Analisis Z-score Model Prediksi Keuangan

20 d. Take Over Prediction Model Model ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan perusahaan ini akan diambil alih oleh perusahaan lainnya. Contoh dari keempat model tersebut: a. Model untuk peramalan tingkat kualitas obligasi yang dijual di pasar modal yang dibuat oleh Ahmed Belkaoi disebut Belakaoi’s Bond Rating Model. b. Model untuk meramalkan kebangkrutan suatu perusahaan yang dibuat Altman, model ini populer juga disebut Z- Score. c. Bernstein dan Maksy merumuskan model untuk meramalkan Net Cash Flow From Operation tahun mendatang disebut Bernstein and Maksy’s Net Cash Flow Next Year Prediction model. d. Model untuk menilai perusahaan yang akan diambil alih. Model ini dibuat oleh Ahmad Belkaoui’s Take over Prediction Model.

2.1.5.1 Analisis Z-score

Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Formula Z- Score untuk memprediksi kebangkrutan dari Altman merupakan sebuah multivariate formula yang digunakan Universitas Sumatera Utara 21 untuk mengukur kesehatan finansial dari sebuah perusahaan. Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Fungsi diskriminan Z yang ditemukan oleh Altman adalah sebagai berikut: Weston dan Copeland, 2004:255 dalam Diana Atim Iflaha, 2008. Z = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5 Pada tahun 1983,1984 model prediksi kebangkrutan dikembangkan lagi oleh Altman untuk beberapa negara, dari penelitian tersebut ditemukan nilai Z, yang dicari dengan persamaan diskriminan sebagai berikut : Hanafi dan Halim, 2003:275 dalam Diana Atim 2008. Zi = 1,2X1 + 1,4 X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 Dalam laporannya Altman mengelompokkan perusahaan menjadi dua kategori, yaitu pailit dan tidak palit. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh nilai Z rata- rata kelompok perusahaan yang pailit sebesar -0,2599 dan rata-rata untuk perusahaan yang tidak pailit sebesar 4,8863. Sebesar patokan untuk mengklasifikasikan perusahaan yang dipilih batas nilai Z sebesar 2,675 sebagai nilai kritis yang merupakan klasifikasi umum. Jadi nilai perusahaan dengan nilai skor Z yang lebih besar dari 2,675 diklasifikasikan Universitas Sumatera Utara 22 perusahaan yang tidak pailit 30 dan skor nilai Z yang kurang dari 2,675 diklasifikasikan perusahaan yang pailit Weston dan Copeland, 2004:255 dalam Diana Atim Iflaha 2008. Masalah lain yang sering dihadapai oleh Altman dalam melakukan penelitian di Indonesia adalah sedikitnya perusahaan Indonesia yang go public. Jika perusahaan tidak go-public, maka nilai pasar menggunakan nilai buku saham biasa dan preferen sebagai salah satu komponen variabel bebasnya, dan kemudian mengembangkan model diskriminan kebangkrutan, dan memperoleh model sebagai berikut ini. Zi = 0,717 X1+0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,42 X4+0,998 X5 Z-Score Altman untuk perusahaan yang telah go public ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut S.Munawir, 2002: 309: Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 Dimana: X1 = Working Capital to Total Assets Modal KerjaTotal Aset X2 = Retained Earning to Total Assets Laba DitahanTotal Aset Universitas Sumatera Utara 23 X3 = Earning Before Interest and Taxes EBIT to Total Assets Pendapatan Sebelum Dikurangi Biaya BungaTotal Aset X4 = Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities Harga Pasar Saham DibursaNilai Total Utang X5 = Sales to Total Assets PenjualanTotal Aset Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: a. Z-Score 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan. b. 1,81 Z-Score 2,99 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari keputusan kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan. c. Z-Score 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat besar. Kelima rasio inilah yang akan digunakan untuk menganalisis laporan keuangan sebuah perusahaan untuk Universitas Sumatera Utara 24 kemudian mendeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan tersebut. Dalam manajemen keuangan, rasio-rasio yang digunakan dalam metode Altman ini dapat dikategorikan dalam tiga kelompok besar yaitu: - Rasio Likuiditas yang terdiri dari X1 - Rasio Profitabilitas yang terdiri dari X2 dan X3 - Rasio Aktivitas yang terdiri dari X4 dan X5 Uraian masing-masing variable tersebut adalah sebagai berikut: a. Modal kerja terhadap total aset working capital to total assets digunakan untuk mengukur likuiditas aktiva perusahaan relative terhadap total kapitalisasinya atau untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator- indikator internal seperti ketidakcukupan kas, utang dagang membengkak, dan beberapa indikator lainnya. b. Laba ditahan terhadap total harta retained earning to total assets digunakan untuk mengukur profitabilitas kumulatif. Rasio ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh Universitas Sumatera Utara 25 terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan. Hal tersebut dapat menyebabkan perusahaan yang masih relative muda pada umumnya akan menunjukkan hasil rasio yang rendah, kecuali yang labanya sangat besar pada masa awal berdirinya. c. Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta earnings before interest and taxes to total assets digunakan untuk mengukur produktivitas yang sebenarnyan dari aktiva perusahaan. Rasio tersebut mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini merupakan kontributor terbesar dari model tersebut. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah piutang dagang meningkat, rugi terus-menerus dalam beberapa kwartal, persediaan meningkat, penjualan menurun, dan terlambatnya hasil penagihan piutang. d. Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari utang market value equity to book value of total debt digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva Universitas Sumatera Utara 26 perusahaan dapat turun nilainya sebelum jumlah utang lebih besar daripada aktivanya dan perusahaan menjadi pailit. Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan utang mencakup utang lancar dan utang jangka panjang. e. Penjualan terhadap total harta sales to total assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan. Rasio tersebut mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Analisis diskriminan dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan dua sampai lima tahun sebelum perusahaan tersebut diprediksi bangkrut. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Kebangkrutan biasanya dihubungkan dengan kesulitan keuangan. Analisis diskriminan bermanfaat bagi perusahaan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan dan kelanjutan usahanya. Semakin awal suatu perusahaan memperoleh peringatan kebangkrutan, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak Universitas Sumatera Utara 27 manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan dan dapat memberikan gambaran dan harapan yang mantap terhadap nilai masa depan perusahaan tersebut. Menurut BAPEPAM 2005, kelebihan dari hasil Z- Score antara lain: a. Menggabungkan berbagai resiko keuangan secara bersama-sama. b. Menyediakan koefisien yang sesuai untuk mengkombinasikan variabel-variabel independen. c. Mudah dalam penerapan. Sedangkan kelemahan dari hasil Z-Score antara lain: a. Nilai Z-Score bisa direkayasa atau dibiaskan melalui prinsip akuntansi yang salah atau rekayasa keuangan lainnya. b. Formula Z-Score kurang tepat untuk perusahaan baru yang labanya masih rendah atau bahkan masih merugi. Nilai Z-Score biasanya akan rendah.

c. Perhitungan Z-Score secara triwulan pada suatu

perusahaan dapat memberikan hasil yang tidak konsisten jika perusahaan tersebut mempunyai kebijakan untuk menghapus piutang diakhir tahun secara sekaligus. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis tingkat kebangkrutan model altman dan foster pada perusahaan textile dan garment go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007-2009

0 25 184

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Pt. Bank Negara Indonesia Tbk Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score.

0 2 20

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Pt. Bank Negara Indonesia Tbk Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Pt. Bank Negara Indonesia Tbk Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score.

1 6 6

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI PERIODE 2005-2007.

0 2 8

ANALISIS PENGGUNAAN Z-SCORE ALTMAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN BUS SETIA RINI Analisis Penggunaan Z-Score Altman Untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Bus Setia Rini di Sukoharjo.

2 3 13

Analisis Metode Z–Score Altman Terhadap Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Penerbangan Di Negara-Negara Asia Tenggara

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ASEAN Open Sky 2015 - Analisis Metode Z–Score Altman Terhadap Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Penerbangan Di Negara-Negara Asia Tenggara

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Metode Z–Score Altman Terhadap Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Penerbangan Di Negara-Negara Asia Tenggara

0 1 7

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN YANG

0 0 18