen atau Tim Dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( 2 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan remedial pada blok sistem

pencernaan dalam Problem Based Learning, ( 3 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana

hasil yang dicapai pada pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam model

Problem Based Learning , ( 4 ) Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan

pelaksanaan dalam Problem Based Learning.

Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi- Grobogan. Penelitian dilakukan selama 6,5 bulan dimulai pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan desember 2010. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus terpancang tunggal, teknik pengumpulan data triangulasi ( wawancara, observasi dan dokumentasi ). Penelitian ini merupakan penelitian dengan memfokuskan metode pembelajaran problem based learning seven jumps step.

Hasil penelitian ini adalah Dosen pada mata ajar blok sistem pencernaan telah membuat RPP Pembelajaran tutorial atau Problem Based Learning sebelum tutorial dilaksanakan, RPP dibuat dengan menetapkan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa terhadap mata ajar blok sistem pencernaan, Dosen memakai metode PBL karena memberikan pemahaman yang lebih terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa, pada evaluasi dan alat penilaian yang digunakan adalah form penilaian tutorial, penialaian sikap, uji OSCA dan ujian yang diselenggrakan akhir blok secara formatif dan sumatif, pembelajaran remedial dilakukan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh tim sistem pencernaan, dilakukan dengan pemberian kuliah dan penugasan secara terstruktur.

Simpulan ; pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan metode PBL pada blok sistem pencernaan STIKES Annur Purwodadi terencana,


(8)

commit to user

terlaksana dan evaluasi dilaksanakan dengan efektif dan memberikan pencapaian kompetensi mahasiswa baik hard skill maupun soft skill.


(9)

commit to user ABSTRACT

Fatchulloh, S540809308 NIM, 2010, The Implementation of Competency-Based Learning Curriculum by using the approach problem based learning methods in the digestive block system coursed of in the Health Sciences Annur Purwodadi, the Commission is supervising 1: Prof. Dr. Haryanto Samsi, M. Pd, 2. Jarot Subandono, dr., M. Kes, Thesis: Master of Family Medicine, the main interest in health professions education, Graduate Program, University of Sebelas Maret Surakarta

The purposes of this research are (1) To describe how the implementation of problem based Learning ( a ) To describe how makes the syllabus and teacher learning plans by the problem based learning in the digestive block system in Stikes Annur Purwodadi, ( b ) To describe how the media, lecturers strategies in applying course the digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( c ) To describe how the assessment tools and evaluations made by the Lecturer or Lectureres team in implementation the Digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( 2 ) To describe how the lecturer conducting remedial classes on the digestive block system in Problem Based Learning, (3) To describe how the results achieved in the implementation of competency based curriculum in Problem Based Learning method, (4) To describe how obstacles in the implementation of Problem Based Learning.

The research was conducted on the students of Nursing departement the Health Sciences Annur Purwodadi. Research conducted during the 6.5 months beginning in July 2010 to December 2010. The method in this research is descriptive qualitative the case study of this research is single spikes, using of the triangulation data collection techniques (interviews, observation and documentation). This research is focusing problem based learning teaching method seven step jumps.

The results of this study is the Lecturer in the teaching block of digestion block system has made RPP or Problem based learning before tutorials held, the RPP is made to determine competency to be achieved by students in the teaching digestive block system, Lecturer wear PBL method because it provides a deeper understanding towards the achievement of student competency, the evaluation and assessment tool used was a rating form of tutorials, attitude,evaluation OSCA and final exam be held in a formative and summative block, remedial learning undertaken to achieve the competencies set by the team of the digestive system, done by giving lectures and are

structured assingment.

Conclusion; The implementation of competency-based curriculum with PBL method approach to the digestive block system in STIKES Annur Purwodadi was planned, the implemented and the evaluation of it is effective and provide a good student competency content of hard skills and soft skills.


(10)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ...vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ...vix

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

KATA PENGANTAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Fokus penelitian ... 6

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Teori ... 10

1. Pembelajaran ... 10

2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 17

3. Pengembangan rancangan pembelajaran ( Silabus ) ...18

4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 21

5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 28

6. Pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran ... 30

7. Konsep Model Pembelajaran PBL ...33

8. Evaluasi ... 36


(11)

commit to user

B. Penelitian relevan ... 39

C. Kerangka berfikir ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Bentuk dan strategi penelitian ………...43

B. Tempat dan waktu penelitian ... 43

C. Setting penelitian ... 44

D. Sumber data ... 44

E. Teknik pengumpulan data ... 46

F. Teknik analisis data ... 48

G. Keabsahan data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....53

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ……….53

B. Temuan Penelitian ……….57

C. Pembahasan ………79

BAB V PENUTUP ………90

A. Simpulan ………90

B. Implikasi ………93

C. Saran ………..93

DAFTAR PUSTAKA ……….94 LAMPIRAN–LAMPIRAN


(12)

commit to user DAFTAR TABEL

halaman


(13)

commit to user DAFTAR GAMBAR

halaman Gambar 1 Kerangka Berpikir ...42 Gambar 2 Komponen dalam analisis data ( Interactive model )...49


(14)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Fokus Penelitian

Lampiran 2 Kisis- kisi wawancara

Lampiran 3 Catatan lapangan

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Tutorial PBL

Lampiran 5 Silabus dan Kontrak Perkuliahan

Lampiran 6 Modul Sistem GastroIntestinal

Lampiran 7 Contoh soal OSCA

Lampiran 8 Penilaian

Lampiran 9 Foto dokumentasi Penelitian PBL Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian


(15)

commit to user KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemelihara alam semesta karena hanya karena limpahan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Implementasi Pembelajaran

Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An-Nur Purwodadi Kabupaten Grobogan ”.

Tesis ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir di Program Magister Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama menyelesaikan tesis ini penulis mendapat bantuan, dukungan dan semangat dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, tidak ada yang dapat penulis haturkan selain mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. H. Syamsulhadi, dr., Sp.Kj. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.Ph.D., selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM, M.Kes, PAK., selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Pancrasia Murdani K, dr. MHPEd., selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(16)

commit to user

5. Prof. Dr. Samsi Haryanto., M.Pd, selaku, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu membimbing, memberi saran dan pengarahan pada penulis. 6. Jarot Subandono.,dr.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, masukan, saran dan motivasi pada penulis.

7. Ketua Yayasan An-Nur Purwodadi dan Para Pimpinan institusi An-Nur Purwodadi

yang telah memberikan ijin tempat penelitian.

8. Seluruh Dosen dan staf dan civitas akademika STIKES An-Nur Purwodadi yang telah bersedia menjadi informan.

9. Istri, anak-anakku dan segenap keluarga tercinta yang telah memberi dukungan materiil dan spirituil.

10. Rekan-rekan mahasiswa Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi dukungan semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu dan telah membantu hingga tesis ini dapat selesai.

Seperti pepatah klasik tak ada gading yang tak retak, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, begitu juga tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mohon saran guna perbaikan tesis ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh.

Purwodadi , Januari 2011 Penulis


(17)

(18)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) yang tinggi. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas ini sangat ditentukan oleh sistem pendidikan tinggi yang bermutu yang didukung oleh ketersediaan staf pengajar, metode pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang akan menunjang proses pembelajaran.

Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa ( Nation Character

Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas

pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global ( Mulyasa, 2003 ). Sistem pendidikan tinggi keperawatan terutama pada pendidikan tingkat sarjana dan Ners sedang mengalami perubahan prinsip yang sangat mendasar. Hal ini terutama sebagai dampak perubahan demografik kependudukan, perkembangan penyakit dan respon pasien baik terhadap penyakit, pengobatan dan lingkungan yang berubah selama sakit dan dirawat.


(19)

commit to user

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan untuk kepentingan tersebut pemerintah

memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau Competency based

currículum sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk

mengembangkan berbagai ranah pendidikan ( pengetahuan, ketrampilan, sikap ) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan Tinggi.

Setiap penyelenggarakaan pendidikan mengharapkan bentuk pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas, ditentukan oleh banyak faktor yang saling terkait, yakni lingkungan fisik sekolah, kurikulum, kepeminpinan, organisasi dan budaya internal sekolah, penjaminan mutu, kemitraan antara orang tua, sekolah dan masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru dan pengembangan profesionalisme, mekanisme pertanggungjawaban dan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. ( Mulyasa, 2008 ).

Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan ( kompetensi ) tugas- tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik ( mahasiswa ). Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai personal bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan,


(20)

commit to user

pelaksanaan, evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna.

Namun demikian kurikulum bukan sesuatu yang kaku dalam pendidikan. Justru kurikulum merupakan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan. Pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi outpu

atau /out came suatu lembaga pendidikan. Kurikulum mempunyai andil yang besar

terhadap pelaksanaan pendidikan baik di lingkup kelas daerah atau Nasional. Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.Imlementasi kurikulum berbasis kompetensi menuntut perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan, termasuk reformasi sekolah ( School perform ). Reformasi sekolah atau school perform merupakan suatu konsep perubahan kearah peningkatan mutu pendidikan. Reformasi school tersebut harus dilakukan untuk merespon kondisi pendidikan dewasa ini yang dinilai semakin terpuruk.

Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sukar untuk dipahami, tetapi sangat terbuka untuk didiskusikan oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisa dalam konteks yang sangat luas, demikian halnya dengan KBK. Kurikulum Berbasis Kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai komitmen masyarakat terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan pengembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara.

Pembelajaran klasikal yang masih didominasi oleh kegiatan dosen didepan kelas telah banyak dikritik sebagai pembelajaran yang tidak membelajarkan.


(21)

commit to user

Pembelajaran teacher centered kurang memberikan pengalaman kepada mahasiswa.(

Nurrohman, 2009 ). Pembelajaran Seven Jump merupakan sebuah metode

pembelajaran yang dikembangkan oleh Gijselaers ( 1995 ) sebagai metode pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada University of limburg-Maastricht

dengan pendekatan Problem Based Learning. Dengan demikian, Kurikulum

Berbasis Kompetensi diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai macam tantangan.

Beberapa faktor penting penghambat implementasi KBK di Perguruan Tinggi adalah minimnya referensi maupun buku paket termasuk didalamnya modul, study

guide yang relevan dengan tuntutan KBK serta belum lengkapnya sarana dan

prasarana pembelajaran serta sesuai dengan persyaratan minimal merujuk pada UU No. 23 Tahun 2003 (Delapan Standar Pelayanan Minimal) (Sutrisno, 2008 ).

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah Ketidaksiapan Dosen atau pengampu mata kuliah dalam melaksanakan KBK khususnya di STIKES An-Nur Purwodadi dapat dilihat dari kesiapan Dosen dalam menyusun Silabus, Rencana PelaksanaanPembelajaran ( RPP ) atau SAP,maupun modul RPP yang seharusnya disusun oleh setiap Dosen, metode, strategi dan media yang digunakan dalam pelaksanaan hal tersebut belum dapat berjalan secara keseluruhan, beberapa Dosen hanya secara instan mengajar dan memberikan materi secara langsung kepada mahasiswa. Seperti yang kita ketahui selama ini mahasiswa terpapar dengan metode pembelajaran yang berfokus pada staf pengajar ( Teacher-centered- methode ). Mahasiswa terbiasa dengan metode pembelajaran ini sehingga cenderung membuat mahasiswa merasa aman hanya dengan mendengarkan dosen ceramah, membaca


(22)

commit to user

hand out dan assignment, mengkopi informasi dari media visual sudah cukup memberikan mereka informasi dan akhirnya sukses pada waktu ujian ( Billings & Halstead, 1998 ). Metode pembelajaran ini kurang berhasil menciptakan lulusan yang berfikir kritis ( Huba & Freed, 2000 ). Padahal berfikir kritis ini diperlukan karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi berfikir secara kritis dan menusia mempunyai kecenderungan untuk melibatkan perasaan dalam berpikir. Selain itu kuliah di perguruan tinggi berarti belajar memahami, menganalisis dan menyelesaikan masalah ( Takwin, 1997 ). Kelemahan lain dari metode ini hanya membutuhkan aspek kognitif dengan level rendah, cenderung cepat membosankan dan kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya, klarifikasi atau berdiskusi. Setiap mahasiswa baru di STIKES Annur Purwodadi diperkenalkan dengan metode ini agar mereka dapat mengetahui dan memahami peran mereka selama menjalani proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam metode ini akan menstimulasi kemandirian mahasiswa dalam belajar, mahasiswa dituntut untuk memotivasi diri untuk belajar, terbuka untuk bekerjasama, mampu mengorganisasi waktu dan mampu menetapkan sasaran yang akan meningkatkan prestasi.

Dari uraian tersebut, peneliti memilih implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, karena STIKES An-Nur Purwodadi tersebut merupakan Perguruan Tinggi Swasta yang telah mempunyai kesiapan dalam pelaksanaan KBK. Melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan STIKES An-Nur Purwodadi lebih berperan dalam menciptakan mahasiswa yang berprestasi.


(23)

commit to user B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah atau fokus dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana implementasi pembelajaran Kurikulum

Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada

mata kuliah blok sistem pencernaan di STIKES An-Nur Purwodadi ?”. Dengan rincian sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi Pembelajaran problem based learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan?

a. Bagaimana Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Bagaimana Media, strategi yang diterapkan Dosen dalam pendekatan

Problem Based Learning mata kuliah blok sistem pencernaan ?

c. Bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen pada pendekatan pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem pencernaan ?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran remidial mata kuliah blok sistem pencernaan dengan model problem based learning ?

3. Bagaimana hasil yang ingin dicapai pada implementasi kurikulum berbasis kompetensi dengan pembelajaran problem based learning ?

4. Bagaimana hambatan- hambatan yang dialami dalam pelaksanaan problem based

learning ?


(24)

commit to user

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi Model Pembelajaran problem

based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi .

a. Mendeskripsikan bagaimana Penyusunan Silabus dan Rencana pelaksanaan Pembelajaran model Problem based Learning

b. Mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan pembelajaran blok sistem pencernaan dengan model Problem Based

Learning

c. Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen dalam menerapkan pembelajaran blok sistem pencernaan dengan Problem Based Learning

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan remedial mata kuliah blok sistem pencernaan dengan model Problem Based

Learning

3. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil yang dicapai pada pelaksanaan KBK dalam Problem Based Learning ?

4. Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan pelaksanaan dalam

Problem Based Learning ?

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak atau instansi yang terkait pada dunia pendidikan Tinggi untuk pengambilan kebijakan dalam rangka


(25)

commit to user

peningkatan mutu atau kualitas pendidikan melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi.

2. Secara Praktis

Bagi Perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) penyelenggara pendidikan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan efektifitas pembelajaran KBK. Dan bagi Stakeholder sebagai bahan masukan dalam mendukung institusi pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dan mengetahui lulusan yang digunakan dalam kinerja pelayanan di tatanan klinis.


(26)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali dipekenalkan oleh B.F Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavorial science)

dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul “ preparing instructional

objective” pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun

1970 diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil maksimal. Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut (Uno, 2007 ).


(27)

commit to user

b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.

c. Dosen atau Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.

d. Dosen atau Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat, artinya peletakan masing-masing materi pelajaran akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.

e. Dosen atau Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan

strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik

f. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peraalatan maupun bahan dalam keperluan belajar

g. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar

h. Dosen atau Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

Banyak pengertian yang diberikan pada ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sama lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya. Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S Bloom dan D. Krathowl (1964 dalam Uno, 2007 ) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Dengan penjelasan sebagai berikut (Uno, 2007 ).

a. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan


(28)

commit to user

sampai ke tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 (enam) tingkatan yang secara hierarki berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Tingkat pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.

2) Tingkatan pemahaman (comperhension)

Pemahaman disini dartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

3) Tingkat penerapan (aplication)

Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat analisis (analysis)

Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.


(29)

commit to user

Sitensis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh

6) Tingkat evaluasi (evaluation)

Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau kemampuan yang dimiliki.

b. Kawasan Afektif ( Sikap dan Perilaku)

Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut :

1) Kemauan menerima

Kemauan menerima merupakan kegiatan untuk memperlihatkan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku mendengarkan musik, atau bergaul dengan orang yang memiliki ras yang berbeda.

2) Kemauan menanggapi

Kemaunan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjukkan pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain.


(30)

commit to user 3) Berkeyakinan

Berkeyakinan dengan kemauan menerima sistem tertentu pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

4) Penerapan Karya

Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselasaran antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari peranan peranan dalam memecahkan suatu permasalahan.

5) Ketekunan dan Ketelitian

Ketekunan dan ketelitian ini adalah tingkatan afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan suistem nilai yang dipegangnya. Seperti bersikap obyektif dalam segala hal.

c. Kawasan Psikomotor

Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan


(31)

commit to user

tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks (tertinggi) adalah :

1) Persepsi

Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.

2) Kesiapan

Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuau kegiatan (set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set

(kesiapan fisik), atau emotional set ) kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.

3) Mekanisme

Mekanisme berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari dan menata laboratorium.

4) Respon terbimbing

Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditujukan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).


(32)

commit to user

Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti ketrampilan menyetir kendaraan bermotor.

6) Adaptasi

Adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.

7) Originasi

Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah memiliki ketrampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan tarian.

2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )

Kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni, “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siwa yang bertujuan untuk memperoleh


(33)

commit to user

ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstrakurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan yang harus ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus dilaksanakan (Zamroni, 2003 ). Rencana nilai pengetahuan dan ketrampilan yang hendak ditransfer kepada peserta didik selanjutnya dikembangkan berdasarkan kemampuan dasar minimal harus dikuasai seorang peserta didik di sekolah yang bersangkutan menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan pendidikan.

Kurikulum juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan peraturan berdasarkan standar pendidikan tentang kemampuan dari sikap, materi dan pengalaman belajar dan penilaian yang berbasis potensi kondisi peserta didik ( UU Sisdiknas, 2003 ). Kurikulum suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk. Kurikulum merupakan serangkaian pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak (potential carrl culum) (Nasution, 2003 ).

Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan ( kompetensi ) tugas- tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,


(34)

commit to user

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab ( Mulyasa, 2008 ).

3. Pengembangan Rancangan Pembelajaran ( Silabus )

Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,

pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang

dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004 ). Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus adalah :

a. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,

pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar.

b. Komponen silabus menjawab: a) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada

siswa?; b) bagaimana cara mengembangkannya?; c) bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dicapai / dikuasai oleh siswa?

c. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan

lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar.

d. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di sekolah / madrasah kelompok guru, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas pendidikan (Nurhadi, 2004 ).


(35)

commit to user

Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain adalah dokumen kurilum yang biasa disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas daripada pedoman kurikulum. Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1988 ) dalam Silabi hanya tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur : (1) Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan; (2) Sasaran-sasaran mata pelajaran; (3) Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik; (4) Urutan topik-topik yang diajarkan; (5) Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran; (6) Berbagai teknik evaluasi yang digunakan. ( Sanjaya, 2008 )

Berkenaan dengan komponen silabus lebih rinci dikemukakan oleh Nurhadi (2004: 142) bahwa silabus berisi uraian program yang mencantumkan : 1) bidang studi yang diajarkan; 2) tingkat sekolah/madrasah, semester; 3) pengelompokan kompetensi dasar; 4) materi pokok; 5) indikator; 6) strategi pembelajaran; 7) alokasi waktu, dan 8) bahan / alat / media.

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian, yang dalam pelaksanaan


(36)

commit to user

pembelajaran berbasis kompetensi, sistem penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.

4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Kemampuan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaintannya dengan pembentukan kompetensi. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk kompetensi peserta didik. Fungsi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :

a. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran


(37)

commit to user

hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu setiap akan melakukan pembelajaran, guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik, serta akan menurunkan wibawa guru secara keseluruhan.

b. Fungsi Pelaksanaan

Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni.

c. Prinsip Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang


(38)

commit to user

sesuai, serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai berikut :

1) Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

harus jelas, makin konkrit, kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

2) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.

3) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.

4) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya

5) Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah,

terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang lain.

Penjelasan tiap-tiap komponen dalam RPP adalah sebagai berikut. 1) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dikutip dari silabus.

(Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar-Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan).


(39)

commit to user a) Indikator merupakan :

(1) Ciri pelaku (bukti ukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar.

(2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan dan potensi daerah.

(4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

(5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian

b) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh : 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasar.

2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Output (hasil langsung) dari suatu paket kegiatan pembelajaran

3) Menentukan Materi Pembelajaran

Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.


(40)

commit to user

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat juga diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada bagian ini dicantumkan pembelajaran peserta didik.

a) Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya pendekatan proses, kontekstual langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya

b) Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri,

observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5) Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Orientasi : memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

(2) Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

(3) Motivasi : guru memberikan gambaran manfaat memperlajari materi tertentu

(4) Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan amteri pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.


(41)

commit to user

(5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

b) Kegiatan Inti

Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksikan ilmu sesuai dengan skema (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Modul pembelajaran, baik yang berjenis cetak atau non cetak. Khusus untuk pembelajaran ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

c) Kegiatan Penutup

(1) Dosen mengarahkan peserta didik untuk membuat

rangkuman/simpulan

(2) Dosen memeriksa hasil belajar peserta didik dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil kurang lebih 25% peserta didik sebagai sampelnya.


(42)

commit to user

(3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidial/pengayaan.

(4) Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6) Memilih Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7) Menentukan Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai


(43)

commit to user

5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )

Depdiknas ( 2002 ) dalam Mulyasa ( 2008 ) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut ; a). Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal. b). Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes ) dan keberagaman, c). Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, d).sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainya yang memenuhi unsur edukatif, 5). Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

a. Sistem belajar dengan modul

KBK menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaanya untuk para Dosen. Pada umumnya sebuah modul terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut.

1. Lembar kegiatan peserta didik 2. Lembar kerja

3. Kunci lembar kerja 4. Lembar soal

5. Kembar jawaban ; dan 6. Kunci jawaban


(44)

commit to user

Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul yaitu , pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar, tes akhir.

b. Menggunakan keseluruhan sumber belajar c. Pengalaman lapangan

d. Strategi individual personal e. Kemudahan belajar

f. Belajar tuntas

6. Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran

a. Pendekatan Pembelajaran

Abin Syamsudin Makmun (2000 ) menyatakan bahwa “Pendekatan secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Menurut Nana Sudjana (2000 ) menyatakan bahwa ;

Pendekatan adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan adalah cara menyikapi sesuatu dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang menjadi landasan untuk tindak lanjutnya.


(45)

commit to user

Atwi Suparman 2000) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dimyati dan Mujiono (2006) menyatakan bahwa :

Belajar dapat dilakukan di semabarang tempat, kondisi, dan waktu. Cepatnya informasi lewat radio, televisi ,film, wisatawan, surat kabar, majalah, dapat mempermudah belajar. Meskipun informasi dengan mudah dapat diperoleh, tidak dengan sendirnya seseorang terdorong untuk memperoleh, pengalaman dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.

Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat (1) pengorganisasian siswa, (2) posisi guru-siswa dalam pengelolaan pesan, dan (3) pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.

b. Metode Pembelajaran

Menurut Smaldino, Russel, et al (2005 ) menyatakan bahwa :

Methods are the procedures of instruction selected to help leaner achieve the objectives of to internalize the content or massage. The student- directed methods include discrussion, cooperative learning garning, simulation, discovery and problem solving.


(46)

commit to user

Menurut gaberson ( 2002 ) dalam AIPNI ( 2010 ) Pembelajaran pada pendidikan Ners dengan kurikulum berbasis Kompetensi menggunakan berbagai metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa. Metode pembelajaran pada program pendidikan sarjana keperawatan dan program pendidikan Profesi Ners adalah sebagai berikut :

a. Small group discussion ; mempelajari dan menjalankan suatu peran yang

ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/ mencoba berbagai model ( computer ) yang telah disiapkan.

b. Role –Play & Simulation

c. Case study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi

kasus tersebut

d. Discovery learning : mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi

yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan.

e. Self directed Learning : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan dan

menilai pengalaman belajarnya sendiri

f. Cooperative Learning : membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang

diberikan Dosen secara berkelompok.

g. Collaborative learning : bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam

mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan consensus kelompoknya sendiri.

h. Contextual instruction : membahas konsep ( teori ) kaitanya dengan situasi

nyata dan melakukan studi lapangan/ terjun didunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori.


(47)

commit to user

i. Project based Learning : mengerjakan tugas ( berupa proyek ) yang telah

dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di forum.

j. Problem based learning and Inquiry : belajar dengan menggali atau mencari

informasi ( inquiry ) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah factual atau yang dirancang oleh dosen.

7. Konsep Metode Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ).

a. Definisi PBL

Alder dan milne ( 1997 ) dalam nursalam (2008 ) mendefinisikan PBL dengan metode yang terfokus kepada identifikasi permasalahan serta penyusunan kerangka analisis dan pemecahan. Metode ini dilakukan dengan membentuk kelompok kelompok kecil, banyak kerjasama dan interaksi, mendiskusikan hal- hal yang tidak atau kurang difahami, serta berbagai peran untuk melaksanakan tugas dan saling melaporkan. Menurut Peterson ( 2004 ) metode ini memberikan mahasiswa permasalahan yang tidak terstruktur dengan baik dan pemecahan masalah yang tidak satu saja karena terfokus pada pembelajaran sendiri ( self- learning ) serta sangat jauh dari penjelasan yang langsung ke inti atau jawaban atau isi dqan atau penjelasan yang langsung diberikan oleh dosen. Sikap dan ketrampilan umum yang perlu dikembangkan dalam PBL diantaranya : kerjasama tim, ketua kelompok, mendengarkan, menghargai pendapat teman, berpikir kritis, belajar mandiri dan penggunaan berbagai sumber, kemampuan presentasi. Metode Problem Based Learning, dimana pembelajaran dimulai dari


(48)

commit to user

pemunculan suatu masalah, kemudian mahasiswa bersama dosen akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tujuh langkah yang dikenal sebagai Seven Jump Methode ( SJM ). Sesuai dengan namanya, pada metode ini terdapat tujuh langkah pembelajaran yang harus dialami oleh peserta didik, yaitu 1) klarifikasi terminology dan konsep yang belum dipahami, 2)

mendefinisikan permasalahan, 3) Menganalisis permasalahan dan

menawarkan penjelasan sementara, 4) Menginventarisir berbagai penjelasan yang dibutuhkan, 5) Memformulasi tujuan belajar, 6) Mengumpulkan informasi melalui belajar Mandiri, 7) Mensintesis informasi baru dan menguji serta mengevaluasinya untuk permasalahan yang sedang dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar.

b. Penulisan skenario dalam PBL

PBL bisa berhasil jika skenario yang digunakan berkualitas tinggi. Pada sebagian besar kurikulum PBL, fakultas mengidentifikasi tujuan pembelajaran dengan cermat. Skenario harus mengarahkan mahasiswa menuju area khusus dari pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Dolman et al. ( 1997 ) ada beberapa langkah yang bias dilakukan dalam membuat skenario yang efektif yaitu ; 1). Tujuan pembelajaran yang dicapai oleh mahasiswa setelah mereka mempelajari skenario seharusnya konsisten dengan tujuan pembelajaran dari fakultas. 2). Masalah yang diberikan seharusnya sesuai dengan tahapan kurikulum dan tingkat pemahaman mahasiswa, 3). Skenario menarik bagi mahasiswa atau relevan dengan praktik dimasa mendatang, 4). Ilmu- ilmu dasar dimasukan dalam konteks skenario klinik untuk mendorong integrasi pengetahuan, 5).


(49)

commit to user

Skenario seharusnya mngandung petunjuk ( clue ) guna memberi stimulus diskusi dan memotivasi mahasiswa untuk mencari penjelasan dari isu-isu yang dipresentasikan, 6). Masalah seharusnya benar- benar terbuka sehingga diskusi tidak berhenti ditengah jalan, 7). Skenario seharusnya mendorong partisipasi mahasiswa dalam mencari informasi dari berbagai referensi. c. Peran partisipasi dalam PBL

Selama berlangsungnya proses belajar dalam PBL, mahasiswa akan mendapat bimbingan dari fasilitator, bergantung pada tahapan kegiatan yang dijalankan ( suradijono, 2004 ) dalam nursalam 2008). Tiap – tiap elemen dalam PBL memiliki peran spesifik sebagai berikut :

1. Narasumber

a. Menyusun kasus pemicu ( trigger problem )

b. Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran berupa bahan cetak atau elektronik. c. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran.

2. Tutor/ fasilitator

Pada pertuman pertama, mengatur kelompok, memastikan bahwa sebelum proses pembelajaran dimulai setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi dengan suara dikeraskan. Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok, memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self evaluation, menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan, memantau jalanya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai


(50)

commit to user

masalah yang muncul dalam proses belajar, menjaga motivasi mahasiswa, memberikan pengarahan agar dapat membantu mahasiswa keluar dari kesulitanya, mengevaluasi penerapan PBL yang telah dilakukan.

8. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukan keadaan atau kondisi akhir saat ini ( Brown dan Knight, 1994 dalam AIPNI, 2010 ). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Evaluasi menurut Pendapat Robert dan Norman Groundlund (2000 ) menyatakan bahwa :

At the end of a segment of instruction, our main interest is in mearsuring the extent to which the intended learning outcomes and performance standards have been achieved. End of unit test can be used for giving feedback to students, encouraging, students to underatake more challenging advanced work, assgning remedial work, and assessing instruction as well as for grading purposes.

Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :

a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya b. Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukanya c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran

d. Untuk memotivasi peserta didik

e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik.

Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi : 1. OSCE ( Objective Structured Clinical Examination )


(51)

commit to user

2. Tes tertulis ( Essay, MCQs, Short Answer Question ) 3. Permasalahan ( case study )

4. Reflective learning

5. Observasi 6. Oral test 7. Presentasi 8. Projek 9. Laporan Evaluasi proses

1. Evaluasi pelaksanaan

2. Evaluasi dosen oleh mahasiswa 3. Evaluasi dosen oleh dosen

9. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial (remedial learning) merupakan bagian dari proses pembelajaran secara menyeluruh untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan atau ditetapkan. Tujuannya untuk membantu siswa dalam membangun pengetahuan secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan merespon informasi tersebut dengan baik dan bermakna. Dilaksanakan untuk membantu siswa yang terlambat memahami standar kompetensi dan memberi kesempatan untuk memahami lebih baik dari pembelajaran yang dilaksanakan secara biasa (original instruction). Pelaksanaan pembelajaran remedial dapat


(52)

commit to user

dialakukan dalam proses pembelajaran pada jam pelajaran biasa dan/atau di luar jam pelajaran biasa (guru dapat membuat jadwal dengan koordinasi sekolah atau kesepakatan antara guru dan siswa dengan koordinasi sekolah) (Arnie Fajar, 2004 ).

Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Sesuai dengan pengertiannya, tujuan kegiatan remedial ialah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah :

a. Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru (fungsi korektif);

b. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya (fungsi pemahaman);

c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa (fugnsi penyesuaian); d. Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (fungsi akselerasi);

dan

e. Membantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek sosial-pribadi (fungsi terapeutik)

Bentuk pembelajaran remedial dapat berupa : tes ulang, pemberian tugas tambahan, pembelajaran ulang (penjelasan-penjelasan ulang), belajar mandiri kemudian tes, belajar kelompok dengan bimbingan guru, dan belajar kelompok dengan bimbingan siswa yang telah tuntas belajarnya (tutor sebaya) (Arnie Fajar, 2004 ).

B. Penelitian relevan


(53)

commit to user

Implementasi Kurikulum tingkat satuan Pendidikan di SMP Sultan agung Salaman Magelang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) Bagaimana silabus dan RPP dibuat oleh Guru ; (2) bagaimana peran guru dalam memilih pendekatan pengajaran ; (3) bagaimana alat penilaian dibuat oleh Guru . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian guru-guru SMP Sultan agung salaman. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, analisa dan observasi, kemudian hasilnya dianalisis dengan model analisis mengalir. Data yang diperoleh dari subjek penelitian dilakukan melalui trianggulasi.

2. Ringsung Suratno, 2004

Implementasi kurikulum berbasis kompetensi di SMP Negeri 7 Semarang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) bagaimana proses pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (2) bagaimana pemahaman kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (3) bagaimana tanggapan atau sikap warga sekolah SMP 7 Semarang terhadap penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian guru-guru SMP 7 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, analisa dan observasi, kemudian hasilnya dianalisis dengan model analisis mengalir. Data yang diperoleh dari

subjek penelitian dilakukan melalui trianggulasi. Hasil penelitian

menyimpulkan: (1) seluruh stakeholder pendidikan di SMP 7 Semarang telah memahami tentang kurikulum bebasis kompetensi; (2) proses pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang dilaksanakan secara terpadu


(54)

commit to user C. Kerangka Berpikir

Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) menekankan pentingnya desain pembelajaran dengan pendekatan Student Centered Learning dalam bentuk konkrit yang dipersiapkan oleh Dosen adalah Silabus, Modul, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rancangan keseluruhan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh Dosen.

Dosen mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Tugas dan tanggungjawab seorang Dosen adalah mengelola pembelajaran dengan efektif, dimamis, efisien, dan positif berdasarkan rencana pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat dengan menggunakan metode dan pendekatan yang sesuai dan memungkinkan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara Dosen dan peserta didik atau mahasiswa.

Hasil pembelajaran KBK dapat diketahui apabila Dosen melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan tindakan Dosen atau Guru untuk menentukan nilai hasil belajar. Aspek penting dalam pengelolaan pengajaran adalah evaluasi.


(55)

commit to user

Kerangka berfikir dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar. 1 Kerangka berpikir SDM, Dosen

Sarana dan Prasarana

Penunjang

( Hardware dan

Software )

Mahasiswa

Pelaksanaan Pembelajaran KBK dengan Model PBL

Hasil Yang dicapai

Hambatan - hambatan dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Subtansi :

- Silabus & RPP PBL - Media, materi ajar - Strategi

- Evaluasi


(56)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan study kasus

terpancang tunggal. Penelitian ini berkeinginan untuk mengungkap data atau informasi sebanyak mungkin mengenai implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi dengan mengimplementasikan model pembelajaran Problem Based

Learning pada mata kuliah blok sistem Pencernaan di Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKES An-nur Purwodadi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES An-Nur Purwodadi. Dengan alasan Perguruan Tinggi Yang sudah 15 tahun berkiprah dalam membentuk insan perawat yang kompetetif dan profesional dan merupakan perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) yang telah melaksanakan KBK dalam kurun waktu 2 ( dua ) tahun berjalan yang setiap tahunya terdapat peningkatan jumlah mahasiswa yang mengalami peningkatan setiap tahunnya . Penelitian ini dilakukan selama 6 - 7 bulan , dimulai pada bulan juli sampai dengan desember 2010.


(57)

commit to user B. Setting Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, pemilihan natural setting mutlak diperlukan. Setting penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian. Adapun dalam penelitian yang akan dilakukan ini setting penelitian direncanakan berlangsung di Program Studi Keperawatan dengan harapan dapat memperoleh informasi dari Ketua STIKES, Pembantu Ketua Bidang Akademik, Ketua Program studi, staf pengajar (Dosen ) Mahasiswa dan sebagainya yang dimungkinkan peneliti memperoleh informasi tentang implementasi kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam penelitian yang akan diteliti ini peneliti menetapkan setting penelitian sebagai wadah pencarian data secara fisik yang terdiri dari tiga dimensi sosial yaitu, tempat, pelaku dan kegiatan.

C. Sumber Data

Jenis sumber data menurut Sutopo (2002 ) adalah sebagai berikut : 1. Nara Sumber (informan)

Jenis sumber data yang berupa manusia pada umumnya dikenal sebagai

informan. Istilah tersebut sangat akrab digunakan dalam penelitian kualitatif,

dengan pengertian bahwa peneliti memiliki posisi yang lebih penting. Informan posisinya sekedar memberikan tanggapan (respon) pada apa yang diminta atau ditentukan penelitinya.

2. Peristiwa atau aktivitas

Data atau informasi juga akan dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti karena


(58)

commit to user

menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutu ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.

Berbagai permasalahan memang memerlukan pemahaman lewat kajian terhadap perilaku atau siap dari para pelaku dalam lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari pada pelaku dalam aktifitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari para pelaku dalam aktivitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat informasi yang diberikan oleh seseorang atau dari catatan-catatan yang ada mengenai aktivitas tertentu. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua peristiwa bisa diamati secara langsung, kecuali ia merupakan aktivitas yang masih berlangsung pada saat penelitian dilakukan. Banyak peristiwa yang hanya terjadi satu kali, atau hanya berjalan dalam jangka waktu tertentu dan tidak terulang kembali. Dalam hal semacam ini, kajian lewat peristiwa secara langsung tidak bisa dilakukan, kecuali lewat cerita narasumber, atau dokumen rekaman dan gambar bila ada.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu). Bila ia merupakan catatan lapangan yang bersifat formal


(59)

commit to user

dan terencana dalam organisasi, ia cenderung disebut pasif. Namun keduanya bisa dikatakan sebagai suatu rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai sumber data dalam penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sutopo (2002) strategi pengumpulan data dalam pengumpulan kualitatif secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 2 cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan non interaktif. Metode atau interaktif meliputi wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan, dan

focus group discussion ( FGD ) sedang yang non interaktif meliputi kuesioner,

mencatat dokumen atau arsip (coontent analysis) dan juga observasi tak berperan. Secara singkat metode interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Wawancara

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masalampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang. Di dalam melakukan wawancara ada tahapan-tahapan yang biasa dipakai, yaitu : a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai,

b. Persiapan wawancara, c. Langkah awal,


(60)

commit to user

d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif,

e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan.

Wawancara pada penelitian yang akan dilakukan ini dilakukan terhadap informan yang merupakan sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi wawancara dan foto dokumentasi wawancara yang akan berlangsung dilaksanakan.

2. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan.

Dalam penelitian ini observasi partisipatif, yaitu dengan cara akan mendatangi peristiwanya, kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh yang diamati, dan bagaimanapun hal itu membawa pengaruh pada yang diamati. Observasi yang dilakukan oleh peneliti berpedoman pada kisi-kisi observasi.

3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (content analysis)

Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang berupa dokumen dan arsip dilakukan dengan melakukan


(61)

commit to user

pencatatan. Pencatatan yang dilakukan bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir kegiatan penelitian. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan alur kegiatan seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono, ( 2009) yakni, data reduction, data display and conclusion drawing verificaton,

seperti terlihat dalam gambar berikut :

Gambar. Komponen dalam analisis data ( interactive model )

Data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi demikian banyak dan kompleks serta masih bercampur-campur, maka dibuatlah reduksi

Data collection Data display

Data reduction Conclusion


(62)

commit to user

terhadap data tersebut. Dalam proses reduksi ini dilakukan seleksi untuk memilih data yang relevan dan bermakna, yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan untuk menjawab pertanyaan. Begitu juga perlakuan peneliti terhadap transkrip itu penulis ambil sebagai data penelitian, kemudian peneliti masukkan dalam laporan penelitian.

Setelah di reduksi, ditentukan komponen yang terfokus untuk diamati dari isi wawancara, yaitu mengenai implementasi kurikulum KBK. Hasil wawancara dan pengamatan tahap dua ini dibentangkan/ display. Selanjutnya data tersebut direduksi lagi, sehingga akhirnya pengamatan maupun wawancara ditunjukkan pada proses sosialisasi. Kurikulum KBK, Langkah selanjutnya adalah menyederhanakan, menyusun secara sistematis hal-hal yang pokok dan penting dan membuat abstraksi untuk memberi gambaran yang tajam serta bermakna.

Proses pemilihan data mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, serta diformulasikan secara sederhana, disusun secara sistematis dengan menonjolkan hal-hal yang lebih substantive. Diharapkan dengan cara ini akan memberi abstraksi yang tajam tentang kebermaknaan hasil temuan di lapangan.

G. Keabsahan Data

Sebelum dilakukan analisis dan penafsiran data, maka keabsahan data terlebih dahulu dilakukan. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini pemeriksaan keabsahan data menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mempertinggi tingkat kredibilitas hasil penelitian dilaksanakan teknik pemeriksaan keabsahan data, menurut Lexy J. Moleong (2007), teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara :


(1)

BAB V

PENUTUP

Bab V ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran sebagaimana tertulis sebagai berikut :

A. Simpulan

1. Pelaksanaan Pembelajaran Problem based Leraning

Belajar berdasarkan masalah ( Problem based learning ) merupakan metode pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip bahwa masalah ( Problem ) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan dan mengintegrasikan ilmu ( knowledge ) baru. Tahapan dalam PBL diantaranya adalah identifikasi masalah,


(2)

isu-commit to user

terhadap masalah serta pengkajian dan refleksi, sedangkan PBL bisa berhasil jika skenario yang digunakan berkualitas tinggi, setiap elemen dalam PBL memiliki peran spesifik dalam menjamin kontinuitas pembelajaran. Dari temuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) tim Dosen PBL pada mata kuliah blok sistem pencernaan

Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh dosen tim pada blok sistem pencernaan sebelum melakukan proses pembelajaran tutorial maupun problem based learning lainya. Dalam menyusun RPP, dosen Keperawatan sistem pencernaan mempunyai kewenangan dalam menentukan standar isi dan standar kompetensi. RPP yang disusun oleh dosen merupakan rencana kegiatan proses tutorial yang berisi skenario kasus untuk di bahas dalam 7 tahap seven jumps.

b. Pelaksanaan metode dan strategi pembelajaran PBL pada Blok sistem Pencernaan.

Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan bahwa pertimbangan dosen dalam memilih metode pembelajaran problem based learning adalah :. Dengan pertimbangan tersebut menunjukkan bahwa dalam pemilihan metode dan pendekatan pembelajaran guru berusaha untuk melaksanakan pembelajaran dengan efektif.

c. Pelaksanaan penilaian atau evaluasi yang mengukur ketercapaian kompetensi oleh Dosen Tim pada pembelajaran Blok sistem Pencernaan dengan PBL


(3)

Untuk mengatur ketercapaian kompetensi oleh dosen di lingkungan stikes annur purwodadi dan tim keperawatan sistem pencernaan dillakukan dengan menggunakan penilaian sikap, penilaian tertulis, Uji OSCA dan penilaian diri. Dengan melakukan penilaian, maka guru dapat mengetahui prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran remedial blok sistem Pencernaan di STIKes Annur Purwodadi

Pelaksanaan penilaian pembelajaran remidial, dilakukan oleh dosen dengan cara tes ulang, pemberian tugas mandiri, pembelajaran ulang (penjelasan ulang), belajar mandiri kemudian tes, coaching, dan belajar kelompok.

3. Hasil Pembelajaran Problem Based Learning di STIKES Annur Purwodadi

Hasil yang dicapai pada pembelajaran Problem based learning adalah pengetahuan mahasiswa meningkat, mahasiswa lebih berfikir kritis, memiliki wawasan lebih luas dan mampu melakukan dokumentasi keperawatan berbasis Informasi teknologi. Pada pelaksanaan Problem based learning blok sistem pencernaan belum mencapai 100 %, hasil informasi yang di dapat dari informan 75 % pada blok sistem pencernaan dengan model pembelejaran Problem based learning di keperawatan STIKES Annur Purwodadi.

4. Hambatan- hambatan pelaksanaan Problem based learning di STIKES

Annur Purwodadi.

Hambatan – hambatan pada penerapan problem based learning di prodi ilmu keperawatan STIKES Annur Purwodadi diantaranya adalah sumber daya pengajar ( Dosen ) masih terbatas sehingga penerapan Problem based learning


(4)

commit to user

menggunakan pembelajaran cermah klasikal dan merangkap jabatan mengajar di prodi diploma III Keperawatan, Hambatan berikutnya adalah terbatasnya akses internet sebagai hot spot area sehingga mahasiswa harus meluangkan waktu tersendiri dalam mencari referensi, ruang tutorial yang terbatas sehingga mahasiswa melakukan PBL dalam satu ruangan. Informasi berlebihan ; mahasiswa kemungkinan tidak yakin dengan seberapa banyak belajar mandiri yang diperlukan dan informasi apa yang relevan dan berguna.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan seperti diatas, bahwa model pembelajaran problem based learning perlu lebih disosialisasikan terhadap seluruh dosen maupun tim pengampu dosen blok selain pencernaan dan perlu di terapkan pada mata kuliah yang relevan. Untuk menerapkan pembelajaran yang lebih luas dipersiapkan lebih berkualitas untuk penerapanya supaya mahasiswa bisa berfikir kritis, logis dan mampu memiliki pengetahuan secara luas.

C. Saran-Saran

1. Untuk Dosen STIKes Annur Purwodadi

Perlu di beri pelatihan dalam penerapan model pembelajaran problem based learning, pelatihan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Problem based learning dan strategi pembelajaran serta evaluasi pembelajaran Problem based learning.

2. Untuk Peneliti selanjutnya

Peneliti menyarakan perlunya dilakukan penelitian sejenis selanjutnya untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah keperawatan


(5)

melalui perbandingan antara metode PBL dan Collaborative Learning dengan metode ceramah/ konvensional di STIKES Annur Purwodadi.

2. Untuk Pengelola Pendidikan

Perlu melengkapi sarana maupun prasarana yang lebih memadai guna untuk kemajuan terhadap institusi didalam menghasilkan perawat- perawat yang memiliki pengetahuan tinggi dan berfikir kritis.


(6)

commit to user

JADWAL PENELITIAN

Jadwal dari kegiatan penelian ini sebagai berikut :

Juli 2010

Agustus 2010

Sept 2010

Okt 2010 Nop 2010 Des 2010 Jan 2011

Tahap Pra Lapangan Persiapan, menentukan lapangan penelitian, Survey awal

Proposal penelitian dan

Ujian Proposal Penelitian Tahap Lapangan Menyiapkan perlengkapan penelitian,

Pengambilan data, evaluasi. Tahap Laporan

Penyusunan hasil penelitian Ujian tesis / hasil penelitian


Dokumen yang terkait

Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Dengan Pembelajaran Metode Problem Based Learning Dan Konvensional Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Di Medan

4 102 133

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SKILL LABORATORY (STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NUR PURWODADI)

0 2 67

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem Based Learning (PBL) Dan Discovery Learning (DL) Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP

0 1 18

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem Based Learning (PBL) Dan Discovery Learning (DL) Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP

0 2 11

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS ASSESSMENT FOR Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Berbasis Assessment For Learning (Afl) Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Komunikasi Matematik Sis

0 3 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM.

0 1 48

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 4 Purwodadi. 1. COVER TESIS

0 0 1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK.

0 0 18

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK.

0 2 82

Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Dengan Pembelajaran Metode Problem Based Learning Dan Konvensional Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Di Medan

0 0 20