Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Pengelolaan Kelas Model Pembelajaran Kooperatif

17 meningkatkan motivasi siswa dalam memperbaiki tingkah laku yang kurang baik serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain Johnson, 1993 . Apabila model pembelajaran ini dapat digunakan secara tepat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah maka hal-hal positif seperti di atas dapat dirasakan oleh masyarakat belajar.

4. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Selain kelebihan model pembelajaran kooperatif tentu juga memiliki kekurangan. Ada dua 2 faktor yang menjadi sumber kekurangan model pembelajaran ini, yaitu faktor dari dalam intern dan faktor dari luar ekstern . a Faktor dari dalam intern antara lain : 1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu. 2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka perlu adanya dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai. 3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang dibahas akan meluas sehingga tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 4. Ketika diskusi kelas terkadang didominasi oleh seseorang atau kelompok tertentu sehingga mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. 18 b Faktor dari luar ekstern biasanya terdapat dalam kebikajan pemerintah seperti kurikulum yang dipakai, selain itu pelaksanaan tes yang terpusat seperti Ujian Nasional sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan tes tersebut Sebenarnya apabila guru dapat berperan baik sebagai fasilitator, motivator, mediator, maupun sebagai evaluator maka kekurangan yang ditemukan dalam model pembelajaran ini dapat diatasi. Dalam penggunaan cooperative learning memang peran guru sangat penting dalam menciptakan kelas yang kondusif agar penyampaian suatu materi pelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.

5. Pengelolaan Kelas Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lee 2007 dalam penerapan model pembelajaran kooperatif dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat will and skill dari masing-masing anggota kelompok sehingga tiap siswa memiliki niat untuk bekerja sama dengan anggota lainnya, disamping itu juag harus mempunyai kiat-kiat dalam berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Ada tiga 3 hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model cooperative learning yakni, pengelompokan, semangat kelompok, dan penataan ruang kelas. 19 A. Pengelompokan Pembentukan kelompok harus memperhatikan kemampuan akademis peserta didik, anggota kelompok juga harus heterogen. Pada umumnya tiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dikarenakan agar tiap siswa berkesempatan untuk saling mengajar peer tutoring dan saling mendukung, kemudian dapat meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, etnik, dan gender, selanjutnya memudahkan pengelolaan kelas karena masing-masing kelompok memiliki anak yang berkemampuan tinggi yang dapat membantu teman lainnya dalam memecahkan suatu permasalahan dalam kelompok. B. Semangat Kelompok Pemberian semangat kelompok ini dimaksudkan agar tiap kelompok dapat bekerja secara aktif dan efektif dalam proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini dapat dibina dengan melakukan kegiatan yang bisa mempererat hubungan antar anggota kelompok yaitu melalui kegiatan kesamaan kelompok, identitas kelompok, maupun sorak kelompok. Dengan demikian diharapkan masing-masing siswa tertanam perasaan saling memiliki sehingga dengan membangun rasa ini peserta didik akan mempercepat proses pembelajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab individu. 20 C. Penataan Ruang Kelas Pada umumnya penataan ruang kelas diatur secara klasikal dalam metode ceramah yang merupakan model pembelajaran konvensional, dan guru berperan sebagai nara sumber. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru tidak hanya berperan sebagai nara sumber tetapi juga sebagai motivator, mediator, dan evaluator. Ruang kelas diatur sedemikian rupa sehingga dapat menunjang terjadinya diskusi kelas. Pengaturan bangku memainkan peran penting dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran ini sehingga siswa dapat melihat guru atau papan tulis dengan jelas. Oleh sebab itu, guru harus mampu menciptakan pengelolaan kelas yang tepat sehingga terjadi suatu proses interaksi diantara siswa demikian pula interaksi antar kelompok juga dapat terbangun, karena inti dari cooperative learning adalah proses pembelajaran secara kelompok.

6. Metode-metode Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Penerapan metode STAD ( student team achievement division ) sebagai strategi penguasaan pelajaran nada baca ( shēngdiào ) bahasa mandarin di SD Tripusaka Surakarta

1 5 46

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS IV C SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN

0 0 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADAMATERI TUMBUHAN PAKU MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION BERVARIASI Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Padamateri Tumbuhan Paku Melalui Metode Student Team Achievement Division Bervariasi Pada Siswa Kel

0 0 21