BAB 5 PEMBAHASAN
Gigi anterior maksila merupakan gigi yang berada di depan dari rahang atas yang terdiri dari gigi insisivus sentralis, insisivus lateralis dan kaninus. Gigi ini
mempunyai fungsi dalam rongga mulut, yaitu dalam pengucapan huruf, pengunyahan, dan estetika.
Dari hasil penelitian prevalensi pencabutan gigi anterior maksila berdasarkan umur dan jenis kelamin di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU tahun 2013-
2014, diperoleh sebanyak 823 pasien yang melakukan pencabutan gigi anterior maksila. Sehingga diperoleh persentase prevalensi sebesar 11,94.
Dari keterangan tabel 4 pada bab 4 hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan umur di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU pada thun 2013-
2014 yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa prevalensi terbesar terdapat pada kelompok umur 44-53 tahun dengan presentase 25. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Yahya I Gossadi dkk yang dilakukan dengan menggunakan rekam medis pasien Polyclinic and Primary Health Centers di Jizan dari bulan Februari hingga
Desember 2014. Pada penelitian tersebut didapat bahwa persentase pencabutan tertinggi terjadi pada kelompok usia 40-49 tahun, yaitu 20,2.
6
Selain itu, hal senada juga disampaikan dalam penelitian Dixit dkk pada pasien pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut Peoples Dental College and
Hospital PDCH dari bulan Agustus hingga Oktober 2006. Dixit membagi kelompok umur sampel penelitiannya menjadi dua, yaitu pasien berusia di bawah 30 tahun dan
berusia di atas 30 tahun. Dari 282 pasien yang tercatat, hanya 239 pasien yang mempunyai informasi data lengkap dan didapat sebanyak 189 pasien yang melakukan
pencabutan gigi pada usia di atas 30 tahun dengan persentase sebesar 79,1.
5
Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebersihan gigi dan rongga mulut serta keadaan sosial ekonomi
Universitas Sumatera Utara
yang kurang mendukung berdampak pada pola makan dan asupan gizi yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya mereka peroleh. Sehingga berakibat pada
turunnya quality of life terhadap kelompok umur tersebut.
7
Pada tabel 6 dalam bab 4 yang telah dibahas, menampilkan keadaan prevalensi pencabutan gigi anterior berdasarkan jenis kelamin di Departemen Bedah
Mulut RSGMP FKG USU tahun 2013-2014. Dari hasil penelitian terhadap 216 sampel, diperoleh prevalensi pencabutan gigi anterior maksila pada pasien laki-laki
adalah sebesar 41,7 atau sebanyak 90 orang. Sedangkan pada pasien perempuan, diperoleh prevalensi sebesar 58,3 atau sebanyak 126 orang yang melakukan
pencabutan gigi anterior maksila. Dari data tersebut diperoleh perbandingan rasio pasien laki-laki dan perempuan adalah 1:1,4. Data di atas menunjukkan bahwa pasien
perempuan lebih banyak mengalami kehilangan gigi anterior maksila dibandingkan pasien laki-laki. Hal ini dapat kita lihat dari data kunjungan pasien ke Departemen
Bedah Mulut RSGMP FKG USU bahwa pasien perempuan yang lebih banyak melakukan kunjungan dan pengobatan.
Dalam penelitian sebelumnya, data ini sesuai dengan penelitian Rilly S Ngangi dkk yang dilakukan di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Sam Ratulangi tahun 2012. Dalam penelitiannya ditunjukkan bahwa pasien berjenis kelamin perempuan lebih banyak melakukan tindakan pencabutan gigi
daripada laki-laki dengan persentase sebesar 59,48. Sedangkan pasien laki-laki memiliki persentase sebesar 40,52.
3
Selain itu, hal serupa juga ditunjukkan dalam penelitian Dixit dkk yang menyatakan bahwa lebih banyak pasien perempuan yang melakukan pencabutan gigi
daripada pasien laki-laki dengan persentase sebesar 54 atau sebanyak 156 orang.
5
Prevalensi pada jenis kelamin perempuan dapat lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien laki-laki bisa disebabkan oleh faktor hormonal yang mengakibatkan
perempuan lebih rentan terhadap masalah di dalam rongga mulut, misalnya gingivitis atau karies.
3
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN