commit to user 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat experimental laboratorium dengan menggunakan desain penelitian Pretest and Posttest Control Group Design.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi di Universitas Setia Budi Surakarta pada tanggal 28 September 2010 hingga 5 Oktober 2010.
C. Subjek Penelitian
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih Rattus norvegicus galur Wistar. Dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi : a. Berumur ± 3 bulan
b. Berat badan 100-180 g c. Jenis kelamin jantan
d. Suhu rektal ± 36
o
C 2. Kriteria eksklusi : cacat fisik
Sampel dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih yang dipilih secara acak. Jumlah tikus putih tiap kelompok
ditentukan dengan rumus Federer, di mana t adalah jumlah kelompok dan n adalah jumlah sampel dalam tiap kelompok Purawisastra, 2001.
20
commit to user 21
n-1t-1 15
n-15-1 15
4n-4 15
4n 19
n 4,75
Jadi, jumlah tikus putih minimal dalam tiap kelompok adalah 5 ekor n 4,75.
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling.
E. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Air rebusan kelopak bunga Rosella Hibiscus
sabdariffa L.
2. Variabel terikat : Penurunan suhu
3. Variabel luar
a. Dapat dikendalikan : jenis makanan, variasi genetik, jenis kelamin,
umur, berat badan tikus, suhu udara dan aktivitas gerak
b. Tidak dapat dikendalikan : sensitivitas terhadap zat yang diberikan, keadaan lambung tikus putih, absorbsi zat
dan obat pada saluran pencernaan tikus putih, dan
adanya stres
terhadap adaptasi
lingkungan penelitian.
commit to user 22
F. Definisi Operasional Variabel
1. Air rebusan kelopak bunga Rosella Hibiscus sabdariffa L. Air rebusan kelopak bunga Rosella Hibiscus sabdariffa L. adalah
sediaan yang mengandung campuran komponen metabolit aktif dari kelopak bunga Rosella, diperoleh dengan mengambil 2 gram kelopak bunga Rosella
kering yang dimasukkan dengan air 300 ml kemudian direbus dengan uap 70-80
C sampai air rebusan berwarna merah tua. Air rebusan disaring kemudian didinginkan dan disimpan di tempat yang sejuk. Rebusan dibagi
menurut kelompok dosis 1, dosis 2, dan dosis 3. Pembagian rebusan rosella menggunakan dosis berdasar alat ukur volume cairan, yaitu gelas ukur
dengan satuan mL. Pemberian rebusan pada tikus putih dilakukan secara peroral memakai spuit pencekok oral 1 ml dan dosis disesuaikan dengan
berat badan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. 2. Penurunan suhu
Penurunan suhu rektal tikus putih yang dihitung setelah perlakuan pada tiap titik waktu pengukuran dengan termometer digital dengan satuan
derajat Celcius. Efek penurunan suhu atau efek antipiretik dihitung dari nilai rata-rata penurunan suhu rektal tikus putih yang diukur tiap 30 menit sampai
pengukuran pada menit ke-180. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.
commit to user 23
G. Instrumentasi dan Bahan Penelitian