28
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.2.1 Dalimunthe 2011
Dalimunthe 2011 melakukan penelitian untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan metode Z-Score pada
perusahaan Foods and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 10 perusahaan. Hasil
penelitian ini didapatkan ada satu perusahaan yang diprediksi mengalami kesulitan keuangan dan sembilan perusahaan akan mengalami
kebangkrutan. Selain itu, penelitian ini juga menyatakan bahwa metode Z-Score terbukti tidak akurat. Hadi dan Anggraeni 2010 melakukan
penelitian untuk memilih dan membandingkan metode terbaik dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan diantara metode Z-Score Altman,
Z-score Altman, dan Zmijewski di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Zmijewski tidak bisa memprediksi
kebangkrutan. selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa metode Z-Score Altman dan Z-score Altman mampu memprediksi kebangkrutan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.2.2 Komang Devi Methili Purnajaya dan Ni K. Lely A. Merkusiwati 2013
Komang Devi Methili Purnajaya dan Ni K. Lely A. Merkusiwati 2013 melakukan penelitian untuk mengetahui prediksi
kebangkrutan menggunakan model z-score Altman, Springate dan Zmijewski. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis diperoleh bahwa terdapat
perbedaan potensi kebangkrutan dengan metode Z-Score model
Universitas Sumatera Utara
29 Altman, model Springate dan model Zmijewski. Perbedaan rata-rata
terlihat pada model Altman, sedangkan model Springate dan Zmijewski memiliki rata-rata potensi kebangkrutan yang sama.
2.2.3 Riska Natariasari dan Nofiandre 2013
Riska Natariasari dan Nofiandre 2013 melakukan penelitian untuk mengetahui prediksi kebangkrutan menggunakan model z-score
Altman. Dari hasil perhitungan prediksi kebangkrutan menggunakan Z-Score Altman, perusahaan Sektor perbankan mengalami kondisi
yang cenderung membaik selama 3 tiga tahun pengamatan. Hal tersebut ditunjukkan dari prediksi potensi kebangkrutan pada tahun
2008 sebesar 96,3 , menurun pada tahun 2009 sebesar 74 dan stabil pada tahun 2010 sebesar 74. Adanya kondisi yang cenderung
menurun pada perusahaan yang diprediksi bangkrut diikuti dengan kondisi perusahaan yang cenderung berpotensi sehat. Hal tersebut
ditunjukkan pada tahun 2008 sebesar 0, lalu meningkat pada tahun 2009 sebesar 25,9, dan stabil pada tahun 2010 sebesar 25,9. Selain
itu, terdapat perusahaan yang berada pada posisi grey area, yaitu pada tahun 2008 sebesar 3,7 , tahun 2009 dan 2010 sebesar 11,1.
2.2.4 ST.Ibrah Mustafa Kamal 2012
ST.Ibrah Mustafa Kamal 2012melakukan penelitian untuk mengetahui prediksi kebangkrutan menggunakan model z-score
Altman dengan hasil sebanyak 20 bank go public masih ada beberapa yang berada dalam keadaan bangkrut. Tahun 2008, 95 bank
Universitas Sumatera Utara
30 mengalami prediksi kebangkrutan dengan nilai di bawah 1,88 dan 5
berada pada grey area. Tahun 2009, ada beberapa bank yang mengalami perbaikan kondisi keuangan dengan adanya 40 bank
berada dalam kondisi sehat, 45 bangkrut dan 15 berada pada grey area. Tahun 2010, mengalami peningkatan untuk kondisi sehat yaitu
sebesar 55, 5 grey area dan sisanya berada dalam kondisi bangkrut.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penelitian
Tahun Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
1.
Dalimunthe 2011
Analisis Laporan Keuangan untuk
Memprediksi Kebangkrutan
Perusahaan dengan
Menggunakan Metode Z-Score
Altman pada Perusahaan Foods
and Beverages yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependent =
Z-Score Variabel
Indevendent = Financial
Distress
Hasil penelitian ini didapatkan ada satu
perusahaan yang
diprediksi mengalami kesulitan
keuangan dan
sembilan perusahaan
akan mengalami
kebangkrutan.
2. Komang
Devi Methili Purnajaya
dan Ni K. Lely
A. Merkusiwati
2 Analisis
komparasi potensi kebangkrutan
dengan metode Z - Score
Altman, Springate, dan
Zmijewski pada industri
kosmetik yang terdaftar di
bursa efek Indonesia
X1=Z- Score X2= Springate
X3= Zmijewski
Berdasarkan uji
Kruskal-Wallis diperoleh
bahwa terdapat perbedaan
potensi kebangkrutan
dengan metode Z- Score
model Altman,
model Springate
dan model Zmijewski.
Perbedaan rata-rata terlihat pada model
Altman, sedangkan model
Springate
Universitas Sumatera Utara
31 dan
Zmijewski memiliki rata-rata
potensi kebangkrutan yang
sama.
3. Riska
Natariasari dan
Nofiandre 2013
Analisis prediksi kebangkrutan
menggunakan model Z-score
ltman pada perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar di bursa
efek indonesia periode 2008-
2010 X1= Modal
kerja per Total asset
X2= Laba ditahan per
Total asset X3= EBIT per
Total Aset X4= Nilai
pasar modal saham per nilai
buku hutang X5= Total
penjualan per Total asset
Variabel Independent =
Kebangkrutan Perusahaan
Dari hasil perhitungan
prediksi kebangkrutan
menggunakan Z- Score Altman,
perusahaan p perbankan
mengalami kondisi yang cenderung
membaik selama 3 tiga tahun
pengamatan.
4. ST.Ibrah
Mustafa Kamal
2012 Analisis Prediksi
Kebangkrutan Pada Perusahaan
Perbankan Go Public Di Bursa
Efek Indonesia Dengan
Menggunakan Model Altman Z-
Score X1= Modal
kerja per Total asset
X2= Laba ditahan per
Total asset X3= EBIT per
Total Aset X4= Nilai
pasar modal saham per nilai
buku hutang X5= Total
penjualan per Total asset
Variabel Independent =
Kebangkrutan Perusahaan
Hasil sebanyak 20 bank go public
masih ada beberapa yang berada dalam
keadaan bangkrut. Tahun 2008, 95
bank mengalami prediksi
kebangkrutan dengan nilai di
bawah 1,88 dan 5 berada pada grey
area. Tahun 2009, ada beberapa bank
yang mengalami perbaikan kondisi
keuangan dengan adanya 40 bank
berada dalam kondisi sehat, 45
bangkrut dan 15
Universitas Sumatera Utara
32 berada pada grey
area. Tahun 2010, mengalami
peningkatan untuk kondisi sehat yaitu
sebesar 55, 5 grey area dan
sisanya berada dalam kondisi
bangkrut.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual