Analisis Data HASIL PENELITIAN

commit to user 35

B. Analisis Data

Hasil penelitian mengenai efek antipiretik air rebusan kelopak bunga Rosella dianalisis menggunakan program SPSS 17 dengan uji statistik Anova dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Sebelumnya, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data sebagai syarat dari uji Anova. Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Varians Nilai p Suhu awal 0,09 Suhu setelah penyuntikkan 0,588 Menit ke-30 0,123 Menit ke-60 0,082 Menit ke-90 0,157 Menit ke-120 0,192 Menit ke-150 0,091 Menit ke-180 0,109 Sumber : data primer, 2010 Dari uji homogenitas varians, didapatkan nilai signifikansi P Levene Test Test of Homogeneity of Variances tiap-tiap kelompok adalah 0,09; 0,588; 0,123; 0,082; 0,157; 0,192; 0,091; dan 0,109. Oleh karena nilai signifikansi P 0,05 untuk semua kelompok maka varians datanya adalah homogen. commit to user 36 Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Test Sumber : data primer, 2010 Kelompok Nilai p Suhu awal 0,334 Suhu setelah penyuntikkan 0,472 Menit 30 aquadest 0,967 dosis 1 0,257 dosis 2 0,272 dosis 3 0,061 parasetamol 0,072 Menit 60 aquadest 0,325 dosis 1 0,549 dosis 2 0,421 dosis 3 0,066 parasetamol 0,685 Menit 90 aquadest 0,111 dosis 1 0,071 dosis 2 0,325 dosis 3 0,468 parasetamol 0,490 Menit 120 aquadest 0,240 dosis 1 0,490 dosis 2 0,135 dosis 3 0,421 parasetamol 0,111 Menit 150 aquadest 0,419 dosis 1 0,223 dosis 2 0,377 dosis 3 0,967 parasetamol 0,440 Menit 180 aquadest 0,627 dosis 1 0,054 dosis 2 0,955 dosis 3 0,814 parasetamol 1,000 Keterangan : : distribusi normal commit to user 37 Tabel 5 menunjukkan uji normalitas data menggunakan analisis Shapiro-Wilk Test. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa data mengenai suhu awal, suhu setelah penyuntikkan, dan semua data pada masing-masing kelompok terdistribusi normal p 0,05 a. Uji Anova Uji Anova digunakan untuk menetukan apakah rata-rata kelima kelompok perlakuan dalam penelitian ini berbeda secara nyata. Dengan didapatkannya sebaran data yang normal dan varians data yang homogen, maka analisis dengan uji Anova dapat dilakukan. Tabel 6. Hasil Uji Anova Data Penurunan Suhu pada Titik Waktu Nilai P Menit 30 0,021 Menit 60 0,001 Menit 90 0,001 Menit 120 0,001 Menit 150 0,001 Menit 180 0,001 Sumber : data primer, 2010 Dasar pengambilan keputusan dalam uji Anova adalah: a. H0 : Rata-rata penurunan suhu dari kelima kelompok perlakuan adalah sama. b. H1 : Rata-rata penurunan suhu dari kelima kelompok perlakuan adalah tidak sama. c. Jika nilai P 0,05, maka H0 ditolak. commit to user 38 d. Jika nilai P = 0,05 atau 0,05, maka H0 diterima. Karena hasil dari uji Anova penelitian ini diperoleh nilai P 0,05 maka simpulan yang dapat diambil adalah H0 ditolak yang berarti variabel bebas air rebusan kelopak bunga Rosella berkontribusi dalam memprediksi nilai variabel terikat suhu rektal tikus sehingga ada perbedaan yang nyata antara kelima kelompok perlakuan dalam penelitian ini. Analisis kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc untuk membandingkan lebih lanjut perbedaan rata-rata kelima kelompok tersebut. b. Uji Post Hoc Analisis perbandingan dengan uji post hoc ini membandingkan rata- rata kelima kelompok untuk mengetahui rata-rata pasangan yang paling berbeda di antara pasangan yang ada. Adapun prosedur uji post hoc yang digunakan adalah Least Significant Difference LSD. Tabel 7. Hasil Analisis Uji Post Hoc Titik Waktu Kelompok Perlakuan Kelompok Perlakuan P Menit ke-30 Aquadest dosis 1 0,468 dosis 2 0,106 dosis 3 0,185 parasetamol 0,016 Dosis 1 dosis 2 0,025 dosis 3 0,047 parasetamol 0,003 Dosis 2 dosis 3 0,755 parasetamol 0,353 Dosis 3 parasetamol 0,219 commit to user 39 Menit ke-60 Aquadest dosis 1 0,009 dosis 2 0,001 dosis 3 0,001 parasetamol 0,001 Dosis 1 dosis 2 0,001 dosis 3 0,001 parasetamol 0,001 Dosis 2 dosis 3 0,636 parasetamol 0,019 Dosis 3 Parasetamol 0,05 Menit ke-90 Aquadest dosis 1 0,001 dosis 2 0,001 dosis 3 0,001 parasetamol 0,001 Dosis 1 dosis 2 0,001 dosis 3 0,001 parasetamol 0,001 Dosis 2 dosis 3 1.000 parasetamol 0,006 Dosis 3 parasetamol 0,006 Menit ke-120 Aquadest dosis 1 0,001 dosis 2 0,001 dosis 3 0,001 parasetamol 0,001 Dosis 1 dosis 2 0,232 dosis 3 0,155 parasetamol 0,001 Dosis 2 dosis 3 0,808 parasetamol 0,002 Dosis 3 parasetamol 0,003 commit to user 40 Sumber : data primer, 2010 Analisis hasil uji post hoc pada penelitian ini : a. Menit ke-30 menunjukkan perbedaan rata-rata penurunan suhu rektal tikus yang signifikan. Kelompok yang memiliki efek antipiretik yang berbeda terdapat pada kelompok aquadest dengan parasetamol 0,016; Menit ke-150 Aquadest dosis 1 0,001 dosis 2 0,001 dosis 3 0,001 parasetamol 0,001 Dosis 1 dosis 2 1.000 dosis 3 0,063 parasetamol 0,001 Dosis 2 dosis 3 0,063 parasetamol 0,001 Dosis 3 parasetamol 0,011 Menit ke- 180 Aquadest dosis 1 0,001 dosis 2 0,001 dosis 3 0,001 parasetamol 0,001 Dosis 1 dosis 2 0,712 dosis 3 0,028 parasetamol 0,001 Dosis 2 dosis 3 0,013 parasetamol 0,001 Dosis 3 parasetamol 0,013 Keterangan : : menunjukkan perbedaan bermakna commit to user 41 dosis I dengan dosis II 0,025, dosis III 0,047, dan parasetamol 0,003. b. Menit ke-60 menunjukkan perbedaan rata-rata penurunan suhu rektal tikus yang signifikan. Kelompok yang memiliki efek antipiretik yang berbeda terdapat pada kelompok aquadest dengan dosis I 0,009, dosis II 0,001, dosis III 0,001, dan parasetamol 0,001; dosis I dengan dosis II 0,001, dosis III 0,001, dan parasetamol 0,001; dosis II dengan parasetamol 0,019. c. Menit ke-90 menunjukkan perbedaan rata-rata penurunan suhu rektal tikus yang signifikan. Kelompok yang memiliki efek antipiretik yang berbeda terdapat pada kelompok aquadest dengan dosis I 0,001, dosis II 0,001, dosis III 0,001, dan parasetamol 0,001; dosis I dengan dosis II 0,001, dosis III 0,001, dan parasetamol 0,001; dosis II dengan parasetamol 0,006; dosis III dengan parasetamol 0,006. d. Menit ke-120 menunjukkan perbedaan rata-rata penurunan suhu rektal tikus yang signifikan. Kelompok yang memiliki efek antipiretik yang berbeda terdapat pada kelompok aquadest dengan dosis I 0,001, dosis II 0,001, dosis III 0,001, dan parasetamol 0,001; dosis I dengan parasetamol 0,001; dosis II dengan parasetamol 0,002; dosis III dengan parasetamol 0,003. e. Menit ke-150 menunjukkan perbedaan rata-rata penurunan suhu rektal tikus yang signifikan. Kelompok yang memiliki efek antipiretik yang berbeda terdapat pada kelompok aquadest dengan dosis I 0,001, dosis II commit to user 42 0,001, dosis III 0,001, dan parasetamol 0,001; dosis I dengan parasetamol 0,001; dosis II dengan parasetamol 0,002; dosis III dengan parasetamol 0,011. f. Menit ke-180 menunjukkan perbedaan rata-rata penurunan suhu rektal tikus yang signifikan. Kelompok yang memiliki efek antipiretik yang berbeda terdapat pada kelompok aquadest dengan dosis I 0,001, dosis II 0,001, dosis III 0,001, dan parasetamol 0,001; dosis I dengan dosis III 0,028 dan parasetamol 0,001; dosis II dengan dosis III 0,013 dan parasetamol 0,001; dosis III dengan parasetamol 0,013. Hasil analisis uji post hoc yang bermakana menunjukkan perbedaan rata-rata penurunan suhu rektal tikus yang signifikan dan adanya perbedaan efek antipiretik antar kelompok perlakuan yang dibandingkan tersebut, sehingga dengan melihat hasil analisis uji post hoc, maka peneliti dapat menentukan kelompok perlakuan yang paling mempunyai efek antipiretik paling efektif. commit to user 43

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Formulasi Dan Uji Efek Anti-Aging Krim Ekstrak Kelopak Bunga Rosella {Hibiscus sabdariffa L.)

13 154 140

Manfaat Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Obat Kumur Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012

9 89 62

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Formulasi Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Menggunakan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat

1 18 79

Pengaruh pemberian seduhan kelopak rosela (hibiscus SABDARIFFA) terhadap kadar trigliserida darah Tikus putih (rattus NORVEGICUS)

0 8 90

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH DAN BERAT BADAN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

1 12 77

Pengaruh pemberian ekstrak kelopak bunga rosela (hibiscus sabdariffa l) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih (rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan

1 6 80

EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) PADA TIKUS JANTAN YANG EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI PARASETAMOL.

0 1 15